26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15087

Seminggu Bebas, Masuk Sel Lagi

Mungkin, tak ada kata jera bagi Suyanto (27), warga Jalan Setia Luhur, Gang Ambai, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Helvetia. Pasalnya, residivis kambuhan ini harus kembali meringkuk di terali besi. Dia diringkus Polsekta Medan Kota karena melakukan penggelapan sepeda motor, Minggu (26/6) dini hari. Padahal, sang residivis kambuhan ini, baru satu minggu menghirup segarnya udara bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta karena kasus jambret.  Tersangka diciduk dari Jalan Garu I, Kecamatan Medan Kota. Dari tangan pelaku, disita satu unit sepeda motor milik Mansyur Syahputra (42).

“Hasil penyelidikan, korban meminta tersangka membelikan rokok. Karena jarak warung lumayan jauh maka Suyanto meminjam sepeda motor Mansyur. Tetapi hingga beberapa hari kendaraan roda dua itu tak kunjung dikembalikan,” ujar Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat SiK didampingi Kanit Intel AKP M Yamin, Senin (27/6).

Dijelaskannya, saat Suyanto melintas di Jalan Garu I kebetulan tersangka terlihat di kawasan itu. Seketika korban membuat laporan ke Mapolsekta Medan Kota. Begitu menerima laporan, Polisi langsung melakukan penangkapan. (ari)

PS Tasbi Tebar Ancaman di DANSUP POMAL Cup I/2-1

MEDAN- PS Tasbi bertekad mengukir prestasi apik di ajang Turnamen DANSUP POMAL Cup I/2-1 yang rencananya akan digelar 1-26 Juli 2011 mendatang di Stadion Samura Kabanjahe.

Predikat sebagai tim terbaik sepak bola Kota Medan usai menjuarai Kompetisi Antar PS yang digelar Pengcab PSSI Medan 2010 lalu, jelas menjadikan tim yang dilatih oleh Rizal Dosin ini, menjadi salah satu tim yang pantas untuk diunggulkan dan pantas diwaspadai, meski ajang ini juga akan diikuti oleh PSMS U-21.

Menurut Ketua Umum PS Tasbi, Ricky Fahreza Syafii, bahwa komitmen pembinaan yang terus dilaksanakan secara intens dan berkesinambungan dalam dua tahun terakhir, menjadikan mereka lebih padu dan lebih kompak.
“PS Tasbi tetap menjaga komitmen di jalur pembinaan. Ketika menjuarai Kompetisi Pengcab PSSI Medan 2010 lalu, mayoritas pemain merupakan kelahiran 1992. Dan hingga kini materi pemain tak banyak mengalami perubahan. Mereka telah melewati banyak pertandingan bersama dalam dua tahun belakangan. Hal itu membuat mereka semakin padu dan semakin baik pula. Kami yakin bisa menampilkan yang terbaik,” terangnya.

Selain itu Ricky juga berharap ajang ini bisa lebih mematangkan tim, saat mengikuti Turnamen Piala PSMS yang rencananya bakal digelar Juli mendatang.

“Kita juga mengharapkan PS Tasbi bisa memetik pelajaran berharga dari keikutsertaannya di ajang Turnamen DANSUP POMAL Cup I/2-1 kali ini, sebelum mengikuti Turnaman Piala PSMS. Dan meski di Turnamen Piala PSMS nantinya diperuntukkan bagi bebas usia, PS Tasbi akan tetap mengandalkan pemain U-21 nya, karena komitmen kita tetap pada pembinaan pemain U-21,” sambung Ricky.

Selain sukses mejadi tim terbaik di Medan 2010 lalu, PS Tasbi juga sempat mengukir prestasi sebagai Juara I PSLB Cup 2010, Juara IV dan Tim Fairplay di ajang Danlantamal I Cup 2011, serta sempat pula mengikuti ajang Rao Jaya Cup di Pasaman Sumatera Barat beberapa waktu lalu.

