25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14938

KKR Sukacita di Balige

Kreasi Kaum Muda GKP Pusat

Dalam mempertebal iman percaya dan meningkatkan ucapan syukur dan sukacita dalam pelayanan, kaum muda Gereja Kristen Pentakosta (GKP) Pusat di Medan mengadakan kebaktian kebangunan rohani kreasi di gedung GKP Balige, Sumut, akhir pekan lalu.

Kegiataan yang diikuti puluhan kaum muda tersebut berlangsung sukacita. Acara ini diawali doa pembuka yang dibawakan oleh Gembala Sidang GKP Balige, Pendeta SM Simanungkalit dan dilanjutkan dengan pujian dan penyembahan. Setelah itu renungan disampaikan oleh Pdp Immanuel Ginting.

Dalam renungan yang disampaikan Pdp Immanuel Ginting tentang teladan sosok Daniel yang menjadi berkat dalam kehidupannya dijelaskan bahwa teladan Daniel yang layak dipedomani. Daniel telah menjadi teladan meski tidak hidup di tengah bangsanya. Dalam keteladanannya namanya berubah menjadi Baltasar dari Daniel. Ia juga merubah bahasanya dari bahasa Ibrani ke Aramic. Ia juga tidak mau makan makanan Raja yang najis dan selalu berprinsip tetap teguh dan tidak terpengaruh dalam hidup di tengah-tengah bangsa lain. Oleh sebab itu jadilah teladan dalam kehidupanmu, dalam perkataan, tingkah laku dan jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena muda.
Kebaktian kebangunan rohani tersebut diwarnai drama, tarian dan sejumlah kegiataan lain yang menyajikan sukacita bagi kaum muda ini. Acara ini dilanjutkan dengan refreshing rohani dengan perjalanan jejak salib di Salib Kasih Balige yang dipimpin Ketua Panitia KKR Kreasi Kaum Muda GKP Pusat di Medan, Novelin Elisabeth Hutahaean ST.

Sementara itu Pimpinan GKP Pusat di Medan Pdt Eliver Jony Hutahaean SH MMin menambahkan latar belakang digelarnya KKR Kreasi Kaum Muda GKP Pusat tersebut salah satunya karena keterbebanan masalah anak muda selama ini. Termasuk penyakit masyarakat dan kenakalan anak muda yang menyangkut narkoba, judi dan seks bebas. Kegiataan ini bertujuan untuk menguatkan kaum muda dalam iman dan kasih agar tidak terpengaruh dengan penyakit masyarakat. Solusinya dengan mengikuti teladan Daniel dalam tingkah laku dan prinsip hidup dan mengabaikan budaya materialistis, konsumtif dan hal-hal yang dapat menurunkan kualitas rohani, ujar Ketua Ketua DPD FOKKRINDO (Forum Komunitas Kristiani Indonesia) Sumut ini. (rahel sukatendel)

Emosi Henry

Arsenal vs N Y Red Bulls

LONDON-Mantan kapten tim Arsenal yang selama delapan tahun pernah membela klub berjuluk The Gunners itu, Thierry Henry akan kembali ke markas klub  Emirates Stadium, London, malam ini (31/7).
Hanya saja kembalinya pria berkebangsaan Prancis itu ke sana bukan sebagai bagian dari klub asal Kota London itu, melainkan sebagai lawan, karena dirinya kini kapten tim New York Red Bulls, klub asal Amerika Serikat yang bakal menjadi lawan kedua Arsenal di ajang Emirates Cup.

Tak ayal, kondisi ini akan membangkitkan nuansa sentimentil Henry, yang selepas dari The Gunners sempat membela Barcelona. “Saya seperti kembali ke rumah sendiri. Apalagi saya mengetahui sjika klub ini beserta pendukungnya sangat mencintai saya. Akan terasa aneh bila nanti aku berada di tengah lapangan, untuk selanjutnya meninggalkan lapangan sebagai lawan. Ini sungguh memancing emosi,” ungkap Henry.

Saat memperkuat Arsenal, Therry Henry menjelma sebagai sosok tak tergantikan di klub itu. Bahkan dalam 380 penampilannya bersama The Gunners, Henry mampu mencetak 226 gol. Jumlah itu merupakan jumlah rekor  gol terbanyak pemain Arsenal sepanjang sejarah.

“Selama saya berada di sana (Arsenal, Red), gol yang paling berkesan adalah ketika saya membobol gawang Manchesetr Unitied pada Oktober 2000. Gol itu takkan saya lupakan,” kenang Henry.
Hingga kini ketajaman Henry belum memudar. Bahkan di New York Red Bulls, pemain berkepala plontos ini telah mengemas 11 gol. “Semoga saya terus mencetak gol ke gawang lawan, termasuk ke gawang Arsenal besok (hari ini, Red),” tekad Henry.

Meski Henry telah menyatakan tekadnya untuk membobol gawang mantan klubnya itu, namun dirinya pun tak dapat mengesampingkan fakta bahwa Arsenal selalu tampil serius di ajang Emirates Cup.
Bayangkan dari empat gelaran sebelumnya, The Gunners hanya sekali kehilangan gelar juara, yakni saat Hamburg dan Real Madrid menjadi juara dan runner up pada tahun 2008.

Selebihnya, baik ketika even ini berlangsung pada tahun 2007 ataupun pada 2009 dan 2010, anak asuh Arsene Wenger selalu menjadi yang terbaik.

Karenanya, walau pada laga nanti The Gunners tak dapat menurunkan sejumlah pemain pilar akibat cedera, namun kubu New York Red Bulls wajib mewaspadai ambisi The Professor (julukan Arsene Wenger) yang ingin mengumpulkan tropi, selain tropi English Premier League (EPL) yang semakin sulit diraihnya.

