30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14840

Gudang Pengoplos Pupuk Digerebek

MEDAN- Gudang yang diduga sebagai tempat penyalahgunaan pupuk bersubsidi di Desa Nagujur Huta Bayu, Simalungun, digerebek Polda Sumut, Selasa (16/8) dinihari.

Dari gudang tersebut, petugas berhasil mengamankan tiga orang pekerja, yakni inisial DS (sebagai supir), RD dan IM (sebagai karyawan).

“Kita sedang memanggil pemilik usaha atas nama LN. Jika tidak datang, maka akan kita buru,” ungkap Kasubdit III/Umum Polda Sumut Kompol Andry Setiawan, saat dikonfirmasi di Mapolda Sumut.

Diterangkannya, pihaknya juga menyita barang bukti lain berupa, pupuk bersubsidi seberat sembilan ton yang disinyalir akan di ganti dengan ka rung pupuk non subsidi. Kemudian, ada empat ton pupuk yang sudah dikarungi pupuk non subsidi, dua mesin jahit karung, benang enam rol, karung kosong non subsidi tiga bal, karung subsidi bekas 12 ikat, bon faktur dan buku jurnal.

Lebih jauh Andry mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengembangan ke lokasi tersebut, guna menyelidiki asal pupuk-pupuk tesebut.

“Kalau sudah dapat pemiliknya, baru nanti tahu darimana mereka memperolehnya,” jawab Andry
Masih Andry, pupuk subsidi yang semestinya dijual dengan harga Rp60 ribu, tapi dijual 100 persen lebih mahal senilai Rp120 ribu, ketika karungnya telah diganti dari pupuk bersubsidi menjadi non subsidi.

Dengan hal itu, pasal yang akan dikenakan terhadap para tersengka itu adalah pasal 62 Undang-Undang No 12 tahun 1992 tentang sistem budaya dan tanaman, Undang-Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen jo pasal 372, penggelapan, pasal 55, 56 KUHpidana, dengan ancaman diatas lima tahun penjara.(ari)

PTPN III Sosialisasi Prinsip dan Kriteria RSPO

MEDAN- Sebagai perusahaan yang telah memiliki sertifikasi RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) dibeberapa kebun dan pabrik kelapa sawit, dan bahkan menjadi BUMN pertama penerima sertifikasi bidang pengelolaan bisnis sawit berkelanjutan, PTPN III dengan penuh komitmen terus menerus melakukan sosialisasi kepada setiap stake holdernya.
Kali ini, Selasa (16/8), PTPN III menggelar sosialisasi kepada 18 outgrower yaitu para pemasok TBS (Tandan Buah Segar) ke PKS Sisumut, PKS Aek Nabara Selatan, PKS Sei Baruhur, PKS PIR Aek Raso dan PKS Aek Torop di Aula Kantor Direksi Medan.

Kepala Bagian TI&TB/CMR Ir Marisi Butar-butar SH MM,  mengatakan bahwa sosialisasi ini dimaksudkan untuk menciptakan, kegiatan ini untuk memberi pemahaman persepsi terhadap persyaratan RSPO kepada para pemasok. “Acara ini bagian dari obligation, semacam kewajiban perusahaan untuk membina para stake holdernya,” katanya.
Demikian pula Arnold Sipahutar SE, Kepala Urusan Transformasi Bisnis, juga mengharapkan, nantinya para pemasok TBS melakukan hal yang sama kepada para petani sawit yang menjual TBS kepada mereka.

“Ini sangat penting dilakukan karena kita ingin bisnis ini sesuai dengan prinsip 3P yaitu people, planet dan profit. Bisnis sawit harus memiliki sensitifitas terhadap hak sosial, keberlanjutan bisnis yang ramah lingkungan dan tentu saja mempunyai keuntungan yang menjanjikan,” ujarnya.

Tio Handoko ST MM dan Budiarjo Ikhwan SE, staf Urusan Transformasi Bisnis dalam paparan materinya kepada para peserta pertemuan mengatakan, latar belakang berdirinya RSPO karena adanya tuntutan permintaan produk minyak nabati yang harus ramah lingkungan dan ramah secara sosial. Adanya global warning issue sehingga sangat penting menerapkan aspek greening the supply chain. Adanya kekhawatiran maraknya pembukaan hutan dan potensi hilangnya keanekaragaman hayati yang semakin marak terjadi di industri perkelapa sawitan sehingga diduga adanya potensi keterkaitan kerusakan hutan dan ekspansi industri sawit oleh kelompok pecinta ling kungan hidup. Selain itu, adanya kesempatan perkebunan untuk meningkatkan efisiensi, daya saing dan profit. (ndi)ndi)

Dapat Rp1,8 M, Fasilitas tak Layak

Plus-Minus Jadi Paskibraka

Sudah 30 tahun ini tradisi Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) di setiap peringatan detik-detik proklamasi 17 Agustus masih dipertahankan. Mereka direkrut dari seluruh provinsi dengan seleksi ketat dan digembleng selama sebulan. Masihkah menggiurkan menjadi Paskibraka?

