24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 148

Kempo Sumut Diharapkan Lebih Baik

BERSAMA: Ketua PB Perkemi Laksamana Madya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji SAP MA dan perwakilan KONI Sumut bersama Pengprov Perkemi Sumut yang dilantik di Graha Kantor Camat Medan Helevtia, Sabtu (28/6). (Dok Pribadi)
BERSAMA: Ketua PB Perkemi Laksamana Madya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji SAP MA dan perwakilan KONI Sumut bersama Pengprov Perkemi Sumut yang dilantik di Graha Kantor Camat Medan Helevtia, Sabtu (28/6). (Dok Pribadi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengurus Provinsi (Pengprov) Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Sumatera Utara periode 2025-2029 resmi dilantik. Kepengurusan ini dilantik langsung oleh Ketua Umum PB Perkemi, Laksamana Madya TNI (Purn) Dr Agus Setiadji SAP MA di Graha Kantor Camat Medan Helevtia, Sabtu (28/6)

“Saya selaku Ketua PB Perkemi mengucapkan selamat atas dilantiknya pengurus Perkemi Sumut periode 2025-2029. Di dalam pembinaan Shorinji Kempo, kami berharap agar Sumut tampil lebih baik lagi dan bisa berprestasi,” ujar Agus.

Agus menjelaskan, kempo merupakan salag satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON Beladiri di Kudus, Oktober 2025 mendatang. Dia berharap agar Perkemi Sumut bisa tampil dan meraih prestasi.

“Kita berharap agar kempo Sumut bisa ikut dan meraoh prestasi pada PON Bela Diri 2025 nanti,” harap Agus.

Agus menambahkan, Shorinji Kempo merupakan salah satu cabang olahraga yang diusulkan tuan rumah untuk dipertandingan pada PON 2028. Dia berharap agar Perkemi Sumut segera mempersiapkan diri.

“Dengan persiapan matang, saya yakin kempo Sumut di bawah pimpinan Simpai Darwin bisa meraih medali di PON 2028 mendatang. Karena itu, pengurus yang baru dilantik harus kerja keras,” ungkapnya.

Ketua Umum KONI Sumut diwakili Wakil Ketua I Bambang K Wahono SH berharap agar pengurus Perkemi Sumut yang baru dilantik dapat mengembangkan olahraga kempo di Sumut dengan membentuk kepengurusan Kabupaten/Kota lebih ditingkatkan lagi dari sebelumnya.

“Kami sangat mendukung kempo yang akan berlaga di PON Beladiri 2025, dengan misi meraih medali. KONI Sumut dengan tangan terbuka menerima semua cabang olaharaga sehingga persiapan untuk menuju PON 2028 dapat dilakukan dengan baik,” terangnya.

Bambang mengucapkan selamat dan sukses atas kepengurusan baru yang dilantik. Diharapkan Perkemi Sumut mampu membawa olahraga Shorinji Kempo semakin dikenal di masyarakat serta mencapai prestasi yang membanggakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sedangkan Ketua Pengprov Perkemi Sumut Darwin SE bertekad membangun generasi atlet Shorinji Kempo yang berprestasi, disiplin, dan berkarakter. Perkemi Sumut akan terus melakukan pembinaan, serta memperbanyak kegiatan pelatihan dan kompetisi. Khususnya saat ini Perkemi Sumut fokus mempersiapkan atlet menuju PON Beladiri 2025.

“Amanah yang diberikan, Insya Allah saya dengan pengurus lainnya dapat menjalankan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi, serta membawa Perkemi Sumut menjadi organisasi yang semakin solid, berprestasi, dan berkontribusi positif bagi pengembangan olahraga kempo di provinsi Sumut,”? sebutnya.

Pengprov Perkemi Sumut periode 2025-2029 dipimpin Ketua Darwin SE, didampingi Indra Husada sebagai Sekretaris, Jovan Imantha sebagai bendahara, dan sejumlah pengurus lainnya. (dek)

Semangat Berlari di Kaki Sendiri, PDIP Sumut Sukses Gelar Soekarno Run

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPD PDI Perjuangan Sumut sukses menggelar Sukarno Run 5 Km dengan start dan finis di Medan Family Park, Minggu (29/6/2025). Kegiatan untuk memperingati Bulan Bung Karno ini diikuti 5.000 peserta.

