25 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14746

Tanpa Henti Tanam Semangat Berbagi

Gerak Aktif Haji Anif di Madina (3/Habis)

Usai memberi pandangan lain soal mata pencarian bagi warga Muara Batang Gadis, Mandailing Natal, Haji Anif juga menularkan virus lain. Dia sebarkan semangat berbagi, saling menghargai, serta rasa persaudaraan yang tinggi. Berikut episode terakhir tulisan wartawan Sumut Pos, Ramadhan Batubara, dari Madina.

Setidaknya pada Kamis (4/8) lalu, tiba-tiba Haji Anif hadir di sebuah rumah warga yang ada di kawasan Pekan Tabuyung. Mengendarai dua mobil, rombongan langsung berbaur di rumah yang dimaksud. Di rumah itu sedang ada kemalangan. Ya, kepala rumah tangga, Kasrun Dundang, Kamis dini hari, telah lebih dulu menghadap Allah.

Di rumah duka tergambar kesedihan yang dalam. Istri Kasrun Dundang dan sang anak Ali Bahdrun menyambut rombongan dengan tatapan yang basah. Mereka tidak menyangka kalau Haji Anif menyempatkan diri ke rumah mereka.

“Sekitar jam tiga pagi tadi, Pak,” jelas istri Kasrun Dundang soal waktu kematian suaminya.
Perbincangan pun mengalir. Haji Anif terus mengobarkan semangat keluarga yang ditinggalkan. “Kamu masih sekolah?” tanya Haji Anif kepada Ali Bahdrun.

“Iya Pak, saya kuliah di Medan di Univa (Universitas Al-Washliyah, Red),” jawab Ali Bahdrun.
“Oh bagus itu. Ya sudah, saya beri beasiswa untukmu sampai tamat. Tapi, kamu harus benar-benar belajar. Bagaimana mau?” ujar Haji Anif.

Tak pelak, Ali Bahdrun dan ibunya terdiam. Pandangan mereka menunjukkan rasa terima kasih yang dalam. “Terima kasih Pak, tapi saya ingin menjaga ibu saja di sini. Jika boleh, saya diizinkan kerja di perkebunan saja, Pak,” jawab Ali Bahdrun pula.

“Itu juga bagus. Baiklah, mulai besok kamu langsung kerja ya,” kata Haji Anif yang disambut tangis haru keluarga Kasrun Dundang.

Begitulah, kini kegiatan Haji Anif cenderung lebih terfokus pada kegiatan sosial melalui dua yayasan yang telah dibentuknya yakni,Yayasan Haji Anif dan Yayasan Anugerah Pendidikan Indonesia (YAPI). Anak-anak berprestasi diberikannya beasiswa dari jenjang terendah hingga jenjang tertinggi. Yayasan inipun membentuk beberapa program demi kemajuan masyarakat seperti Unit Sekolah Formal, Unit Sekolah Lifeskill, Unit Pembangunan Masjid, Unit Pemeliharaan Masjid, dan Unit Bantuan Sosial Kemasyarakatan.

“Saya dulu miskin sekali. Tapi begitulah, miskin membuat orang jadi berani. Gigih. Siap bekerja apa saja. Karena itu saya terus bekerja. Saya tidak mau menjadi orang yang dibenci Allah yakni orang miskin yang sombong,” jelas lelaki gaek bertubuh besar itu.

Menariknya, di Madina, Haji Anif malah memberikan sekolah yang dibangunnya kepada masyarakat. “Saya juga akan membangun perguruan tinggi, fokusnya pada Islam dan pertanian. Di perguruan tinggi ini nanti anak-anak tak mampu kita gratiskan. Pembangunannya kami rencanakan tahun depan,” kata Haji Anif sepulang dari rumah duka.

Ya, Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Madina memang dipastikan akan mendapat perhatian lebih dari Haji Anif dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, di desa yang sempat dihajar tsunami Aceh dan Nias tempo hari itu akan dibangun sebuah masjid raya. “Tanahnya milik masyarakat, saya yang membiayai pembangunan dan operasionalnya. Selain itu, dalam waktu dekat, jika Allah mengizinkan, kami juga akan membangun rumah sakit di sini,” urai Haji Anif.

Sebelumnya, Ayah dari sembilan anak ini pun telah memberikan satu unit ambulance untuk kepentingan warga di Kecamatan Muara Batang Gadis dan sekitar. Ambulance itulah yang terus bolak-balik mengantarkan warga yang sakit ke Penyabungan, bahkan sampai ke Medan.

