26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14931

PAN Medan Gelar Ramadan PAN Fair 2011

Untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan 1432 Hijriyah, DPD PAN Kota Medan menggelar kegiatan yang dikemas dalam tema Ramadan PAN Fair 2011. Kegiatan itu akan berlangsung setiap hari di bulan Ramadan.

“Untuk menyemarakkan bulan suci, kami gelar PAN Fair, sekaligus untuk tasyakuran HUT ke-13 PAN,” kata Ketua DPD PAN Kota Medan H Ahmad Arif, Minggu (31/7) di Rumah PAN Jalan Katamso Medan.  Hadir pada kesempatan itu, Sekretaris DPD PAN Kuat Surbakti, Ketua Panitia Acara H Zulkarnain Yusuf Nasution, Wakil Ketua Panitia H T Bahrumsyah, Sekretaris Panitia Edwin Sugesti SE dan unsur pengurus lainnya.

Arif mengimbau kepada seluruh kader dan simpatisan PAN di Kota Medan agar memanfaatkan momentum bulan Ramadan  untuk melakukan refleksi dan instropeksi diri.

“Mari kita intropeksi diri terhadap kesalahan-kesalahan dan kita perbanyak ibadah serta sedekah, kita makmurkan masjid dan kembali tingkatkan silaturahmi,” ajaknya.

Ketika disinggung mengenai Ramadan PAN Fair 2011, Zulkarnain Yusuf menerangkan kegiatan itu akan digelar selama 30 hari di bulan Ramadan. Acara itu termasuk diantaranya berbuka puasa yang digelar setiap hari di rumah PAN, Jalan Brigjend Katamso Medan. “Rumah PAN siapkan menu berbuka puasa setiap hari,” sebutnya.

Kegiatan lain, paparnya, berupa kegiatan sosial meliputi pengobatan gratis di sejumlah kecamatan di Medan, santunan bahan pokok makanan bagi keluarga fakir miskin di Medan serta memberi bantuan untuk memakmurkan mushalla dan masjid. “Santunan lebaran bagi anak yatim piatu juga telah kita siapkan,” tandasnya.(ril)

HKTI: Fakultas Pertanian Kurang Diminati

MEDAN- Minat generasi muda untuk masuk ke fakultas pertanian di Sumut mulai  ada penurunan hingga 80 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal, kebutuhan tenaga ahli di bidang pertanian justru semakin meningkat di era ini.
Demikian disampaikan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Paulus Ronald Sinambela kepada wartawan, Minggu (31/7) dalam acara diskusi internal di HKTI Sumut di Jalan Setia Budi Medan.

Dia mengaku prihatin melihat penurunan minal calon mahasiswa yang masuki ke fakultas pertanian. Padahal permasalahan dan tantangan petani semangkin hari semangkin kompleks. Apalagi  tantangan ke depan meningkatnya jumlah penduduk di Sumut yang mencapai 12 juta jiwa.

“Penurunan minat mahasiswa untuk masuk ke fakultas pertanian mencapai 80 persen di Sumut. Hanya di USU yang masih bertahan, bahkan ada di universitas lainnya yang harus menutup fakultas pertanian disebabkan minat calon mahasiswa menurun,” tegas  Paulus didampingi Henryco P H Aritonang, M Thamrin dan Yonge Sihombing.

HKTI berharap kepada pemerintah agar melihat persoalan ini, karena masalah ini akan menjadi serius bila tak segera ditanggapi. Apalagi mahasiswa sebagai genarasi bangsa dan sebagai tulang punggung masa depan pertanian.