Kendati begitu, jalan The Gunners untuk meraih tropi pertamanya musim ini bukan tanpa hambatan. Pasalnya, selain Cesc Fabregas yang sudah lebih dulu dipastikan absen, pada laga nanti The Professor pun bakal kehilangan Abou Diaby.
Sesungguhnya cedera yang dialami Diaby ini bukan cedera baru. Bahkan dirinya sempat diparkir hingga kompetisi musim lalu usai.

“Abou (Diaby, Red) harus menjalani operasi engkel karena cederanya tak kunjung membaik. Operasi berjalan dengan baik dan lancar, tapi ia harus beristirahat setidaknya sepuluh pekan” terang Wenger melalui laman resmi klub.
Diaby akan absen sampai September mendatang. Selain absen menghadapi New York Red Bulls, pemain inipun tak dapat diturunkan saat   menghadapi Newcastle, Liverpool dan Manchester United serta playoff  Liga Champions.
Ini merupakan pukulan dan ujian bagi Wenger yang kekurangan stok pemain di lini tengah menyusul hengkangnya Denilson ke Sao Paolo.
Dengan kondisi seperti ini, masihkan The Gunners perkasa di ajang Emirates Cup? Sama-sama kita tunggu jawabannya. (bbs/jpnn)

Baju Dinas

Cerpen:   Sobirin Zaini

Aku tak dapat memastikan  sama sekali entah kapan abahku dapat membelikan handphone
baru untukku seperti abahnya Yarti membelikan handphone baru untuknya. Karena aku tahu,
abahku tak berbaju dinas seperti abahnya Yarti tetanggaku itu.

Abahku hanya seorang penakik getah milik Mak Joyah di belakang rumah yang tentu duitnya tak seberapa sebab harus dibagi dua.

Pohon getah itu pun tak pula banyak jumlahnya. Karena jika kuhitung tak lebih dari jumlah jari tanganku saja dan abah tak pernah memakai baju dinas seperti Pak Mayub abahnya Yarti setiap kali berangkat kerja. Kalau Abahnya Yarti setiap pagi kulihat bersepeda motor bedelau keluaran baru dengan mengenakan baju dinas yang kelihatan sangat rapi pergi ke kantor desa, abahku cukuplah berbaju lengan panjang lusuh dengan bekas getah menempel di mana-mana. Abahku seperti sudah cukup segak mengenakan sepatu balaknya yang berharga lima belas ribu rupiah, memegang sebilah pisau takik, meletakkan topi lusuh di atas kepalanya dan bercelana kain hitam yang sudah berlubang di bagian lututnya, yang aku sangat yakin, baju, topi dan celana itu ia dapatkan dengan harga banting sepuluh ribu tiga dari karung rombeng tempat Cik Dolai beberapa bulan lalu.

Ehm, begitulah abahku. Tak mungkin rasanya aku dapat memastikan bahwa dengan mudahnya niatku meminta dibelikan handphone seperti Yarti tetanggaku itu terwujud. Mustahil rasanya. Meskipun aku dan Yarti sama-sama anak perempuan tunggal, tapi status dan perbedaan baju abah kami membuat semua itu tampak mustahil. Kalau sudah begitu, tentu sekali, sebagai anak perempuan abah yang tahu diri, aku harus kembali membiarkan niatku itu setakat bersemayam di hati. Kusimpan saja ia baik-baik bersama mimpi dan keinginan-keinginanku yang lain. Meski keinginan-keinginan itu kian saja muncul setiap kali bertemu Yarti di sekolah, setiap kali perempuan itu menyodorkan kesombongannya sembari menunjukkan padaku sejumlah aksesoris terbaru yang dibelikan abahnya yang berbaju dinas itu.

Setiap kali begitu, terasa sekali kalau Yarti dengan sangat mudah dapat meminta apa saja dari abahnya. Dari handphone baru, laptop baru, jilbab baru, sepatu baru, tas baru, sampai sepeda motor matic terbaru. Dan tentu saja nama-nama itu bukanlah benda yang dapat dibeli dengan beberapa helai ribuan rupiah saja, seperti uang jajan yang diberikan abah kepadaku setiap kali ia menjual hasil getah bagi dua milik Mak Joyah di belakang rumah. Tentu saja tidak.
***

”Beginilah kita, Nak. Abah harap engkau bersabar. Belajar sajalah elok-elok, tamatkan dulu sekolah menengah kau tu,” ujar abah tiba-tiba dari dalam rumah saat aku memasang tali sepatu menjelang pergi ke sekolah pagi itu. Kulihat dia masih bertengger di kursi depan meja kayu, menyerutup kopi sambil memandang jauh keluar jendela sebelum berangkat menakik getah. Sementara emak masih sibuk mencuci kain baju di sumur sambil menjerang air di dapur.
Sebenarnya tadi aku lumayan terkejut. Tak pernah kudengar ucapan abah seperti itu sebelum ini. Aku masih berusaha memandang lekat wajah abah, sementara ujung jari tanganku terus mengikat tali sepatu. Tapi mulutku seperti tak dapat spontan menyahut. Aku diam saja, karena sebenarnya kutahu apa yang abah maksud. Aku mulai merasa bahwa abah lama-kelamaan ternyata berhasil juga membaca situasi dan apa yang ada dalam benakku selama ini. Tapi dari mana ia tahu semua itu? Aku merasa tak pernah mengucapkan apapun soal keinginan-keinginanku itu pada abah. Setakat meminta uang jajan pun aku tak pernah. Kalaupun diberikan abah, itu pasti karena inisiasinya saja. Karena setakat uang jajan tentu masih dalam batas kemampuannya. Lalu kenapa ucapan seperti itu tiba-tiba keluar dari mulut abah pagi ini? Ah sudahlah, mungkin semua ini karena aduan dari emak. Sebab emak memang pernah mendengar curhatku tentang baju dinas dan sejumlah keinginan yang terpendam itu. Maka untuk saat ini, ada baiknya aku sahut saja ucapan abah tadi, seolah-olah aku benar-benar mafhum apa maksud ucapannya itu.
“Ya, abah…,” sahutku lirih sambil berdiri dan mengucapkan salam kepada lelaki renta itu. Kudengar ia juga menyahut perlahan salamku dari dalam. Asap beracun dari batangan kretek di mulutnya kulihat terus saja mengepul keluar lewat jendela.