Tugas menjadi Paskibraka memang boleh dibilang masih membanggakan. Buktinya, setiap kali dilaksanakan seleksi mulai tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat, mereka yang terpilih selalu antusias.
Tetapi, di balik itu ternyata masih ada sisi lain yang menjadi masalah. Mulai persoalan fasilitas latihan hingga anggaran yang belakangan kian jauh dari harapan. Bahkan, program itu terkesan dianaktirikan.

Penanggung Jawab Pelaksanaan Program Paskibraka Jonni Mardizal mengungkapkan, salah satu masalahnya terletak pada kondisi fasilitas latihan di Pusat Pengembangan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON) Cibubur, Jakarta. Di tempat itulah para calon anggota Paskibraka yang akan mengibarkan bendera pusaka pada upacara detik-detik proklamasi digembleng sebulan penuh.

Kondisi PP PON saat ini bisa dikatakan sudah tidak layak. Kerusakan-kerusakan mulai tampak di beberapa sisi. Mulai konstruksi yang sudah harus diperbarui, langit-langit yang jebol, dan kondisi kamar yang sudah tidak sesuai dengan standar ideal.

“Kami harus maklum dengan kondisi itu. Memang sudah lama sekali bangunannya. Ada 30 tahunan lebih usianya. Kalau disesuaikan dengan kondisi sekarang, memang sudah tidak layak,” ujar Jonni.

Soal kapasitas kamar, misalnya. Idealnya, setiap kamar diisi maksimal dua orang anggota Paskibraka. Tetapi, kenyataan saat ini memperlihatkan bahwa setiap kamar harus diisi tiga sampai empat anggota Paskibraka. Kamar mandi dan lantainya pun sudah kurang layak, perlu perbaikan.

Karena itu, setelah pelatihan tahun ini, tempat tersebut bakal diperbaiki. Bukan dibangun secara keseluruhan, melainkan hanya sedikit direnovasi. Sebab, Jonni ingin mempertahankan keaslian asrama yang menjadi kawah candradimuka Paskibraka selama bertahun-tahun tersebut.

Selain kondisi bangunan, persoalan juga menyangkut anggaran. Bukan hanya anggaran renovasi, tetapi juga anggaran bagi Paskibraka yang selama ini menjadi tanggung jawab Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sayang, Jonni tidak mau menyebutkan besar anggaran yang harus dikeluarkan oleh Kemenpora untuk biaya renovasi itu. Dia hanya membocorkan bahwa anggaran untuk pelatihan Paskibraka mencapai Rp1,8 miliar.

Jumlah tersebut, lanjut Jonni, sudah termasuk biaya akomodasi, transportasi dari daerah masing-masing, konsumsi, seragam, dan kebutuhan lain yang terkait dengan kelengkapan anggota Paskibraka.

“Jumlah segitu memang masih kurang. Seharusnya, ada tambahan-tambahan agar bisa ideal,” kata pejabat eselon II Kemenpora tersebut. (aam/c11/kum/jpnn).

Main Keras

Barcelona vs Real Madrid

BARCELONA-Seperti el clasico sebelumnya, bentrok antara Barcelona kontra Real Madrid pada second leg Piala Super Spanyol di Nou Camp dini hari nanti dijamin seru. Barca memang hanya butuh hasil imbang 0-0 atau 1-1 untuk mengunci juara. Tapi, itu pun tidak mudah.

Real sangat ingin menghentikan dominasi Barca. Karena itu, tim besutan pelatih Jose Mourinho itu siap melakukan segala cara untuk meredam musum abadinya tersebut. Termasuk dengan memeragakan permainan keras nan kasar.
Di atas kertas, Barca lebih diunggulkan. Catatan pertemuan kedua dalam beberapa musim terakhir berpihak kepada Barca. Sejarah juga mencatat bahwa juara Liga Primera Spanyol lebih sering jadi pemenang pada Piala Super Spanyol. Sejak 1982, 14 kali pemenang Piala Super Spanyol adalah juara Liga Primera. Hanya empat kali juara Copa del Rey yang memenangkannya.

Jajak pendapat di surat kabar ternama Spanyol Marca juga menjagokan Barca dengan peluang menang 55 persen. “Boleh saja kami dijagokan, tapi di El Clasico tidak ada yang benar-benar jadi favorit,” kata Dani Alves, bek Barca, seperti dikutip Marca.