Paulus membeberkan, di tengah meningkatkan jumlah pendudukan, maka akan semakin berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pangan di Sumut. Artinya, laju pertumbuhan pendudukan bila tak diikuti laju pertumbuhan produksi pertanian pangan maka terjadi distorsi produksi pangan dan kebutuhan pangan. “Pemerintah harus memberikan program beasiswa bagi mahasiswa yang masuk  fakultas pertanian, khususnya mahasiswa yang berprestasi  tapi kurang mampu,” bebernya. (rud)

Haris Harto Bantu Korban Puting Beliung

BINJAI- Puluhan warga yang terkena bencana angin puting beliung di Lingkungan II, Kelurahan Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur, ternyata tetap semangat menyambut Bulan Ramadan 1432 Hijriyah. Meskipun Minggu (31/7) kemarin, mereka belum menerima bantuan apapun dari Pemerintah Kota (Pemko) Binjai.

H Soan, tokoh masyarakat setempat, kepada wartawan koran ini mengatakan, 13 rumah warga di lingkungannya yang rusak akibat diterpa angin puting beliung, saat ini sudah mulai diperbaiki dengan cara bergotong royong.
“Meski rumah sudah rusak diterpa angin, tapi warga di sini tetap semangat dalam menyambut Ramadan. Kerena, musibah ini hanya cobaan dari Yang Maha Kuasa,” ujar H Soan. Dia juga mengaku sangat bersyukur dengan orang-orang dermawan, yang telah menyumbangkan sejumlah material guna perbaiki rumah warga yang rusak.
Lambannya bantuan dari Pemko Binjai, mengundang rasa prihatin dari Ketua DPRD Kota Binjai Ir Haris harto MSP. Apalagi, Bulan Suci Ramadan sudah di depan mata. Untuk itu, ia menyerahkan bantuan berupa material bangunan untuk memperbaiki rumah warga yang saat ini masih rusak.

“Bantuan ini saya berikan secara pribadi. Sebab, sebentar lagi kita melaksanakan ibadah puasa. Jadi, kalau rumah masih rusak bagaimana bisa tenang melaksanakan ibadah puasa. Makanya, dengan bantuan ala kadarnya, mudah-mudahan masyarakat dapat terbantu,” ujar Haris Harto. Ditambahkannya, ia juga merasa heran melihat Pemko Binjai, yang hingga kini belum memberikan bantuan apapun terhadap warganya. Padahal, kata Haris Harto, anggaran untuk bencana alam sudah disiapkan dalam APBD.

Terpisah, Sumanto, seorang warga Lingkungan II, yang juga menjadi korban bencana angin puting beliung, kepada wartawan koran ini mengakui, kalau ia sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan Haris Harto itu. “Alhamdulillah, kalau tidak ada bantuan seperti ini. Saya terpaksa mengumpulkan uang lagi guna membeli seng,” ujar Sumanto sembari berterima kasih kepada Haris Harto.

Sementara itu, Kepala Lingkungan II, Agam Ahmad, saat bertemu langsung dengan Haris Harto menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Saya selaku kepling, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang bapak berikan. Dengan bantuan ini, warga saya sangat terbantu untuk memperbaiki rumahnya,” ujar Agam Ahmad sambil bersalaman dengan Haris Harto.

Selanjutnya, bantuan yang diberikan Haris Harto dibagi secara merata kepada warga yang terkena musibah. “Kami bagi secara merata, tetapi sesuai dengan kerusakan rumah,” ujar Agam dan diamini H Soan.(dan)

Lima Calon Ketua DPW Terjaring

Rakerda DPD Pujakesuma se-Kota Medan

MEDAN- Sebanyak 14 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ikuti Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pujakesuma Medan yang berlangsung di room meeting Gayo Hotel Garuda Plaza Jalan Sisingamangaraja Medan, Sabtu (30/7). Rakerda DPD Pujakesuma Medan tersebut dibuka langsung Ketua DPW Pujakesuma Medan, H Suherdi yang juga dihadiri Sekjen DPW Drs Sugiatno, Ketua DPD Pujakesuma Medan H Supratikno WS SE serta unsur pengurus Puja Kesuma Medan dan para tamu undangan yakni Joko Tingkir.

Ketua DPW Pujakesuma Sumut H Suherdi dalam sambutannya berharap, rakerda yang dilakukan ini, dapat berjalan lancar dan menghasil program yang baik kedepannya.