***
Kusambar sepedaku di bangsal belakang rumah. Aku mulai mengayuhnya perlahan menuju sekolah. Seperti biasa bersamaan denganku pagi ini, kulihat di seberang jalan depan rumahku, Pak Mayub abahnya Yarti juga keluar dari jalan depan rumahnya dengan baju dinas itu. Dari jauh sekilas kulihat ada semacam pin berwarna keemasan tersemat di dadanya memantulkan cahaya matahari sehingga ia sekilas tampak bersinar. Sementara di kakinya terpasang sepatu hitam mengkilat menginjak sadel sepeda motor keluaran baru yang dikendarainya. Tas kantor berwarna hitam itu juga kembali tersandang di bahunya. Matanya sempat memandangku dan tersenyum ketika dia melaju melewati jembatan depan rumahnya itu. Aku balas tersenyum.

Tak lama berselang, setelah aku baru beberapa meter mengayuh sepeda dari jembatan depan rumah, Yarti anak perempuannya pula menyusul. Suara deru sepeda motor matic terdengar semakin mendekat ke arahku. Aku terus mengayuh sepeda ketika tiba-tiba Yarti sudah berada disampingku dan membunyikan klaksonnya keras-keras. Tentu saja aku terkejut. Tajam pandanganku kuarahkan ke matanya, tapi ia balas dengan sekadar menjelingkan mata. Jelingan mata dan senyum dibuat-buat itu seperti hendak mengatakan bahwa: “Ini skuter gaya anak muda zaman sekarang, Puan… Tak mainlah lagi sepeda buruk macam tu.” Asap kenalpot sepeda motor matic itu pun tiba-tiba terasa menyumbat lubang hidungku sekaligus menyesakkan seluruh isi dadaku. Sosok anak orang berduit dan berbaju dinas itu semakin jauh meninggalkanku. Dan dengan sesak yang masih tersisa di dada, sadel sepeda masih terus berusaha kukayuh.
***

Malam semakin terasa sunyi dan menyebalkan. Dua bilah jarum jam di dinding papan kamarku itu seperti tak dapat kutunda sama sekali. Ia terus saja berlomba melesat laju dari titik angka ke angka berikutnya. Aku masih memandangi plafon yang terbuat dari plastik itu sambil berbaring diatas ranjangku. Buku-buku pelajaran yang terjadwal diujiankan besok pagi tak sejenakpun aku sentuh. Sementara mataku juga ikut-ikutan tak mau diajak kompromi untuk secepatnya tidur. Kupejamkan berkali-kali, tapi bayangan Yarti saat di sekolah siang tadi itu juga yang muncul, muncul dan muncul. Bayangan mulutnya dengan ucapan-ucapan bernada sinis penuh kesombongan itu kini benar-benar berubah menjadi hantu dan batu yang menendang-nendang ulu hatiku.

“Ehm, nasib kaulah Siti, punya abah tak berbaju dinas macam abah kami. Kadang-kadang aku kasihan juga dengan kau tu. Tengoklah di sekolah ni, cuma kau saja yang tak punya handphone. Dan aku tengok, macam dah tak ada lagilah yang memakai sepeda ke sekolah ni. Cuma kau sendiri..”

Derai tawa dua orang teman Yarti yang juga punya abah berbaju dinas terdengar menyahut ejekannya saat itu. Hatiku kelu.

“Ha, tengoklah pula sepatu kau tu… Seingatku, asyik itu saja dari sejak kau masuk sekolah dulu. Jilbab dan bajumu tu pun gantilah dengan yang baru.. Dah kelihatan pudar betul! Memang nasib kaulah nampaknya ya, abah kau tu dah cukup puas jadi penakik getah daripada jadi macam abah kami yang berbaju dinas!”
”Aku rasa, takkan ada budak jantan di sekolah ni yang sudi dekat dan menaruh hati padamu. Sebab, handphone murah pun kau tak punya..”

Kalimat-kalimat menyakitkan di sekolah siang tadi itu terus bertalu-talu di telingaku. Kutindihkan bantal ke wajah dan telingaku kuat-kuat. Aku berusaha menghindar, tapi suara dan bayangan itu makin melesat-lesat. Ucapan-ucapan itu berubah seperti gemuruh petir dalam hujan lebat. Bahkan jadi serupa tangan raksasa yang membuat wajahku berlipat-lipat. Sampai tiba-tiba di luar kamar, kudengar suara sejumlah orang saling menyapa dengan abah. Ramai sekali kedengarannya. Aku menuju ke arah pintu dan coba mengintip siapa orang-orang di luar itu. Ternyata abah kedatangan tamu. Kulihat abah dan lima orang tamu itu baru saja duduk bersamaan. Mereka bersila di lantai ruang depan yang bersebelahan dengan kamarku. Wajah-wajah itu tak asing di mataku, mereka para petinggi dusun yang biasa menemui abah di rumah ini. Ada Wak Jang Karut ketua Rw, Cik Iwan Sulah Ketua Rt, Bang Beri Lembik ketua pemuda, Cik Ijam Jambul pengurus masjid, sampai Tuk Yung Gani tokoh agama.