“Ini luar biasa. Saya tidak menyangka animo masyarakat untuk mengikuti Sukarno Run sangat tinggi. Ini membuktikan, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan masih sangat tinggi,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon didampingi Sekretaris DPD PDIP yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut Soetarto, di sela kegiatan.

Menurut Rapidin, kegiatan ini selain untuk memperingati Bulan Bung Karno, juga sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat agar senantiasa peduli dengan kesehatan. “PDI Perjuangan secara kepartaian tidak mungkin abai dengan pembangunan sumber daya manusia. Secara umum kita ingin setiap generasi muda Indonesia merupakan manusia yang sehat jasmani dan Rohani, agar bisa meneruskan cita-cita besar Bung Karno. Kita sadar betul, cita-cita besar Bung Karno harus diwariskan kepada generasi muda yang sehat jasmani dan rohani serta berakal budi yang baik,” jelas mantan Bupati Smosir tersebut.

Selain itu, Rapidin Simbolon juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta dalam menyuskseskan kegiatan ini. “Suksesnya acara ini tak luput dari kerja keras panitia dan berbagai pihak. Tak lupa kita juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kami juga menguapkan selamat kepada peserta yang menjadi pemenang baik pemenang dalam penilaian Juri maupun yang menang mendapatkan hadiah dorprize,” tandas Rapidin.

Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saipul Hidayat mengatakan, kegiatan Sukarno Run ini bukan hanya dilaksanakan di Kota Medan, melainkan juga di kota-kota lain, diantaranya di Jakarta, Solo, Bandung, Surabaya, Jember, Brebes dan lainya. “Lewat Sukarno Run kita ingin memperkenalkan sosok Bapak Bangsa kita yaitu Bung Karno, dan Allhamdulillah rata-rata peserta merupakan anak muda dan kita berharap para peserta bisa menjadikan Bung Karno sebagai Panutan, dan para generasi uda ini bisa menjadi penerus nilai-nilai ajaran Bung Karno” ungkap Djarot.

Dalam kegiatan yang cukup meriah ini, tampak hadir pengurus DPP PDI Perjuangan diantaranya Mindo Sianipar, dan Dedi Sitorus. Tampak juga hadir anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut, Sofyan Tan dan Bob Andika Sitepu, Pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut, Ketua-ketua DPC Kabupaten Kota, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut dan DPRD Kabupaten Kota. (adz)

Menulis Keadilan dari Akar: Suara Senator untuk Konflik Agraria dan Hak Dasar di Sumatera Utara

Oleh: Penrad Siagian

Di tanah Sumatera Utara, pohon-pohon tumbuh dengan sejarah. Hutan tidak sekadar deretan batang kayu, tapi ruang hidup—tempat anak-anak adat belajar menamai bintang, tempat ibu-ibu menjerang air kehidupan, tempat para leluhur dikubur dengan doa dan hormat. Namun di balik hijau yang tampak, ada luka yang menahun. Luka bernama konflik agraria. Luka yang tidak sembuh hanya dengan retorika, tapi dengan keberpihakan.

Konflik agraria bukan hanya perkara batas lahan, HGU, atau peta konsesi. Ia adalah pergulatan hidup masyarakat kecil melawan arus besar korporasi dan negara yang kadang abai. Ketika tanah tempat berpijak dan mempertahankan hidup berubah status menjadi “milik negara” dan atau “hak guna usaha”, maka warga menjadi tamu di rumah sendiri. Mereka diusir, ditangkap, bahkan nasibnya seolah terkubur dalam sunyi.

Sebagai senator dari Sumatera Utara, saya tidak hanya menyaksikan ini dari balik meja. Saya turun ke tanah yang retak, mendengar langsung suara-suara yang telah terlalu lama dibungkam. Saya bertemu petani Simpang Gambus yang sejak 1960-an berjuang merebut kembali tanahnya dari perusahaan perkebunan raksasa. Saya menyaksikan masyarakat adat di Dolok Parmonangan dan Humbang Hasundutan yang dihimpit konsesi, bahkan mengalami kriminalisasi karena mempertahankan hutan warisan leluhur.