Ketua DPD Pujakesuma Medan H Supratikno WS SE juga menyebutkan dengan rakerda ini yang dilakukan dapat menjalin ukhuwah silaturahmi sesama pengurus. Selain itu juga pertemuan ini, guna untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan 1432 Hijriah. “Tentunya Rakerda ini juga dilakukan untuk melakukan penjaringan bakal calon ketua untuk DPW dan DPP,” terang Supratikno.

Sementera itu, Ketua Panitia Drs Sutarto MSi menjelaskan, agenda rakerda ini untuk menjalin silaturahmi menyongsong datangya Bulan Ramadan. Selain itu juga menyongsong pelaksanaan Muswil Pujakesuma Sumut yang berlangsung pada September 2011. Dalam rakerda ini juga mengagendakan penjaringan nama-nama bakal calon ketua DPW Pujakesuma Sumut dan Ketua Umum DPP Pujakesuma.

Adapun nama-nama bakal calon Ketua Ketua DPW Pujakesuma Sumut yakni H Suherdi, Kolonel Achwan, H Supratikno WS SE, Drs Sugiatno dan dr Sudiar MM. (*/omi)

Dirugikan Operator, IDTUG Siap Membantu

Medan- Pimpinan Indonesia Telekomunikasi User Group (IDTUG) wilayah Sumatera resmi diserahkan kepada Drs Hendrik H Sitompul MM. Acara penyerahan pucuk Pimpinan IDTUG se-Sumatra itu ditandai dengan penyematan jaket IDTUG oleh
Ketua Umum IDTUG Pusat Nurul Yakin Setyabudi, yang juga anggota BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) di Jalan Setia Budi Medan, Sabtu (30/7). Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Jendral IDTUG Pusat Muhamad Jumadi, Ketua Bidang ICT IDTUG Pusat Yohanes Sumaryo, Pengurus IDTUG Sumut dan undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum IDTUG Pusat Nurul Yakin mengakui, pihaknya merasa perlu menyoroti tidak meratanya pembangunan telekomunikasi di Indonesia sehingga pelayanan telekomunikasi tidak menjangkau secara merata kepada seluruh masyarakat.

Dia mengambil contoh seperti buruknya jaringan di kawasan Berastagi. Saat mereka melakukan perjalanan ke Berastagi, hanya di Kota Berastagi saja yang ada signal, sementara di luar kota tidak ada signal. “Harusnya ini tidak boleh terjadi dan ini tentunya telah menciderai rasa keadilan masyarakat dan konsumen secara keseluruhan,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, pemerataan layanan telekomunikasi sebenarnya telah diamanahkan pemerintah kepada operator telekomunikasi ketika mereka menerima lisensi nasional dengan berbagai syarat melalui kewajiban moderen lisensi.
Sementara Sekjen IDTUG Muhammad Jumadi mendesak pemerintah selaku regulator untuk mengaudit jaringan operator telekomunikasi agar sesuai dengan komitmennya dalam lisensi modern, baik dalam hal kapasitas, coverage, ataupun kualitas layanan.

“IDTUG siap membantu dan mengadvokasi masyarakat yang dirugikan operator, bahkan IDTUG siap melakukan langkah-langkah hukum,” tegasnya.(*/ade)

MPW PP Sumut Bagikan Daging untuk Kader Kurang Mampu

MEDAN- Kegembiraan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan 1432 Hijriyah diwujudkan Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumut dengan menyembelih empat ekor lembu dan membagi-bagikan dagingnya kepada kader PP yang kurang mampu. Penyembelihan empat ekor lembu ini dimaksudkan untuk saling berbagi kepada masyarakat dan kader PP yang kurang mampu, khususnya dalam menghadapi punggahan.

