26 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 15272

Persipasi Tumbang, Persita Menyalip

Langkah PSMS Medan menembus babak 8 Besar Divisi Utama PSSI tampaknya semakin menarik dan membuat denyut jantung makin kencang. Pasalnya, Persipasi sebagai pesaing terdekat berhasil ditumbangkan Persih Tembilahan, namun Persita malah menang dan menyodok ke posisi tiga klasemen sementara.

Ya, Persita yang sebelumnya berada di papan tengah dengan 39 poin kini memiliki poin yang sama dengan PSMS yakni 42. PSMS turun ke posisi empat karena kalah selisih gol. Tak pelak, melawan Persitara hari ini, Ayam Kinantan wajib menang untuk merebut kembali posisi tiga.

Pada laga kemarin, bermain di di Stadion Beringin Tembilahan, Senin (25/4),  menyerah dengan skor 0-1 dari Persih. Kekalahan tersebut membuat posisi Mardiansyah dkk melorot ke peringkat keenam klasemen sementara grup I dengan raihan 40 poin. Sementara Persita Tangerang yang juga meraih kemenangan atas Persires Rengat, merangkak naik ke peringkat ketiga dengan raupan 42 poin. Koleksi poin Persita sama dengan PSMS Medan yang masih memiliki dua pertandingan tersisa.

“Butuh keajaiban bagi Persipasi untuk dapat lolos ke babak 8 Besar. Peluangnya sangat berat. Kalaupun kita menang di pertandingan terakhir nanti, Persita, PSMS, dan Persih harus sama-sama kalah,” ucap Asisten Pelatih Ega Raka Galih.
Kegagalan mendulang poin penuh pada laga tandang ini disambut kecewa seluruh tim. Pasalnya sepanjang pertandingan, Mardiansyah dkk tampil mendominasi. “Dapat terlihat dari penguasaan bola yang persentasenya 60 berbanding 40 untuk kami. Peluang yang kami miliki banyak, tapi kami didzalimi wasit. Tiap kali peluang akan dieksekusi, wasit selalu membunyikan peluitnya,” kata Ega lagi. (bbs/jpnn)

Gara-gara Gerogi

M Ihksan Saputra alias Ipeng (18), warga Jalan Bambu Runcing, Kelurahan Pahlawan, Medan Perjuangan, ditangkap polisi karena kedapatan membawa sabu-sabu, Senin (25/4), pukul 08.00 WIB. Dia ditangkap polisi gara-gara gerogi melihat satuan polisi dari Polsekta Sunggal menggelar razia di Jalan Medan Binjai Km 12.

Melihat Ipeng gerogi, polisi berpakaian lengkap ini menghentikan laju sepeda motornya. Setelah memeriksa surat-surat kendaraan Ipeng, polisi pun menggeledah sepeda motornya. Saat polisi menggeledah jok sepeda motor tersebut, Ipeng semakin pucat. Apalagi, polisi mendapati bong sabu yang telah dimodivikasinya yang terbuat dari botol minyak kayu putih. Bukan itu saja, dari bawah botol itu, ditemukan satu paket kecil sabu yang sudah dibungkus dengan plastik kecil.
Mendapati barang haram itu, polisi pun memboyong Ipeng ke Mapolsek Sunggal.

Ipeng mengaku, dirinya baru saja membeli sabu-sabu itu dari kawannya Edi, yang tinggal di Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal Deli Serdang. “Baru kubeli dari kawanku bang, rencananya mau kupake di daerah rumahku,” ujar Ipeng.

Bukan itu saja, lelaki berbadan kurus itu mengaku bahwa dirinya sudah tiga bulan mengonsumsi sabu-sabu. “Baru tiga bulan ini Bang, memang aku sama Edi udah hampir setahun berkawan Bang, makanya aku beli barang dari dia,” ujar Ipeng lagi.

Terpisah, Kapolsek Medan Sunggal Kompol Sonny M Nugroho Tampubolon, Sik mengaku masih melakukan pengembangan terhadap kasus penangkapan sabu-sabu itu. “Kita masih melakukan pengejaran terhadap warga Sei Mencirim itu,” ujar Sonny Nugroho. (fit/smg)

Kejari Mulai Tertutup

MEDAN- Penyelidikan dugaan korupsi dan penyelewengan anggaran di Bagian Humas Pemko Medan kian tertutup di Kejari Medan. Hingga saat ini, penyelidikan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Hanas Hasibuan mantan Kabag Humas Pemko Medan, tidak diketahui rimbanya.

