29 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15020

F-SPTI Diminta Kompak

MEDAN-  Pasca munculnya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Jaksel) No. 555/PDT.G/2009/PN Jkt Selatan tanggal 5 Juli 2011. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F-SPTI) Sumut H Rizaldi Mavi MBA meminta seluruh anggota F-SPTI untuk tetap menjaga kekompakan, Rabu (13/7).

“Kita minta versi Pasar Minggu jangan terprovokasi dengan isu-isu pecah belah. Organisasi bukan permainan gambling yang menentukan menang atau kalah. Jalankan sebagaimana anjuran organisasi, karena belum ada salinan putusan dari PN Jakarta,” tegasnya didampingi Wakil Sekretaris DPD F-SPTI Sumut Anton Purba SH, Junstar Ritonga SH Ketua LPPH (Lembaga Perlindungan Pembelaan Hukum) serta pengurus lainnya. Lebih lanjut, dia menyebutkan putusan itu karena adanya gugatan dari kelompok Abi Sofian terhadap H Aceng Enok-Karmen Siregar dan kawan-kawan diterima.

Rizaldi mengatakan, biarkan proses hukum berjalan dan tidak usah terpancing. Karena saat ini sedang ada proses hukum yang berlangsung di KY. “Kita minta versi Pasar Minggu Sumut berjalan seperti apa adanya. Jangan mau terpancing dengan isu-isu yang buat resah,” pintanya.

Ketua LPPH Junstar Ritonga SH menegaskan pihaknya akan mengusut memori banding keputusan PN Jakarta yang membutakan masyarakat di tubuh F-SPTI.
“Ini belum final. Masih ada proses hukumnya legalitas F-SPTI dibawah Pasar Minggu. Kita sah dan benar. Kita minta DPC se-Sumut agar paham masalah ini dan jaga kondusifan Sumut,” harapnya.  (mag-7)

Siswi SMP Diincar Pelaku Trafficking

MEDAN- Korban perdagangan orang di Sumut sebanyak 283 kasus.  Jumlah terbesar berasal dari Kota Medan, Langkat dan Deli Serdang. Ancaman terbesar korban traffiking siswi SMP, anak-anak dan perempuan. Demikian data yang disampaikan Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Indonesia.

“Jumlah korban trafficking di Sumut berada di Kota Medan, Deli Serdang dan Langkat,” kata Direktur Eksternal Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Indonesia, Misran Lubis S Ag pada pembukaan gugus tugas rencana aksi tindak pidana perdagangan orang (TPPO)  di Kota Medan 2011 di Hotel Internasional Asean Medan (13/7).

Dia menyebutkan, data trafiking PKPA periode 2004-2010 mencatat sebanyak 283 orang menjadi korban, dengan rata-rata anak berusia 14-18 tahun. Tujuan dari trafficking itu sebagian besar bertujuan untuk pelacuran. Sindikat trafficking untuk prostitusi anak saat ini masuk kedalam jaringan pelajar SMPdan SMA dengan memanfaatkan teman,  pacar dan  oknum guru.

Dia menambahkan, peta trafficking di Indonesia berasal dari daerah, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumut, Riau, Sumatera Selatan. Dengan transit Medan, Batam, Tanjung Pinang, Lampung, Jakarta, Pontianak dan Makassar.

Kaban PP dan KB Kota Medan,  Abdul Muluk Dalimunthe SH mengatakan sekarang ini diperlukan komitmen bersama untuk memberantas trafficking di Kota Medan. Sebab isu  trafficking sangat kompleks yang menyangkut masalah hukum, sosial, ekonomi, kultur dan HAM.

“Sasaran korban dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada anak dan perempuan,” ujarnya.
Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Pemprovsu, Emmy S Lubis  M AP mengatakan Migrasi terutama pekerja Migran menurut KOPBUMI sebanyak 74. 616 orang telah menjadi korban. (adl)

Pungli di Jembatan Timbang

DPRD Sumut Harus Rombak Perda

MEDAN-Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP) mendesak DPRD Sumut agar segera Revisi Perda No 14 Tahun 2007 tentang Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang. Pasalnya, aksi pungutan liar di jembatan timbang yang dikelola Dinas Perhubungan Sumut tak terlepas dari penyimpangan.

