25 C
Medan
Tuesday, October 8, 2024
spot_img

Sistem Poin untuk Kesalahan Siswa

SMK Multi Karya

Sebagus apa pun sekolahnya pasti tetap ada siswa yang nakal. Dan itu menuntut penerapan sanksi yang tegas dari pihak sekolah dalam menjalankan aturan demi menjaga status sekolah tetap baik di mata masyarakat.

Nah, berdasarkan hal tersebut, SMK Multi Karya menerapkan kriteria dan poin kesalahan bagi siswa.
“Tak ada orang yang tak memiliki masalah, tinggal kita yang harus bijak menyikapinya,” ungkap Kepala SMK Multi Karya Medan Sutasman, didampingi guru bidang Bimbingan Konseling Lily Rismaidy, Rabu (13/7).

Lebih lanjut Sutasman menuturkan, melalui masalah-masalah ini siswa juga diharapkan bisa menerapkan disiplin dalam dirinya.

“Misalnya membawa telepon seluler ke dalam kelas. Ini merupakan peraturan yang ditetapkan kepada siswa untuk tak dilakukan. Jika mereka melakukannya, akan dikenakan poin kesalahan hingga 150 poin. Nah, jika siswa mengumpulkan poin kesalahan ini minimal 250 poin, maka mereka akan diberikan tindakan pembinaan dengan memberikan peringatan di hadapan orangtua siswa,” jelasnya.

Jika 500 poin, sambungnya, siswa harus membuat perjanjian pertama di hadapan orangtua. 750 poin siswa harus membuat membuat perjanjian di hadapan orangtua. Jika poin mencapai 1000, maka siswa disarankan untuk mengajukan surat pengunduran diri sebelum dipecat secara tak terhormat.

“Namun begitu, ada juga kesalahan-kesalahan yang langsung mendapatkan poin 1000. Seperti, masalah narkoba, membawa senjata tajam, tawuran dan tersangkut masalah pidana,” kata Sutasman. Saat ini, SMK Multi Karya Medan memiliki 58 orang guru yang 57 orang diantaranya telah bergelar sarjana. S2 satu orang.

Visi SMK Multi Karya Medan ini adalah untuk mewujudkan sekolah sebagai pencipta SDM profesional pada kelompok teknologi yang mampu berkompetisi d era globalisasi. “Kami juga memiliki mis untuk membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri. Kami juga menyiapkan sekolah sebagai sumber informasi di ketiga jurusan yang ada. Dan kami juga menyiapkan SDM untuk menjadikan lembaga pendidikan yang mandiri,” ujar Sutasman.

SMK Multi Karya Medan juga menerapkan life skill kepada setiap siswanya. Dengan hal ini diharapkan siswa tak hanya mampu menjadi pekerja yang andal, tapi juga pencipta lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun bagi orang lain. (saz)

SMK Multi Karya

Sebagus apa pun sekolahnya pasti tetap ada siswa yang nakal. Dan itu menuntut penerapan sanksi yang tegas dari pihak sekolah dalam menjalankan aturan demi menjaga status sekolah tetap baik di mata masyarakat.

Nah, berdasarkan hal tersebut, SMK Multi Karya menerapkan kriteria dan poin kesalahan bagi siswa.
“Tak ada orang yang tak memiliki masalah, tinggal kita yang harus bijak menyikapinya,” ungkap Kepala SMK Multi Karya Medan Sutasman, didampingi guru bidang Bimbingan Konseling Lily Rismaidy, Rabu (13/7).

Lebih lanjut Sutasman menuturkan, melalui masalah-masalah ini siswa juga diharapkan bisa menerapkan disiplin dalam dirinya.

“Misalnya membawa telepon seluler ke dalam kelas. Ini merupakan peraturan yang ditetapkan kepada siswa untuk tak dilakukan. Jika mereka melakukannya, akan dikenakan poin kesalahan hingga 150 poin. Nah, jika siswa mengumpulkan poin kesalahan ini minimal 250 poin, maka mereka akan diberikan tindakan pembinaan dengan memberikan peringatan di hadapan orangtua siswa,” jelasnya.

Jika 500 poin, sambungnya, siswa harus membuat perjanjian pertama di hadapan orangtua. 750 poin siswa harus membuat membuat perjanjian di hadapan orangtua. Jika poin mencapai 1000, maka siswa disarankan untuk mengajukan surat pengunduran diri sebelum dipecat secara tak terhormat.

“Namun begitu, ada juga kesalahan-kesalahan yang langsung mendapatkan poin 1000. Seperti, masalah narkoba, membawa senjata tajam, tawuran dan tersangkut masalah pidana,” kata Sutasman. Saat ini, SMK Multi Karya Medan memiliki 58 orang guru yang 57 orang diantaranya telah bergelar sarjana. S2 satu orang.

Visi SMK Multi Karya Medan ini adalah untuk mewujudkan sekolah sebagai pencipta SDM profesional pada kelompok teknologi yang mampu berkompetisi d era globalisasi. “Kami juga memiliki mis untuk membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri. Kami juga menyiapkan sekolah sebagai sumber informasi di ketiga jurusan yang ada. Dan kami juga menyiapkan SDM untuk menjadikan lembaga pendidikan yang mandiri,” ujar Sutasman.

SMK Multi Karya Medan juga menerapkan life skill kepada setiap siswanya. Dengan hal ini diharapkan siswa tak hanya mampu menjadi pekerja yang andal, tapi juga pencipta lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun bagi orang lain. (saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/