Barca memang punya banyak keuntungan. Selain main di kandang, mereka juga mendapatkan tambahan tenaga dengan kehadiran Cesc Fabregas. Mantan kapten Arsenal itu punya peluang melakoni debutnya di laga ini. “Secara fisik saya siap bermain, tapi pelatih yang memutuskannya,” terang Fabregas seperti dikutip AFP.

Bagi Fabregas, tidak ada yang layak menjadi favorit pada laga bertajuk el clasico. “Barca dan Real adalah tim terbaik di Eropa, kompetisi antara kedua tim itu sangat brutal. Real tidak akan pernah menyerah,” katanya.

Yang pasti, skuad Pep Guardiola bakal lebih lengkap. Gerard Pique, Xavi Hernandez, dan Sergio Busquets siap menjadi starter. Hanya kapten Carles Puyol yang masih belum fit 100 persen.

Di lini depan, Alexis Sanchez kembali akan menjadi pendamping Lionel Messi dan David Villa untuk menggedor pertahanan Real. “Kali ini kami harus bermain lebih baik dan menang,” ungkap Sanchez kepada TVE.

Penyerang yang digaet dari Udinese itu tampil penuh pada laga pertama. Aksi Sanchez beberapa kali membuat repot pertahanan Real. Dia menilai hasil seri 2-2 sebagai modal yang bagus bagi Barca. “Ini hasil yang bagus. Tapi, kami harus menuntaskannya di Barcelona,” kata Sanchez dalam wawancara dengan TVE.

Di sisi lain, Real sangat mungkin melakukan perubahan untuk meredam agresivitas Barca. Gelandang anyar Fabio Coentrao yang bermain apik pada laga perdana, kemungkinan menjadi starter menggantikan Angel Di Maria. Meski posisi aslinya adalah bek kiri, Coentrao juga piawai berperan di beberapa posisi.

Pertarungan sengit bakal kembali terjadi di lini tengah. Untuk meredam keunggulan Barca dalam hal penguasaan bola, para penggawa Real bakal meningkatkan pressing. Strategi itu membuat Cristiano Ronaldo dkk berpotensi melakukan pelanggaran.

“Kami kini lebih kuat, sebuah kesatuan yang lebih baik. Saya kira kami lebih mendominasi dan menciptakan banyak peluang mencetak gol,” tutur Goncalo Higuain, penyerang Real. “Saya senang dengan cara kami bermain dan kami bisa menang dengan cara itu,” sambungnya. (ham/ca/jpnn)

Antusias Muspida Mendengar Pidato SBY

MEDAN-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Medan, menggelar paripurna istimewa mendengarkan pidato kenegaraan SBY dalam rangka HUT Kemerdekaan ke-66 RI melalui sidang paripurna bersama DPR RI dan DPD RI.
Pantauan waratawan koran ini, sejumlah persiapan sudah dilakukan diantaranya paduan suara serta pengamanan di sekitar komplek gedung DPRD Medan. Ratusan undangan mulai berdatangan ke gedung DPRD Medan. Sementara rapat paripurna rencananya akan dimulai pukul 10.00 WIB.

Usai pidato kenegaraan, SBY yang dijadwalkan menyampaikan pidato Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 pada rapat paripurna DPR RI yang dihadiri bersama oleh anggota DPR RI dan DPD RI ditempat yang sama, mulai pukul 14.00 WIB. Hadir dalam paripurna istimewa tersebut, Walikota Medan Rahudman Harahap, Ketua DPRD Medan Amiruddin, seluruh anggota Dewan dan undangan.

Dewan Pimpinan Daerah  Komite Pemuda Pemantau Pemanfaatan Keuangan Negara (DPD KP3KN) Propinsi Sumatera Utara tidak mau kalah. Mereka menggelar nonton bareng (nobar) pidato presiden SBY menyangkut nota keuangan negara yang berlangsung di sekretariat DPD KP3KN Sumut Jalan Kapten Muslim Komplek Ruko tata Plaza Blok A No 6 Medan, Selasa (16/8). Kegiatan nobar itu demi meningkatkan silaturahmi sesama pengurus DPD KP3KN Sumut, serta mningkatkan pemahaman terhadap konidisi keuangan negara.

Menurut Ketua DPD KP3KN SUMUT, Franc Hockly Tambunan, bahwa KP3KN Sumut merupakan LSM Nasional yang  kini hadir sebagai DPD di Sumatera Utara. “ Artinya lembagai ini (KP3KN Sumut-red) menyangkut  keungaan negara yang notabene juga menyangkut keuangan masyarkat Sumut. Oleh sebab itu, di acara Nobar pidato presiden inilah kita memperkenalkan diri kepada masyarakat dan media.” bilang Franc.

Dilanjutkannya, untuk itu DPD KP3KN Sumut menganggap perlu memberikan tanggapan atas pidato bapak presiden, agar masyarakat semakin faham tentang isi dan makna dari pidato presiden yang lazim dilakukan setiap tanggal 16 Agustus dari masyarakat umum dan LSM.

