26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15086

Telinga Digigit, Nyaris Putus

Masih ingat peristiwa gigit kuping yang dilakukan Mike Tyson ke telinga Evander Holyfield? Nah, peristiwa gigit kuping ini kembali terjadi di Medan Labuhan.

Kali ini dilakukan Siti Maisyarah (30), warga Jalan Pancing IV, Kelurahan Besar, Medan Labuhan terhadap Rina Andriani (28), yang tak lain tetangganya sendiri.

Gara-garanya, Rina menagih utang sebesar Rp65 ribu kepada Maisyarah pada Selasa (28/6) sore pukul 16.00 WIB. Pasalnya, utang tersebut sudah tiga bulan tak dibayar. “Sekitar tiga bulan lalu, dia membeli pakaian sama saya, jadi dia utang Rp65 ribu. Tapi sampai sekarang belum dibayar,” ungkap Rina.

Karenanya, Rina pun mendatangi rumah Maisyarah untuk menagih utang tersebut. Saat ditagih, Maisyarah malah marah-marah. Rina yang kesal karena utangnya tak dibayar-bayar balik emosi. Dia langsung menampar pipi Maisyarah. Akibatnya, kegaduhan pun tak bisa terelakkan, keduanya saling pukul. Kejadian tersebut membuat sejumlah keluarga Maisyarah keluar rumah mencoba untuk membantu dan Rina pun mendapatkan serangan demi serangan.

Saat itulah, Maisyarah mendapatkan kesempatan menggigit telinga sebelah kanan Rina hingga nyaris putus. Melihat telinga Rina yang berlumuran darah, perkelahian pun terhenti. Selanjutnya, Rina dengan kondisi telinga berdarah langsung berobat ke klinik. Akibat gigitan tersebut, Rina harus mendapatkan tujuh jahitan.

Selanjutnya, keduanya yang sama-sama tidak senang atas kejadian tersebut membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan.(mag-11)

61 Ton Sampah Diangkut dari Perairan Belawan

Pencemaran Lingkungan

BELAWAN- Menumpuknya sampah dan limbah pabrik di muara perairan Belawan berkurangnya hasil tangkapan nelayan, pasalnya 12 jenis ikan yang sebelumnya mudah didapat, kini menjadi sulit.

Demikian disampaikan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Zulfahri Siagian, Rabu (29/6). Menurutnya, joroknya perairan Belawan membuat ikan-ikan semakin sulit didapatkan. Bila hal ini dibiarkan, dampaknya mata pencarian nelayan di Belawan semakin terganggu.

“Sampah-sampah sudah sangat memprihatinkan di Perairan Belawan, bila tak dibersihkan akan semakin banyak yang menumpuk yang mengakibatkan matinya mata pencaharian nelayan,” katanya.

Melihat kondisi itu, DPC HNSI Kota Medan yang peduli dengan nasib nelayan menggelar kegiatan bersih pantai. Dari hasil bersih pantai ini, tercatat sampah non organik yang diangkut sebanyak 10.265 Kg dan sampah organik 15.728 Kg, sehingga total keseluruhannya 25.993 Kg sampah yang dibersihkan dari pesisir pantai Belawan.
“Gerakan bersih pantai ini untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai dan juga pantai Belawan,” sebutnya.

Puluhan ribu Kg sampah itu dikutip para peserta mulai Jalan Pulau Rupat Lingkungan IX Kelurahan Belawan Bahari dan diakhiri di TPI Gabion bagan Deli. Selanjutnya, sampah – sampah yang dikutip akan ditimbang beratnya, bagi para peserta yang mampu mengutip dengan jumlah terbanyak akan memperoleh hadiah yang telah dipersiapkan panitia penyelenggara.

