29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14937

Rachman Kalah, Siap Revans

JAKARTA– Dunia tinju tanah air kembali kehilangan juara dunia. Itu setelah gelar juara kelas terbang mini (47,6 kg) WBA milik Muhammad Rachman melayang ke tangan  petinju Thailand Pornsawan Porpramook setelah kalah angka pertarungan tadi malam (30/7) di Studio 5 Indosiar. Juri I Silvestres Abiyansa (Filipina) memberikan nilai 114-114. Juri II Takeshi Samakawa (Jepang) 113-115 untuk Pornsawan. Sedangkan juri III Yu Hwan Soo (Korsel) 114-115, juga untuk Pornsawan.

Menangggapi kekalahannya itu, Rachman menyatakan sakit hati dengan penilaian para juri. “Saya sangat kecewa malam ini (kemarin, red.). Masyarakat jelas melihat bagaimana pukulan saya selalu masuk dan mengenai lawan. Saya sangat terpukul dengan hasil penjurian,” kata Rachman dengan mata berkaca-kaca.
Yang membuat petinju kelahiran Merauke, Papua, itu semakin dongkol adalah minimnya perhatian pemerintah terhadap atlet. “Saya makin kecewa karena pihak pemerintah tak ada yang datang pada pertarungan saya. Padahal, saya bertarung demi nama Indonesia,” ujar Rachman. Dalam daftar undangan kemarin memang hanya pihak BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) yang hadir.

Rasa kesal juga menghinggapi promotor pertarungan, Erick Purna Irawan. Erick menyatakan bahwa kualitas pukulan Rachman jauh lebih apik dibandingkan Pornsawan. “Saya akan mengajukan protes kepada WBA. Masak kami dikerjai dikandang sendiri,” tutur Erick.

Kalau protes itu tak digubris WBA, Erick sudah punya opsi lain. Yakni, menggelar pertarungan ulang antara Rachman versus Pornsawan. “Pokoknya kami akan mengusahakan revans. Apapun jalannya akan kami tempuh demi gelar juara kemabali pada Rachman,” tegas Erick.

Ketua KTI (Komisi Tinju Indonesia) Anton Sihombing juga memberikan dukungan untuk memprotes hasil pertarungan kemarin. Sebagai supervisor pertarungan, KTI merasa curiga dengan kualitas stamina yang diperlihatkan Pornsawan kemarin. “Seingat saya waktu timbang badan Pornsawan kondisinya tak fit. Tapi, hari ini (kemarin, red.) penampilannya berbeda sekali,” tutur Anton.

Di sisi lain, usai pertarungan kemarin sempat terjadi insiden di sekitar ring. Karena merasa petinjunya dikerjai juri, para pendukung Rachman pun berang. Beberapa pendukung petinju berusia 39 tahun itu melempari para juri dengan berbagai benda. Mulai botol plastik air mineral hingga triplek.

Melihat kejadian itu, Pornsawan juga takut. Petinju berusia 32 itu pun lari meninggalkan arena pertarungan dengan kawalan aparat keamanan. Ketika hendak diwawancarai Jawa Pos (grup Jawa Pos), aparat tak memberikan izin.
Sementara itu, dalam pertarungan tadi malam Rachman memang terlihat tampil apik di empat ronde awal. Kombinasi hook kiri dan upper cut kanan Rachman sempat membombardir Pornsawan.

Sayangnya serangan itu tak bertahan lama. Memasuki ronde keenam, kualitas stamina Rachman menurun dan pukulannya tak segarang ronde-ronde sebelumnya.

Hingga ronde kedelapan Rachman lebih banyak bertahan dan sibuk menghindari pukulan Pornsawan. Baru dironde kesembilan sampai dua belas Rachman kembali melancarkan pukulan balasan dan agresif menekan Pornsawan. (aam/dra/ttg/jpnn)

KPK Hanya Urusi Recehan, Koruptor Kakap Tertawa

JAKARTA- Sorotan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin tajam. Tanggapan publik tak lagi sekadar soal nyanyian Nazaruddin yang menyebut pernah bertemu Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah, Deputi Penindakan Ade Rahardja dan Jubir KPK Johan Budi. Kinerja KPK pun diblejeti.

Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edi menyebut KPK tidak punya strategi yang jelas dalam memberantas korupsi. KPK disebutnya tidak punya pemetaan perkara korupsi yang mesti ditangani. Bahkan, cenderung hanya mengurusi perkara korupsi kelas teri, yang nilai kerugian negaranya tak seberapa alias recehan.
“Jangan hanya mengurusi yang recehan. Harapan saya, selamatkan uang negara yang jumlahnya besar. KPK belum pernah mengusut yang triliunan,” ujar Tjatur Sapto Edi dalam diskusi bertema ‘KPK, Nasibmu Kini’, di Warung Daun, Cikini, Sabtu (30/7).

KPK juga diingatkan jangan melulu menuruti laporan dari masyarakat, yang hingga kini sudah mencapai sekitar 55 ribu pengaduan. Kalau semua dituruti, jelas tidak tertangani oleh KPK yang hanya punya 600-an pegawai dan 70-an penyidik. “Sampai kiamat pun tak akan selesai, karena yang kalah tender itu rata-rata lapor,” ujar politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

“Yang ditangani harus orang besar, yang uang kerugian negaranya besar. Harus ada yang diprioritaskan. Jangan recehan. Koruptor yang betul-betul, kumpul di Singapura, main casino, tertawa karena yang ditangkapi yang kecil-kecil,” cetus Tjatur.

Meski demikian, Tjatur mengaku tidak setuju dengan pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang mendorong perlunya KPK dibubarkan saja jika dianggap tidak ada pimpinan KPK yang kredibel.

Sementara, Direktur Pusat Antikorupsi (Pukat) UGM, Zainal Arifin Mochtar, habis-habisan membela pimpinan KPK. Menurutnya, tidak adil jika nyanyian Nazaruddin lantas dijadikan amunisi untuk menyerang pimpinan KPK. Menurutnya, omongan Nazar yang tidak konsisten, tidak bisa dipercaya.

Dia lantas membeberkan argumentasinya. Menurutnya, sumber penyakit KPK bukan pada pimpinannya. Pertama, yang terkait dengan struktur kelembagaan KPK. Dari 55 ribuan laporan kasus korupsi yang masuk ke KPK, hanya 10 persennya saja yang diverifkasi, lantaran keterbatasan pegawai dan penyidik. “Jadi, omong kosong jika semua laporan bisa tertangani,” ujarnya.

Kedua, dia menduga, level di bawah pimpinan KPK lah yang nakal, baik itu tingkat deputi ataupun penyidik. Masalah ini sumbernya juga di UU KPK, dimana disebutkan, penyidik KPK berasal dari kepolisian dan kejaksaan. Menurut Zainal, ini aneh, lantaran KPK didirikan dengan niat mendorong kejaksaan dan kepolisian bisa lebih baik dalam memberantas korupsi. “Yang mau diperbaiki polisi dan jaksa, tapi penyidiknya polisi dan jaksa,” ujarnya.

Hal ini, lanjutnya, menghambat KPK dalam melakukan proses supervisi kasus korupsi yang ditangani kepolisian dan kejaksaan di daerah. Penyidik KPK yang paling banter berpangkat mayor, harus bertemu dengan Kapolda yang sudah perwira tinggi. “Mereka pasti juga berpikir, begitu tugasnya di KPK selesai, ya baik lagi ke korpsnya, di kepolisian dan kejaksaan,” kata Zainal.

Berbeda dengan Zainal, praktisi hukum Juniver Girsang yang juga hadir sebagai pembicara diskusi menilai, saat ini memang sudah tidak ada pimpinan KPK yang kredibel. “Apa yang kita rindukan mengenai pimpinan KPK yang kredibel, jauh panggang dari api,” ujar Juniver. Dikatakan, pelanggaran kode etik sudah banyak dilakukan pimpinan KPK. Pengaduan Ade Rahardja bahwa memang pernah bertemu Nazar, sudah cukup sebagai dasar untuk menyebut telah terjadi pelanggaran kode etik.