Dikatakan Franc, mengapa perlu KP3KN memberikan tanggapan?. Tentunya karena rancangan anggaran  sering tidak realistis dan politik anggaran itu sendri sering pula tidak berpihak pada rakyat melalui pemanfaatan dana-dana yang belum maksimal menunjung laju pertumbuhan ekonomi rakyat. “ Di sinilah, anggaran belanja modal untuk pembangunan dikorupsi oleh para birokrat, politisi dan calo-calo anggaran,” kata Franc.

Di Tebing Tinggi seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Wali Kota Tebing Tinggi, Ir Umar Zunaidi Hasibuhan dan wakilnya, Irham Taufik SH serta seluruh SKPD, Muspida, Camat dan Lurah seluruh Kota Tebing Tinggi antusias mendengarkan pidato kenegaraan SBY. Mereka menonton melalui layar monitor di ruang sidang Paripurna DPRD Kota Tebing Tinggi menjelang akan diperingati hari HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 66, Selasa (16/8).

Wakil Ketua II DPRD, H Amril Harahap dalam sambutannya mengatakan hendaklah kita bisa menghargai kemerdekaan yang telah dipertaruhkan oleh pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawa untuk  membela sampai titik darah penghabisan. “ Kita layaknya sebagai generasi penerus bangsa, apa yang sudah bisa kita berikan untuk mengisi kemerdekaan yang sudah 66 tahun lamanya,” papar Wakil Ketua II DPRD, Amrilo Harahap ketika membacakan kata sambutan.

Wali Kota Tebing Tinggi, Ir Umar Zunaidi Hasibuhan mengatakan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada bulan Ramadan hendaklah jangan terlalu berlebihan dalam merayakannya “ Untuk pawai keliling kota, kemungkinan kita tidak melaksanakan, hal itu berhubung sedang berpuasa,” jelasnya.

Di Binjai, para unusur Muspida dan Muspika Binjai yang ada di seluruh kabupten/kota, juga mendengarkan pidato Presiden RI, SBY di gedung DPRD Binjai, Jalan Veteran, Kecamatan Binjai Kota melalui televisi yang disiapkan.
Namun, dalam rapat paripurna istemewa tersebut, rasa nasionalisme para pejabatan di Kota Binjai sekaan kian memudar. Pasalnya, ratusan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), seperti Lurah, Camat, dan lainnya, yang seharusnya memadati gedung Dewan, tetapi kali ini, kursi di gedung Dewan terhormat tersebut tampak lenggang, baik di dalam mapun di luar gedung.

Bahkan, hal ini sempat menjadi bahan pembicaraan sejumlah pejabat. Ada yang mengaku rapat paripurna yang dilakukan sangat sepi dari paripurna yang dilakukan saat pemimpin Binjai sebelumnya.
Parahnya lagi, dari 30 anggota DPRD Binjai yang ada tak tampak tidak hadir.

Sekwan Kota Binjai, Kumar Tanjung, saat ditanya tentang itu itu hanya mengaku sebagai pengundang. (adl/omi/dan/mag-3/saz)

Newcastle-Arsenal Terancam Sanksi

LONDON-Partai Newcastle United vs Arsenal akhir pekan lalu diwarnai insiden keributan antara para pemainnya. Maka FA pun mendakwa kedua klub itu bersalah dan siap memberikan hukuman.
Insiden itu terjadi di menit ke-79 saat Gervinho dikartu merah wasit karena didakwa menampar Joey Barton, yang kesal melihat aksi diving striker asal Pantai Gading itu sebelumnya.

Ketegangan antara keduanya pun memicu emosi para pemain lainnya, yang sempat membuat mereka berkerumun hingga akhirnya wasit Peter Walton memisahkan.

Maka FA langsung memvonis kedua kedua klub itu bersalah karena dianggap tak bisa mengendalikan para pemainnya. “Kedua klub mendapatkan denda sehubungan dengan konfrontasi massa para pemainnya terkait insiden di mana pemain Arsenal Gervinho mendapat kartu merah,” demikian pernyataan FA yang dilansir Yahoosports.
Gervinho yang diberi sanksi tiga pertandingan akan dibanding oleh Arsenal, karena menganggap reaksi Barton berlebihan saat disentuh mukanya oleh eks pemain Lille itu.

Tak hanya Gervinho, pemain Arsenal lainnya Alex Song juga terancam sanksi karena tertangkap kamera menginjak kaki Barton dengan sengaja.

Untuk kasus Song, FA memberikan waktu hingga Selasa, (16/8) untuk banding. Sementara untuk denda Arsenal dan Newcastle, keduanya diberikan tenggat hingga Kamis besok. (net/jpnn)

Forlan Mimpi Main di Inter

MILAN-Kalau Inter Milan jadi melepas Samuel Eto’o ke klub Rusia Anzhi, maka besar kemungkinan sang suksesornya adalah Diego Forlan yang kini masih berkostum Atletico Madrid.

