26 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 14869

Kuil Preah Vihear Jadi Zona Steril

Bocah Lima Tahun Ditembak

DEN HAAG – Setelah berlarut-larut konflik yang berkepanjangan di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboj, kini mendapat perhatian serius dari pengadilan tinggi PBB. Dalam sidang di Den Haag, Belanda, Senin (18/7), Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan kedua negara menarik mundur semua pasukan dari sekitar kompleks Kuil Preah Vihear.

‘’Kedua pihak harus menarik mundur seluruh personel militer masing-masing yang berada di zona demilitarisasi,’’ kata Hakim Hisashi Owada yang juga pimpinan ICJ.  Dia juga minta kedua negara saling menahan diri. Thailand dan Kamboja tidak boleh lagi menempatkan personel militer mereka di wilayah sengketa tersebut.

Hakim asal Jepang itu  memutuskan kompleks Kuil Preah Vihear sebagai zona steril. Karena itu, candi yang sempat menjadi saksi bisu baku tembak tentara Thailand dan Kamboja tersebut harus bersih dari militer maupun senjata dan berbagai atribut terkait. ‘’Sesegera mungkin wilayah perbatasan dan kompleks candi itu harus steril,’’ tegasnya.
Owada meminta dua negara untuk menyelesaikan sengketa wilayah lewat forum regional ASEAN. Caranya mempersilakan wakil 10 negara anggota kelompok regional itu meninjau wilayah sengketa agar bisa melakukan pengamatan langsung. Selama peninjauan itu, Thailand dan Kamboja diimbau untuk tidak saling memprovokasi dan bahkan saling serang.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand Kasit Piromya menyam but baik keputusan ICJ. Sebagai anggota PBB dan ASEAN, Thailand berjanji bakal melaksanakan keputusan itu.

Sementara itu, sekelompok pria bersenjata menyerang pejabat Thailand yang sedang berada dalam festival di kuil Budha, Senin (18/7) pagi. Akibatnya seorang gadis kecil tewas dalam peristiwa itu.

Sebanyak enam pria bersenjata masuk ke dalam Kuil Suwapadit di Provinsi Surat Thani yang terletak 520 kilometer dari Bang kok dan melepaskan tembakan ke pemerintah setempat Songwut Noppakhun.(ap/afp/rt/hep/dwi/jpnn)

Dijerat Empat Pasal, Ruhut Diancam 16 Tahun Penjara

Anna Diperiksa Sembilan Jam

JAKARTA-Isteri pertama Ruhut Sitompul, Anna Rudiantiana Legawati, diperiksa sebagai saksi pelapor di Bareskrim Mabes Polri kemarin  (18/7).  Perempuan yang akrab dipanggil Anna ini diperiksa selama 9 jam dan dicecar sebanyak 15 pertanyaan seputar laporan kasus pemalsuan dokumen pernikahan.

“Ada sekitar 14 atau 15 ya, semua saya jawab,” kata Anna, usai diperiksa sekitar pukul 18.50 WIB, kemarin. Dia didampingi oleh pengacaranya Immanuel Sianipar.

Dalam laporannya, Anna menjelaskan Ruhut menikah dengan isteri keduanya, Diana Leovita, pada 2008 dengan mengaku sebagai lajang. Padahal Ruhut telah berhubungan dengan Anna sejak 1991 dan menikah di Sydney, Australia pada 1998 dan menghasilkan seorang anak yaitu Christian Husen Sitompul yang merupakan atlet berkebutuhan khusus yang kini berusia 20 tahun.

Anna tiba di Bareskrim Mabes Polri tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Menggunakan kemeja berwarna cokelat, Anna tampak tenang dan mengumbar senyum.

Anna mengaku, saat Ruhut belum menikah dengan istri keduanya, Diana, Anna sempat mengancam Ruhut. Ancamannya adalah dengan menggelar konferensi pers soal perselingkuhannya tersebut. “Saya akan konferensi pers, wah dia menangis kayak anak bayi saking takutnya menghadapi infotainment,” kata mantan anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Golkar ini.

