24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 150

Libur Tahun Baru Islam 2025, Operasional BNI Libur? Cek Infonya di Sini

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pada akhir Juni ini, terdapat Hari Libur Nasional yakni di Hari Jumat, 27 Juni 2025, untuk memperingati Tahun Baru Islam 1447 H. Hampir semua kegiatan perkantoran tutup pada hari tersebut, termasuk layanan operasional Kantor BNI.

Namun, pada Hari Sabtu, 28 Juni 2025, BNI melaksanakan operasional terbatas. Adapun Outlet yang beroperasi adalah Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Jalan Dr Mansyur Nomor 11 Medan.

Jam Layanan mulai pukul 10:00 WIB – 12:00 WIB. Transaksi yang dapat dilakukan hanya Setoran Pembayaran BBM Pertamina melalui sistem OPBS Pertamina H2H

BNI akan kembali beroperasi secara normal mulai Senin, 30 Juni 2025. Namun selama kantor cabang tutup, masyarakat tetap dapat melakukan berbagai transaksi melalui layanan 𝙇𝙖𝙮𝙖𝙣𝙖𝙣 𝙚-𝙘𝙝𝙖𝙣𝙣𝙚𝙡 𝘽𝙉𝙡 seperti 𝘽𝙉𝙄 𝘼𝙏𝙈, 𝙬𝙤𝙣𝙙𝙧 𝙗𝙮 𝘽𝙉𝙄,𝗕𝗡𝗜 𝗗𝗶𝗿𝗲𝗰𝘁, 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗡𝗜 𝗔𝗴𝗲𝗻𝟰𝟲 selama 24 jam setiap harinya. (adz)

KONI Medan Dukung Program Perkemi

BERSAMA: Ketua Umum KONI Medan Aswindy Fachrizal bersama pengurus Perkemi Kota Medan di ruang kerjanya, Rabu (25/6/2025). (Dok KONI Medan)
BERSAMA: Ketua Umum KONI Medan Aswindy Fachrizal bersama pengurus Perkemi Kota Medan di ruang kerjanya, Rabu (25/6/2025). (Dok KONI Medan)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – KONI Kota Medan menegaskan komitmen mendukung perkembangan cabang olahraga kempo. Bahkan, KONI Medan siap memberikan support terhadap program Pengkot Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Medan.

“KONI Medan mendukung semua program cabang olahraga, termasuk kempo. Saya membuka kesempatan diskusi bagi semua cabang olahraga demi meraih prestasi lebih baik,” ujar Ketua Umum KONI Kota Medan, Aswindy Fachrizal SE saat menerima kedatangan Perkemi Medan di ruang kerjanya, Rabu (25/6/2025).

Aswindy menjelaskan, kempo merupakan salah satu cabang olahraga bela diri. Seharusnya cabang olahraga ini cepat berkembang. Untuk itu, KONI Medan mendorong Perkemi Medan menggelar event. “Perbanyak gelar event. KONI Medan akan selalu memberi dukungan,” ungkap Aswandy.

Sedangkan Ketua Pengkot Perkemi Kota Medan Ir Dial Rizal bersama Sekretaris Jhon Piter Sihombing mengatakan, kedatangan mereka untuk silaturahmi dengan Ketua Umum KONI Medan. Selain itu, mereka juga melaporkan sejumlah program.

Rencananya Perkemi Medan akan menerima try out Perkemi Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada 7-12 Juni 2025 mendatang. “Perkemi Muara Enim akan datang dan latihan bersama dengan kita pada tanggal 7-12 Juni nanti di Kantor Camat Medan Helvetia,” ujar Dial Rizal.

Selain itu, Perkemi Medan berencana menggelar Kejuaraan Piala Wali Kota Medan. Sebab, atlet kempo Kota Medan berencana tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri yang akan berlangsung pada Oktober 2025 mendatang.