Dia sepakat dengan Tjatur, bahwa KPK mestinya bisa mengembalikan kerugian negara dalam jumlah besar dari para koruptor. “Tapi yang ditangani malah recehan. Tertangkap tangan Rp1 juta, atau Rp1 miliar. Kalau kewenangan KPK yang besar itu diberikan kejaksaan dan kepolisian, saya yakin tujuan pengembalian uang negara bisa tercapai,” kata pengacara senior itu.

Sedang mantan anggota Panja RUU KPK, Firman Jaya Daeli mengatakan, faktor pelemah KPK teletak pada orang-orangnya. “Titik lemah KPK ada pada orangnya. Publik sedang melihat itu,” ujar politisi dari PDI Perjuangan itu. (sam)

Polisi Periksa Dua Saksi

Perampokan Gubernur LIRA Sumut

BELAWAN- Guna mengusut kasus perampokan yang dialami Rizaldi Mavi yang kini menjabat Gubernur LIRA Sumut, Polres Pelabuhan Belawan sudah memeriksa dua orang saksi. Namun, polisi belum bisa mampu menangkap para pelaku.

“Kami sudah periksa dua orang saksi. Saat ini, kami masih melakukan proses penyelidikan untuk pengembangan. Namun, korban belum dapat diperiksa karena masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam W Sik, Sabtu (30/7). Hamam juga mengatakan, pihaknya belum dapat menangkap pelaku, namun begitu, dia berjanji akan menangkap pelaku secepatnya.

Saat ditanya, apakah kemungkinan pelaku perampokan tersebut oknum polisi seperti yang disampaikan korban, Hamam menampiknya. “Itukan masih kata korban, kemungkinan itu hanya motif yang dilakukan kawanan perampok dengan menyaru sebagai polisi untuk memberhentikan mobilnya,” kilahnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP). “Kami masih dalami kasus ini dulu, apakah kasus ini ada unsur lain seperti dendam atau memang murni perampokan,” tandasnya.
Sementara, Wali Kota LIRA Kota Medan Ganda Manurung mendesak agar Kapoldasu segera mengusut tuntas pelaku perampokan yang menyaru sebagai petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan tersebut. “Dalam peristiwa ini polisi benar-benar kecolongan. Jadi, kami selaku masyarakat Kota Medan, meminta pada Kapoldasu untuk menciptakan rasa aman di Sumut,” kata Ganda Manurung dampingi unsur pengurus LIRA Medan seperti Wakil Wali Kota Hartono Ekowadi, Sekda Ibeng Syafruddin Rani, Asisten III Gandi Manurung, Hasler Marbun, dan Dharma Putra saat mengunjungi Rizaldi Mavi di RS Permata Bunda, Sabtu (30/7).

Sementara, Rizaldi Mavi dengan kondisi tubuh penuh luka lembam akibat penganiayaan yang dialaminya, masih intensif di Rumah Sakit Permata Bunda. Di Kamar Zamrud 103, Rizaldi masih bisa menerima tamu yang membesuk.
Kepada wartawan koran ini dia mengungkapkan, pelaku sekitar lima orang, satu di antaranya wanita yang mengaku Polwan. “Saat itu mereka melakukan razia. Mereka memaksa saya masuk ke mobil yang katanya akan dibawa ke Polresta Medan,” ungkap Rizal.

Namun di dalam mobil,  dia ditodong pistol. “Tangan saya diborgol, mata dan mulut dilakban. Untungnya mata saya tak sepenuhnya dilakban. Makanya saya tahu dibawa ke mana. Seorang pelaku mengatakan, saya akan dibawa ke Binjai. Ternyata, saya dibawa ke Asahan,” ungkapnya. (mag-11/rud)

Bandara dan Stasiun KA Dipadati Penumpang

MEDAN- Menjelang datangnya bulan puasa Ramadan, arus kedatangan penumpang di terminal kedatangan domestik Bandara Polonia Medan sangat padat, Sabtu (30/7). Padatnya jumlah penumpang, dikarenakan banyaknya warga Medan yang berdomisili di luar Pulau Sumatera yang pulang untuk melaksanakan ibadah puasa perdana bersama keluarga di Medan.