Sebagai bentuk persiapan, PS Tasbi juga rutin menggelar berbagai laga uji coba. Bahkan beberapa waktu lalu PS Tasbi sempat pula menghajar PS AD dengan skor 2-0 pada laga persahabatan. Sebuah hasil yang bisa jadi jaminan bahwa PS Tasbi akan mampu menebar ancaman serius di Bumi Turang, Tanah Karo nantinya. (ful)

Sumut Gagal Pertahankan Gelar

PARAPAT-Setelah kontingen Sumut yang berlaga di ajang Porwil Sumatera di Kepri gagal mempertahankan gelar juara umum, kini giliran tim tinju Sumut mengalami hal serupa di ajang Kejurnas Tinju Junior dan Youth 2011 dalam rangka Lake Toba Eco Tourism Sport VII yang  berakhir,Senin (27/6) di Open Stage Parapat.

Tampil sebagai juara umum pada Kejurnas Tinju Junior dan Youth 2011 adalah Sulawesi Utara dan Riau Sulawesi Utara tampil sebagai juara umum setelah merajai di nomor Junior putra-putri dengan merebut 5 emas dan 2 perunggu, sementara Provinsi Riau menjadi yang terbaik di nomor Youth dengan merebut 6 eamas dan3 perunggu.
Secara keseluruhan kontingen Riau menjadi pengumpul medali terbanyak dengan 9 emas, 1 perak dan 6 perunggu. Di kelompok junior Riau mengoleksi 3 emas, 1 perak dan 3 perunggu lewat aksi Roberto Ermando (46 kg),Amrizal Manalu (48kg) dan Jeki Rezeki Manalu, sementara medali perunggu diperoleh Teo Pilus Simbolon (44) ,Mardius (50kg) putra.

Seementara Sulut di kategori Youth hanya mampu menambah satu medali emas dari kelas Melfiani Niomba(45kg) Youth putri. Sulut secara keseluruhan meraih 5 emas dua perunggu.
Lima medali emas Sulut diraih petinju mereka yang turun di kategori Junior putra-putri masing-masing Jhon Engkeng (44kg) putra,Teddy Manolong Sengke (52 kg) putra,Orlando ((54 Kg )putra,Stella Ma’ala (48 kg)dan Novita di kelas 50 kg junior putri.

Sementara kontingen tuan rumah Sumatera Utara  berada di posisi ketiga. Di nomor Junior putra putri Sumut hanya meraih  satu emas ,enam perak dan 2 perunggu,sedngkan di npomor Youth putra putri Sumut meraih 3 emas 4 perak dan 7 perunggu.

Peluang Sumut untuk meraih gelar juara umum di kategori  Youth sebenarnya sempat terbuka sebab pada pertandingan terakhir  yang berlangsung kemarin malam, Sumut meloloskan empat petinjunya di final.
Namun keberuntungan belum memihak kepada para petinju Sumut. Dari empat petinju yang tampil di babak final hanya Falderama Han yang turun di kelas 56 Kg meraih medali emas.Sementara tiga lainnya, Khairul Nasutition (64kg),Vera Sri Marta Gea (57kg0 dan Erna Saragih (64 kg)  putri kandas di partai puncak.
Dengan hasil ini kontingen Sumut gagal mempertahan juara umum yang diraihnya tahun lalu.
Kejurnas Tinju junior dan Youth 2011 dalam rangka memeriahkan Lake Toba Eco Tourism Sport  VII di tutup secara resmi oleh Wakil Ketua Umum Pengprov Pertina Sumut Dr Donald Panjaitan.Rencananya penutupan kejurnas tinju ini akan di tutup oleh Bupati Simalungun JR Saragih, namun Bupati dan rombongan tiba-tiba pergi meninggalkan areal pertandingan dikarenakan kurang puas atas keputusan wasit dan juri saat petinju Sumut Vera dinyatakan kalah atas petinju Banten Soimah.
“Untuk apa saya menutup kejuaraan ini kalau lah pertandingannya tidak fair,” tandas Bupati seraya pergi meninggalkan lokasi pertandingan.

Terkait hal tersebut Ketua Panitia Edy Sibarani  menjelaskan bahwa wasit dan juri memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan hasil pertandingan tanpa intervensi datri pihak manapun. (jun)

Kami Tetap Bertahan…

Pasca Relokasi Warga Pengungsi di TNGL

LANGKAT- Meski relokasi warga gagal, namun Balai Besar Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) Sumut-Aceh dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat, sesuai amanah dan kewenangannya, tetap akan merelokasi warga yang bermukim dikawasan tersebut.