Sebagian di antara mereka itu sebelum ini memang selalu kudapati berbual-bual sampai larut malam dengan abah. Sisi lain inilah yang terus terang masih menjadi penawar hatiku; bahwa abah, meskipun bukanlah orang berduit dan berbaju dinas, ia termasuk tetua adat di dusun ini yang selalu ditemui karena pemikiran-pemikiran dan solusi yang ia berikan. Hal ini hampir berlangsung setiap kali ada masalah dan peristiwa baru. Dan, pasti kali ini, ada sesuatu yang baru terjadi di kampungku, sehingga lima pemuka dusun itu datang menemui abah malam ini.
Aku kembali ke ranjang, suara mereka yang berbual-bual diluar kamarku itu makin lama makin samar terdengar. Tak lama setelah itu, tak kusangka, akhirnya aku berhasil terlelap juga.
***

Kepalaku terasa berat ketika kulihat bias cahaya matahari pagi masuk lewat celah dinding papan kamarku. Jarum jam tepat ke angka enam, berarti aku kesiangan. Sial! Aku bakal terlambat ke sekolah hari ini. Segera kusambar handuk dan setengah berlari ke kamar mandi. Emak kudapati mulai menjerang air diatas tungku dapur, sementara abah masih tampak duduk di kursi dekat jendela sebelum berangkat menakik getah. Mereka berdua tampaknya tak sadar kalau aku baru saja bangun dan langsung masuk ke kamar mandi.

Ujung kaki baru saja kusentuhkan ke lantai dapur setelah mandi. Tiba-tiba kudengar suara abah memanggilku. “Siti, ke sini sebentar, abah nak cakap sikit ni,” suara abah datar setelah mendapati aku keluar. Aku sedikit terkejut dan penasaran. Ada apa gerangan? Kudekati lelaki itu secepatnya karena aku tahu, aku sudah terlambat berangkat sekolah.
“Engkau dah tahu apa berita yang Abah dapat dari tamu yang datang tadi malam?” tanya abah membuatku semakin penasaran. Aku terdiam sejenak.

“Tak tahu, Bah,” jawabku kemudian.
“Pak Mayub, tetangga depan rumah kita tu dihangkut polisi saat berada di kantor desa petang semalam,” ujar abah yang kali ini benar-benar membuatku terkejut. Ya, sangat terkejut. Kupandangi wajah abah lekat dan bergegas menyahut dengan bertanya apa pasalnya, tapi abah sudah bicara lagi.

“Ketua BPD kita tu dilaporkan anggotanya karena duit tunjangan BPD selama ni dia makan sendiri. Pak Mayub juga kabarnya memalsukan ijazah, di samping banyak pula yang cakap kalau dia tu suka terima duit dari pimpro yang punya proyek di kampung ni.” Aku terhenyak. Mulut abah masih kupandang lekat. Sepertinya cerita abah belum selesai.
“Pak Mayub juga ikut bagi-bagi duit saat pemilihan bupati kemarin, yang sekarang tengoklah, bupati tu pun dah tak ingat sama sekali dengan kita. Entahlah, kalau dah macam tu, tentu Pak Mayub tak dapat lagi jadi ketua BPD. Tengoklah sekarang, dia terancam masuk penjara karena dah terlanjur dilaporkan anggotanya sendiri ke polisi,” tambah abah lagi kemudian.

“Kau tahu tak apa maksud abah memberitahu prihal ni, Siti?”
Aku masih tertegun mendengar cerita abah tentang Pak Mayub. Pikiranku pada Yarti bersilang-sengkarut dengan baju dinas yang setiap pagi dikenakan abahnya itu. Sementara kulihat abah masih menunggu jawabanku terhadap pertanyaan anehnya tentang ‘maksud’ barusan.
”Tak tahu, Bah,” jawabku kemudian.

“Biar semestinya kau masih bersyukur, abahmu yang tak punya baju dinas ni tak ikut dihangkut seperti abahnya Yarti kawan sekolah kau tu…” sambut abah berlagak filosofis. Aku tak merespon pernyataannya itu. Justru tak lama setelah abah berkata begitu, ia kutinggal sendiri sebab aku harus segera berangkat sekolah.

Kusambar sepeda yang bersandar di bangsal belakang rumah, lalu kukayuhkan sekuat tenaga menuju sekolah. Dan memang, meski aku sudah sampai beberapa meter mengayuh sepeda dari jembatan depan rumahku itu, tak kunjung kudapati Pak Mayub dengan baju dinas dan sepedamotor barunya tersenyum padaku. Aku juga tak menemukan Yarti dengan matic-nya membunyikan klaksonnya keras-keras seperti pagi-pagi sebelum ini. Dari jauh, rumah batu megahnya itu kulihat tertutup sangat rapat. ***

Mrpynpku,
Medio Juli 2011

(Untuk “sahabat kecilku” yang selalu mengajakku bermain: Adrik Falah Nafsaka)

Henry Bela The Professor

LONDON-Eks kapten The Gunners ini berharap mereka bisa meraih sukses musim depan. Jelang menghadapi Arsenal pada Minggu (31/7) hari ini di ajang Emirates Cup, striker New York Red Bulls, Thierry Henry, mengungkapkan keprihatinan tentang kondisi mantan klubnya itu.

The Gunners mengalami paceklik trofi sejak terakhir kali memenangkan Piala FA pada 2005. Henry sendiri turut merasakan periode serupa selama dua tahun sebelum memutuskan hijrah ke Barcelona pada 2007.
Namun, empat tahun setelah kepergian sang kapten, skuad besutan Arsene Wenger itu ternyata masih belum mampu mengakhiri kegagalan demi kegagalan yang menerpa mereka.