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengatakan Pemko Medan akan mengambil tindakan yang tegas atas permasalahan sampah yang dibuang sembarangan ke sungai.  “Kami akan membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasahan pencemaran sungai dan hutan mangrove yang sudah rusak. Sedangkan untuk pabrik yang membuang limbahnya ke sungai akan kami berikan tindakan tegas,”ujarnya dalam acara perlombaan gerakan bersih pantai yang dilakukan Pemko Medan bekerja sama dengan HNSI Kota Medan.

Kegiatan bersih pantai ini merupakan kegiatan dalam rangka memperingati ulang tahun Pemko Medan ke 421. Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh 72 peserta yang akan mengutip sampah di sepanjang 15 kilometer pesisir pantai dengan menggunakan kapal dan berbagai alat tradisional yang diikuti sejumlah nelayan.

Hadir dalam acara bersih pantai itu, Danyon Marinir, Mayor Mar Amir Kasman, Kejari Belawan, Polres Pelabuhan Belawan dan para pejabat Pemko Medan. (mag-11)

Gali Panganan Lokal demi Pemenuhan Gizi

MEDAN- Keanekaragaman pangan lokal di Indonesia belum tergali secara keseluruhan. Akibatnya, sumber pangan ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Anggota Dewan Pangan Kota Medan yang juga ahli diverifikasi pangan, Prof DR Posman Sibuea menyampaikan sebagai wujud memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat, khususnya di Kota Medan. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kota Medan mensosialisasikan pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman.
Dia menerangkan, sesuai UU No.7/1996 menyatakan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak azasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas untuk melaksanakan pembangunan.

“Setiap orang berhak atas pangan  yang aman, bebas pencemaran biologis, kimia dan benda lain yang merugikan kesehatan manusia,” sebutnya.

Di aturan lainnya, yakni Perpres No.22/2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Anjuran mengkonsumi panganan lokal itu juga diatur dalam Permen Pertanian No.43/2009.

“Sekarang ini saatnya keseimbangan panganan antara beras dengan pangan lokal yang memiliki gizi,” katanya, Selasa (28/6).

Posman menyebutkan, panganan lokal yang dimaksudkan itu seperti jagung, sagu, singkong dan ubi jalar. Pangan lokal ini dikenal memiliki gizi yang sama dengan beras.

Kepala BKP Kota Medan, Ir Eka R Yanti Danil MM mengatakan, sebenarnya ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia cukup banyak untuk dijadikan sumber pangan. Hal itu sesuai dengan analisis pola konsumsi pangan masyarakat di Kota Medan, kelompok pangan padi-padian sebesar 1333,8 kkal/kap/hari atau setara 66,69 persen dari anjuran PPh hanya sebesar 50 persen, sementara konsumsi kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan analisis di bawah anjuran, masing-masing 2,24 persen dan 4,59 persen dari anjuran 5 persen dan 6 persen.
“Makan itu tak mesti konsumsi beras, tapi ada sumber pangan lainnya seperti jagung, singkong, sagu dan pangan lainnya,” sebutnya.

Namun, sebutnya untuk konsumsi pangan lokal seperti jagung, sinkong dan sagu itu mesti ada pengolahan yang baik dan bersih. Karena tanpa diolah tentunya makanan itu tak bisa langsung dikonsumsi. “Sekarang ini sangat penting pangan lokal didekatkan pada sisi teknologi,” imbuhnya. (ril)

Kembangkan Unit Produksi

Sekolah Menengah Kejuruan

MEDAN- Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Medan diharapkan dapat menumbuhkembangkan unit produksi wirausaha yang mampu mengajarkan siswa tentang peluang bisnis dan dunia usaha.

Hal itu diungkapkan Azizul Kholis SE MSi, Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Unimed saat menjadi narasumber workshop “Kewirausahaan Bagi Guru SMK Dinas Pendidikan Kota Medan,” di Hotel Royal Perintis Medan, kemarin.
Sekretaris Dewan Riset Daerah (DRD) Sumut ini menambahkan, salah satu aspek penting pengelolaan unit produksi SMK adalah aspek badan hukum dan didukung sistem akuntansi yang baik.