“Aksi penggusuran paksa akan dilakukan Balai Besar (B) TNGL dan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat terhadap 450 KK warga eks trasmigrasi korban konflik Aceh yang membuka lahan dan bermukim di area konservasi TNGL dan terus merangsek ke area terlarang,” kata Kepala BB TNGL Sumut – Aceh Andi Basrul ketika ditemui di kantornya, kemarin (28/6).

Ditambahkannya, pengusiran paksa dilakukan Pemerintah, karena wilayah yang dihuni eks korban konflik Aceh itu berada dalam wilayah taman nasional (TNGL).

“Pemerintah telah berulangkali mengimbau warga eks transmigrasi-korban konflik Aceh yang bermukim di kawasan konservasi TNGL,” ujarnya.

Sesuai deklarasi 6 Maret 1980 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 811/Kpts/UM/1980. Keputusan tersebut diperkuat dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 276/Kpts-I I/1997 tentang Penunjukkan TNGL seluas 1.094.692 hektare, maka pihaknya wajib melindungi kawasan hutan tersebut.

Sebaliknya, warga merasa telah memiliki hak atas wilayah yang telah mereka duduki selama 11 tahun tersebut.
“Kok baru ini BB TNGL dan pemerintah Langkat melakukan pengusiran, kenapa saat pertama kali kami masuk ke kawasan ini tidak dilarang. Sekarang, kami sudah 11 tahun hidup disini tanpa bantuan pemerintah. Kami tak pernah mengemis bantuan,” ujar Ngatiman (50), warga Barak Induk yang terkena tembakan petugas dibagian punggungnya saat terjai relokasi Senin (27/6) lalu. Lanjut Ngatiman, mereka tidak ada tempat lain untuk pindah. Sehingga mereka tetap bertahan di kawasan TNGL. “Kalau pindah, mau pindah kemana lagi. Kami sudah tidak punya tempat selain disini, sampai kapan pun kami tetap bertahan,” terangnya.

Ariadi (61), warga Damar Hitam,  mengaku tetap bertahan, karena sudah tidak memiliki tempat. “Rumah dan tempat tinggal satu-satunya adalah tanah transmigrasi di Aceh. Setelah kami diusir, kami tidak tahu lagi mencari tempat kecuali di kawasan,” tambahnya.

Jika pihak BB TNGL memaksa melakukan penggusuran, sebut Ariadi, dipastikan akan bertambah korban, karena mereka telah siap mati untuk mempertahankan wilayah tersebut.(mag-1/wis/jok/smg)

BKP: Mari Hidup Sehari tanpa Nasi

MEDAN- Mengkonsumsi beras merupakan kebiasaan, jadi jenis makanan itu bisa digantikan dengan makanan apa saja yang kelasnya sama. Hal ini bukan sebagai bagian menutupi kelemahan, melainkan memanfaatkan seluruh panganan local yang berlimpah ruah di tanah air ini.

Demikian disampaikan anggota Dewan Ketahanan Pangan Kota Medan yang juga pakar diversifikasi pangan, Prof DR Posman Sibuea kepada wartawan, Selasa (28/6) saat ditemui di Kantor Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kota Medan.
Menurutnya, keragaman panganan lokal di Indonesia sebenarnya bisa menggantikan nasi, karena panganan lokal lainnya memiliki kadar protein yang sama seperti nasi. Memang banyak dikenal panganan lokal di Indonesia seperti sagu, jagung dan sikong. Semua jenis panganan itu tak kalah dengan nasi.

“Hanya saja secara pengelolaannya belum memakai teknologi canggih akibat krisis sumber daya manusia untuk pengelolaan makanan tersebut,” ucapnya.

Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut dalam gerakan satu hari tanpa nasi. Sebab bila tak diberlakukan, ancamannya impor beras akan semakin tinggi ke tanah air. Padahal negeri ini merupakan negeri kaya sumber panganan lokal.