Demikian disampaikan AMPP ketika menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Rabu (13/7). Dalam orasinya, koordinator aksi Rahmad Hidayat menegaskan, DPRD Sumut harus segera merevisi Perda No 14 Tahun 2007 karena tak sesuai dengan UU No 28 Tahun 2009.

“Sejak diberlakukannya Perda No 14 Tahun 2007 tentang Pengendalian Muatan Angkutan Barang pada Februari 2008, disinyalir dijadikan sebagai alat untuk melakukan aksi pungutan liar,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, seharusnya fungsi Perda digunakan untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD). “Namun kenyataannya hanya segelintir yang diperoleh sebagai PAD dari jembatan timbang,” kata Hidayat.

Menurutnya, isi dari Perda itu telah mencerminkan suatu keadilan, tapi kenyataannya di lapangan Perda tersebut dijadikan alat untuk menekan sopir agar memberi uang pelicin sebagai syarat agar truk yang muatannya melebihi tonase bisa lewat.

Anggota DPRD Sumut, Brilian Mochtar yang menerima massa mengatakan, pihaknya akan menyampaikan usulan ini pada fraksi dan komisi-komisi terkait.
“Usulan revisi ini merupakan langkah untuk perbaikan. Tidak ada salahnya diteruskan. DPRD Sumut berhak merivisinya,” jelasnya.

Menurutnya Perda No 14 Tahun 2007 itu menyangkut retribusi dan pemasukan ke daerah. Tentu saja dengan terbitnya UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi, perlu ada penyesuaian.
“Pada dasarnya kita ingin Perda itu bermanfaat bagi masyarakat dan daerah,” ujar Brilian.

Dia menerangkan penyesuaian Perda ini dimaksudkan agar tak terjadi tumpang tindih pengutipan di Jembatan Timbang yang dikelola Dinas Perhubungan Sumut. Selain itu, memang prilaku oknum petugas perlu dibenahi agar lebih profesional dan tak mengedepankan kepentingan pribadi.
“Sudah kita lihat sendiri, ada tiga petugas Jembatan Timbang Sibolangit yang ditangkap Kejaksaan Tinggi Sumut, karena diduga praktik pungli,” katanya. (saz)

FH UMSU Wisata Ilmiah di Tiga Negara

Bagi keluarga besar FH UMSU wisata juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar civitas akademika yang selama ini disibukkan dengan rutinitas sehari-hari. Karenannya untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dosen dan mahasiswa, FH UMSU mengadakan wisata ilmiah ke Malaysia, Thailand dan Singapura.

Kunjungan diadakan dari tanggal 4-9 Juli 2011. Rombongan wisata ilmiah mengunjungi Universiti Sains Malaysia (Pulau Pinang), Prince of  University Songkhla (Thailand) dan Universiti Islam Antarbangsa (Kuala Lumpur). Al Umry SH MHum, pimpinan rombongan wisata ilmiah imengatakan kegiatan diikuti 30 dosen dan mahasiswa FH UMSU.

Ia mengungkapkan kunjungan ini memperkuat pemahaman pimpinan, dosen dan mahasiswa FH UMSU dalam mengelola perguruan tinggi. Baik dalam bidang kurikulum, pelayanan administrasi kemahasiswaan dan fasilitas yang dimiliki suatu perguruan tinggi.

Nola Suci Aprilia, peserta, mengemukakan wisata ilmiah ini sangat bermanfaat dan memberi inspirasi dalam menimba ilmu lebih dalam lagi. “Ilmu pengetahuan terus berkembang, karena itu harus dicari dan kita tidak boleh kalah dari negara lain,” ujar Nola menambahkan.

Salmi Abbas dosen FH UMSU menyebut wisata ilmiah ini adalah kesempatan emas untuk berbagi ilmu baik sesama dosen maupun dengan mahasiswa.

“Pokoknya banyak kemajuan dan keunggulan yang telah dimiliki negara lain di bidang keilmuan, sehingga kunjungan ini  sangat besar manfaatnya” kata Salmi Abbas.