“Tidak hanya pekerja PT ALAM saja yang kami layani, warga sekitar juga,” terang Ruslan Effendi, sang sopir.
Benar saja, Minggu pagi (31/8) lalu, tiba-tiba Ruslan mengemudikan ambulance ke arah Singkuang dengan cepat. Jarak Salasiak –kediaman Haji Anif—ke Singkuang (ibu kota Kecamatan Muara Batang Gadis) sekira 20 kilometer. Tak sampai setengah jam, ambulance itu kembali lagi, melintasi rumah Haji Anif. Meninggalkan debu beterbangan. “Bawa orang tertimpa pohon Bang,” ungkap Ruslan sore harinya kepada Sumut Pos.

Orang yang dimaksud Ruslan tak lain warga Sikara-kara. Suami istri – korban tertimpa pohon – adalah pekerja PT Madina Agro Lestari (MAL), perkebunan sawit tetangga PT ALAM. “Ya, kami siap mengantar siapa saja, Bang. Sebelum ada ambulance ini, kasihan warga. Bayangkan saja, Bang, untuk mengangkat mayat ongkosnya sampai lima juta,” terang lelaki berambul ikal ini.

Gerak aktif Haji Anif di Kabupaten Madina memang terlalu banyak untuk diceritakan. Misalnya, pada Sabtu (6/8) lalu. Sehari jelang kepulangan rombongan ke Medan, Haji Anif masih sempat untuk menerima tiga warga asal Nias yang telah menjadi pekerja di PT ALAM. Tiga warga yang dimaksud adalah Fikar dan istri serta Vides. Ustads Rusdan dari Tabuyung pun diundang ke Rumah Gadang milik Haji Anif di Salasiak untuk memimpin ritual tersebut. “Benar ingin memeluk Islam?” buka Ustads Rusdan.

Ketiga warga tadi mengangguk dengan yakin. Tanpa menunggu lama, mereka pun langsung mengucapkan dua kalimat syahadat. “Mereka jadi anak angkat saya. Saya ingin Pak Ustads langsung yang mengajarkan mereka salat dan mengaji. Jika bisa, tiap malam biar mereka cepat paham,” ungkap Haji Anif.

Begitulah, sekelumit cerita dari perjalanan Sumut Pos bersama Haji Anif ke Madina. Terekam kenangan, mulai perjalanan yang menempuh tiga jalur transportasi hingga debu yang terus menemani pembagian sembako dan zakat. Sebuah kenangan yang menarik.

Kini, KM Anugerah telah melepas jangkar. Perjalanan dua jam menuju Sibolga pun belum sebuah akhir. Ada jalur darat yang harus ditempuh dan ada Merpati yang menanti di Pinang Sori. (*)

Plong Saat Berbuka

Mitha Claudia Agustina

Saat berbuka adalah kegiatan yang paling istimewa diantara berbagai kegiatan yang ada di bulan Ramadan bagi Mitha Claudia Agustina, Runner Up Model PRSU 2011.

“Kalau sudah berbuka rasanya plong, gak mikir yang aneh-aneh lagi,” ujar gadis kelahiran Medan pada 10 Agustus 1994 ini.

Saat itu, Mitha benar-benar menghilangkan segara pikiran yang dapat mengurangi pahalanya. “Pahala puasa itu susah banget jaganya, harus banyak istigfar,” tambahnya.

Selain terbebas dari pikiran aneh, berbuka bagi siswi MAN 1 kelas 3 ini berarti memberikan kebebasan menyantap makanan favorit. “Ayam goreng plus sambal, hmmm yummy kan,” ucapnya.

Tak heran, makanan ini tidak pernah lepas dari menu berbuka Mitha. Melakukan puasa juga sangat disenangi oleh gadis yang tinggal di daerah Marelan ini, “Sekalian diet, jadi bisa ngurangi kadar minyak (lemak) di tubuh,” ujarnya.
Mitha akan merasakan dampak Ramadan saat lebaran. Tubuh terasa lebih ringan dan enak dipandang, karena lemak mulai berkurang, “Jadi PD pake baju dan lebih enak bergeraknya,” ujarnya.