Jumlah penumpang dari berbagai maskapai penerbangan tujuan domestik full seat (penuh kursi). Mulai dari Lion Air rute Jakarta-Medan, Surabaya-Jakarta-Medan, Batam-Medan dan lainnya. Begitu juga pesawat Sriwijaya Air dan Batavia Air serta Garuda Indonesia tujuan domestik. Jumlah penumpang pesawat domestik tersebut mencapai lebih dari seratusan penumpang.

Padatnya arus penumpang tak cuma terjadi di Bandara Polonia Medan. Stasiun Besar Kereta Api Medan juga dipenuhi penumpang yang ingin melaksanakan ibadah puasa perdana di kampung halamannya. “Saya tidak ingin, puasa pertama saya bersama keluarga menjadi terganggu. Saya pilih berangkat sekarang, karena itu momen yang paling terindah,” kata Juni (29), warga Rantauprapat.(jon)

Anak Polisi Jambret PNS

MEDAN- Abang beradik, Niko (22) dan Jimmi (18), warga Jalan Krakatau Ujung, Medan Timur, nekad menjambret karena tak punya uang untuk malam minggu. Sialnya, aksi kedua anak personel Sat Narkoba Polresta Medan berinisial Aiptu Sg ini gagal, karena sepeda motor Ninja yang mereka gunakan untuk menjambret mogok di tengah jalan. Tak pelak, keduanya pun dipukuli warga hingga babak belur sebelum diserahkan ke kantor polisi.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (30/7) sore pukul 16.00 WIB. Saat itu, korban Nurma Boru Pane (45), warga Pasar IV Marelan yang merupakan PNS di Depag Labuhan Deli mengendarai sepeda motor menuju Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto. Saat melintas di Jalan Geraja, Medan Barat, dia diikuti Niko dan Jimmi yang saat itu mengendarai sepeda motor Ninja warna hitam BK 2521 ABM.

Tepat di simpang tiga menuju Jalan Sekip, atau sebelum rel kereta api, Niko langsung memepetkan sepeda motor Nurma. Tanpa dikomando, Jimmi langsung merampas tas sandang Nurma. Takut terjatuh, Nurma pun melepaskan tasnya sembari menjerit minta tolong.

Mendengar teriakan itu, Niko tancap gas. Namun sial, setelah melewati rel kereta api di Jalan Sekip, sepeda motor yang mereka dikenadari mogok karena kehabisan minyak. Untuk menghindari kejaran Nurma, mereka memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan dan bersembunyi.

Ternyata, Nurma mengenali sepeda motor kedua abang beradik ini. Begitu melihat sepeda motor itu, Nurma berteriak minta tolong. Warga yang mendengar teriakan itu berdatangan dan menangkap Niko dan Jimmi. (mag-7)

Daging Kambing Rp80 Ribu per Kilo

MEDAN- Dua hari sebelum Ramadan, harga sejumlah bahan pokok melonjak. Seperti daging kambing, yang biasanya Rp72 ribu per kilogram naik menjadi Rp80 ribu per kilogram. Sedangkan daging lembu, yang biasanya Rp70 ribu naik menjadi Rp75 ribu per kilogram.

“Memang menjelang Bulan Ramadhan ini, semua bahan pokok seperti daging kambing dan daging lembu naik,” kata Adek, penjual daging kambing di Pusat Pasar Medan, Sabtu (30/7). Menurutnya, kenaikan harga daging kambing ini dikarenakan susahnya mendapatkan daging kambing dari Rumah Potong Hewan (RPH).

“Tapi biasanya, setelah memasuki bulan Ramadan, harga daging kambing mulai normal. Namun menjelang lebaran, harganya akan naik lagi,” ungkap Adek.

Sementara, Agung, penjual daging lembu di kios Oyong MH Pusat Pasar mengatakan, harga daging lembu mengalami kenaikan harga sebesar Rp5 ribu, dari Rp70 ribu per kilogram menjadi Rp75 ribu per kilogram. “Selain karena banyaknya permintaan daging jelang Ramadan ini, kenaikan harga daging lembu ini, biasanya dari tokenya,” kata Agus. Dia juga mengungkapkan, biasanya harga daging lembu akan kembali normal setelah memasuki hari kelima Ramadan.