“PON Bela Diri hampir bersamaan dengan pelaksanaan Porkot Medan 20025. Jadi kami datang untuk meminta arahan kepada Ketua Umum KONI Medan. Kami sangat berterima kasih karena Ketua Umum KONI Medan telah mengerikan arahan,” paparnya. (dek)

Dukung Generasi Maju Bebas Anemia, Alfamidi dan Sarihusada Hadirkan Edukasi Gizi Balita

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di tengah tingginya angka anemia karena kekurangan zat besi pada balita di Indonesia, Alfamidi dan SGM Eksplor berkolaborasi juga dengan Sarihusada, menggelar Edukasi Keluarga Balita bertema “Cegah Kekurangan Zat Besi pada si Kecil, Dukung Jadi Generasi Maju” di Alfamidi Menteng Raya 2, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Senin, (23/6/2025).

Kegiatan ini didukung Kelurahan Medan Tenggara dan Puskesmas Medan Denai ini diikuti hingga 150 balita dan orangtua. Selain penyuluhan gizi, peserta juga mendapatkan layanan kesehatan berupa penimbangan, pengukuran tinggi dan lingkar kepala, pemberian makanan tambahan, serta pemeriksaan kadar zat besi melalui Iron Checker, program skrining anemia yang diinisiasi oleh SGM Eksplor.

Kepala Cabang Alfamidi Medan Martadi mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Alfamidi mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat. Alfamidi tidak hanya hadir sebagai ritel modern, tetapi juga ingin berperan aktif dalam mendukung kesehatan masyarakat. “Kekurangan zat besi pada anak adalah masalah serius, dan kami ingin berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat agar lebih peduli akan asupan gizi anak,” kata Martadi.

Dalam sesi edukasi, promotor kesehatan masyarakat dari Puskesmas Medan Denai, Ronny S.KM menjelaskan, kekurangan zat besi berdampak pada penurunan konsentrasi, risiko anemia dan gangguan tumbuh kembang. “Penting untuk memantau gizi balita dan memberikan panduan sederhana untuk mencukupi kebutuhan zat besi melalui makanan bergizi seimbang,” ujar Ronny.

Selain edukasi dan layanan kesehatan, kegiatan ini juga menjadi wadah interaksi antara masyarakat, tenaga kesehatan, serta pihak swasta yang peduli terhadap isu gizi anak. Para orang tua yang hadir mengaku senang bisa mendapatkan informasi langsung dari ahlinya dan berharap kegiatan serupa dapat rutin dilaksanakan.

Program ini juga merupakan bagian dari Program Keluarga Sehat Alfamidi, sebuah inisiatif berkelanjutan dari Alfamidi yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan dasar di tengah masyarakat.

Alfamidi dan SGM berharap kolaborasi ini bisa menjadi langkah kecil namun berdampak besar dalam membentuk generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan siap bersaing.
Ke depannya, Alfamidi berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan keluarga dan anak, melalui Program Keluarga Sehat Alfamidi yang terus diperluas cakupannya di berbagai wilayah. (ila)

Penrad Siagian Suarakan Ketimpangan Regulasi, Krisis ASN dan Gagalnya Layanan Publik di Paripurna DPD RI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO — Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Sub Wilayah Barat I, Pdt Penrad Siagian, menyampaikan laporan hasil kegiatan reses masa sidang V tahun 2024–2025 dalam rapat paripurna DPD RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Juni 2025.

Dalam laporannya, Penrad menyoroti berbagai persoalan krusial yang ditemui di daerah pemilihannya, khususnya di lingkup kerja Komite I, Komite III, dan Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD). Diketahui, Sub Wilayah Barat I DPD RI mencakup beberapa provinsi di Sumatera bagian barat, seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Riau, dan Sumatra Selatan.

“Izinkan saya, menyampaikan catatan dan suara dari daerah-daerah yang telah kami kunjungi dalam masa reses ini. Laporan lengkap aspirasi masyarakat dan daerah telah disampaikan kepada Pimpinan Sidang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini,” kata Penrad.