“Dengan penyembelihan empat hewan kurban ini, kita berharap dapat membantu saudara-saudara kader PP yang kurang mampu. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini dapat diikuti organisasi kepemudaan lainnya agar beban yang dihadapi saudara kita yang memiliki keterbatasan ekonomi menjadi lebih ringan dalam menghadapi Ramadan tahun ini,” ujar Ketua MPW PP Sumut Anuar Shah yang akrab disapa Aweng didampingi Sekjen Daroel Thamin, Wakil Ketua H Firdaus Nasution, Ketua Srikandi DPW PP Sumut Hj Umi Kalsum saat menghadiri pemotongan lembu di Kantor MPW PP Sumut Jalan Thamrin, Sabtu (30/7).

Menanggapi pelaksanaan bulan puasa, Aweng meminta seluruh kader PP yang muslim dapat menjalankan ibadah puasa dan memakmurkan masjid. Begitu juga dengan kader yang nonmuslim dapat menghormati umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu tidak kalah pentinganya, seluruh kader PP diimbau agar mendukung sepenuhnya pihak kepolisian untuk menciptakan kekondusifan suasana Bulan Suci Ramadan.

“Saya minta seluruh kader PP senantiasa membantu pihak kepolisian menjaga kekondusifan di Sumatera Utara. Semoga berkah Ramadan menyertai kita tahun ini,” pungkas Aweng.(*/ade)

Lalapan Berbuka Puasa

Pedagang Pakkat  Mulai Menjamur

MEDAN- Berbagai varian menu berbuka puasa kini mulai banyak ditawarkan oleh sejumlah pedagang. Salah satunya adalah pakkat, atau biasa dikenal masyarakat dengan sebutan rotan muda.

Meskipun terdengar sederhana, namun menu bukaan yang disajikan sejumlah pedagang saat menghadapi bulan puasa itu, menjadi favorit tahunan bagi para pembeli.

Bayangkan saja, tingginya animo pembeli seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, mengharuskan Madan, salah seorang pedagang pakkat di kawasan Jalan Letda Sujono harus menyiapkan puluhan ikat pakkat yang nantinya juga akan dibagikan kepada pedagang lain yang akan membuka usaha yang sama.

“Saat ini untuk penyediaan stok, kita telah menyiapkan 34 ikat yang masing-masing ikatan terdiri dari 100, 125, hingga 150 batang rotan muda dan akan terus kita tambah. Pakkat ini juga nantinya akan kita bagikan kepada 16 pedagang pakkat lain untuk memenuhi minat pembeli yang terbagi di beberapa daerah seperti Simpang Limun dan kawasan Jalan SM Raja,” sebutnya.

Hal itu menurut Madan dilakukan dalam menyiasati tingginya jumlah pembeli yang tidak akan mungkin bisa tertampung di kedainya.

Sedangkan untuk bisa menikmati pakkat, Madan mengatakan bisa dilakukan lewat proses pembakaran di atas panggangan api, terlebih dahulu ataupun proses rebusan. Yang mana untuk proses pembakaran, menurutnya tidak terlalau sulit. Pasalnya, pakkat hanya tinggal disusun di atas wadah dengan api yang cukup marak.
Dengan waktu sekitar lima menit, pakkat sudah bisa diangkat  dan “embut” atau daging lembut di dalam balutan rotan muda sudah bisa dijadikan bahan masakan sesuai keinginan.

Biasanya embut pakkat yang telah melewati proses pembakaran selain bisa dijadikan bahan lalapan yang dicampur dengan sambal kecap ataupun sambal belacan, namun juga sering digulai ataupun dijadikan anyang sesuai selera.
Hanya saja untuk melewati proses pembakaran, pastinya gepulan asap yang memedihkan mata akan dirasakan Madan. Namun hal itu sudah menjadi hal biasa sebagai bentuk proses mengais rezeki bagi keluarganya.
Sedangkan untuk harganya, Madan mengaku untuk pakkat yang telah dibakar biasanya dijual Rp5000 per tiga batangnya. (uma)