“Saya fans Arsenal, dan hanya ingin melihat mereka menang. Saya menderita karena kami tak memenangkan apa pun untuk waktu yang sangat lama, tapi saya harap mereka bisa tampil baik,” tutur  striker veteran berusia 33 tahun itu.
Kritikan atas ketidakberdayaan Arsenal pun tak pelak mengarah ke Wenger sebagai peracik strategi tim, tapi Henry membela kompatriotnya asal Prancis itu.Thierry Henry membela manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang tengah menghadapi hujan kritik. Henry selanjutnya berharap agar Wenger bisa membawa perubahan positif buat The Gunners.
Wenger menjadi sasaran kritik karena Arsenal sudah kering gelar sejak 2005. Wenger dianggap terlalu percaya kepada pemain muda dan alpa untuk memperkuat pondasi tim.

Ini berbeda di zaman Henry tengah berada di masa jaya. Kombinasi pemain-pemain seperti Henry dan Patrick Vieira, ditambah pilar senior semacam Tony Adams, membuat Arsenal disegani.

“Sang bos mengubah wajah klub, dan saya sendiri akan mempertahankan Arsene seumur hidup. Saya tahu dia sedikit kesulitan belakangan ini, tapi saya harap mereka bisa mengubahnya musim ini,” bilang Henry.
“Anda harus terus bertahan dengan orang-orang di tim meskipun kinerja mereka sedang tak bagus. Ini adalah salah satu hal terpenting. Saya harap mereka bisa meraih trofi tahun ini,” tambahnya.

Henry juga menolak anggapan bahwa kesuksesan Arsenal di masa lalu adalah semata berkat keberadaan dirinya, atau Vieira, atau Adams.“Di manapun Anda bermain, itu adalah usaha tim. Di zaman saya, kami bersenang-senang. Itu bukanlah atas jasa satu, dua, tiga, empat, lima, enam atau tujuh pemain. Itu adalah usaha tim,” tuntas striker 33 tahun itu. (bbs/jpnn)

Raksasa Tertahan

Piala Dunia U-20

BOGOTA – Dua raksana yang difavoritkan menjuarai Piala Dunia U-20, Brasil dan Inggris ditahan lawannya. Meladeni Mesir, Brasil harus puas dengan hasil seri 1-1. Sementara Inggris ditahan Korea Utara tanpa gol.
Pertandingan antara Brasil kontra Mesir yang merupakan pertandingan kedua di Grup E digelar di Estadio Metropolitano Roberto Melendez, Baranquilla, Sabtu (30/7) pagi WIB.

Brasil membuka keunggulan terlebih dahulu di menit 12. Dari sebuah tendangan sudut, tandukan Danilo Luiz sukses merobek jala Mesir dan membawa Brasil memimpin 1-0.

Mesir ternyata tidak mudah menyerah. Wakil Afrika itu gencar menyerang dan akhirnya dengan sebuah tendangan kaki kanan Omar Gaber di menit 26 mereka berhasil menyamakan kedudukan jadi 1-1.

Skor 1-1 ini bertahan hingga akhir pertandingan dan kedua tim berbagi masing-masing satu angka.
Di pertandingan Grup E yang berlangsung sebelumnya, Austria ditahan Panama 0-0. Dengan demikian Brasil dan Mesir ada di posisi dua teratas dan Austria serta Panama di dua terbawah.

Sementara Inggris yang melakoni pertandingan pertama di Grup F hanya bisa main imbang lawan Korut di Stadion Atanasio Girardot, Medellin, Kolombia. Padahal banyak serangan yang dibangun. Sementara itu, Argentina menang tipis kala berjumpa dengan Meksiko.

Dari statistik yang dilansir oleh Soccernet, Inggris melepaskan sebanyak 12 tendangan sepanjang pertandingan, menghasilkan empat shots on goal, namun tak ada satu pun yang membuahkan hasil.
Di sisi lain, Korut hanya menghasilkan empat tendangan dan dua di antaranya tepat sasaran. Hasil ini menempatkan Inggris di posisi dua klasemen sementara dengan nilai 1, sama dengan nilai yang dikantongi Korut.
Posisi puncak klasemen Grup F dipegang Argentina yang menang 1-0 atas Meksiko. Gol tunggal ‘Tim Tango’ diciptakan oleh pemain yang baru saja dibeli oleh AS Roma, Erik Lamela.

Gol pemain berusia 19 tahun itu terjadi di menit 69, bak menyempurnakan penampilannya sepanjang laga. Tercatat, Lamela menjadi pemain dari kubu Argentina yang paling banyak melepaskan tendangan pada pertandingan tersebut.
Satu pertandingan lainnya, yakni laga di Grup E antara Austria vs Panama juga bernasib sama seperti Inggris vs Korut, yakni berakhir tanpa gol. (bbs/jpnn)

Lagu Kebangsaan Kepanjangan Didenda

Klub NBA dan DBL Indonesia Berbagi Ilmu

Pengelola basket Indonesia dan klub NBA bertukar ilmu. Itu sudah terjadi di Surabaya. Scott Freshour, manager entertainment Sacramento Kings, sempat sharing dengan PT DBL Indonesia sebelum pulang ke Amerika.

Sekitar sepuluh hari di Indonesia, Scott Freshour telah banyak berbagi ilmu di Indonesia. Dia mengunjungi beberapa sekolah peserta kompetisi basket pelajar terbesar, Honda Development Basketball League (DBL) 2011 di beberapa provinsi, sekaligus menjadi juri tamu Dance Competition di Jawa Timur.

Sebelum pulang ke Amerika Serikat Sabtu dini hari kemarin (30/7), Freshour sempat melakukan pertemuan khusus bersama seluruh personel PT DBL Indonesia, perusahaan basket yang mengelola Honda DBL sekaligus liga profesional National Basketball League (NBL) Indonesia.

Jumat petang lalu (29/7), di Graha Pena Surabaya, Freshour memberi evaluasi terhadap kinerja operasional even DBL Indonesia. Dia menjelaskan struktur dan cara kerja departemen entertainment klub NBA, sekaligus mendengar pula masukan-masukan dari DBL Indonesia.