Hal itu diakui langsung oleh Forlan. Penyerang berkebangsaan Uruguay itu mengaku sudah dihubungi Inter dan tampaknya sedang sangat tergoda untuk bisa main di Kota Milan. Tapi begitu, pemain yang main bagus sepanjang putaran Piala Dunia 2010 lalu itu mengaku belum ada kesepakatan resmi oleh Inter.

“Ya, benar. Saya sudah mendapat tawaran dari Inter. Bermain di Milan akan menjadi mimpi,” beber Forlan.
Manajemen Inter memang menjadikan Forlan sebagai alternatif pengganti Samuel Eto’o, yang kemungkinan besar akan meninggalkan Giuseppe Meazza dalam waktu dekat.

Sadar jadi target, Forlan tampak agak jual mahal apalagi kabarnya banyak klub Eropa lainnya yang tertarik menggunakan tenaganya. Termasuk klub asal Turki.

“Nama saya juga banyak disebutkan di Turki. Saya belum mendapatkan tawaran dari tim Turki, tapi negara mereka indah dan akan menyenangkan bisa melanjutkan karir di sana,” tandasnya.
Namun kubu Atletico Madrid langsung pasang badan. Manajemen memastikan mereka tidak akan melepas Forlan sebelum pasti mendapatkan bomber Porto Radamel Falcao.

Ditegaskan manajer umum Miguel Angel Gil Marin, Atletico Madrid saat ini sedang menyusun strategi untuk bisa mendatangkan Falcao. Salah satu opsi yang ada kabarnya adalah dengan melepas Diego Forlan ke Inter Milan.  “Untuk saat ini kami tak tertarik untuk menjual Forlan, karena kami sudah kehilangan Sergio Aguero,” ungkapnya kepada FC Inter1908.it.

“Tapi kami saat ini sedang mengusahakan untuk bisa membeli Falcao dari Porto. Jika kami akan menuntaskan kesepakatan itu, kami siap mempertimbangkan tawaran untuk Forlan,” lanjutnya.

Falcao sendiri mengaku senang bisa memiliki kans bermain untuk Atletico Madrid di musim ini
Kepastian bakal hengkangnya Forlan telah berhembus sejak awal musim panas ini. Rumor itu muncul karena pada musim kompetisi 2010/11 Forlan jarang dimainkan setelah berselisih dengan pelatih Quique Flores.
Namun demikian striker tim nasional Uruguay ini berulang kali membantah rumor tersebut. Ia selalu menegaskan komitmen masa depannya bersama Atletico.

Forlan bergabung ke Atletico pada 2007 dari Villarreal dengan nilai transfer €21 juta. Musim lalu, ia tampil sebanyak 42 kali dengan mengoleksi 10 gol. (bbs/jpnn)

Klumpang Putra Tantang Pra PON Sumut

MEDAN-Tim sepak bola Pra PON Sumut yang sedang bersiap menuju putaran kedua babak penyisihan yang kemungkinan besar berlangsung pada Oktober nanti terus digenjot oleh trio pelatih Rudi Saari Cs.

Untuk mengaplikasikan sudah sejauh mana para pemain mampu menyerap program latihan yang diberikan, maka agenda ujicoba menghadapi tim-tim tangguh yang ada di Sumut pun terus digeber. Salah satu lawan yang akan dihadapi adalah Klumpang Putra
Ya, bertempat di Lapangan Sepak Bola Klumpang Putra, hari ini (17/8) anak asuh Rudi Saari akan melakoni ujicoba yang ke-27, pasca terbetuk pada 25 Juli 2010 lalu.

Dari 27 kali melakukan pertandingan ujicoba itu Hardiyantono dkk mencatatkan hasil 20 kali menang, 4 kali imbang dan 3 kali kalah, dengan torehan gol 66 kali memasukkan dan 23 kali kebobolan.

“Kita berharap lewat pertandingan ujicoba ini ditemukan apa-apa saja yang masih menjadi kelemahan tim ini. Karenanya, menang atau kalah bukan tujuan utama dari pertandingan ujicoba ini,” bilang Rudi Saari, head coach tim Pra PON Sumut.         “Terpenting, seluruh pemain harus mampu bermain dengan skema permainan seperti yang selama ini dijejali  kepada mereka setiap kali latihan,” tambahnya.