Farid Wajdi, Dekan FH UMSU yang juga ikut dalam rombongan ini menegaskan terus belajar, termasuk ke luar negeri adalah sebuah keniscayaan. Pengelola perguruan tinggi tidak boleh berpangku tangan dalam upaya memaksimalkan mutu dan kualitas lulusannya.

Suasana kompetisi antarperguruan tinggi begitu kencang dan ketat, termasuk pula dengan perguruan tinggi asing. “Karena itu perlu usaha terus menerus dalam memperkuat model pembelajaran, fasilitas pelayanan dan penguatan kepemimpinan, sebab kalau tidak maka perguruan tinggi itu bakal ketinggalan”, kata Farid.

Farid mengucapkan terima kasih kepada Rektor UMSU yang terus mendorong dan memfasilitasi pengembangan akademik maupun fasilitas di lingkungan fakultas yang ada di UMSU.  (*/sih)

Kabupaten Malang Puji Dewan Pengupahan Medan

MEDAN – Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsonaker) Kota Medan bisa tersenyum sipu ketika rombongan dewan pengupahan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang memuji pengaturan tenaga kerja yang ada di Kota Medan.

“Pengaturan tenaga kerja di Kota Medan sangat baik, dan ini masih sangat langka. Karena Kota Medan sudah mampu menetapkan upah dengan menggunakan Upah Minimun Sektor Kota (UMSK),” Kata Kadisnakertrans Kabupaten Malang, Djaka Ritamtama, Rabu (13/7) di sela-sela pertemuan dengan dewan pengupahan Kota Medan di kantor Dinsosnaker Kota Medan.

Dia menyampaikan selama ini Kabupaten Malang hanya menetapkan pengupahan tenaga kerjanya berdasarkan penghitungan UMK saja, sedangkan Kota Medan sudah lebih maju dengan sistem UMSK. “Medan sudah sangat maju untuk penghitungan upah tenaga kerjanya,” ujarnya.

Ketua Dewan Pengupahan Kota Medan, Robert M P Tambunan memaparkan, penetapan UMSK yang ada di Kota Medan sebenarnya mengaju kepada Peraturan Menteri No.17/2007 tentang tenaga kerja. Di dalam aturan itu ada pengaturan tentang pengupahan itu dilanjutkan dengan UMSK, tak hanya terputus pada Upah Minimum Kota (UMK).

Pada penetapan UMSK sebutnya pengupahan landasan sektor unggulan, sebenarnya belum ada alat ukurnya. Hanya saja, dari 44 orang jumlah dewan pengupahan diambil kesepakatan untuk menetapkan sektor unggulan dan besaran. “Semuanya di Kota Medan berdasarkan kesepakatan, jadi semua keputusan itu diputuskan secara musyawarah,” kata pria yang juga menjawab sebagai Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Dinsosnaker Kota Medan.

Dia juga menerangkan sistem pengupahan ini memang sangat sulit untuk ditetapkan, apalagi apabila nilainya tidak sesuai, dampaknya sangat besar kepada masyarakat luas di Kota Medan. Sehingga, setelah ditetapkannya UMK dan dilanjutkan UMSK, maka keputusannya akan dilanjutkan pada pembuatan SK dari Gubernur. “Karena pengupahan ini kami ambil dasar penghitungannya dari propinsi, baru ditetapkan UMK dan UMSK,” paparnya.

Mendengar penjelasan itu, Djaka yang juga mantan staf pengawasan di Dinas Tenaga Kerja Kota Medan itu mengakui, apa yang sudah dilakukan Kota Medan akan dibawa ke Kabupaten Malang dan dijadikan acuan agar pengupahan bisa menggunakan UMSK.

Pada kesempatan itu, rombongan Kabupaten Malang yang juga diikuti Wakil Ketua DPRD Kabupan Malang Siati SH serta sejumlah anggota dewan pengupahan Kabupaten Malang. (*/ril)

Soft Opening Universitas Sutomo

MEDAN – Mantan Koordinator Kopertis Sumut/NAD Prof Dr Zainuddin MPd menilai keberadaan gedung kuliah Universitas Sutomo Medan telah memenuhi standar internasional sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi calon mahasiswa yang akan diterima mulai tahun akademik 2011/2012.