Dengan alasan itulah, Ruhut kemudian menikah di Manado. Anna menjelaskan, sebetulnya Pendeta yang menikahkan Ruhut dengan Diana sudah mengetahui bahwa Ruhut telah memiliki istri di Jakarta.

Anna melaporkan Ruhut dengan empat pasal sekaligus. Empat pasal itu adalah tentang pemalsuan dokumen pasal 263 KUHP ancaman penjara 6 tahun. Kemudian pasal 279 KUHP menghilangkan status perkawinan, ancamannya 7 tahun.  Pasal 284 KUHP masalah perzinahan hukumannya 9 bulan, dan yang terakhir pasal 45 PP No 9 tahun 1975 tantang pelaksanaan UU No 1 tahun 74 tentang perkawinan, yaitu mempunyai istri yang kedua secara tidak sah. Tak hanya itu, Anna juga melaporkan politisi Partai Demokrat itu ke Badan Kehormatan DPR.(rdl/jpnn)

PHK tanpa Alasan Jelas

087868419xxx

Kepada Kadisnakertrans Provinsi: PT T tidak mendaftarkan saya menjadi peserta Jamsostek. Saya bekerja mulai 24 Agustus 1998 dan berhenti 16 Maret 2011, karena ada orang cari muka merasa super body dan merasa pemilik menyampaikan informasi salah ke Direktur Utama. Saya tidak bersalah tapi uang
PHK hanya satu kali UU No 13 Ketenagakerjaan dibayar. Kini, uang yang belum dibayar adalah uang ganti kerugian Jamsostek dan bonus kerja tahunan (masa kerja 12 tahun 7 bulan).

Tolong ya Pak, saya kerja tak pernah neko-neko dan tidak ada merugikan perusahaan satu rupiahpun, tapi langsung di PHK tanpa ada surat peringatan (SP) hebatkan Pak. Terima kasih Sumut Pos

Buat Laporan Tertulis

Terima kasih informasinya, kami akan menyampaikannya kepada instansi terkait. Karena apapun halnya persoalan yang sedang dihadap, semestinya bisa segera dituntaskan. Kami sarankan pengirim SMS ini untuk membuat laporan tertulis kepada instansi Disnakertrans. Karena dengan adanya laporan tertulis bisa ditindak lanjutinya apa yang menjadi persoalan Anda.

Dian Tito
Humas Pimpinan Pemprovsu

Biasa Urus yang tak Terlihat

As’ad Said Ali

As’ad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU menjadi Ketua Panitia Harlah 85 NU. Berkat tangan dinginnya, rangkaian acara yang telah dimulai sejak Juni lalu berjalan sukses. Mulai seminar yang dilakukan di sejumlah kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Puncak dari rangkaian acara tersebut dengan menggelar rapat akbar di GBK.

As’ad Said Ali secara terus terang meminta maaf kepada Presiden SBY terkait massa NU yang mulai bubar saat acara pembukaan.

Dia pun mengakui repot juga mengurus warga dan memobilisasi massa dalam Harlah NU ini. Dia mengakui tidak biasa mengurus yang tak tampak. “Nah, saat ini mengurus yang tampak, jadi belum terbiasa,” katanya.

Bagi awam, memang sulit mencerna pernyataan As’ad. Namun jika menilik latar belakang As’ad, sebelum aktif di PBNU, As’ad merupakan Wakil Ketua Badan Intelejen Negara (BIN) di era AM Hendropriyono.  Istilah ‘tak tampak’ yang disampaikan As’ad terkait kerja intelejen yang identik dengan pekerjaan yang cenderung tertutup, rahasia, dan senyap.(net/jpnn)

Keluarga Korban Belum Dapat Santunan

BELAWAN- Keluarga James Sipahutar (53), korban yang tewas dalam peristiwa meledaknya kapal patroli dengan nomor lambung 15001 milik Bea dan Cukai (BC) Belawan Wilayah I Sumatera Utara, di Pantai Labu Deli Serdang mengaku belum mendapatkan bantuan santunan.