Penrad menyampaikan, pelaksanaan Undang-Undang Pemerintahan Daerah masih menyisakan banyak persoalan. Ia menyoroti terjadinya ketegangan antara kebijakan pusat dan daerah, terutama akibat sentralisasi perizinan melalui UU Cipta Kerja, lemahnya koordinasi alokasi sumber daya, serta tumpang tindih kewenangan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

“Aspirasi pemekaran wilayah seperti usulan Daerah Otonomi Baru (DOB) di daerah sudah masuk Prolegnas, namun belum mendapatkan tindak lanjut dari pemerintah pusat. Sementara itu, ketidaksesuaian kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota, khususnya di sektor pendidikan menengah, kehutanan, dan infrastruktur, terus memicu kebingungan dalam pelaksanaan program,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya perjuangan Dana Bagi Hasil (DBH) sektor perkebunan, terutama bagi provinsi Sumatra Utara. “DBH bagi daerah khusus sektor perkebunan harus menjadi perjuangan bersama agar hasil perkebunan memberi manfaat pembangunan bagi daerah, utamanya Sumatra Utara,” tuturnya.

Dalam bidang pelayanan publik, Penrad menilai banyak masyarakat yang memahami keberadaan Mall Pelayanan Publik (MPP). Di berbagai wilayah seperti Aceh dan Sumatra Selatan, pelayanan masih diwarnai ketidakhadiran instansi, SOP yang tidak seragam, dan sistem digital yang belum terintegrasi.

“Terkait UU ASN, sistem dan koordinasi pelaksanaan SIASN masih lemah. Honorer yang telah mengabdi lama merasa terpinggirkan dalam mekanisme PPPK. Sentralisasi pengangkatan pejabat justru mengebiri fleksibilitas daerah dalam membangun tim kerja yang sesuai kebutuhan lokal, begitu juga dengan regulasi terkait mutasi ASN,” ujar Penrad.

Ia juga mengkritisi keberadaan Permen PAN RB Nomor 6 Tahun 2024 yang menurutnya telah melampaui ketentuan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS

“Ketimpangan distribusi ASN terutama di bidang pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Bengkulu adalah bukti nyata lemahnya manajemen sumber daya manusia pemerintahan Indonesia,” ucapnya.

Dalam lingkup Komite III, Penrad menyoroti pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan. Ia menyebutkan bahwa konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kalangan remaja terus meningkat, memicu lonjakan obesitas dan diabetes.

Namun, lanjutnya, hingga kini belum ada regulasi yang mengatur iklan MBDK secara ketat. “Integrasi data kesehatan juga masih terbatas. Edukasi tentang kesehatan belum menjadi bagian utuh dalam kurikulum sekolah. Banyak sekolah di daerah bahkan tidak memiliki ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) layak, dispenser air minum, atau poster edukasi dasar,” jelasnya.

Ia juga menyoroti lemahnya koordinasi antara dinas pendidikan dan dinas kesehatan, yang menyebabkan program intervensi gizi dan pemeriksaan siswa tidak berjalan maksimal. “Begitu pula dengan penanganan TBC dan DBD, yang terkendala alat terbatas, deteksi lambat, dan masih rendahnya literasi kesehatan. Sehingga, program seperti pemeriksaan kesehatan siswa dan intervensi gizi sering tidak efektif,” katanya.

Di sektor pendidikan, kebijakan SPMB 2025 yang menggantikan PPDB dianggap belum menyentuh akar persoalan. Sekolah di daerah 3T masih menghadapi tantangan berat seperti ketiadaan listrik dan internet.

“Banyak sekolah terpaksa melakukan pendaftaran secara manual. Masalah redistribusi guru, kurangnya sekolah inklusif, dan pungli masih menjadi keluhan utama masyarakat,” tukasnya.

Lebih lanjut, Penrad mengingatkan bahwa isu ketahanan pangan tidak bisa lagi hanya menjadi jargon. Oleh sebab itu, sambungnya, ketahanan pangan masih menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan.

Ia menyampaikan bahwa fluktuasi harga komoditas seperti cabai dan bawang di Lampung dipicu oleh cuaca dan biaya logistik yang mahal, terlebih di wilayah pesisir dan pedalaman. “Sistem irigasi yang rusak di Sumatra Utara, serta minimnya infrastruktur transportasi dan logistik, membuat distribusi tidak efisien,” katanya.