Saya mencatat dan membawa semua itu ke ruang rapat negara. Tapi lebih dari itu, saya menulisnya sebagai sikap. Karena suara dari akar rumput tak boleh berhenti sebagai bisik. Ia harus tumbuh menjadi gema.

Angka-angka yang Berteriak

Data dari Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat, pada 2023 terjadi 241 konflik agraria di Indonesia. Sumatera Utara menjadi salah satu episentrum. Empat titik panas masih berlangsung:
-Simpang Gambus (Batu Bara) vs. PT. Socfindo
-Gurila (Pematang Siantar) vs. PTPN IV
-Mandoge (Asahan) vs. Bakrie Sumatera Plantations
-Rambung Baru (Serdang Bedagai) vs. PT Nirvana

Di setiap lokasi, kita menemukan pola yang sama: tanah rakyat berubah jadi komoditas, sejarah lokal dihapus oleh peta digital, dan aparat lebih cepat datang untuk menertibkan warga daripada menjaga keselamatan masyarakat dalam sengketa.

Konflik-konflik ini adalah cermin ketimpangan struktural yang belum juga kita robohkan, paling tidak sedikit bergeser.

DPD: Bukan Sekadar Kamar Kedua

DPD bukan pelengkap dalam demokrasi. Ia adalah jembatan yang menghubungkan keluhan rakyat dengan keputusan negara. Dalam kapasitas saya di Komite I dan Badan Akuntabilitas Publik (BAP), saya menjadikan konflik agraria sebagai prioritas advokasi.

Saya menolak usulan perpanjangan HGU Socfindo di Kabupaten Batubara, dan mendorong Kementerian ATR/BPN membuka ruang dialog yang jujur dan berpihak pada keadilan sejarah.

Saya tidak bekerja sendiri. Suara rakyat adalah bahan bakar yang membuat saya tetap melangkah. Dan saya yakin, ketika suara dari bawah didengarkan dengan sungguh, maka perubahan bukanlah hal mustahil.

Hak Dasar yang Dirampas

Konflik agraria tidak berdiri sendiri. Ia selalu dibarengi perampasan hak dasar: air bersih, listrik, sekolah, dan layanan kesehatan. Di banyak daerah konflik di Sumut, masyarakat bukan hanya kehilangan tanah, tapi kehilangan hak untuk hidup secara layak.

Saya masih ingat seorang ibu di Mandoge yang berkata kepada saya, “Kami bukan tidak mau bayar listrik, tapi tidak ada tiang. Kami bukan tidak mau sekolah, tapi sekolah kami digusur.”

Ucapan itu menampar kita semua. Apa arti pembangunan kalau warga tak punya air untuk minum? Apa arti keadilan sosial kalau tanah nenek moyang mereka diklaim sebagai hutan negara?

Menuliskan Sejarah yang Baru

Tugas saya bukan hanya menyuarakan masalah, tetapi juga menyusun ulang prioritas kebijakan. Negara harus hadir bukan sebagai hakim netral, tapi sebagai pembela kebenaran. Reforma agraria saja tidak cukup, apalagi jika hanya menjadi jargon yang dingin; ia harus menjadi gerakan nyata dalam langkah revoutif yang mengembalikan tanah kepada mereka yang menggarapnya, yang memeliharanya, dan yang hidup darinya.

Reforma Agraria di 80 tahun Indonesia sudah tidak cukup manjur, ia harus termanifestasi dalam sebuah revolusi agraria. Menata ulang prinsip keagrariaan kita, mengatur tata ruang kita, agar terasa bagi rakyat bahwa 80 tahun merdeka ada sebuah asa untuk hidup yang makin hari makin layak, bukan menjauhnya mereka dari alat produksi mereka, yaitu tanah.

Saya percaya, keadilan tidak bisa datang dari atas saja. Ia harus ditanam di akar, disiram oleh kesabaran, dan dijaga dengan keberanian.