Unit produksi SMK dapat berbentuk badan hukum koperasi sekolah ataupun koperasi siswa dan Dinas Pendidikan Kota Medan diharapkan menjadikan unit produksi SMK sebagai salah satu program unggulan dalam bidang pendidikan kejuruan  yang berorientasi pada kewirausahaan.

Sebab, tambahnya, unit produksi SMK merupakan suatu wadah kewirausahaan di sekolah yang berfungsi sebagai wahana pelatihan enterpreunership bagi siswa SMK setelah lulus nantinya untuk memasuki dunia wirausaha.
Pada kesempatan tersebut, Azizul juga memaparkan tentang penyusunan laporan keuangan untuk unit produksi SMK yang sudah menggunakan aplikasi teknologi informasi sehingga diharapkan SMK-SMK yang telah memiliki unit produksi dapat membenahi dan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan dan sistem informasi akuntansi kearah yang lebih profesional.

Azizul yang merupakan lulusan SMK Negeri 7 Medan (d/h) SMEA Negeri 3 Medan ini melanjutkan, bahwa sesuai motto “SMK Bisa”, maka lulusan SMK diminta untuk senantiasa meningkatkan minat dan kemampuan untuk berwirausaha yang tentunya harus didukung pula dengan penguasaan teknologi informasi.
Acara yang diikuti 60 guru bidang studi kewirausahaan SMK Negeri/Swasta se-kota Medan tersebut berlangsung 24-28 Juni 2011 dibuka oleh Walikota Medan yang diwakili Kadis Pendidikan Kota Medan, Drs H Hasan Basri MM.(ila)

Ajarkan Pendidikan Bahasa Asing

MEDAN- Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Miftahussalam Jalan Darussalam Medan terus melakukan berbagai terobosan, dalam meningkatkan kwalitas alumninya. Satu diantaranya adalah program penambahan kurikulum Bahasa Jepang, dalam setiap mata pelajaran.

Kepala Sekolah MAS Miftahussalam Jamaluddin SPd, saat ditemui di ruang  kerjanya mengaku, tujuan diberikannya penambahan Bahasa Jepang ini sebagai bahan keterampilan berbahasa kepada siswanya.
“Sehingga dengan pemahaman berbahasa Jepang dalam mata pelajaran, maka para siswa diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai modal dalam  melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit nantinya,” sebutnya.
Pelajaran Bahasa Jepang ini sendiri lanjut Jamaluddin, telah berlangsung selama dua tahun, dan kini dengan tambahan Bahas Jepang, MAS Miftahussalam memiliki empat tiga pelajaran bahasa asing. Diantaranya yakni Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang.

Sementara untuk mendukung program pendidikan bahasa asing itu sendiri, pihak sekolah menyiapkan tenaga pendidikan yang memiliki kompetensi sesuai  bidang pendidikan yang dikuasainya.
“Untuk guru bahasa Jepang dan bahsa Inggris, kita siapkan guru pendidikan yang telah menamatkan pendidikan seperti sastra di salah satu perguruan tinggi negeri ternama yang ada di Medan. Sementar untuk guru pendidikan Bahasa Arab kita siapkan dari pesantren terkenal yang sangat kental dengan pemahaman Bahasa Arab pastinya,” ujar Jamaluddin.

Sementara untuk tenaga pendidik yang lainnya, MAS Miftahussalam dibimbing oleh guru yang memiliki spesifikasi minimal S-1 dari berbagai bidang keilmuan yang dimilikinya.
Selain kurikulum pendidikan, dalam mendukung kualitas pendidikan siswa didiknya, MAS Miftahussalam juga menselaraskan dengan berbagai fasilitas yang pendukung.