“Program Makanan Bergizi pun belum memiliki landasan hukum daerah yang kuat. Kita butuh regulasi yang mendorong inovasi dan optimalisasi pangan lokal, seperti yang tengah diupayakan di Sumatra Selatan, agar ketahanan pangan tidak hanya menjadi slogan, tetapi kebijakan nyata dan berkelanjutan,” sambungnya.

Penrad pun menyampaikan tujuh rekomendasi strategis yang ditujukan kepada pemerintah pusat. Pertama, mendesak pemerintah pusat melakukan sinkronisasi regulasi nasional dan daerah, terutama terhadap Undang-Undang Pemda dan regulasi turunannya, termasuk regulasi Ketahanan Pangan dan program Makan Bergizi guna mendorong inovasi dan optimalisasi pangan lokal.

Kedua, melakukan evaluasi dan pengkajian ulang terkait Dana Bagi Hasil pusat dan daerah yang mengedepankan kepentingan daerah sesuai amanat UU Otonomi Daerah, sehingga daerah tidak hanya menjadi objek eksploitasi SDA bagi pemerintah pusat.

Ketiga, menuntut evaluasi menyeluruh sistem PPPK dan distribusi ASN, termasuk afirmasi bagi honorer berpengalaman dan sistem rotasi ke daerah 3T.

Keempat, menghapus Permen PAN RB No. 6 Tahun 2024 tentang Pengadaan Pegawai ASN Pasal 59 yang menyisakan persoalan-persoalan kemanusiaan bagi PNS kita.

Kelima, memperkuat integrasi pelayanan publik berbasis digital yang mudah diakses masyarakat awam, tidak hanya di kota, tapi hingga pelosok desa.

Keenam, mendesak pengesahan regulasi pengendalian MBDK serta peningkatan anggaran edukasi dan fasilitas UKS di sekolah-sekolah. Dan terakhir, mengawal perubahan Undang-Undang Sisdiknas agar mampu menjawab tantangan kesenjangan mutu guru, kurikulum, dan infrastruktur.

Menutup pidatonya, Penrad menyerukan agar laporan reses ini tidak hanya menjadi dokumen formal, melainkan digunakan sebagai dasar kerja konkret alat kelengkapan DPD RI dalam menjalankan fungsi pengawasan. “Kita tidak sedang mengulang laporan tahunan, tapi sedang menegaskan posisi politik bahwa DPD RI adalah pelindung kepentingan daerah dalam tubuh negara kesatuan,” ujarnya.

Ia menegaskan, perjuangan DPD RI bukan sekadar rutinitas sidang dan kunjungan, tapi bagian dari upaya memulihkan keseimbangan antara pusat dan daerah, agar setiap warga negara — di kota maupun desa — mendapatkan pelayanan, pendidikan, dan kesehatan yang setara.

“DPD RI adalah pelindung kepentingan daerah dalam tubuh negara kesatuan. Perjuangan kita bukan sekadar rutinitas sidang dan kunjungan. Perjuangan memulihkan keseimbangan antara pusat dan daerah, menjamin bahwa setiap warga negara – di kota maupun desa – berhak mendapatkan layanan yang adil, pendidikan yang layak, dan kesehatan yang setara,” tutup Penrad Siagian. (adz)

Nadiem Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Pengadaan Laptop Chromebook, Bawa Dokumen dan Obat-obatan

DIPERIKSA: Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjalani pemeriksaan dalam kasus pengadaan laptop Chromebook di Kejaksaan Agung, Senin (23/6). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)
DIPERIKSA: Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjalani pemeriksaan dalam kasus pengadaan laptop Chromebook di Kejaksaan Agung, Senin (23/6). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjalani pemeriksaan dalam kasus pengadaan laptop Chromebook di Kejaksaan Agung, Senin (23/6). Sampai pukul 21.00 WIB, mantan bos Gojek itu masih diperiksa.