Saat wartawan koran ini mendatangi rumahnya yang berada di Jalan Tempirai Blok VI Perumnas Griya Martubung, istri James Sipahutar, Wati (38) mengaku keluarga belum mendapatkan batuan dari pihak Bea dan Cukai.
“Pihak Bea dan Cukai hanya membiaya pemakaman. Cuma itu saja. Sedangkan untuk membicarakan soal bantuan santunan untuk anak-anak korban belum ada dibicarakan,” ujarnya.

Pantauan wartawan Sumut Pos di rumah duka sudah mulai sepi, hanya beberapa orang keluarga yang masih berkumpul.
Sementara itu, Kanit Penindakan dan Penyidik Kantor Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Belawan, Sudirman mengaku pihaknya belum memiliki data secara konkret penyebab terbakarnya kapal.

“Kami masih melakukan pengumpulan data untuk melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut,”ujarnya.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya belum ada memeriksa saksi-saksi atas kejadian tersebut.  (mag-11)

3 WN Iran Telan Sabu Rp1,5 Miliar

JAKARTA – Tiga warga negara Iran ditangkap gara-gara menyelundupkan sabu-sabu. Mereka menelan sabu-sabu senilai Rp1,5 miliar itu untuk mengelabui petugas.

“Para pelaku menelan sabu dalam bungkusan kecil agar tidak terdeteksi di bandara,” kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (18/7).

Tiga WN Iran masing-masing berinisial MA, MDZ dan SK. Mereka ditangkap di Hotel Oasis Amir, Jalan Senen Raya Kavling 135-137 Jakarta, Jumat (8/7) siang.

Nugroho menjelaskan, para tersangka menyelundupkan sabu ke Indonesia melalui jalur udara. Sabu seberat 1 kilogram dibawa khusus dari Teheran, Iran.

“Dari hasil penyitaan barang bukti tersangka apabila dikonversikan dengan mata uang rupian kita diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar,” ujar dia.

Untuk mengelabui petugas di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dua tersangka yakni MA dan MDZ membagi-bagi 1 kg sabu dalam bungkusan kecil dan dipisahkan dalam 159 kapsul.

“Tersangka MA menelan 80 kapsul sabu dan tersangka MDZ menelan 79 kapsul sabu,” kata Nugroho. Nugroho mengatakan, penangkapan ketiga tersangka bermula dari informasi masyarakat. Petugas kemudian membuntuti ketiganya saat tiba di bandara. “Di bandara mereka lolos dari pemeriksaan,” ujarnya. (net/jpnn)

Air PDAM tak Normal

085762116xxx

Sudah sekitar 4 tahun air di daerah Perumahan Simalingkar tepatnya di Jalan Rami (proyek lama) tidak normal, alias di jatah. Bahkan sekarang air tidak mengalir ke rumah,  kalaupun hidup hanya sebentar. Mohon perhatian dan ditindak lanjuti. Terima kasih.

Kami Pantau

Terima kasih, sesuai dengan kondisi yang ada, memang ada beberapa kawasan yang tekanan debit airnya rendah. Akibatnya kawasan tersebut tak kuat tekanan airnya. Seperti di kawasan Simalingkar. Tapi, kami masih mencari pola bagaimana tekanan debit air bisa lebih cepat.

Selanjutnya, kami juga akan berkoordinasi dengan cabang setempat untuk memastikan peta kawasan lambatnya distribusi air. Karena bisa saja, ada kendala teknis lainnya yang menyebabkan distribusi air melambat.

Humas PDAM Tirtanadi
Zaman Karya Mendrofa

Minyak Tanah Bercampur Solar

087869030xxx

Kepada Yth Bapak Wali Kota Medan, saya mau bertanya apakah minyak tanah itu diharuskan di campur dengan solar? Padahal di pangkalan minyak tanah dijual  seharga Rp7.500 per liter apa orang susah harus dibuat tambah susah?