Secara keseluruhan, dari apa yang dia lihat di Honda DBL 2011, Freshour menilai DBL Indonesia sudah luar biasa. “Secara keseluruhan saya memberi nilai A untuk DBL. Ada beberapa hal yang kalian lakukan sudah lebih baik daripada NBA sendiri, jadi kami pun harus belajar dari kalian,” pujinya. “Tapi, tentu ada hal-hal yang kita bisa terus perbaiki,” tambah pria 27 tahun itu.

Dalam hal evaluasi, Freshour –yang sudah sekitar delapan tahun bekerja di departemen entertainment Sacramento Kings— memberi DBL Indonesia nilai 46 dari maksimal 50 dari lima kategori. Terbaik dalam hal pregame show dan introduction, yaitu saat perkenalan pemain dan hiburan pemanasan.

“Video-video yang ditampilkan DBL mungkin lebih baik dari kebanyakan tim NBA,” kata Freshour.
Kelemahan utama ada pada hiburan pengisi dan kecepatan eksekusi saat time out atau jeda kuarter. Yaitu pada “masa-masa kosong” yang singkat di tengah-tengah pertandingan. Meski hanya beberapa detik, sering sekali program singkat itu melebihi batas waktu pertandingan yang semestinya.

“Kalau di NBA, kalau sampai presentasi hiburannya melebihi batas waktu, penyelenggara akan mendapatkan denda. Dan setiap tahun kami pasti pernah dapat denda,” ungkapnya. “Bahkan ketika menyanyikan lagu kebangsaan pun, kalau kelamaan dapat denda. Untung lagu kebangsaan (Amerika Serikat) tak lebih dari 90 detik,” tambah Freshour.

Azrul Ananda, direktur PT DBL Indonesia, menambahkan kalau program seperti ini akan terus dilanjutkan. “Misi kami adalah menyelenggarakan even-even sebaik mungkin. Bukan hanya seperti NBA sebagai benchmark, tapi kalau bisa lebih baik dari mereka. Selain terus mengirim personel ke luar negeri, kami akan terus berupaya mendatangkan orang-orang seperti Scott Freshour untuk mengembangkan kemampuan kru kami,” pungkasnya. (det/jpnn)

Lomba Menuju Tikungan Pertama

Hamilton Nyaris Hentikan Dominasi Pole Red Bull

HUNGARORING – Bintang McLaren-Mercedes, Lewis Hamilton, hampir saja mematahkan dominasi pole position Red Bull-Renault di musim Formula 1 2011. Di Sirkuit Hungaroring, Hungaria, kemarin (30/7), di seri ke-11 dari 19 lomba yang dijadwalkan, Hamilton masih berada di puncak daftar waktu hingga momen-momen akhir kualifikasi.

Sayang, catatan waktunya yang 1 menit dan 19,978 detik ternyata masih belum cukup. Di momen-momen akhir kualifikasi, Sebastian Vettel kembali meraih pole untuk Red Bull. Vettel mencatat waktu hanya 0,163 detik lebih cepat, meraih posisi start terdepan untuk kali kedelapan musim ini.

Berarti, Red Bull masih belum terkalahkan di babak kualifikasi. Tiga pole lain musim ini diraih oleh rekan Vettel asal Australia, Mark Webber.

Meski Vettel kembali meraih pole, bukan berarti pembalap Jerman itu akan kembali berkuasa saat lomba. Catatan waktu menunjukkan kalau Red Bull tidak lagi unggul jauh atas para pesaing terdekat.
Rekan Hamilton di McLaren, Jenson Button, kemarin meraih posisi start ketiga. Duo Ferrari, Felipe Massa dan Fernando Alonso, berada di urutan empat dan lima. Mobil kedua Red Bull yang dikendarai Webber terpuruk di urutan enam!

Serunya lagi, perbedaan waktu antara enam mobil terbaik tidaklah terlalu jauh. Hanya di kisaran 0,6 detik!
Untung bagi Vettel, Hungaroring adalah “Monaco tanpa tembok.” Sirkuitnya sempit dan berliku, membuat orang sulit menyalip walau ditolong oleh KERS (kinetic energy recovery system) maupun DRS (drag reduction system).
Jadi, tugas utama Vettel hari ini adalah mengamankan posisi di putaran pertama. Lebih tepatnya, mengamankan posisi terdepan di tikungan pertama. Kalau Hamilton sampai melakukan start lebih baik dan memimpin di tikungan pertama itu, maka lomba bisa berlangsung sangat menghibur.

Ingat, di GP Jerman pekan lalu, Hamilton menang setelah menyalip Webber di tikungan pertama lomba!
Apalagi, belum ada jaminan Red Bull bakal punya mobil tercepat saat lomba. Buktinya, Jumat malam usai babak latihan (29/7), para personel Red Bull harus bekerja lembur menemukan setelan lebih baik. Hasil babak latihan siang harinya masih di belakang McLaren dan Ferrari.

Di F1, ada aturan baru yang melarang mekanik bekerja lembur di malam hari saat akhir pekan lomba. Setiap tim hanya diberi izin khusus tanpa penalti sebanyak empat kali. Dan di Hungaria, Red Bull terpaksa memakai salah satu jatah yang diberikan.

“Persaingan sangatlah sengit. McLaren dan Ferrari sangatlah cepat. Jadi kami harus bekerja lebih keras untuk memastikan bisa terus berada di puncak,” kata Vettel usai latihan.
Usai kualifikasi, Vettel meminta Red Bull kerja keras lagi. (aza/jpnn)

Pemain Asing Tertuduh Suap

Gajinya Ditahan Pengurus

MEDAN – Penyelesaian soal gaji mantan pemain PSMS musim lalu bakal segera dilakukan, Senin (1/8). Namun dua pemain asing, Almiro Valadares dan Vagner Luis dipastikan belum akan digaji lantaran keduanya dianggap terlibat kasus penyuapan saat PSMS bentrok Persiba Bantul di babak Delapan Besar lalu.