Selain kelas belajar yang  nyaman, MAS Miftahussalam juga memiliki berbagai sarana seperti laboratorium IPA lengkap, perpustakaan,  laboratorium komputer, perpustakaan modern, UKS, lapangan olahraga dan media pembelajaran melalui audio visual (OHP, TV).

Fasilitas yang disiapkan tersebut sesuai perkembangan zaman terkini sebagai  bentuk keseriusan sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Miftahussalam, dalam menciptakan SDM yang handal.(uma)

Nekat Ikut Merampok untuk Uang Lebaran

Sidang Lanjutan Perampokan Bank CIMB Niaga

MEDAN- Sidang perampokan perampokan Bank CIMB Niaga kembali di gelar di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (27/6). Sidang lanjutan kali ini mengagendakan pemeriksaan terhadap terdakwa Marwan alias Wak Geng.

Di hadapan Ketua Majelis Hakim Erwin M Malau SH MHum, terdakwa Wak Geng mengaku ikut merampok karena terlilit utang dan terdesak kebutuhan untuk lebaran. Wak Geng juga mengakui kalau dia terlibat langsung dalam perampokan Bank CIMB Niaga pada 18 Agustus 2010 lalu. Sedangkan otak perampokan tersebut ada tiga orang yakni Taufik Hidayat yang tewas di Dolok Masihul saat penggerebekan Densus 88, Dani yang juga tewas di Tanjungbalai dan Pohan masih buron.

Menurut Wak Geng, sebelum perampokan, mereka melakukan pertemuan dua kali yakni pada Juli 2010 di lapangan bola Helvetia dan lapangan bola Pasar II Marelan.

Pada pertemuan pertama itu, Taufik mengajak mereka untuk merampok serta pembagian tugas perampokan, yaitu Dani, Pohan dan Wak Geng mendapat tugas menjaga di luar bank.

Sementara pertemuan kedua di lapangan bola Pasar II Marelan, mereka melakukan pematangan dan target bank yang akan dirampok. “Pada 18 Agustus 2010, ia dijemput dengan mobil Avanza warna hitam dari rumahnya di Hamparan Perak oleh Iwan. Di dalam mobil tersebut sudah ada Fautan, Dani, Abdul Ghani dan Taufik,” ucap Wak Geng.

Setelah itu mereka berhenti di kebun tebu dekat Pulo Brayan dan datang 6 sepeda motor, yang menurut Wak Geng ia hanya mengenal, Pohan dan Rahmat. Lalu semuanya masuk ke dalam kebun tebu menganti baju kemeja panjang dan langsung berangkat ke Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara Medan.

“Setelah sampai di Bank CIMB Niaga, Taufik, Dani dan Wak Geng turun. Taufik dan Dani langsung masuk ke bank. Tak lama terdengar letusan sebanyak 3 kali dan disusul rekannya yang lain yang mengendari sepeda motor masuk ke dalam bank,” beber Wak Geng.

Tak lama berselang, mereka keluar dengan membawa tas dan lari mengunakan sepeda motor ke daerah kebun tebu di daerah Tembung. Di sana telah menunggu mobil Avanza. Tas, helm, baju dan senjata dimasukkan ke dalam mobil. Dimobil tersebut telah ada Dani, Fautan, Iwan dan Abdul Ghani. Mereka lalu pergi ke rumah Ridwan di Kota Datar Hamparan Perak. Tak lama, Taufik dan Dani datang ke tempat tersebut dan langsung menghitung uang hasil rampokan sebesar Rp340 juta.

“Saya sendiri menerima Rp10 juta dan Ridwan diberi Rp3 juta karena rumahnya dipakai untuk menghitung uang,” ucap Wak Geng.

Sementara itu, pada persidangan lainnya dengan terdakwa Beben dipimpin Ketua Majelis Hakim Sutadi SH. Dalam persidangan itu, Beben mengakui terlibat dalam aksi perampokan sebuah warnet pada 5 Agustus 2010 dan perampokan Bank CIMB Niaga Medan.