“Gerakan satu hari tanpa nasi bukan karena kegagalan pemerintah, tapi sebagai wujud menghilangkan citra makan itu tidak harus mengonsumsi nasi,” ujarnya.

Kepala BKP Kota Medan, Ir Eka R Yanti Danil MM menyatakan diversifikasi makanan harus digalakkan untuk mengurangi konsumsi nasi. Kini, Indonesia termasuk negara mengonsumsi beras tertinggi di dunia. Negeri ini berlimpah dari sumbeh bahan makanan selain beras.

“Makan nasi ini hanya kebiasaan, sebenarnya masih ada sumber panganan local lainnya yang memiliki kadar protein yang sama,” katanya.

Hal lainnya, Posman menyebutkan, sekarang ini alih fungsi tanaman pangan ke kelapa sawit dan perumahan, membuat pemerintah kesulitan dalam meningkatkan produksi beras. Bahkan, banyak lahan lahan pertanian produktif digunakan untuk membangun berbagai mall tanpa disadari memanjakan masyarakat kota untuk berbelanja. Ancaman inilah yang menyebabkan petani kita menangis melihat keadaan ini.
“Tanpa disadari gerakan konsumtif didukung beramai-ramai, sedangkan gerakan pangan lokal ditinggalkan. Jadi mari kita bersama sehari tanpa nasi,” ajaknya.

Masyarakat harus paham, paparnya gerakan satu hari tanpa nasi adalah upaya pemerintah untuk menyadarkan bangsa yang kaya dengan sumber daya pertanian untuk tak terlalu ketergantungan dengan beras dan terigu. Saatnya bersimpati dan berempati ke petani tanah air dengan mengonsumsi singkong dan ubi jalar. (ril)

Polres KP3 Belawan Bakar 77,34 Kg Ganja

BELAWAN- Kepolisian Resort Pengamanan Pelabuhan dan Pantai (KP3) Belawan memusnahkan barang bukti (barbut) narkotika. Seluruh barang haram yang dimusnahkan itu merupakan hasil tangkapan pada 2010 hingga Juni 2011.
Pemusnahan barang bukti itu dilakukan, Selasa (28/6) di Jalan Ujung Baru, Medan Belawan. Adapun barang bukti narkotika yang dimusnahkan yakni 10.352 botol minuman keras (miras) berbagai merk, sabu-sabu seberat 118 gram, ganja sebanyak 77,34 Kg, dan sebanyak 12 butir ekstasi serta 12 karung pakaian bekas eks luar negeri.

Kapolres KP3 Belawan, AKBP Endro Kiswanto didampingi Kasat Reskrim, AKP Hamam mengatakan pemusnahan itu dilakukan dalam rangka memperingati hari narkoba se-dunia dan memperingati Hari Ulang Tahun Bhayangkari  ke- 65.
“Kami musnahkan narkoba itu sebagai wujud komitmen kepolisian memerangi barang narkoba dan minuman keras hasil tangkapan 2010 hingga Juni 2011, kami juga berharap seluruh masyarakat perangi narkoba,” katanya.

Dia menyebutkan, sejumlah barang bukti itu memang belum diputuskan di pengadilan negeri. Tapi, sejumlah barang bukti yang telah dimusnahkan ini sudah masuk ke meja persidangan sehingga bisa dimusnahkan.

Lebih lanjut, dia menambahkan narkoba dan miras itu merupakan barang-barang yang di larang beredar, untuk itulah harus segera ditertibkan. Pada komitmennya, Polres KP3 Belawan tetap membersihkan peredaran miras di Belawan.
Tak hanya itu, dia memaparkan Polres KP3 Belawan tetap rutin melakukan razia narkoba dan miras, pasalnya kedua barang haram itu merupakan bom waktu yang siap membunuh siapa saja, jadi setiap orang harus memeranginya. (mag-11)

Kapolsekta Medan Area Sita Senpi Personelnya

MEDAN- Polsekta Medan Area menarik senjata api (senpi) milik Aiptu THS. Hal ini menindaklanjuti pengaduan Dina Ria Simanjuntak (26), warga Jalan Darussalam, Medan Baru, ke Polresta Medan, Sabtu (25/6) lalu.