Ungkapan ini disampaikan Zainuddin saat menghadiri soft opening pemakaian gedung Universitas Sutomo, Senin (11/7). ‘’Saya menyambut baik kehadiran universitas baru di Sumut mengingat jumlah mahasiswa di perguruan tinggi masih rendah dibawah Angka Partisipasi Kasar (APK) sekitar 18 persen,” katanya.

Zainuddin menyebut, syarat negara maju diukur dengan APK diatas 25 persen yang sudah menjadi target pemerintah yang harus didukung semua pihak.

Ia menyebut ada tiga kriteria dalam mengukur suatu lembaga pendidikan tinggi yang diharapkan dapat mendukung pencapaian APK dan mampu memajukan bangsa dan negara di masa mendatang,  ‘’Suatu perguruan tinggi memilii dosen berkualifikasi minimal S2. Demikian pula dengan fasilitas gedung, perpustakaan dan laboratorium. Yang ketinggian dan relevansi kurikulum yang dikembangkan,”  jelasnya.

Dalam tahap awal, kata Zainuddin, fasilitas gedung perkuliahan Universitas Sutomo sudah diatas standar nasional yang beranjak menuju standar internasional. ‘’Sudah dapat dikatakan berstandar internasional untuk gedung perkuliahannya. Tinggal bagaimana kualitas dosen dan kurikulum yang diajarkan agar lulusan yang dihasilkan berkualias,” imbuhnya.
Sebagai mantan Koordinator Kopertis, lanjut dia, kehadiran Universitas Sutomo merupakan salah satu kebanggan Sumatera Utara dalam bidang pendidkan. ‘

Sebelumnya Pembantu Rektor III Universitas Sutomo, Ir Ahmaruzar mengatakan izin operasional perguruan tinggi ini yang akan habis pada 21 Juli 2011 telah diurus ke Kopertis dan Kementerian Pendidikan Nasional. “Kami masih melakukan proses perpanjangan izin ke Kopertis wilayah satu,” ujarnya.

Ahmaruzar mengatakan izin operasional sudah dikeluarkan melalui izin Mendiknas:105/D/O/2009. Ia mengaku telah mengurus izin Universitas Sutomo yang memiliki dua gedung kuliah tersebut dan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun akademik 2011/2012.

Ahmaruzar mengatakan proses pengurusan perpanjangan izin diajukan oleh PTS ke Kopertis di wilayah masing-masing dengan menyertai data-data yang diminta. Setelah itu, lanjutnya, Kopertis di wilayah PTS masing-masing akan mengajukan atau merekomendasikan ke DIKTI yang dikirim melalui email.

Berkaitan dengan grand opening pemakaian gedung Universitas Sutomo akan dilaksanakan menjelang awal masa perkuliahan. ‘’Kita harapkan Menteri Pendidikan dapat berkenan meresmikannya. Untuk hari ini baru dilaksanakan soft opening secara sederhana menunggu tuntasnya finishing pembangunan gedung kuliah tujuh lantai dengan 40 ruang kuliah. Nanti juga dibangun satu gedung kuliah lagi,” katanya. (*/sih)

Koala

Koala adalah satu dari beberapa mamalia yang memiliki sidik jari manusia. Sangat sulit membedakan keduanya bahkan di bawah mikroskop. Koala juga merupakan hewan yang dilindungi.

Betapa menyenangkannya bisa memiliki hewan ini. Koala ketika dilahirkan memiliki panjang 1 inci (2,54 CM). Bayi koala akan tetap berada di kantung ibunya hingga dia berusia 6 bulan dan saat masih menyusui.(net/jpnn)

100 Siswa Baru CT Foundation Dilantik

LABUHAN- Sebanyak 100 siswa baru SMA CT Foundation tahun ajaran 2011-2012, angkatan ke-2 dilantik di Aula Rumah Anak Madani Jalan Veteran Pasar VII Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, Senin (11/7). Pelantikan tersebut dimeriahkan oleh tarian melayu sebagai pembuka acara.