Membela Mereka yang Tidak Punya Mikrofon

Di tengah gelombang investasi dan pembangunan yang sering melupakan manusia, saya memilih berdiri di pihak yang kehilangan suara. Bukan karena mereka lemah, tapi karena negara terlalu lama menunda kehadirannya.

Saya tidak menjanjikan perubahan instan. Tapi saya berjanji untuk terus mengangkat suara rakyat Sumatera Utara—petani, nelayan, masyarakat adat—agar mereka tidak merasa sendirian.

Karena tugas senator bukan hanya membuat undang-undang, tapi menjaga hati nurani republik ini tetap menyala, membawa asa, membunyikan kesunyian yang dianggap barang biasa.

*) Penulis adalah Anggota DPD RI, Sumatera Utara

Ribuan Masyarakat Medan Nikmati CFN di Kawasan Kesawan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski hujan membasahi jalanan Kota Medan, namun tidak menyurutkan antusias ribuan masyarakat untuk menikmati Car Free Night (CFN) yang di pusatkan di kawasan Kesawan Medan, Sabtu (28/6/2025).

CFN yang dilaunching oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas itu menampilkan berbagai hiburan seperti beatbox, dance battle, hiphop, dan band performance. Selain itu masyarakat juga dapat menikmati berbagai kuliner yang dijual oleh para pelaku UMKM Kota Medan.

Salah seorang pengunjung CFN, Atika mengaku CFN yang digelar Pemko Medan ini merupakan inovasi yang bagus, karena menjadi wadah berkumpul bagi masyarakat khususnya anak muda Kota Medan untuk menikmati malam minggu.

“Luar biasa ramai pengunjung malam ini, kalau bisa setiap malam minggu diadakan kegiatan seperti ini, jadi kita bisa berkumpul disini,” kata Atika.

Atika pun menyampaikan rasa terimakasinya kepada Wali Kota Medan Rico Waas yang sudah membuat event Car Free Night.

“Terimakasi Pak Wali Kota sudah membuat acara seperti ini, karena bisa membantu UMKM dan mengekspos kreativitas anak muda Kota Medan,” ujarnya.

Tidak hanya Atika, pengunjung lainya Ambia Dalimunthe bersama rekanya Putrika juga merasa terhibur dengan adanya CFN ini. Kedua remaja tersebut menilai kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, namun juga menjadi peluang bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.

“Semoga kegiatan seperti ini terus berlangsung, karena membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya anak muda,” harapnya.

CFN yang digelar Pemko Medan ini nyatanya juga membawa keberkahan bagi pelaku UMKM yang berjualan di seputaran area CFN, salah satunya adalah Habib Riziq yang berjualan kopi. Dirinya mengaku omzet yang didapatnya cukup meningkat.

“Dengan adanya kegiatan ini sangat membantu kami anak muda yang sedang mengembangkan usaha. Omzet yang kami dapatkan juga meningkat. Baru beberapa jam saja sudah mendapatkan lima ratus ribu rupiah,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Novi yang berjualan makanan mie sop. Menurutnya kegiatan CFN yang diadakan Pemko Medan ini membantu pelaku UMKM mempromosikan usahanya.

“Kegiatan ini sangat membantu kami mempromosikan usaha, apalagi Pemko Medan memberikan tempat secara gratis. Ini sudah sangat membantu kami dalam meningkatkan penghasilan,” pungkasnya. (map/ila)

Gelar Reses III, Usman Jakfar Serap Aspirasi dan Dengarkan Keluhan Warga Sulitnya Mencari Kerja

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi A DPRD Sumut Assoc Prof Dr Usman Jakfar Lc MA menggelar reses III masa Sidang 1 tahun 2024-2025 di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun, Kamis (25/6/2025). Dalam reses ini, Usman mendapat banyak curhatan dari para konstituennya. Di antaranya, mengenai sulitnya mendapatkan pekerjaan saat ini.

Seperti yang disampaikan seorang pemuda, warga Jalan Brigjend Katamso, Medan Maimun. “Berdasarkan data yang saya lihat dari BPS, tingkat pengangguran terbuka masih mendominasi. Lulusan SMK, sarjana, bahkan yang S2 pun masih sulit mendapatkan pekerjaan. Kira-kira apa upaya konkrit pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan bagi kami,” katanya.