Bahkan, proses penyelidikan kasus tersebut tidak diketahui sudah sampai dimana. Padahal, beberapa pejabat di lingkungan Pemko Medan, yang mengetahui kucuran anggaran untuk bagian humas tersebut sudah diperiksa, salah satunya inspetorat Pemko Medan Farid Wadjedi.

Atas lambatnya penyelidikan dugaan penyelewengan anggaran di Humas Pemko Medan, membuat masyarakat mulai berteriak. Salah satunya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar). Mereka meminta agar Kejari Medan menegaskan, sejauh mana penyelidikan penyelewengan anggaran di bagian Humas Pemko Medan.“Kejari jangan benamkan kasus dugaan korupsi Humas Pemko Medan. Kejari harus transparan, karena ini menyangkut uang rakyat, bukan uang pribadi. Kalau memang Kejari Medan tidak berniat melanjutkan penyelidikan perkara tersebut, Kejari harus mengumumkan kasus itu ditutup (SP3). Agar masayarakat tahu,” tegas Syawaluddin.
Dikatakan Syawaluddin, kalaupun kasus itu dilanjutkan Kejari Medan harus transparan juga sejauh mana penyelidikan perkara tersebut. “Sudah banyak yang diperiksa dalam perkara ini, kenapa belum ada tersangkanya? Bahkan yang lebih parah lagi, status penyelidikan dan yang diperiksa juga belum berkembang. Kejari Medan ada apa ini?” tegas Syawaluddin Harahap.

Sementara itu pengamat Hukum Medan Direktur LBH Medan Nuriyono, juga merasa heran atas lambatnya penanganan perkara penyelewengan anggaran di Humas Pemko Medan. “Memang heran juga. Masak status Hanas Hasibuan dan status penyelidikan tidak juga naik. Ini ada apa dengan Kejari Medan? Jangan ada kolusilah dalam penyelidikan kasus ini. Kejari Medan harus transparan, tetapkan status Hanas Hasibuan. Kalau memang kasus itu dihentikan, Kejari berhak mengumumkannya pada masyarakat biar tranparan,” tegas Nuriyono.

Sementara itu Kasi Pidsus Kejari Medan Dharmabella Timbas, juga tidak mau memberikan keterangan pada wartawan, soal penyelidikan kasus tersebut. Dharmabella lebih mau berdiam diri, tidak mau memberikan keterangan pada wartawan, soal hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri yang dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (25/4) mengaku, belum ada rencana Pemko Medan untuk mencopot jabatan Kadispora dan Hanas Hasibuan. Karena, sejauh ini proses hukum yang dijalani Hanas Hasibuan belum mengganggu kinerjanya.

“Kalau setiap kepala daerah pasti punya kebijakan tersendiri. Jadi, tidak bisa disamakan antara kepala daerah yang lama dengan yang sekarang. Nah, untuk pemeriksaan Hanas, saya juga belum menerima lagi laporan. Kasus ini juga, saya pikir belum mengganggu kinerjanya. Kalau mengganggu kinerjanya, baru bisa diambil sikap,” katanya.(rud/ari)

Rahudman-Eldin tak Semesra Dulu

Kemesraan hubungan Wali Kota Medan Rahudman Harahap dengan wakilnya, Dzulmi Eldin tak seperti saat kampanye dulu. Bila dulu cendrung tampil mesra serta ada penyebutan pembagian tugas secara
struktur pemerintahan, kini semua itu hanya sebuah ungkapan saja.

Buktinya, ada muncul indikasi terkikisnya kerekatan antara keduanya saat menjalankan roda Pemerintahan Kota Medan. Bisa dilihat dari sisi jabatan Ketua Umum PSMS Medan, semula dijabat Dzulmi Eldin, kini dijabat Wali Kota Medan, Rahudman Harahap. Apa saja bukti lainnya terkikisnya kerekatan antara keduanya? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Chairil Hudha dengan Ketua Komisi A DPRD Medan, Ilhamsyah SE.