Pantauan Jawa Pos, Nadiem tiba di kantor Kejagung Jakarta sekitar pukul 09.09 WIB didampingi sejumlah kuasa hukumnya. Nadiem sempat melambai dan hanya melemparkan senyum tanpa memberikan komentar.

Kuasa hukum Nadiem, Ricky Saragih menuturkan, dalam tas yang dibawa kliennya terdapat sejumlah dokumen terkait pengadaan laptop dan obat-obatan pribadi. Namun begitu, dia tidak merinci dokumen semacam apa. “Yang dibawa dokumen, makanan, dan obat,” ujarnya sebelum pemeriksaan kliennya.

Ricky juga tidak menjelaskan, apakah Nadiem sedang sakit karena membawa obat-obatan. Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar menuturkan, surat panggilan terhadap Nadiem dilayangkan pada 17 Juni lalu. Nadiem diperiksa dalam kaitan sebagai Mendikbudristek. “Kebijakannya dalam pengadaan laptop Chromebook, hingga akhirnya menjadi obyek dugaan korupsi,” paparnya.

Pemeriksaan berkaitan dengan fungsi-fungsi pengawasan yang dilakukan Nadiem saat masih menjabat Mendikbudristek. Penyidik, lanjutnya, juga akan mendalami terkait peran Nadiem dalam pengadaan proyek senilai Rp 9 triliun tersebut. “Kasus masih didalami,” tuturnya.
Kejagung telah memeriksa sejumlah staf khusus (stafsus) dari Nadiem. Dalam jumpa pers yang dia adakan pekan lalu di Jakarta, Nadiem juga sudah mengomentari kasus tersebut.

Nadiem mengatakan, proyek pengadaan laptop sebanyak 1,1 juta unit itu telah sesuai dengan aturan dan dilakukan dengan transparan. Berbagai pihak dilibatkan dalam proyek pengadaan laptop tersebut. “Ketepatan terhadap regulasi menjadi dasar pengadaan proyek ini. Proses pengadaan menggunakan jalur yang paling mengurangi potensi konflik kepentingan, dengan adanya pendampingan dari berbagai instansi,” paparnya.

Nadiem Makarim menyatakan akan terus kooperatif. Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) itu juga memberikan apresiasi kepada penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung setelah diperiksa selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

“Dalam kapasitas saya sebagai saksi, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap jajaran aparat dari kejaksaan,” kata Nadiem di Gedung Jampidsus, Kejagung, Jakarta, Senin malam.
Nadiem menambahkan bahwa penyidik telah menjalankan proses hukum kasusnya dengan baik, mengedepankan asas keadilan, transparansi, dan asas praduga tak bersalah.

Kedatangannya kemarin diperiksa sebagai saksi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia yang patuh pada proses hukum.

“Saya hadir hari ini di Kejaksaan Agung sebagai warga negara yang percaya bahwa penegakan hukum yang adil dan transparan adalah pilar penting bagi demokrasi dan pemerintahan yang bersih,” ucapnya. (idr/ttg/jpg)

Pekerja Terima Utuh Rp600 Ribu, Menaker Tegaskan BSU tanpa Potongan

SUBSIDI: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan bantuan subsidi upah (BSU) tanpa potongan.(JAWAPOS.COM)
SUBSIDI: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan bantuan subsidi upah (BSU) tanpa potongan.(JAWAPOS.COM)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar baik bagi para penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025. Pemerintah memastikan tidak ada potongan dalam penyaluran bantuan tersebut. Pekerja akan menerima penuh dana sebesar Rp 600 ribu sesuai alokasi.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan bahwa bantuan BSU disalurkan secara utuh. Jumlah yang diterima pekerja sama persis dengan yang dialokasikan oleh Kementerian Keuangan untuk program tersebut.

“Tidak ada potongan, jadi sesuai dengan anggaran yang kami minta kepada Kementerian Keuangan, sebesar itulah yang kemudian diterima oleh para penerima upah,” tuturnya dalam konferensi pers pencairan BSU 2025 Tahap I di Jakarta, Selasa (24/6).
BSU diberikan sebesar Rp300 ribu untuk Bulan Juni dan Juli, yang disalurkan sekaligus. Dengan demikian, setiap pekerja/buruh menerima bantuan sebesar Rp600 ribu.