Konstituen lainnya mengeluhkan air dari Perumda Tirtanadi yang sering tak mengalir. “Air PAM sering mati dan keruh. Bagimana ini Pak Ustad,” ujarnya.

Sedangkan seorang ibu, warga lingkungan IX mengeluhkan tentang keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. “Seharusnya ada tim keamanan khusus, jadi aman dari maling dan narkoba,” pintanya.

Menanggapi hal tersebut, Usman yang merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut mengatakan, akan memperjuangkan dan menyampaikannya langsung ke organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

“Khusus untuk lapangan pekerjaan, saat ini sudah ada Balai Latihan Kerja (BLK). Anak-anak yang sudah di BLK akan kita link kan ke perusahaan-perusahaan yang ada untuk mendapatkan pekerjaan,” pungkas Usman. (rel/adz)

Rico Waas Buka Kejuaraan Tenis Lapangan Kelompok Umur

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 85 peserta yang terdiri dari Kelompok Umur (KU) 12, 14, 16 dan 18 tahun mengikuti Kejuaraan Tenis Lapangan KU Piala Wali Kota Medan 2025.

Selain menumbuhkan semangat olahraga dan sportivitas kompetisi ini juga sebagai upaya pembinaan atlet muda sejak usia dini.

Kejuaraan Tenis Lapangan Kelompok Umur yang diikuti peserta dari kabupaten/kota di Propinsi Sumut dan Aceh ini dibuka Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas di Lapangan Tenis Indoor, Kebun Bunga, Jalan Candi Borobudur, Jumat (27/6/2025).

Pembukaan Kejuaraan Tenis Lapangan Kelompok Umur ini ditandai dengan servis bola pertama yang dilakukan Wali Kota Medan Rico Waas.

Dalam kegiatan ini hadir Ketua KONI Medan Aswindy Fachrizal, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Muhammad Sofyan dan Kadispora Kota Medan Tengku Chairunisa, serta Ketua PELTI Medan Sabaruddin.

Dalam sambutannya Rico Waas mengapresiasi kegiatan yang digelar Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) Kota Medan. Selain bagian dari ekosistem pembinaan prestasi,kompetisi ini sebagai upaya pembinaan atlet muda sejak usia dini.

“Saya apresiasi penuh PELTI Kota Medan atas konsistensinya membina atlet dengan menggelar kompetisi Kejuaraan Tenis Lapangan Kelompok Umur. Event ini bukan hanya ajang pertandingan, tetapi juga wahana untuk menumbuhkan semangat olahraga, sportivitas, dan karakter yang kuat pada generasi muda yang ada di Kota Medan,” jelas Rico Waas.

Menurut Rico Waas, Pemko Medan akan terus mendorong kejuaraan olahraga dan berbagai kegiatan positif lainnya sebagai bagian dari pembangunan manusia yang sehat secara jasmani dan rohani untuk menjadikan Medan sebagai kota yang inklusif, maju, dan berkelanjutan.

“Saya berharap kejuaraan ini berjalan lancar dan menjadi tonggak lahirnya bibit-bibit unggul tenis dari Kota Medan yang nantinya bisa berkancah baik ditingkat kota, propinsi, nasional hingga ke kejuaraan Internasional,” harap Rico Waas.

Rico Waas berharap kompetisi ini dapat melahirkan bibit unggul yang punya potensi dan semangat yang kuat menjadi atlet tenis di masa mendatang yang bisa mengharumkan nama Kota Medan bahkan nama negara yaitu Indonesia.

“Kita tunjukkan anak-anak Medan mampu dan bisa membanggakan. Dan yakinlah bahwa kalian pasti bisa,” kata Rico Waas optimis.