Ramadan dan Perjalanan Waktu

Oleh: Ustadz Ikrimah Hamidy ST

“Sungguh  telah datang kepadamu bulan Ramadan,  bulan  yang penuh keberkatan. Allah telah memfardukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu  neraka  dan dibelenggu seluruh setan.  Padanya  ada  suatu malam  yang  lebih  baik dari  seribu  bulan.  Barangsiapa  tidak diberikan  kepadanya  kebaikan malam itu  maka  sesungguhnya  dia telah dijauhkan dari kebajikan” (Hr Ahmad)

Banyak diantara kita yang takjub dengan perjalanan waktu. Ungkapan,” Tak terasa ya…Rasanya baru kemarin kita meninggalkan Ramadan, kini sudah bersua kembali…”. Ya, waktu itu berjalan bagaikan kilat. Dulu kita masih melihat rambut kita hitam legam, sekarang sudah tumbuh uban. Kemarin kita menyaksikan, canda dengan saudara dan tetangga, namun kini telah tiada. Beberapa saat yang lalu, kita masih menyaksikan si kecil digendong, sekarang sudah berlari lincah kesana kemari.

Begitulah perjalanan kehidupan, dan yang paling penting penting adalah bagaimana kita menyikapi perjalanan waktu tersebut. Allah SWT sungguh sangat pengasih kepada kita. Bayangkan, semua kehidupan dunia, sungguh dapat melenakan kita. Allah memberi bimbingan dengan ibadah-ibadah yang selalu kita kerjakan. Setiap hari dengan ibadah salat, setiap minggu bertemu saudara di masjid, melalui salat jumat, setiap tahun diberi kesempatan ibadah puasa Ramadan.

Nah sekarang, bagaimana kita menyikapi kehadiran Ramadan di dalam hidup kita? Marhaban Ramadan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita  mengharapkan  agar jiwa raga kita diasah  dan  diasuh  guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT. Marhaban  barasal  dari  kata rahb yang  berarti  luas  atau lapang.  Marhaban  menggambarkan suasana  penerimaan  tetamu  yang disambut dan diterima dengan lapang dada, dan penuh  kegembiraan. Marhaban  ya Ramadan (selamat datang Ramadan),  mengandungi erti bahwa   kita  menyambut  Ramadan  dengan  lapang   dada,   penuh kegembiraan,  tidak  dengan keluhan.

Puasa  Ramadan  hakekatnya  melatih  dan  mengajari naluri  (instink) manusia yang cenderung tak  terkontrol.  Naluri yang sulit terkotrol dan terkendali itu adalah naluri perut  yang selalu  menuntut  untuk  makan dan minum  dan  naluri  seks  yang selalu bergelora sehingga manusia kewalahan.

Puasa dapat mengangkat  derajat  pelakunya menjadi unsur  rahmat,  kedamaian, ketenangan,  kesucian jiwa, aklaq mulia dan perilaku  yang  indah di tengah-tengah masyarakat. “Bila seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia  tidakberbicara  buruk  dan  aib.  Jangan  berbicara  yang   tiada manfaatnya  dan  bila  dimaki  seseorang  maka  berkatalah,  ‘Aku berpuasa’”. (HR. Bukhori). (*)

Abu Nawas dan Menteri Bertelur

Pada suatu hari Sultan Harun Al-Rasyid memanggil sepuluh orang menterinya. “Kalian tahu di depan istana ini ada sebuah kolam. Aku akan memberikan masing-masing sebutir telur kepada kalian, menyelamlah kalian ke dalam kolam itu dan kemudian serahkanlah telur-telur itu kepada ku apabila kamu muncul kepermukaan. Aku ingin tahu kepandaian Abu Nawas,” katanya.

Kemudian Sultan menyuruh memanggil Abu Nawas ke istananya. Kepada Abu Nawas dan kesepuluh orang menterinya itu Sultan bertitah.

“Kamu sekalian aku perintahkan turun ke dalam kolam itu, menyelam, dan apabila muncul kepermukaan serahkanlah kepadaku sebutir telur ayam. Barang siapa tidak menyerahkan telur, niscaya mendapat hukuman dariku,” katanya.
Gerobak telur lucu mencari telur di dalam air. Pikir Abu Nawas, sambil memandang kepada menteri-menteri itu. Mereka tampak takzim dan siap melaksanakan perintah. “Adakah ayam betina di dalam kolam itu?”