Kami Koordinasikan

Terima kasih, sesuai aturannya tak dibenarkan ada pencampuran kadar minyak. Karena minyak tanah tetap minyak tanah, bukan minyak campuran. Begitu pun, kami akan berkordinasi dengan pihak PT Pertamina UPMS I Medan.

Khairul Buchari
Plt Kabag Humas Pemko Medan

Laporkan kepada Kami

Terima kasih laporannya, kami meminta warga untuk membuat laporannya kepada kami, dengan menyebutkan nama pemilik pangkalan dan alamatnya.

Selanjutnya, kirim pengaduan kepada PT Pertamina UPMS I Medan ke No Telp 50000, kami akan menindak lanjutinya dan merahasikan pelapornya.

Fitria Erika
Assisten Manager External Relation PT Pertamina UPMS I Medan

Renovasi SD Negeri di Pondok Kuning

Asian Agri Peduli Pendidikan

Teluk Panji  –  Asian Agri bekerjasama dengan Tanoto Foundation  melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) melakukan renovasi sekolah SD Negeri 117870 Pondok Kuning, yang berlokasi di Desa Teluk Panji, Kec. Kampung Rakyat,  Kabupaten. Labuhan Batu Selatan.  Adapun renovasi yang dilakukan meliputi renovasi sebagian gedung sekolah, perpustakaan serta MCK.

”Kualitas pendidikan tidak sekedar bergantung pada guru, tetapi juga sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dimana siswa bisa melaksanakan proses belajar mengajar di lingkungan sekolah yang baik, aman dan nyaman. Diharapkan renovasi ini dapat memotivasi siswa untuk semakin rajin belajar, sehingga kualitas siswa yang dihasilkan tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang berada di ibukota kabupaten maupun provinsi” ujar Rafmen, Head CSR Asian Agri.

Lamsaudin Siumeang,  Manager SSL Asian Agri menambahkan,  selain renovasi sekolah, sebelumnya juga telah dilakukan pelatihan guru di beberapa sekolah di wilayah operasional perusahaan, termasuk guru-guru yang berada di Teluk Panji ini. Pada tahun 2009 juga telah dilakukan pembangunan rumah baca “Panji Harapan” yang dapat diakses oleh pelajar dan masyarakat umum untuk menambah ilmu dan wawasan pengetahuan.

Sementara itu, Kepala Desa Teluk Panji, Mujiono berterima kasih atas perhatian yang telah diberikan Asian Agri untuk sekolah ini. Ia juga menyatakan bahwa ia  merupakan salah satu alumni dari SD Negeri Pondok Kuning ini, dan menurutnya  walaupun SD ini dulu dikatakan sebagai sekolah yang berada di desa terpencil, namun memiliki alumni terbilang berprestasi. Contohnya ia  yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Teluk Panji.

Demikian juga Kepala Sekolah SD Negeri Pondok Kuning, Agung P SPd. Ia juga  berterima kasih atas sumbangan perusahaan yang telah merenovasi sebagian ruang kelas, toilet dan perpustakaan sekolah. Ia berharap agar bantuan ini dapat terus berlanjut.  Turut hadir dalam acara ini; Kepala Desa Teluk Panji, Mujiono, Kepala Sekolah SD Negeri Pondok Kuning, Agung P SPd. dan para guru SD Negeri Pondok Kuning serta jajaran Manajemen  Asian Agri, diantaranya  Head CSR Asian Agri, Rafmen, Manager SSL Asian Agri, Lamsaudin Situmeang, Media Relation, Lidya Veronica,  Manajer Kebun Teluk Panji, John Liston Simanjuntak, Manajer Pabrik Teluk Panji, Arwedy Gultom, dan team. (*/sih)

Hidup Sehat Mengkonsumsi Hasil Pertanian Organik

MEDAN – Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat informasi dan edukasi masyarakat tentang Pertanian Selaras Alam, Jaringan Pemasaran Pertanian Selaras Alam (JaPPSA) akan menggelar seminar bertemakan “Hidup Sehat dengan Mengkonsumsi Hasil Pertanian Selaras Alam (Healthy Life By Consuming Organik Food) pada 21 Juli 2011 mendatang di Hotel Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan Medan.