Sebelumnya, dalam laporannya Ketua Panitia Kejuaraan Tenis Junior Yon Alferi mengungkapkan, kejuaraan Tenis Lapangan Kelompok Umur ini diikuti sebanyak 85 peserta terdiri dari KU 12, 14, 16 dan 18 Tahun, yang diutus dari kabupaten/kota di Propinsi Sumut dan Aceh. Pertandingan akan berlangsung pada tanggal 27-29 Juni 2025. (map/ila)

Universitas Haji Sumatera Utara Wisuda 144 Lulusan

PENGHARGAAN: Penerima penghargaan pada wisuda ke-37 Universitas Haji Sumatera Utara di Tiara Convention Medan, Kamis (26/6). (ISTIMEWA/SUMUT POS)
PENGHARGAAN: Penerima penghargaan pada wisuda ke-37 Universitas Haji Sumatera Utara di Tiara Convention Medan, Kamis (26/6). (ISTIMEWA/SUMUT POS)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Universitas Haji Sumatera Utara mewisuda 144 lulusan profesi, sarjana dan diploma di Tiara Convention Medan, Kamis (26/6). Wisuda ke-37 ini mengambil tema: Belajar Sepanjang Hayat, Melangkah Maju tanpa Batas.

Wisudawan dan wisudawati berasal dari program studi profesi ners angkatan XII, sarjana keperawatan angkatan XIII, diploma III keperawatan angkatan XXVIII, sarjana terapan kebidanan angkatan II dan diploma III kebidanan angkatan XX.

Wisuda dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Sumut Dr H Muhammad Isa Indrawan MM serta Ketua dan Anggota Yayasan Pendidikan Haji Sumatera Utara Dr H MP Siregar, Dr H Masroel Siregar, Dr Hj Fatni Sulani dan Ir HR Yuriandi Siregar SE.

Turut hadir ketua senat, pimpinan dan sivitas akademika Universitas Haji Sumatera Utara, pimpinan IBI, PPNI dan pimpinan rumah sakit, Puskesmas dan klinik di Medan, pimpinan BSI serta Kepala Sekolah Kesehatan Haji Sumatera Utara Farid Hidayat Siregar SKep Ns MKM.

“Inilah lulusan yang unggul dalam pengembangan sosio-sain teknopreneur berdasarkan nilai-nilai Islami di tingkat Asia. Inilah lulusan yang merupakan generasi yang mampu belajar sepanjang hayat dan dapat melangkah tanpa batas,” kata Rektor Universitas Haji Sumatera Utara Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD.

Dalam kesempatan ini diberikan penghargaan kepada Raduseh Sebayang (wisudawan tertua berusia 67 tahun), Nurul Rasiqah dan Vicka Erdianti (wisudawan termuda berusia 25 tahun). Sedangkan wisuda terpelajar yakni Suryanna Syam Tanjung, Aida Fitri dan Romisyahyadi.

Rektor juga mengingatkan petuah Prof BJ Habibie untuk konsisten menekuni suatu bidang, pasti meraih keberhasilan.
“Keberhasilan bukan milik orang pintar, melainkan milik orang yang senantiasa berusaha. Jangan berhenti mengejar impian. Meski belum ada di depan mata. Berkreasi dan ciptakan sesuatu. Jadilah pribadi yang siap menjalani setiap rintangan
Jadilah yang terbaik dan berikanlah yang terbaik,” katanya.

Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD memaparkan bahwa Universitas Haji Sumatera Utara mengelola 11 program studi dalam dua fakultas yakni FIK dan FSHD. Saat ini dosen berjumlah 73 orang dimana seorang dosen bergelar doktor; sembilan calon doktor. Lainnya bergelar S2 dengan pengalaman dan kompetensi dosen yang panjang. Berbagai pelatihan dan workshop; seminar nasional dan internasional ilmiah telah diikuti.

Universitas Haji Sumatera Utara, lanjut rektor, melakukan 108 MoU dan MoA ke perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Universitas ini menjadi pioner di bidang kesehatan nyeri, akupresur dan kebencanaan. “Pada 28 November 2023, terakreditasi baik sekali. Semua program studi juga sudah terakreditasi baik dan baik sekali. Semoga kedepan akan meningkat menjadi unggul,” katanya.