Pemerintah telah menyiapkan total anggaran sebesar Rp10,72 triliun dari APBN 2025. Bantuan ini ditujukan kepada sekitar 17,3 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia.

Yassierli menekankan, penyaluran bantuan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh sebab itu, proses verifikasi dan validasi data calon penerima dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh.
“Dan itulah yang membuat kita membutuhkan waktu untuk melakukan verifikasi, validasi. Lalu untuk kita memastikan regulasinya ada, maka, kami harus buat dulu peraturan Menteri Ketenagakerjaan, aturan turunan, dan semua administrasi itu harus lengkap. Karena kita ingin semua proses ini transparan dan akuntabel,” jelasnya.

Sejak Selasa (24/6), BSU tahap I mulai dicairkan kepada para penerima. Hingga saat ini, sebanyak 2.450.068 pekerja sudah menerima dana bantuan dari total 3.697.836 penerima yang ditetapkan untuk tahap awal.

Penyaluran dilakukan melalui bank-bank Himbara seperti BNI, BRI, BTN, dan Mandiri. Sementara penerima di Provinsi Aceh menerima BSU lewat Bank Syariah Indonesia (BSI). Pekerja yang tidak memiliki rekening bank Himbara akan mendapatkan bantuan melalui PT Pos Indonesia. “Sisanya, yakni 1.247.768 pekerja masih dalam proses penyaluran,” ungkapnya.

Kementerian Ketenagakerjaan saat ini juga sedang melakukan verifikasi lanjutan untuk penyaluran BSU tahap II. Data dari BPJS Ketenagakerjaan telah mencatat sebanyak 4.535.422 calon penerima yang akan diproses dalam tahap berikutnya. (jpc/adz)

Polisi Ciduk Dua Pengedar Sabu di Perkebunan PTPN IV Reg 1 Marsel

DIAMANKAN: Dua pengedar sabu di PTPN IV Reg 1 Marsel diamankan Polres Labuhanbatu. foto: Istimewa/Sumut Pos
DIAMANKAN: Dua pengedar sabu di PTPN IV Reg 1 Marsel diamankan Polres Labuhanbatu. foto: Istimewa/Sumut Pos

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Sebanyak dua terduga pengedar sabu di Perkebunan PTPN IV Reg I Marsel, Kecamatan Marbau, Kabupaten Labuhanbatu Utara ditangkap polisi, di Afdiling I Blok C perkebunan plat merah tersebut, Senin (23/6/2025).

Tim Khusus (Tisus) Polres Labuhanbatu berhasil meringkus keduanya, yakni R (46), warga Dusun Sidodadi, Desa Marbau Selatan, dan S (25), warga Dusun Kampung Jawa, Desa yang sama.

Penangkapan bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas peredaran sabu di lokasi tersebut. Menindaklanjuti informasi tersebut, Timsus langsung turun ke lapangan dan melakukan penyelidikan. Sekitar pukul 15.26 WIB, seorang anggota tim melakukan penyamaran dengan metode undercover buy.

“Setelah dipastikan barang bukti berada pada target, tim langsung bergerak cepat dan menangkap tersangka R,” kata Kapolres Labuhanbatu AKBP Choky Sentosa Meliala, melalui Kasubsi Humas IPTU Arwin, Selasa (24/6).

Dari tangan R, polisi mengamankan barang bukti berupa, enam bungkus plastik klip diduga berisi sabu seberat 5,83 gram bruto. Uang tunai Rp80.000 yang diduga hasil penjualan sabu. Sebanyak tiga bungkus plastik klip kosong, sebuah skop sabu dari pipet. Satu HP Android merek Redmi, sebuah timbangan elektronik, sekotak kaleng rokok Surya warna merah.

“Tersangka S juga turut diamankan di lokasi kejadian,” jelasnya.