“Senpinya sudah disita sama Kapolseknya,” tegas Kasi Propam Polresta Medan AKP BP Sidabutar ketika ditemui di ruangannya, Selasa (28/6). Dikatakannya, bila ada oknum polisi yang melakukan tindak kejahatan, apalagi korbannya sampai membuat pengaduan, Propam Polresta Medan akan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.

Kasus penarikan senpi milik personel Reskrim Polsekta Medan Area ini, berawal dari adanya pengaduan Dina Ria Siamanjutak (26) ke Mapolresta Medan dengan nomor STBL/1709/VI/SU/Resta Medan. Dalam pengaduannya itu, korban mengaku kalau telah dianiaya oleh Aiptu THS di depan Diskotek Super dan di Jalan Wahidin simpang Jalan Perak Medan.

Peristiwa ini terjadi ketika Dina Ria ingin menagih utang kepada THS yang kebetulsa sedang berada di Diskotek Super. Kemudian, janda beranak satu inipun menghampiri Aiptu THS dengan maksud menagih utangnya sebesar Rp1 juta.
Merasa tak senang ditagih oleh korban, Aiptu THS langsung mengajak korban untuk membicarakan hal itu di dalam mobil Kijang Inova Biru BK 1814 GF milik Brigadir Ridwan Ginting yang juga personel Reskrim Polsekta Medan Area dengan harapan  adanya penyelesaian pembayaran utang oleh pelaku.

Setelah menuruti kemauan THS, ternyata Dina malah ditampari oleh THS sembari mengatakan kalau dia sedang tidak punya uang. Selama di dalam mobil yang dikemudikan Brigadir Ridwan, korban dan pelaku terus saja bertengkar.
Bukan itu saja, berbagai pukulan dan tamparan menghampiri wajah janda itu. Sesampainya di Jalan Wahidin Simpang Jalan Perak, Medan Area, THS menelepon rekannya
Brigadir Dona. Di tempat inilah Brigadir Dona membayarkan utang THS. (mag-7)

Ibu Hamil Korban Jambret Jalani Operasi Sesar

MEDAN- Wanita hamil yang kritis usai dijambret pada Minggu (26/6) siang lalu, kini masih menjalani perawatan. Belakangan diketahui, wanita hamil delapan bulan tersebut bernama Darajatun Sriwahyuni (30), warga Jalan Perjuangan Gang Tunggal.

Kemarin, dia telah menjalani operasi caesar dan masih terbaring lemah di ruang ICU RSUP Pirngadi, Selasa (28/6) siang.

Darajatun yang merupakan anak ketujuh dari 12 bersaudara pasangan Rustam (70) dan Rosmawati (55) ini masih kritis dan terpaksa harus menjalani operasi caesar untuk mengeluarkan anak keduanya yang berusia delapan bulan satu minggu, pasca dijambret Minggu (26/6) kemaren sore.

Rosmawati, menjelaskan bahwa anak mereka telah operasi tetapi harus mendapatkan perawatan intensif di Ruang ICU RSUP Pirngadi Medan. Diterangkannya, anaknya sendiri menghabiskan lima kantong darah saat operasi saesar. “Anak saya telah selesai operasi caesar tapi harus dirawat lebih insentif karena kepalanya juga harus diperiksa akibat terjatuh dan terbenturan,” katanya.

Humas RSUP Pirngadi Medan, Edison Peranginangin menjelaskan, pasien sedang mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU. “Saat ini pasien kita berikan perawatan intensif di ICU. Jika keadaanya sudah membaik maka pasien akan kita pidahkan di ruangan tersendiri,” cetusnya.(jon)

Tugas Pertama Buat RPJMD dan Terangi Desa

Plt Gubsu Lantik Bupati-Wakil Bupati Madina

MEDAN- PLt Gubsu Gatot Pujonugroho melantik Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) terpilih HM Hidayat Batubara-Dahlan Hasan Nasution periode 2011-2016 di Gedung Serbaguna Pemkab Madina, Selasa (28/6).
PLt Gubsu menegaskan, tugas perdana bagi kedua pejabat pemerintah ini adalah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan memfasilitasi masyarakat dengan penerangan di daerah yang belum masuk pelayanan listrik.