Hari pun malam, keesokan harinya, pagi-pagi benar, menteri-menteri itu menyelam ke dalam kolam, dan ketika muncul dari dalam kolam, masing-masing membawa sebutir telur dan menyerahkan kepada Sultan.

Abu Nawas tidak kunjung muncul di permukaan kolam, ia berenang kesana-kemari mencari telur. Di koreknya dinding kolam, namun tak juga ditemukannya. Setelah capek mengitari dasar kolam, terpikir dalam benaknya bahwa ia dianiaya oleh Sultan. Maka ia pun berdoa kepada tuhan mohon keelamatan. Keluarlah ia dari kolam dan naik ke darat. Di depan Sultan ia berkokok-kokok dan berjalan laksana seekor ayam jantan.

“Hai, Abu Nawas mana janjimu? Kata Sultan, semua orang ini masing-masing telah menyerahkan sebutir telur kepadaku, hanya kamu yang tidak, oleh karena itu kamu akan aku beri hukuman.”

Sembah Abu Nawas, “Ya tuanku Syah Alam, yang mempunyai telur adalah ayam betina, hamba ini ayam jantan, membawa anak ayam jantan, lagi pula berkokok, telur hanya dapat dihasilkan oleh ayam betina. Jika ayam betina tidak berjantan, bagaimana ia akan dapat telur.”

Demi mendengar alasan Abu Nawas, Sultan pun tidak dapat berkata apa-apa karena memang sangat tepat. Sultan dan semua menterinya hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal. (net/jpnn)

Jawa Pos Raih Gelar Koran Terbaik Dunia

World Young Reader Prize 2011

PARIS-Harian Jawa Pos, induk harian Sumut Pos, berhasil meraih gelar tertinggi World Young Reader Prize 2011, menjadi koran terbaik dunia dalam inovasi untuk meraih dan mengembangkan pembaca muda. Penghargaan itu dipastikan oleh asosiasi penerbit sedunia, WAN-IFRA, Jumat akhir pekan lalu (29/7).

Dalam ajang tahunan yang diikuti koran dari seluruh dunia tersebut, Jawa Pos meraih kemenangan pada kategori Enduring Excellence. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang ditunjuk WAN-IFRA, berdasar komitmen dan konsistensi untuk meraih dan mempertahankan pembaca muda.

Tidak cukup sampai di situ. Dewan juri kemudian menyatakan Jawa Pos layak meraih gelar tertinggi: World Young Reader Newspaper of the Year 2011.

Lewat surat resmi yang disampaikan WAN-IFRA, tim juri menyatakan Jawa Pos unggul mutlak. Bahkan, departemen dan halaman anak muda DetEksi yang terbit setiap hari di Jawa Pos dianggap tak punya tandingan.
“Terus terang, tim juri membuat keputusan dengan sangat mudah,” kata Dr Aralynn McMane, executive director, Young Readership Development, World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA)n
yang berpusat di Paris, Prancis, dan Darmstadt, Jerman.

Tim juri pun memberikan penjelasan detail mengapa Jawa Pos layak meraih penghargaan tertinggi ini, seputar sukses halaman DetEksi yang terbit sejak 2000.

“Jawa Pos telah menunjukkan kerja luar biasa. Memiliki program yang substansial, yang dijalani bertahun-tahun, dan punya komitmen sukses dalam menggandeng anak muda, baik lewat halaman koran maupun kegiatan off-print,” begitu tulis pesan dari tim juri.

Lebih lanjut, juri menilai lembaran DetEksi –yang terbit setiap hari di Jawa Pos– sebagai sesuatu yang “lebih” dari sekadar halaman anak muda biasa. “DetEksi merupakan sebuah strategi komplet untuk menemukan, menggandeng, dan mempertahankan pembaca muda. Dan, yang paling penting, DetEksi membuahkan hasil,” tegas tim juri.