Dalam pemeriksaan awal, tersangka R mengaku memperoleh sabu tersebut dari seseorang berinisial T. Namun, saat dilakukan pencarian, T belum berhasil ditemukan dan kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

“Komitmen kami jelas, tidak ada toleransi terhadap peredaran narkotika di wilayah hukum Polres Labuhanbatu. Kami akan terus memburu pelaku lainnya yang masih berkeliaran,” tegasnya.

Kedua tersangka saat ini telah dibawa ke Mapolres Labuhanbatu untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Polres Labuhanbatu juga mengimbau masyarakat, agar tidak ragu melaporkan aktivitas mencurigakan demi menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba. (fdh/han)

Remaja SMK Dharma Patra Belajar Atur Uang dan Jaga Kesehatan Mental

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Gaya hidup konsumtif di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan. Dari mengikuti tren gadget, belanja online impulsif, hingga nongkrong di kafe kekinian

Hal ini pula dialami para siswa SMK Dharma Patra Pangkalan Susu yang kerap terjebak dalam kebiasaan keuangan yang tidak sehat. Tak jarang, kondisi ini berdampak pada stres, utang pribadi, bahkan menurunnya semangat belajar.

Melihat kondisi tersebut, sekelompok dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Medan, Universitas Bina Bangsa Getsempena, dan Politeknik Bosowa Makassar turun tangan lewat program edukasi bertajuk “Financial Planning Education”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 16 November 2024, dengan peserta siswa kelas 12 jurusan Manajemen Bisnis SMK Dharma Patra.

Kegiatan edukatif ini bukan hanya membahas soal cara mencatat pengeluaran dan menabung. Lebih dari itu, tim pengabdi membekali siswa dengan pemahaman tentang keterkaitan langsung antara manajemen keuangan dan kesehatan mental.

“Banyak siswa yang malu datang ke sekolah karena terjerat utang dengan teman, bahkan uang SPP pun dipakai untuk keperluan konsumtif,” ujar Desi Irfiani, guru SMK Dharma Patra dalam keterangannya yang diterima Sumut Pos, Rabu (25/6/2025).

Desi juga mengungkapkan, belum ada edukasi formal mengenai perencanaan keuangan di sekolah. “Melalui sesi edukasi yang interaktif, para siswa diajak memahami pentingnya mencatat pengeluaran, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menyisihkan dana darurat,” kata Desi.

“Tak kalah penting, mereka juga belajar bagaimana stres akibat masalah keuangan bisa memengaruhi konsentrasi belajar dan kepercayaan diri,” imbuhnya.

Dosen pembimbing kegiatan Marlya Fatira AK mengungkapkan, sebelum pelatihan, hanya 52% siswa yang terbiasa mencatat pengeluaran secara detail. Bahkan, lebih dari separuh siswa mengaku pengeluaran mereka sering kali melebihi pendapatan. “Tak heran, 41% siswa mengalami gangguan kesehatan mental seperti gelisah, kurang tidur, atau tidak semangat belajar,” jelasnya.

Namun setelah sesi edukasi, sebut Marlya, hasilnya membaik signifikan. Sebanyak 86% siswa mulai menerapkan kebiasaan keuangan sehat seperti mencatat pengeluaran, menabung, dan berbelanja bijak. Bahkan 94% siswa merasa lebih tenang, termotivasi, dan mampu fokus belajar karena memiliki rencana keuangan yang jelas.

“Perencanaan keuangan itu bukan hanya soal catatan uang masuk dan keluar. Ini adalah dasar untuk membentuk karakter mandiri dan bertanggung jawab sejak dini,” ujar Marlya.

Program ini mendapat respons positif dari pihak sekolah. Kepala Sekolah dan guru berharap kegiatan serupa bisa dilakukan secara rutin dan dijadikan bagian dari kurikulum pelengkap, terutama bagi siswa jurusan bisnis dan akuntansi.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, kegiatan ini menjadi bukti bahwa membangun kebiasaan keuangan yang sehat bisa dimulai dari sekolah dan dampaknya bukan hanya pada dompet, tetapi juga pada kualitas hidup dan pendidikan remaja. (rel/adz)