Kesepakatan itu diperoleh pada pertemuan antara pengurus dan perwakilan pemain di Mes Kebun Bunga Medan kemarin. Tidak semua pemain hadir, hanya beberapa orang seperti M Affan Lubis, Mahadi Rais, Novi Handriawan, Novianto, M Syahbani Zulkarnain dan Andi Setiawan. Hal itu disampaikan Pengurus PSMS Medan Benny Tomasoa, Sabtu (30/7).

Menurutnya, sisa gaji pemain dikurang satu bulan, namun pemain sudah menyetujuinya. Perinciannya, pemain yang memiliki sisa gaji tiga bulan hanya akan dibayarkan dua, yang punya sisa dua bulan akan dibayarkan sebulan, sementara yang sisa satu bulan tetap akan dibayar.

“Kami sudah bicara dengan pemain dan mereka setuju menerima dua bulan gaji bagi yang sisa tiga bulan. Begitu seterusnya dan yang satu bulan tetap akan dibayarkan,” katanya.

Sekretaris Umum PSMS Medan Idris membenarkan pembayaran gaji tersebut akan dilakukan besok (Senin 1/8). Namun Idris menegaskan, pembayaran tersebut tidak berlaku untuk dua pemain asing Almiro Valadares dan Vagner Luis.
“Pemain asing mungkin belum dibayar dulu, terutama Vagner sama Almiro. Setelah tim investigasi melakukan tugasnya gaji mereka baru dibayarkan. Kemungkinan investigasi akan dilakukan dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Penahanan tersebut menurutnya dilakukan untuk mencegah kemungkinan pemain asing tersebut mangkir jika disuruh menghadap untuk pemeriksaan. Dia berdalih, pemain asing bisa saja pergi ke luar negeri untuk menghindari pemeriksaan. “Ini sangat serius. Kami sengaja menahan gaji mereka supaya mereka tidak lari waktu akan diperiksa. Bisa saja mereka pergi ke luar negeri menghindar. Padahal kami perlu mereka agar masalah ini bisa tuntas,” bebernya.
Untuk mempercepat proses, Idris akan mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan kepada salah seorang pengurus PSMS Suryanto Herman sebagai anggota tim investigasi. “Suryanto Herman diangkat sebagai Ketua Tim Investigasi. Menyangkut pemain asing sangat serius, kalau pemain asing yang dibayar namun mengkhianati kita, harus dihukum, kalau bisa diusir supaya tidak bisa bermain di Indonesia,” sebutnya.

Sementara itu, Almiro Valadares yang dikonfirmasi mengenai rencana PSMS memanggil mereka mengaku heran dengan tindakan tersebut. Menurutnya, penahan gajinya sangat menyakitinya. “Saya akan melawan keputusan sepihak seperti ini. Dan saya tidak main-main,” paparnya.

Dia menentang keputusan tersebut karena menurutnya selama di PSMS, dia tidak pernah melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik. “Kenapa saya? saya tidak bisa bahasa Indonesia, tidak tahu siapapun pengurus klub-klub lain di Indonesia, tidak pernah buat masalah, dan baru tinggal beberapa bulan di Indonesia,” paparnya.
Sama dengan Almiro, Vagner Luis yang dikonfirmasi juga mengaku gerah dengan sikap pengurus. “Kasus ini sengaja dibuka lagi sebagai alibi untuk menahan gaji kami. Dan saya akan lawan ini,” katanya. (ful)

IMI Sumut Serahkan Bingkisan Ramadan

MEDAN-Ketua Pengprov IMI Sumut Ijeck membagi bingkisan berupa sembako kepada warga dhuafa dan kurang mampu yang berdomisili di sekitar Sekretariat Pengprov IMI Sumut, Jl. Taruma, Kelurahan Petisah Tengah, Medan
Acara penyerahan kepada para warga di lingkungan III dan IV Kelurahan Tengah tersebut, berlangsung Sabtu (30/7) di Sekretariat IMI oleh Sekretaris IMI Sumut Drs. H. Zulhifizi Lubis. Bingkisan berupa 80 paket sembako, sebagai persiapan bagi warga dalam menghadapi bulan Ramadan.

Drs. H. Zulhifzi Lubis, mengatakan penyerahan paket dari Ijeck, merupakan hal rutin yang dilakukan Ketua IMI Sumut dan juga  HDCI Sumut ini, dalam setiap menyambut Ramadhan.

“Sebagai pengusaha muda sukses, Ijeck ingin berbagi dengan masyarakat agar mereka bisa menjalankan ibadah dengan lebih khusuk,” ucap Zulhifzi.

Para warga  yang menerima bantuan, mengucapkan terima kasih atas kepedulian Ijeck
Amrol (51 thn) dan Irwansyah (53 thn), dua diantara warga yang mendapat bantuan, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang mereka terima.

“Kami bersyukur mendapat bekal dalam memasuki bulan suci Ramadhan. Terima kasih kepada Pak  Ijeck yang selalu tergerak hatinya untuk membantu warga tak mampu dan yang miskin seperti kami,”  ucap keduanya. (jun)

Ngabuburit, Trend di Kala Puasa

Kafe dan Mall Jadi Pilihan

Saat bulan Ramadan, istilah ngabuburit sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.  Istilah ini berasal dari bahasa Sunda, burit artinya waktu menjelang malam hari atau waktu Maghrib. Jadi ngabuburit selama bulan puasa adalah menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang waktu Adzan Maghrib datang, yaitu saat berbuka puasa.