Hal lain yang biasanya dihadapi saat puasa adalah orangtua yang lebih cerewet mengajak beribadah. “Kalau sudah dengar azan dan kita belum salat, siap-siap dech diceramahi ma ortu,” tambahnya.
Tapi bagi nya hal seperti itu malah dapat mendisiplinkannya dalam beribadah. “Segala sesuatu itu, harus kita ambil positifnya, ya orangtua cerewet juga untuk kita ke depannya,” ujarnya.(mag-9)

Tentang Rumah Kontrakan dan Tanggung Jawab

Sahur Bersama Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin

Kali ini Tim Sumut Pos berkesempatan mengunjungi kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Amiruddin. Sambal terong dan rumah kontrakan di Perumahan Graha Tanjung Sari, Pasar II Padang Bulan, pun menyambut rombongan dalam suasana yang menyenangkan.

Adlansyah Nasution, Medan

Begitulah, tak perlu lama mencari, Sumut Pos langsung berhadapan dengan sebuah rumah putih berlantai dua dan berpagar hitam. Tampak seorang pemuda yang mengaku sebagai satpam menunggu kedatangan tim dengan berdiri tegak di sisi dalam pagar.

Tim langsung dipersilahkan masuk. Amiruddin muncul dengan mengenakan baju koko lengan panjang warna coklat dan mengenakan peci warna hitam.

Amiruddin pun tersenyum sembari mempersilahkan duduk. Sambil menunggu istrinya, Tati Arifin mempersiapkan santapan sahur, rombongan berbincang-bincang di ruangan tamu. “Tidak susah kan mencari rumah saya, ini lah rumah kontrakan saya. Kami pun baru tinggal satu bulan di sini. Karena rasanya sudah tidak layak tinggal di rumah laman
karena sudah terlalu ramai,” buka Amiruddin.

Amiruddin lalu bercerita mengenai lambang suatu kelembagaan dalam menjaga etika. Secara pribadi, Amiruddin sangat memerlukannya seperti rumah dinas yang tak dimiliki seorang ketua DPRD di Kota Medan.

“Saya tidak nuntut rumah dinas karena kepentingan pribadi. Hanya rumah dinas tersebut digunakan bila melaksanakan suatu pertemuan dengan Muspida. Untuk rumah dinas tidak perlu mewah, yang penting standar ukurannya. Permasalahannya, untuk Kabupaten saja Ketua DPRD memiliki rumah dinas. Di Medan malah tidak,” ucapnya.
Tepat pukul 04.00 WIB, Tati Arifin, yang mempunyai hobi memasak sudah mempersilahkan Amiruddin bersama Sumut Pos untuk menikmati santapan sahur yang sudah dipersiapkan di atas meja makan.

Menu yang disediakan tidak berlebihan. Air putih yang diletakkan bersebelahan dengan piring, diikuti nasi putih di dalam mangkuk. Begitu juga dengan lauk seperti sambal terong, rendang, sambal belut, dan sayur sawi.
“Tidak ada menu spesial. Bapak selalu lahap untuk memakannya, silahkan dinikmati,” ungkap Tati.

Usai menikmati santapan sahur, Tati tidak lupa menghidangkan bubur kacang hijau sebagai penutup. Setelah itu, rombongan bersama Amiruddin melanjutkan kembali perbincangan di ruang tamu dengan hidangan teh manis hangat.
“Tak pernah terpikir oleh saya untuk menjadi ketua DPRD, yang terpenting jabatan yang diberikan kepada saya adalah sebuah amanah. Bukan luar biasa, karena mempertanggungjawabkan amanah sangat berat,”sambungnya lagi.
Amiruddin sangat berharap bagaimana pencitraan DPRD ke depan menjadi lebih baik agar saling menghargai sesama anggota dewan. “Saya sangat sedih. Pencitraan lembaga ini masih dianggap tak bagus. Padahal, tak semua anggota dewan tak seperti itu,” cetusnya.

Lanjut Amiruddin, paradigma di kelembagaan sudah berbeda karena ketua DPRD dipilih berdasarkan kursi terbanyak bukan seperti dulu yang dipilih berdasarkan keputusan anggota dewan. “Untuk mengembangkan kepentingan pribadi sangat sulit karena lembaga yang dipimpin bukan struktural. Ini merupakan lembaga kebersamaan yang harus bisa mengakomodir sesuai dengan keinginan anggota dewan lainnya,” katanya lagi.

Tanpa terasa waktu imsak pun tiba. Amiruddin dan Tim Sumut Pos pun bersiap-siap melaksanakan Salat Subuh berjamaah di masjid lingkungan perumahan yang tak jauh dari rumah tersebut.(*)

Sumut Pos Gelar Lomba Baca Al-Quran

Khusus Tingkat Anak-anak

MEDAN- Bulan Suci Ramadan dan Hari Ulang Tahun Sumut Pos ke-10 yang jatuh pada Oktober 2011, Sumut Pos ingin berpartisipasi dengan menggelar Lomba Baca Al Quran untuk tingkat anak-anak.