“Para pejabat yang dilantik harus mampu meningkatkan kinerjanya di mata publik. Pemilukada ini harus menjadi pembelajaran kepada semua pihak. Artinya, jangan terulang lagi karena suatu masalah tertentu. Karena mengingat betapa mahalnya biaya yang harus dialokasikan pemerintah daerah untuk hal ini,” tegasnya. Lebih lanjut PLt Gubsu menuturkan, kepada Bupati-Wakil Bupati terpilih, harus mampu memperhatikan pengorbanan seluruh sumber daya yang demikian besar, harus sebanding dengan outcome yang diperoleh.

“Sebagai langkah awal, pejabat terpilih harus mampu menetapkan RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah ini menjadi pedoman dalam pencapaian visi untuk mewujudkan Madina yang agamais, cerdas, sehat dan sejahtera. Artinya, pejabat daerah ini harus mampu memenuhi janjinya kepada masyarakat, dihadapan rapat paripurna dewan dan saat kampanye beberapa waktu lalu,” katanya.

Menyinggung  laporan akhir kerja Pj Bupati Madina Aspan Batubara, PLt Gubsu juga mengingatkan kepada Bupati-Wakil Bupati terpilih, agar segera menuntaskan persoalan listrik yang belum masuk ke daerah terpencil yang ada di Kabupaten Madina.

“Dari 300 desa yang ada di Kabupaten Madina, ada sekitar 61 desa yang belum dimasuki listrik. Artinya, persoalan  ini harus segera dituntaskan. Saya minta, keluhan masyarakat ini supaya diterima dan seterusnya dilanjutkan,” tegasnya. (saz)

Dua Cewek Bonyok Dihajar Pemabuk

SIANTAR- Dua cewek cantik, Intan Pardede (19) warga Sibatu-batu, Kecamatan Siantar Sitalasari dan Atika Dewi (18) warga Jalan Rakutta Sembiring, Kecamatan Siantar Martoba, bonyok dihajar pemabuk, Selasa (28/6). Setelah diselidiki, pemabuk tersebut bernama Tony Chandra alias Rudi (35), warga Jalan Wahidin, Kecamatan Siantar Utara.
Kepada wartawan, Intan dan Atika mengatakan, sekitar pukul 6.00 WIB, mereka sedang tidur di rumah kos di Jalan Bayam Narumonda Bawah, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar. Lagi enak bercerita di dalam kamar, Rudi datang dengan marah-marah.

Spontan, Intan dan Atika berdiri dari tempat tidur. Tiba-tiba Rudi langsung melayangkan pukulan ke bibir Intan satu kali, hingga terjatuh ke lantai. Setelah Intan terjatuh, Rudy malah menendang pundak gadis tersebut.

“Saya tidak tahu apa motifnya, saat itu saya dan Atika tidur-tiduran di tempat kos. Rudy datang dalam kondisi mabuk langsung marah-marah  dan memukuli kami berdua,” terang Intan di Mapolres Siantar
Bibir saya ditumbuknya, pundak saya dipijaknya dan tangan kanan saya di cakar,” ujar Intan sembari menunjukkan luka lebam di bibirnya.

Melihat kejadian itu, Atika mencoba melerai dan menolang Intan yang tengah dihajar pria berdarah Tionghoa itu. Apesnya, Atika malah ikut menjadi bulan-bulanan Rudi.

“Saya mau melerainya, tapi malah saya yang dipukuli Rudi. Pelipis mata saya robek dipukulnya, tangan saya dicakarnya, wajah saya lebam dipukul Rudy,” ungkap Atika.

Tak terima dengan perbuatan Rudi, kedua gadis cantik ini, langsung mendatangi Polres Siantar membuat pengaduan.
Kapolresta Siantar AKBP Alberd TB Sianipar melalui Kasubag Humas AKP Altur Pasaribu mengaku, telah menerima laporan korban dengan nomor LP/437/VI/2011/SU/STR, setelah kedua korban membuat visum di RSUD dr Djasamen Saragih.

“Kalau terbukti, pelaku akan dijerat pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan bersama-sama,” ujar Altur.(osi/smg)