Kenaikan harga juga terjadi pada sayur mayur. Seperti wortel dari Rp7 ribu naik menjadi Rp10 ribu per kilogram. Bawang merah naik dari Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram, tomat masih normal yakni Rp4 ribu per kilogram.(omi)

Belajar Kuat dari Ibu

Sejak kecil, Suti Masniari Nasution, Analis Muda Senior Kantor Bank Indonesia Medan ini diajarkan untuk mandiri dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

alaupun berasal dari keluarga yang cukup berada, tetapi  ibu dua anak ini mengaku tak manja, bahkan sang ibu yang single parents saat itu, mengajarkan dirinya dan adiknya untuk tetap kuat dalam mengarungi hidup. “Ibu mengajarkan kami agar tidak manja dan cengeng meski sebagai perempuan. Tapi harus kuat menghadapi semua masalah,” ujarnya.
Sang ibu yang single parents menjadi inspirasinya dalam menjalani hidup, bahkan dari sang ibulah dirinya belajar banyak tentang semua hal, termasuk sikap demokratis. “Ayah saya meninggal saat saya masih kecil, ibu bekerja bating tulang untuk saya dan adik, bahkan ibu bagi kami merangkap sebagai ayah yang penuh tanggungjawab kepada anak-anaknya,”kata wanita lulusan Universitas Sumatera Utara ini.

Dari sang ibu, katanya, ia belajar kuat dan tidak takut menghadapai masalah. Karena itulah, saat dirinya berusia 16 tahun, ia mendapat beasiswa belajar ke Jerman dilepas sang ibu dengan sabar. “Ibu saya sangat kuat, dirinya tidak pernah menunjukkan kesedihan di depan saya ketika melepas saya pergi menuntut ilmu. Ibu hanya berpesan agar saya belajar dengan baik dan menjaga diri,” kenang wanita kelahiran Februari 1972 silam ini.

Semangat untuk kuat menjalani hidup yang ditanamkan ibunya, membuat dirinya tak pernah menyerah dan cengeng untuk mengarungi hidupnya. Makanya, ketika dirinya memutuskan berpisah/bercerai dari suami yang berprofesi sebagai seorang dokter, ia tak cengeng. “Kami berpisah baik-baik, pola pikir dan gaya hidup yang akhirnya mebuat saya mengambil keputusan untuk berpisah,” ujar ibu dari M Bayu Kreshna dan M Teguh Satria ini.

Sejak memutuskan untuk berpisah, Suti hanya konsentrasi terhadap dua buah hatinya serta pekerjaannya. “Untuk saat ini saya belum terpikirkan untuk menikah. Kosentrasi saya hanya untuk anak dan karier,” tambahnya.
Keputusan tersebut diambilnya karena dari pengalaman pribadi yang dirasakannya sejak kecil. “Menurut saya, anak yang tidak mendapatkan sosok ayah secara utuh, akan baik-baik saja. Ini seperti pengalaman saya dan adik saya kala itu yang tumbuh besar tanpa didampingi sosok ayah,” paparnya.

Status janda yang disandangnya tidak membuat dirinya terpuruk, melainkan membuatnya lebih memaknai arti hidup. Walaupun dirinya menyadari, status yang disandangnya masih dianggap tak sedap di mata masyarakat. “Ini cobaan yang harus saya jalani, tapi saya tidak takut. Cukup dengan bersikap yang positif dan berbuat positif sehingga tidak menimbulkan prasangka negatif orang lain,” kata dia.

Bicara soal meniti karir, Suti membangun karirnya di BI mulai dari nol. Padahal, sebelumnya ia bekerja di Departement Keuangan. Tapi mendengar BI membuka lowongan, dengan senang hati Suti melamar dan mengikuti ujian masuk di BI. “Padahal waktu itu saya berfikir konsekuensi yang saya terima sangat berat. Saya harus bersedia dipindah-pindah,” bilangnya.

Tetapi ternyata nasib berkata lain. Sejak menjadi karyawan di BI hingga saat ini dirinya tidak pernah pindah tugas dan menetap di Kota Medan.