Ketua Panitia, Darwin Purba mengatakan, perlombaan itu untuk menumbuh kembangkan minat membaca Al Quran, dan pentingnya memperkenalkan Al-Quran kepada anak-anak.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga wilayah masing-masing di lapangan kantor Lurah Helvetia Tengah Medan, Minggu I 14 Agustus 2011, Masjid Al-Musannif Jalan Cemara, Minggu II 21 Agustus 2011, dan Masjid Baiturrahman, Medan Johor, Kamis 25 Agustus 2011. Acara dimulai pukul 09.00 WIB sampai selesai.

Khusus untuk acara di lapangan kantor Kelurahan Helvetia Tengah, pendaftaran dimulai 10-13 Agustus 2011 di kantor Lurah dan Kepala Lingkungan Helvetia Tengah atau langsung ke kantor Harian Sumut Pos Jalan SM Raja Km 8,5 No 134 Medan Amplas. Gladi resik dilaksanakan tanggal 13 Agustus 2011 bertempat di lapangan kantor kelurahan.

Pendaftaran untuk lokasi Masjid Al-Musannif Jalan Cemara sampai 20 Agustus 2011 atau langsung ke kantor Harian Sumut Pos. Gladi Resik dilaksanakan 20 Agustus 2011 bertempat di Halaman Masjid Al-Musannif Jalan Cemara. Sementara pendaftaran untuk lokasi Masjid Baiturrahman, Medan Johor sampai tanggal 24 Agustus 2011 dan gladi resik dilaksanakan 23 Agustus.

Unsur penilaian oleh tim juri adalah tajwid, fasahah, lagu, kestabilan nafas dan waktu serta pakaian. Sementara peserta bebas memilih surat antara lain Surat Ad–Dhuha, Surat At–Tin, Surat Al-A’laq, Surat Alam Nasrah, Surat Al-Qadr, Surat Al-Qari’ah, Surat At-Takatsur. Surat Al-Maa’uun, Surat Al-Kafiruun, Surat Al-Zazalah.
Peserta pria/wanita dengan usia antara 7 sampai 13 tahun, dan boleh dari wilayah lainnya di luar dari lokasi acara tersebut.

Hadiah yang disediakan panitia jutaan rupiah plus berlangganan gratis Harian Sumut Pos selama 1 bulan, dan usai acara panitia juga akan melaksanakan lucky draw. Khusus kegiatan yang dilaksanakan di Helvetia Tengah akan ditambah piala dari Camat Medan Helvetia HM Reza Hanafi.

HM Reza Hanafi saat bertemu dengan panitia mengatakan sangat mendukung acara tersebut. Pihaknya juga akan menyurati seluruh lurah di wilayahnya agar mendaftarkan warganya yang mau menjadi peserta lomba. Sementara Lurah Helvetia Tengah, H Achyaruddin mengatakan pihaknya juga sangat senang wilayahnya dipilih oleh panitia sebagai tempat pelaksanaan lomba dan langsung menawarkan Dra Nahwati Sinambela sebagai utusan kelurahan sebagai juri dari tuan rumah.

Selain mendaftar ke lokasi acara, peserta juga bisa menghubungi tim dari Sumut Pos Adenan Cadonis Nainggolan (0812 6333 3939), Melly (0878 6807 9619). (eo/ila)

Soal IAIN, Kejatisu Jangan Tutup Mata

MEDAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) didesak untuk segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan proyek fiktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut. Adalah Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Medan yang menyuarakan hal itu.

Setidaknya pernyataan tersebut disampaikan Wali Kota LIRA Kota Medan Ganda Manurung ST MBA didampingi Sekdanya Ibeng Syafruddin Rani SH, pada Sumut Pos, Rabu (10/8).
“Kejatisu harus proaktif dalam menyelesaikan perkara korupsi yang terjadi di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan. Apalagi menyakapi adanya dugaan proyek fiktif di IAIN, tentang proyek pengadaan buku pedoman bagi mahasiswa,” tegas Ganda Manurung.