Daniel Hutajulu, Manager Program Pemasaran JaPPSA mengatakan, tujuan dari seminar ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat Medan tentang apa sebenarnya makanan sehat, bahan-bahan kimia apa yang sangat berbahaya bagi kesehatan yang mungkin masuk kedalam tubuh melalui makanan hasil pertanian konvensioanal (pertanian yang menggunakan pestisida dan pupuk kimia), serta bahaya yang ditimbulkannya. Tujuan lain, meningkatkan pengetahuan masyarakat Medan, tentang Pertanian Selaras Alam (Organik) dan pentingnya mengkonsumsi makanan hasil Pertanian Selaras Alam (Organik).

‘’Hasil yang diharapkan masyarakat akan lebih sadar tentang bahaya yang ditimbulkan oleh kontaminasi pestisida dan pupuk kimia sampai terbentuklah kelompok pencinta makanan sehat,”ujarnya.
Dijelaskan Daniel, JaPPSA adalah suatu Koperasi yang dibentuk oleh 9 NGO di Sumatera Utara. Ke 9 NGO tersebut adalah Yayasan BITRA di Medan, YAPIDI di Pancur Batu, Parpem Ate Keleng di Sukamakmur (Sibolangit), Pelpem GKPS di Siantar, Bina Insani di Siantar, Pengmas HKBP di Tiga Dolok, KSPPM di Parapat, Petrasa di Sidikalang dan Soripada di Tarutung.

Ke-9 NGO tersebut telah mendorong dan membimbing petani dampingannya untuk perlahan-lahan meninggalkan pertanian konvensional yaitu pertanian yang menggunakan pestisida kimia dan pupuk sintetik, beralih kepada pertanian Selaras Alam, yaitu pertanian yang lebih ramah dengan alam, tanpa pestisida kimia dan pupuk sintetik.
Dengan pendampingan dan pelatihan yang dilakukan, perlahan ada beberapa petani yang telah sadar akan pentingnya menjalankan Pertanian Selaras Alam. Mereka perlahan meninggalkan pestisida dan pupuk kimia, dan berusaha melakukan pertanian yang lebih ramah lingkungan dengan pestisida alami yang diramu dari tumbuh-tumbuhan serta pupuk kompos hasil fermentasi kotoran ternak, daun daunan dengan komposisi yang baik.

Cara Pertanian Selaras Alam ini memang lebih menyita waktu dan tenaga.  ‘’Namun kesadaran akan bahaya pencemaran pestisida kimia dan pupuk sintetik yang telah merusak bumi, mudah – mudahan mampu menjadi penguat petani untuk konsisten pada jalur Pertanian Selaras Alam,”ujar Daniel.

Dari kualitas hasil panen, sambungnya, Pertanian Selaras Alam juga menunjukan beberapa keunggulan dibanding hasil pertanian konvensional. Diantarany: bulir beras lebih berisi (padat), rasa dan aroma nasi lebih wangi, buah-buahan Selaras Alam juga lebih segar, sayuran lebih segar dan berasa, serta telur organik yang tahan lebih lama dari telur biasa.

Yang menjadi kendala bagi Petani Selaras Alam adalah bagaimana cara memasarkan komoditi hasil pertanian mereka kepada masyarakat dengan harga yang lebih pantas, sehingga kesejahteraan mereka dapat lebih ditingkatkan. Berangkat dari pertanyaan tersebut, maka ke-9 NGO pendamping berinisiatif membentuk suatu badan sebagai jembatan antara petani Selaras Alam dengan pasar atau konsumen khususnya di kota Medan. Maka pada awal Februari 2011, resmilah Team JaPPSA dibentuk. (*/sih)