Beben juga mengakui pernah mengikuti pelatihan milliter di Aceh, sebagai koordinator perekrutan pelatihan militer di bawah pimpinan Abu Yusuf. Beben juga mengaku sebagai mantan anggota Jemaah Islamiayah dan keluar pada 2007.

Namun Beben tidak memberikan keterangan lebih jelas mengapa ia keluar dari anggota Jemaah Islamiah yang menurutnya, hal itu merupakan masalah pribadi.
Lanjut Beben, ada sekitar 7 orang yang direkrut dalam pelatihan tersebut. Di antaranya Heru, Ali, Fajar, Helmi alias Arif, Iqbal, Pamrianto yang beberapa di antaranya merupakan terdakwa dari kasus yang sama.(rud)

Sumut Pertahankan Piala Mendiknas

MEDAN-Ketua Umum Pengprov (Pengurus Provinsi) FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) Sumut (Sumatera Utara) DR H Rahmat Shah menyatakan gembira dan bahagia karena karateka provinsi ini selalu mampu menunjukkan prestasinya dalam berbagai kejuaraan berlevel Kejurnas.

“Saya sudah tiga priode memimpin organisasi karate Sumut, hal yang membuat saya gembira dan bahagia adalah keberhasilan atlet provinsi ini menunjukkan prestasi pada even bergengsi, termasuk dalam ajang Kejurnas Piala Mendagri dan Mendiknas,” ungkap DR H Rahmat Shah ketika menyambut tim karate FORKI Sumut yang baru saja tampil dalam Kejurnas Karate Junior Piala Mendagri dan Piala Mendiknas 2011 di Banjarbaru, Kalsel pada 23-25 Juni lalu.

FORKI Sumut, tahun ini tetap berhasil membawa pulang Piala Mendiknas, setelah Triwinarni berhasil menjuarai pertandingan bergengsi Best of The Best di kategori Pemula putri. Bahkan, dalam partai final terjadi all Sumut final sebab Triwinarni berhadapan dengan karateka Sumut lainnya Mutia Putri.
Dijelaskan, dalam Kejurnas Karate Junior 2010 di Makasar dan di Bandar Lampung (2009), Sumut bisa menyabet Piala Mendagri.

“Meski tahun ini kita tidak merebut tiga piala Mendagri seperti Kejurnas di Makasar dan Bandar Lampung, namun saya puas karena karateka Sumut sudah berjuang all-out. Namun, dan persaingan pada tahun ini memang semakin keras dan hal ini terlihat dari jumlah peserta Kejurnas Junior yang sangat banyak,” sebut DR H Rahmat Shah.
DR H Rahmat Shah yang baru terpilih Sabtu (25/6) sebagai Ketua PMI (Palang Merah Indonesia) Sumut, meminta para karateka Sumut tetap berlatih secara intensif karena Kejurnas merupakan jenjang, apalagi para peraih medali emas rencananya akan dikirim PB FORKI ke Kejuaraan Karate Junior Asia (AKF) di Guangzhou China dalam waktu dekat. “Saya optimis karateka Sumut akan ada yang terpilih ikut ke Guangzhou nanti,” sebut Rahmat Shah.

Sedang Kabid Binpres Pengprov Forki Sumut sekaligus manajer tim, Ir Delphinus Rumahorbo menyebutkan dengan perolehan 3 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu dalam Kejurna Junior Karate tahun ini, tim FORKI Sumut yang mengirimkan 15 karateka menempati peringkat keenam. D    Delphinus mengakui persaingan memang cukup keras, sekaligus meminta maaf kontingen tidak bisa mempertahankan Piala Mendagri yang direbut pada Kejurnas di Makassar tahun 2010 melalui karateka putri Tiffany Hadi. (jun)

Kajari Heran Terdakwa Bisa Bawa Pemutih

LBH Medan: Kinerja Pengawal Tahanan Lemah

MEDAN- Asal pemutih pakaian yang digunakan terdakwa kasus narkoba Arif Firmansyah, dalam percobaan bunuh diri di ruang sidang kemarin, masih menyisakan tanda tanya. Pengawal tahanan yang menjaga Arif pun tidak tahu dari mana Arif mendapatkan cairan pemutih tersebut.