Sebagai LSM yang menyoroti tentang korupsi, sambung Ganda, pihaknya mendesak agar Kejatisu tidak tutup mata dalam perkara tersebut. “Ini menyangkut institusi pendidikan. Kita sangat malu adanya korupsi yang terjadi di pendidikan kita. Bagaimana nasib pendidikan kita mau bersih dan baik, apabila ada oknum-oknum pejabat di IAIN, yang mengambil keuntungan pribadi di dalam dunia pendidikan,” jelas Ganda Manurung.
Sementara itu Sekda Lira Kota Medan Ibeng S Rani menambahkan, saat ini banyak institusi pendidikan yang menjadi tempat sarang korupsi. “Apalagi saat sekarang ini sudah menjadi komitmen Kejagung dalam pemberantasan korupsi,” ujar Ibeng.

Sementara itu, Kasi Penyidik Pidana Khusus Kejatisu Jufri Nasution SH, pada Sumut Pos mengaku bahwa saat ini belum ada pihaknya melakukan penyelidikan kasus tersebut.
“Belum ada kita melakukan penyelidikan. Mungkin kasus itu masih ditangani pihak intel,” tegas Jufri menutup pembicaraan. (rud)

Pelajar asal Indonesia Mengungsi

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London mengimbau warga Indonesia untuk meningkatkan kehati-hatiannya dalam menghindari kerumunan massa. Apabila menghadapi segala macam kesulitan, sebaiknya segera menghubungi KBRI London.

Demikian disampaikan Minister Counsellor KBRI London, Dwi K I Miftach, Selasa (9/8). Tapi, dia mengingatkan seluruh warga Indonesia yang berada di London agar tetap mematuhi hukum yang berlaku dan tidak terlibat aksi-aksi yang melanggar hukum.

Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) UK, Rendhika Harsono ketika dihubungi mengatakan seorang pelajar yang tergabung dalam PPI London mengambil S1 di London dan tinggal di daerah Tottenham sudah mengungsi ke rumah rekannya.

“Prasetyo yang tinggal di wilayah Tottenham sudah mengungsi ke tempat rekannya,” ujar Rendhika yang dihubungi KBRI London dan Atase Pendidikan. (net/jpnn)

Bocah Jarah Miras, Pelajar Malaysia Dipukuli

Atasi Rusuh, PM Inggris Izinkan Polisi Pakai Water Cannon

LONDON-Pemerintah Inggris mulai mengambil tindakan lebih keras untuk mengatasi amuk massa yang bermula di London dan kini menyebar ke berbagai kota di negeri monarki konstitusional tersebut. Kemarin (10/8) Perdana Menteri (PM) David Cameron mempersilakan polisi menggunakan water cannon alias meriam air untuk mengatasi massa yang anarkistis dan para penjarah.

Water cannon itu bisa digunakan aparat keamanan selama 24 jam penuh. Otorisasi tersebut tersebut merupakan kali pertama sepanjang sejarah Inggris Raya bahwa meriam air digunakan sebagai senjata untuk mengatasi kerusuhan.
“Apa pun yang diperlukan polisi (untuk menertibkan keadaan), harus mereka peroleh. Apa pun taktik yang diperlukan, akan mendapat dukungan secara legal,” tegas Cameron saat berpidato di luar kantornya, Downing Street 10, London, kemarin  dikutip The Independent.

Tapi, sejak pertama meletus pada Sabtu malam lalu (6/8) waktu setempat di Tottenham, London Utara, terbukti bahwa pendekatan persuasif itu gagal menghentikan bara kerusuhan. Bukannya mengecil, amukan massa itu kini menyebar ke kota-kota besar Inggris lainnya. Terutama berada di wilayah tengah, yaitu West Bromwich, Birmingham, Wolverhampton, Manchester, Liverpool, Leicester, dan Nottingham.

Akibatnya, 1.000 orang lebih ditangkap di seantero Inggris terkait kerusuhan massa terburuk di negeri itu selama tiga dekade terakhir dan diperkirakan mengakibatkan kerugian ratusan juta poundsterling itu.    Di Birmingham juga, seorang polisi dikabarkan tertembak.

Di London, seorang mahasiswa asal Malaysia yang baru sebulan menuntut ilmu di Kaplan International College, Aysraf Haziq, juga menjadi korban pengeroyokan dan perampokan dua kelompok pemuda berbeda di Barking, bagian timur ibu kota Inggris. Insiden menimpa Aysraf itu terekam kamera Abdul Hamid (23) yang tinggal di dekat kejadian.
Hamid mengunggah rekamannya itu ke YouTube dan langsung berbuah kecaman kepada kelompok penyerang dan simpati untuk Aysraf. Saat kejadian itu, Aysraf bersepeda bersama seorang teman hendak menuju ke rumah teman mereka untuk berbuka puasa bersama.