Rencannya,  selain menggelar pertandingan ujicoba antara tim Pra PON Sumut versus Klumpang Putra, juga akan digelar pertandingan persahabatan antara tim oldcrack DPRD Sumut yang diperkuat Wakil Ketua DPRD Sumut Ir H Kamaluddin Harahap menghadapi tim oldcrack Klumpang Putra yang diperkuat beberapa mantan pemain Harimau Tapanuli seperti Colli Misrun, Subandi dll. Pertandingan dimulai Pukul 15.00 WIB dan dilanjutkan acara berbuka puasa bersama.    (jun)

Tidak Tahu Alasan Mengapa Dia Dipilih Soekarno

Ilyas Karim, Saksi Hidup Pengibar Bendera saat Proklamasi 17 Agustus 1945

Ketika menjadi pengibar bendera saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, umur Ilyas Karim baru 18 tahun. Kini umurnya sudah senja, 84 tahun. Tapi, hidupnya jauh dari sejahtera. Dia dan istri sekarang tinggal di atas lahan pinjaman, yang sewaktu-waktu bisa diusir.

Hari ini, Rabu (17/8) 66 tahun Indonesia merdeka. Setiap kali kemerdekaan negara ini dirayakan, Ilyas Karim selalu teringat pada peristiwa bersejarah di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta Pusat itu. Yakni, ketika dia menjadi salah satu pengibar bendera, setelah Presiden Pertama RI Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

“Mungkin saya satu-satunya orang yang masih hidup pada peristiwa itu,” kata Ilyas, dengan intonasi kalimat yang sangat jelas. Meski umur sudah 84 tahun, Ilyas masih terlihat tegap. Kedua matanya harus diplester agar tak terpejam. Ini akibat penyakit stroke yang menyerangnya beberapa tahun lalu.

Ilyas masih sangat lancar menceritakan peristiwa yang tak pernah dia lupakan seumur hidupnya itu. Saat ditemui di rumahnya Sabtu lalu (6/8) di perkampungan padat di pinggiran jalur rel kereta api di Kalibata, Jakarta Selatan, Ilyas menceritakan kisah bersejarah itu.  Dia mengisahkan, tugas yang diberikan kepadanya untuk mengibarkan Merah Putih berawal pada 16 Agustus 1945 malam. Saat itu Ilyas muda dan beberapa rekannya yang berhimpun di Asrama Pemuda Islam (API) mendapat undangan datang ke kediaman Soekarno. Undangan tersebut disampaikan oleh pemimpin API Chairul Saleh Rasyid yang juga salah satu tokoh pejuang pemuda saat itu.

Esok harinya (17 Agustus 1945), setelah salat Subuh, Ilyas dan sekitar 50 rekannya dengan bersemangat berjalan kaki dari basecamp API di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, menuju Pegangsaan Timur 56 (kediaman Soekarno), yang jaraknya tidak terlalu jauh.

“Sampai saat (berangkat) itu pun saya belum tahu kalau akan menjadi pengibar bendera, dan saat itu saya ditarik protokler untuk menjadi Paskibraka, ” cerita Ilyas.

Nah, ketika sampai di rumah Soekarno, tiba-tiba lengan kiri Ilyas ditarik Sudanco (komandan peleton) Latief Hendraningrat, petugas protokoler istana. Ilyas yang kala itu baru berumur 18 tahun kemudian diminta berdiri tak jauh dari tiang bendera. “Dik, kamu nanti jadi pengibar bendera. Hati-hati, ya, nanti memegangnya, jangan sampai sobek, (bendera) ini cuma dijahit dengan tangan oleh Bu Fatmawati,” ungkap Ilyas, menirukan pesan Sudanco Latief, waktu itu.

Tidak ada latihan, tidak ada pula geladi resik. Sebab, tidak lama setelah dirinya ditunjuk, prosesi proklamasi kemerdekaan langsung dimulai. “Sampai sekarang pun saya tidak tahu mengapa pilihannya ke saya. Mungkin karena saya termasuk yang paling muda, ya, saat itu,” katanya, lantas tersenyum.

Seperti tampak pada foto yang dijumpai dalam buku-buku sejarah perjuangan, ada dua pengibar bendera saat hari proklamasi itu. Selain Ilyas, pengibar bendera adalah Sudanco Singgih. Keduanya dikelilingi Soekarno, M. Hatta, Fatmawati, dan Rahmi Hatta. Pemuda pengibar bendera yang bercelana pendek dan membelakangi kamera itulah Ilyas Karim.

Di antara enam orang yang ada di foto tersebut, tinggal Ilyas yang masih hidup hingga saat ini. “Bahkan, dari semua yang hadir di rumah Bung Karno waktu itu pun mungkin tinggal saya yang masih diberi umur panjang,” imbuh Ilyas.
Meski memiliki peran nyata saat proklamasi kemerdekaan, kehidupan Ilyas saat ini bisa dikatakan memprihatinkan. Dia kini tinggal di rumah yang terletak di perkampungan padat di pinggiran jalur rel kereta api di Kalibata, Jakarta Selatan. Tepatnya, di Jalan Rawajati Barat, sekitar 100 meter dari Stasiun Kalibata.