Rektor menambahkan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya telah mendisain belajar dan pembelajaran yang sesuai KKNI level 5 sarjana S1 dan sarjana terapan D4 serta level 4 diploma 3. “Harapannya lulusan dapat memiliki pengetahuan konseptual teoritis dan mampu menerapkan Iptek. Kemudian mampu menganalisis masalah, mengambil putusan yang tepat dan memberi alternatif solusi masalah serta bertanggung jawab dan dapat diberi tanggung jawab,” papar rektor.

Rektor berharap wisudawan mampu menyumbang banyak hal kepada perbaikan masyarakat Indonesia. “Bermanfaatlah untuk orang lain dan berbaktilah pada orangtua pasti berhasil sukses. Jadilah profesional sejati: harmonis, amanah, jujur dan inovatif. Jadilah seperti kupu-kupu: tambah cantik, indah dan hebat setelah berubah bentuk, struktur dan pergerakan kerja sama. Jangan lupakan almamater Universitas Haji Sumatera Utara,” ujar rektor.

Sementara itu Kepala LLDikti Wilayah I mengucapkan selamat atas wisuda. Namun ia mengingatkan tantangan pasca-wisuda untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan profesi serta melatih diri meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai perkembangan zaman. Tantangan ketiga adalah pengetahuan digitalisasi.

Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD mengingatkan wisudawan yang telah bekerja tinggal meningkatkan profesi. Ia juga menjelaskan tentang kampus berdampak. Dalam melakukan riset, inovasi dan pengabdian masyarakat antara lain harus berdampak pada UMKM, Bumdes, koperasi merah putih, nelayan dan pedesaan. (dmp)

Dorong Petani Salak Langkat Go Digital, Dosen Polmed Ubah Limbah Salak Jadi Peluang Emas

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim dosen dari Politeknik Negeri Medan (Polmed) sukses menggelar program pengabdian kepada masyarakat di Desa Kwala Air Hitam, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Rabu (18/6/2025). Kegiatan ini mengusung inovasi pengolahan limbah salak menjadi produk bernilai jual tinggi, dengan pendekatan lintas keahlian dari berbagai bidang ilmu.

Limbah salak seperti kulit dan biji yang sebelumnya dibuang begitu saja, kini bisa diolah menjadi produk seperti kopi biji salak, teh herbal, dan pupuk organik. “Kami melihat potensi besar dari limbah ini. Yang dibutuhkan hanya sentuhan teknologi dan manajemen,” ujar Benhur Pakpahan, dosen ahli di bidang Teknologi Pangan yang memimpin sesi pelatihan teknis pengolahan.

Program ini dikembangkan secara holistik. Pakar Manajemen Bisnis sekaligus Ketua Tim Pengabdian, Sudarsono menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada penguatan kelembagaan petani, strategi usaha, dan keberlanjutan ekonomi. “Kunci keberhasilan usaha mikro terletak pada sinergi produksi dan manajemen yang berorientasi pasar,” ujarnya.

Sisi keuangan tak luput dari perhatian. Ratna, Ahli Akuntansi dan Keuangan UMKM, memberikan pelatihan pencatatan keuangan berbasis SAK EMKM kepada para petani, guna memastikan usaha dapat tumbuh dengan administrasi yang sehat dan tertib.

Tak hanya produksi dan keuangan, aspek pemasaran juga dikuatkan. Rehulina Bangun, pakar Digital Marketing dan Desain Produk, melatih petani membuat label kemasan menarik dan mengajarkan teknik promosi melalui marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Dalam waktu singkat, produk olahan salak berhasil listing online dan meraih transaksi perdana.

Program ini dipandu secara interaktif oleh Amrin, dosen bidang hukum syariah, yang berperan sebagai moderator dalam setiap sesi diskusi, pelatihan, dan evaluasi lapangan.

Pimpinan P3M Polmed menyambut baik keberhasilan tim ini. “Kegiatan ini adalah bukti nyata implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, di mana dosen hadir langsung membantu masyarakat menemukan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” ucap Ketua P3M Polmed Dr. Rini Indahwati.

Diharapkan, pengabdian ini mampu menjadi model nasional dalam pemberdayaan petani berbasis limbah, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi desa melalui inovasi lokal yang terintegrasi. (rel/adz)