Kepala SMA CT Foundation, Fachruddin mengatakan SMA CT Foundation merupakan sekolah untuk orang-orang yang kurang mampu dan berprestasi. “Siswa-siswi yang dilantik di sekolah ini merupakan siswa terbaik dari seluruh Sumatera Utara,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan dalam tahap ini siswa yang dilantik ada 100 orang yang terdiri dari 65 perempuan dan 35 laki-laki.

“Dari 1.300 siswa-siswi yang mendaftar hanya 100 yang lulus, jadi berbangga hatilah siswa-siswi yang dilantik pada hari ini. Saya berharap siswa yang dilantik bisa belajar dengan baik,”tambahnya.

Sementara itu, Chairman CT Foundation, Anita Tanjung menjelaskan rekrutmen siswa-siswi baru ini dilakukan dengan test akademik dan juga psikologis. Selanjutnya, setelah melewati tahap tersebut siswa-siswi yang lulus test mengikuti wawancara. “Rekrutmen kami lakukan secara survai langsung ke rumah calon siswa. Hal tersebut dilakukan agar program CT Foundation yang menerima siswa-siswi baru yang tidak mampu dan berprestasi tepat sasarannya,”ujarnya.

Lebih lanjut dia menambahkan CT Foundation sendiri memang menargetkan bagi anak-anak didik yang kurang mampu agar dapat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. “Kami memberikan kesempatan pada anak-anak yang ekonominya kurang mampu dan prestasinya tinggi, untuk melanjutkan sekolah di CT Foundation karena disini mereka dapat meningkatkan potensinya lagi untuk lebih maju ke depanya,” tambahnya.

Dia meminta kepada 100 siswa yang dilantik agar mengembangkan prestasinya lebih tinggi dengan cara mengembangkan wawasan dengan banyak membaca dengan mempergunakan fasilitas yang sudah ada di sini. Kemudian mereka harus memiliki skill disegala bidang dan juga berprilaku baik agar dapat mengharai orang di sekitarnya.

”Kalian jangan hanya berprestasi di tingkat provinsi saja, tetapi berprestasilah di tingkat nasional dan juga internasional, agar orangtua kalian bisa bangga mempunyai anak seperti kalian, kejar cita-cita setinggi-tingginya”jelasnya.

Akhir kata, Anita mengatakan selamat kepada 100 siswa yang baru dilantik. “Selamat belajar dan bagi para guru selamat mengajar,” tandasnya. Sementara itu, 100 siswa  yang baru dilantik dipasangkan PIN secara simbolik kepada 21 siswa-siswi yang maju kedepan.

Selain pelantikan, CT Foundation juga memberikan penghargaan bagi siswa-siswi angkatan perta yang berprestasi. Untuk The Best Academic Achivement SMA CTF jatuh pada Aplina Belina Siregar, Ira Juli Suzana dan Feri Sandria.

Kemudian The best Non Academic Achivement Level Provinsi, Siti Rohina sedangkan untuk level nasional dan internasional, Zul Fadhli. The Most Accelereted Student, Khairul Umam. The Best Academic Achivement Rumah anak madani jatuh pada Jurlinda, Indri maulina dan juga Dian Dini. The Best Entrepreneureship Achivemeent, Asep Awaluddin. The Best Academic Test Selection, Ika Rahma Manik.(mag-11)

Sistem Poin untuk Kesalahan Siswa

SMK Multi Karya

Sebagus apa pun sekolahnya pasti tetap ada siswa yang nakal. Dan itu menuntut penerapan sanksi yang tegas dari pihak sekolah dalam menjalankan aturan demi menjaga status sekolah tetap baik di mata masyarakat.

Nah, berdasarkan hal tersebut, SMK Multi Karya menerapkan kriteria dan poin kesalahan bagi siswa.
“Tak ada orang yang tak memiliki masalah, tinggal kita yang harus bijak menyikapinya,” ungkap Kepala SMK Multi Karya Medan Sutasman, didampingi guru bidang Bimbingan Konseling Lily Rismaidy, Rabu (13/7).