Di BI Medan, Suti bekerja dibagian yang lebih perhatian pada Usaha Kecil Menengah (UKM) yang membuat dirinya harus sering berada di luar kota atau bahkan ke daerah pelosok. Tetapi semua itu bukan beban baginya, melainkan sebuah nikmat tertentu karena dapat melakukan sesuatu untuk membantu orang lain. “Itu lah enaknya menjadi seorang wanita bekerja. Kita selalu melakukan dengan hati, bicara dengan menggunakan hati sehingga lebih diterima orang lain,” ujarnya.

Menjadi wanita karier sekaligus single parents membuatnya harus pintar membagi waktu. Walaupun dalam mengurus keluarga kecilnya Suti dibantu oleh keluarga besarnya, tetapi dalam beberapa hal dirinya tetap memegang kendali. “Dalam hal makanan, walau bukan saya yang masak, tetapi resep dan cara masak harus dari saya, jadi anak-anak saya tidak kehilangan cita rasa masakan saya. Anak-anak bagi saya bisa membuat hidup saya berharga ,” pungkasnya. (juli rambe)

katanya.
Sebagai makhluk sosial, Suti juga memiliki lingkungan lain selain sebagai seorang ibu dan wanita karier. Wanita sosialita ini masih sering ngumpul dengan teman-temannya untuk menambah wawasan. “Dengan kumpul bersama teman bisa menambah wawasan saya dan mampu menciptakan suasana gembira,” pungkasnya. (juli rambe)

Perempuan Muda Umumnya Ingin Pria Kaya

Perempuan muda pada umumnya terpikat pada pria matang yang memiliki ambisi, kekuasaan, dan kekayaan. Namun perempuan yang telah matang kepribadian dan pengalamannya ternyata lebih memilih pria yang ramah dan dapat diandalkan, begitu menurut sebuah studi baru.

Penelitian yang dilakukan oleh situs parenting Netmums dan majalah Saga ini melibatkan 9.000 perempuan usia 16 hingga 75 tahun. Dari survei terlihat bahwa perempuan muda memang mudah tergoda dengan pria yang ambisius.
Lebih dari separuhnya mengakui bahwa mereka menginginkan pria yang mampu memanjakan mereka dengan barang-barang mahal, dan hampir seperempatnya mengatakan keinginannya untuk pasangan yang mampu menjabat posisi tinggi dalam kariernya.

Sebaliknya, dari survei terlihat juga bahwa lebih dari separuh perempuan yang lebih matang menginginkan pria yang dapat mengatasi kebutuhan emosional mereka.

“Menarik juga melihat apa yang dicari perempuan dari masing-masing generasi dalam sosok seorang pria. Perempuan muda tampaknya ingin mempunyai semuanya: tampang, uang, ambisi, dan kejujuran. Sementara perempuan yang lebih tua menghargai nilai-nilai yang lebih tradisional seperti kebaikan, humor, dan dapat diandalkan,” tutur Sibhoan Freegard dari Netmums.

Kalau begitu, coba Anda bayangkan, siapa yang seharusnya dipilih oleh Carrie Bradshaw: Aidan yang sensitif, atau Mr Big yang ambisius dan kaya?

Di samping perbedaan, ternyata ada persamaan kualitas yang diinginkan semua perempuan, tak peduli berapa usianya. Mereka sepakat bahwa chemistry secara seksual adalah salah satu faktor terpenting dalam hubungan.
Yang mengejutkan, perempuan usia 70-an ternyata lebih menghargainya ketimbang perempuan usia 40-an. Dugaan para peneliti, hal ini disebabkan keinginan perempuan untuk menomorsatukan keluarga sebelum anak-anak meninggalkan rumah saat dewasa nanti.

Sexual chemistry ini rupanya muncul kembali ketika perempuan memasuki usia 50-an, menunjukkan bahwa perempuan masih menghargai hal-hal yang membuat mereka dulu jatuh cinta dengan pasangan. (net/jpnn)

Pabrik Sepatu Terbakar, 17 Tewas

HAIPHONG- 17 Pekerja pabrik sepatu di Haiphong, Vietnam tewas terbakar. Mereka terjebak dalam pabrik saat api membakar habis pabrik itu.