Banyak orang mengakali ngabuburit ini dengan berbagai kegiatan hingga mereka lupa akan rasa lapar dan haus selama berpuasa. Ada yang cuma tidur-tiduran, nonton, main game, jalan-jalan, dan pokoknya mengerjakan sesuatu hingga saking asyiknya bisa bikin lupa rasa haus dan lapar, bisa menjalankan perintah agama tanpa harus kelaparan dan kehausan.

Nah, sekarang apa yang akan Anda lakukan ketika ngabuburit nanti? Berbagai jawaban akan muncul, mulai dari ngumpul dengan teman, jalan-jalan, shooping atau nyelesaikan kerjaan, bareng diskusi hingga tidur dan main game untuk menghabiskan waktu.

Kegiatan yang paling sering dilakukan selama bulan Ramadan adalah pesantren kilat yang biasanya sering diadakan remaja masjid. Kegiatan lain yang biasanya sering dilakukan para warga metropolitan adalah shopping atau jalan-jalan menikmati suasana kota, atau diskusi bareng sekalian menyelesaikan pekerjaan sambil menunggu buka bersama.  Memang, berbuka puasa bersama keluarga di rumah atau di masjid memang masih menjadi pilihan utama bagi umat muslim. Namun saat ini ada pergeseran, trend dalam berbuka puasa. Masjid atau rumah bukan lagi tempat satu-satunya untuk berbuka puasa.

Lalu, kafé, warung kopi(warkop) dan mal serta beberapa rumah makan cepat saji, selalu menjadi pilihan tempat favorit untuk ngabuburit dan berbuka puasa. Kaum remaja muslim contohnya, mereka banyak yang lebih senang berbuka puasa di luar rumah, seperti kafe dan warkop.
Ada berbagai alasan tersendiri bagi mereka sehingga memilih ngabuburit di kafé, mal atau warkop. Mulai karena suka yang praktis, dan mereka juga senang berbuka puasa  bersama teman-teman sebaya. Biasanya ngabuburit diputuskan bersama sehari sebelum pergi hangout.

Tapi, ngabuburit di kafe dan mal bukan hanya di lakukan oleh kalangan remaja atau ABG, tapi beberapa orang dewasa juga banyak melakukan buka puasa di luar rumah. Hanya mereka biasanya berbuka puasa bersama teman kantor atau keluarga. “Ngabuburit sambil ngumpul dan menyelesaikan pekerjaan akan lebih menyenangkan, sekalian diskusi. Makanya ngabuburit di kafe jadi trend berbuka puasa di metropolis,” ujar Misna salah satu pengusaha cafe di daerah Dr Mansyur Medan.

Menurut Misna, menghabiskan waktu bersama dapat digunakan untuk diskusi, mendapatkan wawasan baru dan bisa dijadikan alat untuk mempererat tali persaudaraan. “Seperti curhat, saling berbagi informasi, dan terkadang juga saling bercanda,” ujarnya.

Berbeda dengan Dina dan teman-temannya. Siswi SMP ini lebih memilih ngabuburit dengan berkumpul dengan teman dan terkadang jalan-jalan. “Biasanya kita jalan sore ngelihat yang lucu-lucu, kadang juga ke mal,” ujar Winda sambil tertawa.

Kegiatan berkumpul, jalan-jalan untuk menunggu waktu berbuka puasa, biasanya akan dilakukan mulai dari pertengahan bulan puasa hingga menjelang berakhir puasa, karena biasanya pada saat ini, pusat perbelanjaan sudah mengadakan promo belanja dengan potongan harga besar. “Ngumpul biasanya kita lakukan bila sudah menjelang bulan puasa berakhir, kan sudah banyak promo itu. Lagian kalau awal bulan puasa susah dikasih keluar sama keluarga,” ujar Winda.

Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Agus, pria pegawai swasta yang bekerja sebagai jurnalis ini mengaku lebih senang ngabuburit dengan cara tidur. “Tidur memiliki arti yang sangat penting, selain menjaga stamina juga untuk menjaga kualitas puasa, kan tidur hukumnya sunnah dalam puasa,” ujar Agus.

Sementara Efnie, seorang psikolog anak dan Devi Humas HSBC Bank yang juga kaum sosialita ini melakukan ngabuburit sambil berkumpul dan bertukar cerita. Lokasinya di kafe, warung makan atau mal. “Yang pasti kita cerita yang senang-senang, pekerjaan dan lainnya dilupakan. Kan nggak enak lagi ngumpul yang diceritaan yang berat-berat,”  ujar Devi.
Devi dan teman-temannya selalu melakukan ngabuburit di bulan Ramadan.  Sedangkan tempatnya lebih dipilih sedikit tertutup. “Kalau ada kesempatan kita pasti ngumpul, tapi kalau sama tempat kita pilih yang tidak terlalu ramai,” ucap Devi.

Emilia Ramadhani, Dosen Tetap Fisip USU, Komunikasi Psikologi ini menyatakan, bahwa  ngabuburit itu tidak ada salahnya, asal dapat menjaga kualitas puasa. “Ngabuburit, banyak yang bisa dilakukan, jadi jangan terjebak dengan acara ngumpul yang akhirnya bisa bergosip,” ujar Emil.

Emil menjelaskan, agar tidak terjebak dengan acara ngumpul, maka hindari bicara tentang kerjaan yang dapat menyerempet pada rekan kerja, “Usahakan ngumpul cerita tentang mode terbaru, atau gaya hidup biar lebih tenang ketika puasa,” ucap Emil.

Awalnya tidak ada yang dengan pasti, apa dan kenapa istilah ini paling sering disebut saat Ramadan. Tetapi kapan pastinya kata Ngabuburit sering digunakan ketika berpuasa tidak ada yang tahu, karena tidak ada sejarah dan grafis yang menunjukkan perkembangan dari kata ini. Tahu-tahu kata ini sudah terkenal. (juli rambe)