Dr Aralynn McMane menyampaikan, pengumuman resmi penghargaan itu secara global baru disampaikan sekitar dua pekan lagi. Namun, Jawa Pos sudah mendapat hak untuk mengumumkannya sendiri.

Penyerahan penghargaan sendiri baru dilaksanakan pada 12 Oktober mendatang di Wina, Austria. Yaitu, saat dilangsungkannya 63rd World Newspaper Congress (kongres koran sedunia) dan 18th World Editors Forum (forum editor sedunia).

Dalam ajang itu Jawa Pos diminta mempresentasikan perkembangan DetEksi dalam 11 tahun terakhir.
Menurut Azrul Ananda, direktur harian Jawa Pos, pihaknya diberi tahu layak masuk unggulan World Young Reader Prize 2011 setelah Konferensi WAN-IFRA Asia Pasifik di Bangkok, April lalu. Dalam beberapa pekan belakangan ini Jawa Pos telah diminta mengirimkan materi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri tentang program DetEksi.

Setiap tahun World Young Reader Prize diberikan kepada koran-koran yang dianggap inovatif dalam menggandeng dan mengembangkan pembaca muda.
“Kami sangat bangga dengan penghargaan tingkat dunia ini. Apalagi, ini atas sebuah pencapaian yang prosesnya harus dijalani dengan sangat panjang, dengan konsep yang harus disiapkan secara matang. Bukan pencapaian instan atau sebuah momen keberuntungan,” kata Azrul.

“Beberapa tahun lalu kami pernah disarankan ikut, namun waktu itu kami belum mau ikut. Sekarang kami sudah punya hasil konkret dari pentingnya konsistensi menggandeng pembaca muda. Kali pertama ikut langsung menang tingkat dunia,” tambah Azrul.

Berkat DetEksi, jelas Azrul, belakangan Jawa Pos memang meraih hasil-hasil yang dia anggap mengagumkan. Ketika koran-koran dianggap menghadapi masa sulit, Jawa Pos mampu menjaga konsistensi dan eksistensi.

“Survei Nielsen dalam beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki readership terbanyak di Indonesia, mengalahkan semua koran yang ada, termasuk yang terbit dari Jakarta. Bukan hanya itu. Survei juga menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berusia lebih muda dari 30 tahun. Kalau ditarik mundur, semua itu bisa dibilang adalah hasil ’pengaderan pembaca DetEksi’ yang dimulai sejak 2000,” tutur Azrul.

“Kami berhasil membuktikan bahwa koran tidak akan punya masalah di masa mendatang. Tinggal bagaimana koran itu beradaptasi dan terus menarik minat pembaca di era yang terus berubah,” tandasnya.

Memang hasil itulah yang disebut memukau tim juri. Jumlah pembaca muda Jawa Pos jauh lebih besar daripada koran-koran lain di Indonesia. Tim juri juga mengatakan, apa yang dilakukan Jawa Pos lewat DetEksi bisa dijadikan contoh bagi koran-koran lain di seluruh dunia. Baik itu cara mengelola halaman yang melibatkan personel muda, cara menyampaikan rubrik, maupun program-program off-print seperti kompetisi basket pelajar DBL (dulu DetEksi Basketball League, sekarang Development Basketball League).

Apa yang dilakukan Jawa Pos dengan DetEksi ini disebut bisa menjadi inspirasi bagi koran-koran lain di seluruh dunia. “Content dan program-program DetEksi sangatlah mengagumkan dan dengan mudah bisa direplikasi oleh koran-koran lain,” tulis tim juri.

Dengan hasil ini, Azrul mengaku segenap personel Jawa Pos menjadi semakin terpacu untuk terus berinovasi di bidang jurnalistik agar menghasilkan produk yang lebih baik lagi. “Saya yakin seluruh media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang jumlahnya hampir 200 koran dan televisi-televisi lokal dari Aceh sampai Papua, juga termotivasi untuk terus berinovasi,” ujar Azrul. (nur/c2/iro/jpnn)