Lebih lanjut Sutasman menuturkan, melalui masalah-masalah ini siswa juga diharapkan bisa menerapkan disiplin dalam dirinya.

“Misalnya membawa telepon seluler ke dalam kelas. Ini merupakan peraturan yang ditetapkan kepada siswa untuk tak dilakukan. Jika mereka melakukannya, akan dikenakan poin kesalahan hingga 150 poin. Nah, jika siswa mengumpulkan poin kesalahan ini minimal 250 poin, maka mereka akan diberikan tindakan pembinaan dengan memberikan peringatan di hadapan orangtua siswa,” jelasnya.

Jika 500 poin, sambungnya, siswa harus membuat perjanjian pertama di hadapan orangtua. 750 poin siswa harus membuat membuat perjanjian di hadapan orangtua. Jika poin mencapai 1000, maka siswa disarankan untuk mengajukan surat pengunduran diri sebelum dipecat secara tak terhormat.

“Namun begitu, ada juga kesalahan-kesalahan yang langsung mendapatkan poin 1000. Seperti, masalah narkoba, membawa senjata tajam, tawuran dan tersangkut masalah pidana,” kata Sutasman. Saat ini, SMK Multi Karya Medan memiliki 58 orang guru yang 57 orang diantaranya telah bergelar sarjana. S2 satu orang.

Visi SMK Multi Karya Medan ini adalah untuk mewujudkan sekolah sebagai pencipta SDM profesional pada kelompok teknologi yang mampu berkompetisi d era globalisasi. “Kami juga memiliki mis untuk membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri. Kami juga menyiapkan sekolah sebagai sumber informasi di ketiga jurusan yang ada. Dan kami juga menyiapkan SDM untuk menjadikan lembaga pendidikan yang mandiri,” ujar Sutasman.

SMK Multi Karya Medan juga menerapkan life skill kepada setiap siswanya. Dengan hal ini diharapkan siswa tak hanya mampu menjadi pekerja yang andal, tapi juga pencipta lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun bagi orang lain. (saz)

Peserta Lebih Ramai

MEDAN-Hari ini, Rabu (13/7) pereli menggelar survei di lintasan ‘Medan Rally North Sumatera Rally Championship 2011’. Tercatat 35 peserta sudah memastikan diri dan jumlah tersebut dipastikan terus bertambah. “Belum bisa kita pastikan peserta yang mendaftar nanti, sepertinya lebih ramai dari seri I yang dilaksanakan di Langkat, kemarin,” ucap Ketua Panitia Medan Rally North Sumatera Rally Championship 2011 yang juga Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut), Ijeck kepada Sumut Pos, Selasa (12/7).

Penambahan itu sendiri lanjut Ijeck sehubungan dengan banyaknya pereli yang absen di seri I, dan kini ikuti di Seri II untuk  meramaikan even dalam peringatan HUT ke-421 Kota Medan ini.

Seri II ini sendiri digelar dalam delapan Special Stages (SS) dengan total lintasan 115 kilometer di dua lokasi yaitu Sirkuit Cemara Abadi dan Perkebunan London Sumatera (Lonsum) Rambuh Sialang Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Perbedaan karakter di dua sirkuit tadi akan membuat persaingan lebih sengit. Apalagi pada kegiatan ini memperebutkan tropi Walikota Medan, Rahudman.

Setelah pelepasan di Lapangan Merdeka Medan, reli diawali malam hari (15/7) di Sirkuit Cemara Abadi berlanjut Sabtu (16/7) di Rambung Sialang dengan empat SS. Lomba kembali digelar di Sirkuit Cemara Abadi, Minggu (17/7) dengan tiga SS sebelum finish di Lapangan Merdeka Medan.

“Kita cukup berterimakasih dengan antusias yang ada. Meskipun ini hanya kategori daerah tapi kita laksanakan dengan standar nasional. Yang penting aspirasi pereli Sumut dapat tertampung walaupun tidak dalam even Kejuaraan Nasional,” tegas Ijeck. Sistem pelaksanaan sendiri juga akan berlanjut pada putaran III yang direncanakan akhir Oktober mendatang. (jul)