Wan Azim, pejabat konsuler di Komisi Tinggi Malaysia di London, mengatakan mahasiswa 20 tahun itu membutuhkan operasi di rumah sakit.

Pemandangan tak kalah memprihatinkan tersaji di Manchester. Sebagaimana dilaporkan Daily Mail, anak-anak yang diperkirakan berusia  9-13 tahun turut menjarah pertokoan minuman keras, perhiasan, dan ponsel. Butik milik vokalis band Oasis Liam Gallagher, PettyGreen, yang berada di jantung Kota Manchester juga dirusak dan dijarah. (c4/ttg/jpnn)

Duo Korut Saling Tembak di Perbatasan

SEOUL- Ketegangan antara duo militer Korea, Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) di Laut kuning, Rabu (10/8) kembali pecah. Pemicunya, peluru artileri Korut itu jatuh di perairan dekat perbatasan kedua negara.

Munculnya ketegangan itu disampaikan Menteri Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, yang dikutip kantor berita AP. Dia mengatakan Korut menembakkan tiga artileri ke arah perbatasan utara Korsel di Laut Kuning. Karena ada tembakan itu maka Korsel tak diam, langsung militer Korsel membalasnya dengan jumlah tembakan yang sama.

Semua tembakan artileri itu jatuh di laut. Hingga kini belum ada dilaporkannya korban terluka akibat insiden itu. Tembakan Korut jatuh di perairan dekat pulau Yeonpyeong yang sempat menjadi sasaran tembak November tahun lalu, menewaskan empat orang.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan tembakan terjadi secara tiba-tiba. kala itu kedua belah pihak tidak ada yang tengah melakukan latihan perang. Kini, militer Korsel tengah mencari motif yang melatarbelakangi penyerangan itu.

Garis perbatasan sengketa kedua negara di Laut Kuning kerap menjadi pemicu ketegangan sejak tahun 1999 yang menewaskan puluhan orang. Korut mengatakan garis batas seharusnya lebih ke arah selatan.

Tapi, pihak Seoul menolak dengan mengatakan jika menuruti Korut maka sektor perikanan di lima pulau Korsel terancam. Selain itu, jika dituruti, maka akses ke pelabuhan Incheon tertutup.

Sebelumnya, Korut meminta Korsel dan AS agar membatalkan latihan militer. Pembatalan itu diminta karena latihan militer rutin antara Korsel dan AS itu bertujuan untuk persiapan menyerang Korut.  (bbs/jpnn)

Kapal Induk Cina Pertama Berlayar Perdana

BEIJING – Kekuatan militer Cina tak bisa dianggap sebelah mata. Itu terjadi setelah negeri Presiden Hu Jintao melakukan uji coba kapal induknya yang pertama kemarin (10/8). Kapal induk bernama Shi Lang itu resmi melakukan pelayaran perdana.

Sebelumnya, Beijing menyatakan pihaknya telah menyulap kapal bekas milik Uni Soviet itu menjadi kapal induknya yang pertama. Untuk meredam spekulasi dan mengecilkan kapabilitasnya, Beijing menyebut kapal induk itu hanya akan digunakan untuk latihan dan penelitian.

Andrei Chang, kepala Pusat Informasi Kanwa, lembaga monitor militer Cina menyebut pelayaran itu dilakukan mengetahui apakah mesin kapal bekerja dengan baik. ’’Uji coba akan terus dilakukan dalam 1-2 tahun ke depan,’’ katanya. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)

Yingluck Minta Jangan Kritik Menterinya

BANGKOK – Baru tiga hari bertugas, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra  melantik 35 menteri yang membantunya di pemerintahan. Pelantikan itu berlangsung setelah susunan kabinet itu di sahkan oleh Raja Bhumibol Adulyadej Selasa malam lalu.

Dalam pidatonya, Yingluck mengatakan memberi kesempatan kepada menterinya untuk bekerja selama enam bulan sebelum mereka dikritik. Dia menegaskan partainya, Partai Pheu Thai, telah memilih orang-orang terbaik yang duduk di pos menteri.

Yingluck meminta kepada publik untuk memberikan kesempatan kepada kabinetnya bekerja dan tidak mengkritik sebelum para menteri itu bekerja. Beberapa orang yang ditunjuk sebagai menteri yakni Thirachai Phuvanatnaranubala sebagai menteri keuangan, Kittirat Na Ranong sebagai menteri perdagangan dan wakil perdana menteri dan Surapong Towijakchaikul sebagai menteri luar negeri. (bbs/jpnn)