“Kita sudah konfrontir pada pengawal tahanan, dari mana asal pemutih pakaian diperoleh terdakwa. Namun, mereka juga tidak tahu dari mana,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Medan Radja Nofrijal kepada wartawan, Selasa (28/6).

Berdasarkan pengakuan pengawal tahanan, lanjut Radja, sebelum mereka (tahanan, Red) dibawa dari Rutan, semua diperiksa satu per satu. “Kita heran juga dari mana asal benda itu? Kita juga tidak tahu, apakah ada teman atau orang lain yang dikenalnya membawa pemutih pakaian itu, bisa saja terjadi,” katanya lagi.

Karenanya, untuk menindaklanjuti kasus percobaan bunuh diri ini pihak kepolisian sedang menyelidikinya.
Sedangkan kondisi terdakwa, saat ini masih dalam perawatan intensif di RSU Malahayati Medan.

Ketika disinggung masalah biaya perobatan terdakwa, Radja mengaku masih bingung memikirkan dari mana biayanya. “Kita belum tahu dari mana anggaran untuk biaya perobatan itu. Kita saja tidak tahu dari mana biaya untuk perobatan bagi terdakwa. Pening saya. Harus dari mana biaya perobatan terdakwa,” keluh Radja.

Aksi percobaan bunuh diri ini mendapat perhatian serius dari Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Muslim Muis. “Kita heran, apa saja kerja aparat keamanan yang bertugas mengawal tahanan itu? Kok bisa terdakwa mendapatkan cairan pemutih pakaian sebagai alat percobaan bunuh diri? Pimpinan Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Medan harus menanggapi masalah ini secara serius dan memanggil sejumlah petugas yang saat itu melakukan penjagaan. Kenapa barang itu bisa ada di tangan terdakwa?” tegas Muslim.

Muslim menilai, penjagaan petugas pengawal tahanan ini sangat lemah sehingga dapat berdampak buruk. “Itu baru cairan pemutih, kalau sempat senjata api ataupun bom, apa tidak kacau semua. Nah, inilah bentuk lemahnya pengawasan terhadap barang-barang bawaan milik tahanan yang dibawa keluarganya tanpa diperiksa secara teliti,” tegas Muis.

Diketahui, Arif Firmansayah (26) terdakwa kasus narkoba warga Jalan Beringin Komplek Wartawan No 45 A, Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kecamatan Medan Timur, nekat menenggak cairan pemutih pakaian di depan majelis hakim, sebelum sidang putusan digelar, Senin (26/6) pukul 16.30 WIB. Aksi nekat itu dilakukannya diduga karena depresi jelang mendengarkan pembacaan putusan oleh ketua majelis hakim Wahiddin SH.

Untuk menyelamatkan nyawanya, Arif diboyong petugas pengawal tahanan Kejari Medan ke IGD Rumah Sakit Umum (RSU) Malahayati Medan, guna mendapatkan pertolongan pertama. Hingga kemarin (28/6), Arif masih menjalani perawatan di rumah sakit yang tak jauh dari Pengadilan Negeri Medan itu.(rud)

Pedagang Daging Jangan Berspekulasi

Pemerintah berjanji untuk menjaga harga daging sapi agar tidak menjadi permainan spekulan, di mana saat ini harga daging terbilang melonjak. Di pasaran, harga daging sapi naik berkisar 15 persen, dari Rp65 ribu per kilo menjadi Rp75 ribu per kilo.