Di rumah bercat biru yang sudah kusam itulah Ilyas menghabiskan sisa hidupnya bersama istri. Bangunan sederhana yang kulit temboknya sudah banyak mengelupas itu berukuran sekitar 10 x 7 meter.

Masuk ke dalam rumah, di ruang tamu yang menyatu dengan ruang tengah tertempel banyak foto di beberapa bagian dinding. Sebagian besar tanpa pigura. Foto-foto itu hanya dilapisi plastik bening dan ditempel seadanya dengan selotip.
Sebagian besar merupakan foto kenangan bersama rekan-rekannya sesama veteran maupun sejumlah tokoh negeri ini. Termasuk di dalamnya foto bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Ini waktu dia (SBY, Red) belum jadi presiden, waktu minta dukungan jaringan veteran untuk maju capres 2004 lalu,” tutur Ilyas.

Dia lantas menceritakan, kepindahan keluarganya ke rumah di sebelah rel kereta api itu. Berawal dari penggusuran paksa dirinya dan keluarga dari tempat tinggal di Asrama Siliwangi, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Peristiwa itu terjadi pada 1982. Kini di lokasi asrama itu berdiri Kantor Kementerian Keuangan. “Kami diusir saat itu, bukan digusur. Sebab, memang tidak ada uang pengganti sama sekali yang kami terima,” tegasnya.

Bahkan, tidak banyak barang yang bisa diselamatkan saat hari H pengusiran. Saat itu konsentrasi keluarga terpecah. Ilyas dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, karena terkena penyakit jantung. Meski diiringi isak tangis, buldoser terus meratakan bangunan yang ada tanpa bisa dikompromikan lagi. “Tidak ada yang berani melawan karena kondisi politik dan keamanan saat itu tidak seperti sekarang,” imbuh bapak 14 anak tersebut.

Bersama keluarga, Ilyas lantas menumpang di rumah rekannya di kawasan Jalan Pramuka, selama beberapa bulan. Dari situlah dirinya kemudian tinggal di Kalibata sampai sekarang. Saat berjalan-jalan di kawasan yang terkenal dengan keberadaan Taman Makam Pahlawan tersebut, dia melihat lahan kosong yang dipenuhi ilalang di sepanjang rel.
Dia lalu menemui kepala PT KA setempat untuk minta izin mendirikan bangunan di lokasi tersebut. “Tapi, bukan hak milik, kami hanya pinjam. Karena itu, sampai sekarang saya terus dibayang-bayangi ancaman penggusuran,” kata Ilyas.

Lalu ke mana anak-anak? Mengapa tidak tinggal bersama mereka?

Dia mengungkapkan, anak-anaknya telah memiliki rumah sendiri-sendiri dan tersebar di berbagai daerah. Bukan hanya di Jakarta, tapi ada yang di Medan, Padang, Pekanbaru, dan Semarang. Bahkan, ada pula yang menikah dengan orang Jerman dan tinggal di sana. “Hampir semua mengajak tinggal bersama, tapi saya yang tidak mau,” ujar kakek 28 cucu tersebut.

Ilyas beralasan, kalau ikut bersama anak-anaknya, dirinya akan sangat terbatas dalam melakoni aktivitas kemasyarakatan yang masih dijalani sampai sekarang. “Saya ini pejuang dan ingin tetap berjuang sampai saya mati nanti,” tandas purnawirawan berpangkat terakhir letkol TNI tersebut.

Sejak 1996 Ilyas menjabat ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia (Yapsi). Yayasan itu memiliki cabang di 14 provinsi, seperti di Medan, Riau, Jambi, Palembang, Banten, dan Ambon. Selain dijadikan wadah bagi para mantan pejuang Siliwangi dan keluarga, yayasan tersebut bergerak di bidang sosial. Di antaranya, memberikan santunan dan pengobatan gratis bagi warga tidak mampu.

Itulah aktivitas yang masih dilakoni Ilyas sampai sekarang. “Tidak tiap hari sih ke kantor, paling dalam seminggu 2 hingga 3 hari. Itung-itung olahraga naik turun angkot,” katanya, lantas terkekeh.

Siliwangi memang memiliki arti khusus bagi Ilyas Karim. Setelah memutuskan bergabung menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR), dia turut berperan dalam pembentukan Divisi Siliwangi yang saat ini bernama Kodam Siliwangi.

Pada 20 Mei 1946 A.H. Nasution mengundang sejumlah perwakilan BKR dari beberapa wilayah, seperti Jakarta, Banten, Bogor, dan Cirebon. Agenda khususnya adalah pembentukan divisi baru. “Kebetulan saya yang mengusulkan nama Siliwangi ke Pak Nasution dan beliau setuju,” kata Ilyas.