Polisi Vietnam menjelaskan pabrik yang tidak dilengkapi izin tersebut, tidak memiliki pintu keluar darurat. Akibatnya saat api berkobar, para pegawai kesulitan keluar pabrik. Demikian ditulis AFP, Sabtu (30/7).

Kebakaran yang terjadi Jumat (29/8) sore ini bermula saat alat untuk menyatukan sol sepatu terbakar.
Api cepat membesar karena banyak bahan-bahan yang mudah terbakar di pabrik itu.

“Kami telah menahan 6 orang untuk dimintai keterangan,” ujar Kepala Polisi Distrik An Lao, Phan Xuan Lai kepada AFP.
Diketahui pabrik itu hanya memiliki satu buah pintu keluar yang sempit. Selain itu, lokasi pabrik berada di jalan yang sempit. Sehingga butuh waktu satu jam lebih untuk memadamkan api.

10 Orang korban diketahui adalah pekerja wanita. Termasuk dua adik pemilik pabrik sepatu yang merupakan warga Vietnam. “Empat korban meninggal di rumah sakit,” kata Phan.

Pabrik itu sendiri baru beroperasi sekitar 4 bulan. Ada 40 pekerja dalam pabrik sama sekali tidak dilengkapi alat pemadam kebakaran tersebut.(net/jpnn)

Gara-gara tak Diberi Komisi

Dua Pembantai Keluarga Polisi Diringkus

BANDUNG- Hanya kurang dari 12 jam, dua tersangka pembantaian keluarga Polisi dengan korban Apo (66), Lilis Liesyeti (64), dan Keisha (4), tertangkap, Sabtu (30/7) dini hari pukul 02.30 WIB.

Gabungan anggota Satreskrim Polres  Bandung dibantu Resmob Polda Metro Jaya, Polrestabes Bandung dan Dit Reskrim Polda Jabar menangkap dua tersangka di tempat yang berbeda.

Kedua tersangka adalah ADB (31), warga Sumedang yang berhasil ditangkap di Jati Raya, Cengkareng Timur, Jakarta, Sabtu (30/7) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Sedangkan tersangka lainnya Ja (36), yakni oknum TNI yang ditangkap di rumahnya, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (30/7).

Kapolres Bandung AKBP Sony Sonjaya membeberkan, tersangka ADB sebagai pelaksana pembunuhan yang hanya dilakukan sendirian. Sedangkan, aktor dibalik pembunuhan diatur Ja yang menata langkah ADB untuk membunuh para korban.

“Tersangka ADB  itu sebagai eksekutor yang membantai sendirian. Sedangkan  Ja yang mengajari ADB cara-cara membunuh,” ujar Sony kepada wartawan, di Mapolres Bandung, kemarin.

Motif pembunuhan yang dilakukan tersangka ADB, sebut Sony, karena sakit hati setelah dijanjikan akan diberi imbalan uang seusai membeli mobil baru. Namun, janji itu tidak ditepati korban.

Lantas, ADB ini saking dendamnya merencanakan pembunuhan dengan mengajak Ja. Nah, secara kebetulan dua tersangka itu sama-sama memiliki utang piutang secara pribadi sehingga mereka berinisiatif mencuri kendaraan Suzuki Karimun Estilo baru milik korban dengan plat nomor D 1273 LX dan tiga buah telepon genggam milik korban.
Sony mengungkapkan, tersangka ADB pertama kali bertemu  korban Apo saat keduannya berziarah ke Makam Jafar Umar Sidik di daerah Garut sekitar 3 bulan lalu. Dari pertemuan itulah ADB mulai sering menginap di rumah korban. Karena sudah akrab, Apo mengajak ADB untuk diantar membeli mobil baru.

“Sejak itulah, ADB mengenal korban lainnya di rumah korban di Banjaran.Tapi ketika dijanjikan akan diberi uang setelah membeli mobil malah tidak dipenuhi. Kesal karena ingkar janji, akhirnya ADB merencanakan pencurian disertai pembunuhan,” tandas Sony.