Seperti apa langkah yang diambil Pemko Medan dalam mengatasi melonjaknya harga daging ini? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos Adlan Nasution dengan Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Wahid, kemarin.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan harga daging melonjak?
Penyebab melonjaknya harga daging, salah satu diantaranya terputusnya import sapi dari Australia ke Indonesia. Hal ini menyebabkan kita kesulitan mendapatkan daging sapi. Namun begitu, kita telah mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Saya harap masyarakat jangan khawatir, karena kenaikan harga daging ini hanya sementara.

Sampai Kapan?
Saya belum bisa memprediksi sampai kapan. Namun saya yakin, hal ini tidak lama.

Bagaimana dengan para spekulan yang mengambil keuntungan dalam kondisi ini?
Saya belum bisa berasumsi, ini merupakan hukum pasar. Jadi begitu diketahui daging sudah mulai sulit, pedagang mulai bermain dengan harga. Diharapkan pedagang jangan berspekulasi dengan harga.
Kita akan melakukan pengawasan dengan turun ke lapangan. Bila ada ditemukan pedagang melakukan sepekulasi terhadap harga, akan kita berikan tindakan. Pedagang pun janganlah mempersulit masyarakat dengan menaikkan harga sesuka hati.

Bagaimana dengan persiapan di Bulan Ramadan?
Saya rasa tidak ada masalah. Pemerintah pusat telah mencari solusi dengan membuat kebijakan mengimport sapi dari Selandia Baru dan Brazil. Jadi, tidak ada masalah jika sapi dari Australia distop.(*)

Ayah Pukuli Anak Hingga Kritis

BINJAI- Ayah mana yang tahan melihat tingkah laku anaknya yang kerab buat masalah. Apalagi, anak itu tega memukul ibu yang telah melahirkannya ke dunia ini.

Hal itulah dirasakan Sartono (50), warga Pasar I Sei Remban, Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, ketika melihat perlakuan Asfendi (28), anak sulungnya, memukuli adik serta ibunya, Selasa (28/6) sekitar pukul 04.30 WIB.

Tak tahan melihat perlakuan anaknya itu, Sartono pun pitam dan menghajar Asfendi hingga babak belur. Akibatnya, Asfendi mengalami luka robek di bagian kepala sebalah kiri, dan mendapat 22 jaitan, hidung dan kuping sebelah kanan, mengeluarkan darah, serta mata sebelah kanan memar dan membengkak.

Asfendi terpaksa dilarikan ke RS Artha Medica, Jalan Samanhudi, Kecamatan Binjai Kota, guna mendapat perawatan atas luka yang dideritanya.

Menurut Sartono, saat ditemui di Mapolresta Binjai mengatakan, perbuatannya itu dilakukan karena idak tahan melihat perlakuan Asfendi aterhadap istri dan anaknya yang sudah kelewat batas.

“Saya sudah tidak tahan melihat tingkah laku dia (Asfendi-red). Sudah tidak ada kerjaan, tiap hari makai sabu, abis itu, dia pukuli pula ibu dan adiknya,” kesal Sartono. Sartono menerangkan, emosinya tidak terkendali, ketika anaknya itu ingin keluar rumah meminjam sepeda motor adiknya. Tapi, adiknya tidak memberi. Lantas, Asfendi marah dan memukuli adiknya membabi buta.

“Siapa yang nggak marah kalau seperti itu, makanya saya hajar dia menggunakan alu sampai tiga kali,” akunya saat ditemui di Mapolresta Binjai.

Sartono juga mengatakan, kalau dia benar-benar ingin mengahabisi anaknya itu. “Sudah ada niat saya menghabisi dia. Untung ada warga yang memisah. Kalau tidak, saya rasa dia sudah mati di tangan saya,” geramnya.
Asfendi saat di temui di ruang ICU RS Artha Medica, masih meringis kesakitan atas luka lebam dialaminya. Dengan perban melingkar dikepala, dia masih terkulai lemas di tempat tidur rumah sakit tersebut. Kasat Reskrim Polresta Binjai AKP Ronni Bonic, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. (dan)