Sebagian besar karir ketentaraan Ilyas juga dihabiskan di Divisi Siliwangi. Beberapa tugas seperti penumpasan Darul Islam di Jawa Barat dan Aceh, penumpasan PRRI di Pekan Baru, dan operasi Seroja di Timor Timur sempat dilakoninya.

Pengalaman terlibat dalam pasukan perdamaian PBB juga beberapa kali dijalaninya. Yaitu, ikut masuk dalam misi perdamaian di Kongo, Vietnam, dan Lebanon.

Pada 1980 Ilyas pensiun dari dinas militer. Selain menyandang pangkat terakhir letkol TNI (pur), atas jasa baktinya kepada negara, gelar veteran pejuang kemerdekaan golongan A juga disandangnya. Meski demikian, jangan membayangkan Ilyas berlimpah tunjangan maupun penghormatan yang lain dari negara. Sebagai veteran, dia berhak menerima uang tunjangan Rp 500 ribu per bulan. Lalu, sebagai pensiunan TNI-AD, dia menerima Rp 1,5 juta per bulan.
Namun, karena peraturan pemerintah terakhir, Ilyas tidak bisa menerima keduanya sekaligus. Dia harus memilih, mengambil tunjangan veteran atau uang pensiun TNI-AD. “Ya, saya memilih mengambil uang pensiunan saja,” ujar Ilyas. (*)

Dewan Lalai Laporkan Hasil Reses

MEDAN- Masyarakat yang menyampaikan aspirasinya pada reses I DPRD Kota Medan yang dilaksanakan pada April lalu, harus mengelus dada. Pasalnya, aspirasi yang disampaikan saat itu baru dapat direalisasikan pada APBD 2012 mendatang. Hal ini disebabkan lambatnya laporan hasil reses tersebut diparipurnakan. Sementara Perubahan APBD Kota Medan 2011 sudah disahkan, Senin (15/8) lalu.

“Kami dari Tim reses Dapil 3 merasa kecewa, karena hasil reses yang dilakukan pada April lalu, baru sekarang disampaikan dalam paripurna. Karenanya, aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam reses tersebut baru bisa akan ditampung dalam APBD 2012 mendatang,” kata Budiman Panjaitan, selaku juru bicara tim reses Dapil 3 DPRD Kota Medan sebelum membacakan laporan hasil resesnya.

Saat dikonfirmasi kepada Ketua DPRD Kota Medan Amiruddin, mengapa hasil reses tersebut baru dilaporkan sekarang, dia mengatakan, hal tersebut dikarenakan terlambatnya administrasi saat laporan.
“Administrasinya terlambat. Seharusnya dibuat dan disampaikan ke Banmus sehingga bisa dijadwalkan lebih cepat,” ujar Amiruddin, Selasa (16/8)  siang. Amiruddin menyangkal kalau hasil reses I yang digelar April lalu tak bisa ditampung dalam PAPBD Kota Medan  2011 telah disahkan Senin (15/8).
“Sebahagian dari hasil reses sudah masuk ke PAPBD 2011. Sebahagian lagi akan ditampung pada APBD 2012,” ucapnya lagi.

Sementara Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidi menambahkan, keterlambatan penyampaian hasil reses tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan dewan seperti pembahasan LKPJ dan LPJ Wali Kota Medan, PAPBD dan Ranperda Pajak Daerah.

“Ada kekhilafan di Banmus. Dengan begitu, sesuai periode II reses di pertengahan bulan sembilan, akan disesuaikan,” katanya seraya menambahkan anggaran seluruh reses sebahagian sudah masuk di PABD 2011.
Sementara dalam laporan hasil reses tersebut, masalah infrastruktur dan pelayanan publik masih menjadi sorotan tajam anggota DPRD Medan. Seperti halnya di Daerah Pemilihan I meliputi Kecamatan Medan Amplas, Medan Denai, Medan Kota dan Medan Area.

“Masalah infrastruktur masih menjadi permasalahan dan keluham masyarakat  di antaranya perlunya perbaikan sarana infrastruktur jalan setapak drainase, lampu jalan di sejumlah gang, optimalisasi penyaluran UKM, pelayanan publik, birokrasi dan jaminan kesehatan,” ujar koordinator Reses I, Parlaungan Simangunsong dalam laporan yang disampaikan dalam paripurna.

Dikatakan Parlaungan, buruknya infrastruktur di Dapil I terjadi diantaranya kerusakan jalan di beberapa kawasan diantaranya Tangguk Bongkar, Jermal dan Mandala.

Dalam kesempatan itu juga, Parlaungan menyayangkan ketidakhadiran  sejumlah SKPD dalam reses tersebut seperti Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunanj, Perumahan dan Pemukiman,  Dinas Bina Marga dan Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan. (adl)