Sony menambahkan, pembunuhan itu dilakukan ADB Senin (25/7) ketika ADB bertamu ke rumah korban sekitar pukul 20.00 WIB dan sekaligus menginap. Tersangka juga sempat gelisah dan terbangun pada 01.00 WIB dan mondar-mandir ke toilet sambil berpikir akan mengurungkan niatnya untuk membunuh atau tidak.

Entah setan apa yang berbisik, ADB membulatkan tekad untuk membunuh. Karena ADB tidak mempersiapkan perlengkapan membunuh kemudian mencari senjata tajam yang ada di sekitar rumah korban. Dan menemukan sebilah golok dan martil di gudang rumah korban.

Lantas, ADB langsung menggorok leher Apo yang memang tengah tidur di ruang keluarga bersama tersangka. Setelah Apo tewas tanpa perlawanan, kemudian berlanjut menggorok istri Apo, Lilis dan cucunya Keisha di kamar tidur.
“Kondisi di kamar tidur menurut pengakuan tersangka tanpa penerangan, yang juga menghabisi Lilis dengan cara digorok. Tetapi Lilis terbangun sehingga membuat ADB panik yang kemudian secara membabi buta menyabet Lilis dengan golok hingga tewas,” tambahnya.

Karena pembantain itu gaduh membuat Keisha terbangun dan menjerit minta tolong. ABD pun tak tanggung-tangung langsung menggorok leher bocah berusia empat tahun itu hingga tewas. “Pembunuhan dilakukan Senin (29/7) sekitar pukul 02.00 WIB,” katanya singkat.

Setelah para korban tewas, lanjut Sony, tersangka ADB dengan santainya sempat membersihkan diri dengan mandi di rumah itu hingga keesokan harinya pada Selasa (26/7) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB ADB ditelepon Ja yang sudah menunggu di depan rumah korban.

Tersangka Ja, memang tidak ikut melakukan pembunuhan. Tetapi, ikut juga dalam merencanakannya. Kemudian kendaraan itu, kata Sony, terjual dengan harga Rp76 juta di sebuah show room mobil di Jalan Buahbatu, Kota Bandung . Uang haram itu dibagi kepada Ja Rp38 juta, Rp2 juta untuk orang yang membantu mencarikan pembeli mobil dan ADB mendapatkan jatah Rp25 juta.
Kemudian ADB kabur ke Jakarta Barat tempat tinggal kakaknya. Sedangkan, Ja pulang ke rumahnya di KBB. Akibat perbuatannya itu, kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUH Pidana, tentang pembunuhan berencana.(apt/jpnn)

Dan kedua tersangka terancam kurungan pidana 15 tahun penjara,” pungkas Sony
Sementara itu, Menurut pengakuan ADB dirinya mengenal Ja pada saat  melakukan ziarah di makam daerah Cicalengka Kabupaten Bandung. Disanalah ia dan Ja kemudian merencanakan pencurian disertai pembunuhan.
“Kami ini sama-sama terlilit hutang, sehingga kami merencanakan pencurian itu. Kemudian Ja mengajarkan saya cara untuk  membunuh,” ucap ADB.

Sedangkan, golok untuk menghabisi korban dibuangnya di Situ Ciburuy dan kemudian membakar baju yang dikenakan saat membunuh. “Kami juga sempat pergi Situ Ciburuy dan Garut untuk menghilangkan jejak. Kemudian, menjual mobil itu setelah dinilai aman,”akunya.

Ketiga korban sendiri, Sabtu (30/7) sekitar pukul 10.00 WIB dimakamkan di  TPU Astana Handap, di Desa Banjaran Wetan. Ratusan warga ikut menghadiri pemakaman ini. Dari pihak keluarga korban yang paling terpukul dengan kejadian ini adalah pasangan suami istri Wawan dan Weni, keduanya adalah orang tua dari Keisha yang turut dihabisi oleh Asep.

Wawan sendiri adalah anggota polisi yang bertugas di Kalimantan. Weni anak pasangan Apo dan Lilis lah yang menyuruh Agus (39) kerabatnya untuk mengecek keberaan ayah dan ibunya yang selama lima hari ini beberapa kali ditelepon tak menjawab.