Menurut Anda sudah baikkah pelayanan Pemko Medan saat ini?
Ketika reses beberapa hari lalu, saya merasakan ada banyak hal yang kurang tepat dari segi pelayanannya. Mulai dari tingkat kelurahan hingga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bisa dilihat saja setiap pengurusan KTP dan Kartu Keluarga (KK) masih banyak praktik pungutan biaya, hal inilah yang harus dicegah dan diambil kebijakan segera mungkin.

Bila Anda menyebutkan kurang baik, apakah ini akibat kepala daerahnya?
Ya, tentunya kepala daerah sangat bertanggungjawab atas pelaksanaan pelayanan pemerintahan di Kota Medan. Khususnya, dalam hal mengeluarkan sebuah kebijakan untuk kepentingan masyarakat banyak.

Menurut Anda kebijakan Kepala Daerah itu melibatkan Wakil?
Harusnya seperti itu.

Anda melihat di Kota Medan, apakah Wali Kota dan wakilnya bersama mengambil kebijakan?
Dalam hal tertentu saja, tak seluruhnya. Tapi, seharusnya ada etika yang dipegang bersama untuk tetap bersama melahirkan kebijakan. Sebab, kepala daerah itu bukan hanya wali kota atau wakil, tapi keduanya.

Maksud Anda ada indikasi muncul keretakan antara wali kota dan wakilnya?
Saya merasakannya seperti itu. Bisa kita lihat beberapa waktu lalu ketika jabatan Ketua Umum PSMS dipegang Dzulmi Eldin, ternyata dengan alasan kesibukan sebagai Wakil Wali Kota maka Eldin mundur, sebagai gantinya dijabat wali kota. Inikan sangat aneh, dan saya pikir sudah menujukkan ada gejala yang kurang fair di kedua kepala daerah ini.

Apakah itu bisa menjadi indikatornya, dan bila dibiarkan apakah bisa menjadi keretakan permanen?
Sangat bisa, sebab tanda-tanda terkikisnya keretakan itu kapan saja bisa muncul ketika ada syahwat lainnya.

Saran Anda?
Sebelum terjadinya keretakan yang sangat parah dan berdampak kepada pelayanan, harusnya kepala daerah tetap bersama menjalankan roda pemerintahan. Selanjutnya, setiap kebijakan harus tetap dipegang teguh dalam hal keputusan bersama untuk memajukan  Kota Medan. (*)

Syaiful tak Layak Jadi Sekda

Terindikasi Korupsi, Syaiful Syafri dan Hasan Basri Didemo

MEDAN- Berbagai dugaan korupsi di Sumaera Utara yang terindikasi melibatkan berbagai oknum-oknum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Namun faktanya,  pejabat yang terindikasi korupsi terus menanjak karirnya. Anehnya, salah seorang diantaranya yang terindikasi korupsi, saat ini diusulkan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprovsu.

Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar), Senin (25/4), menggelar aksi mendesak Pelaksana ugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho untuk mencopot SKPD yang terindikasi korupsi tersebut, serta mengusulkan ulang pencalonan Sekda yang disinyalir korupsi.

SKPD yang terindikasi korupsi tersebut yakni, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri, yang disinyalir melakukan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2008 Kabupaten Batubara Rp2,7 miliar. Selain itu pula, Syaiful Syafri juga terindikasi melakukan korupsi dana musala Dinas Sosial Sumut tahun 2009 senilai Rp800 Juta. Bukan hanya itu, sinyalemen korupsi juga dilakukan Syaiful Syafri terkait bantuan korban banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal senilai Rp2 miliar.

“Untuk itu kita akan menggelar aksi dan meminta demi Good Governance Plt Gubsu segera mengusulkan ulang Sekda,” tegas Syawaluddin Harahap saat berorasi di Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Senin (25/4).
Senada dengan itu, ketua Lempar, Ficki Padly Pardede yang juga ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Medan mengatakan, Sumut disinyalir sudah menjadi sarang empuk koruptor.
Anehnya, bukan mendapat sanksi hukuman, malah sebaliknya, para pejabat terindikasi korupsi tersebut karirnya semakin menanjak. Di sini dituntut peran Plt Gubsu yang baru saja menjabat untuk memberengus imej. Sumut sarang empuk koruptor, khususnya di Pemprovsu.

Bila perlu Plt Gubsu juga harus segera, mengambil tindakan tegas yakni dengan mencopot SKPD terindikasi korupsi dan memberikan sanksi agar pangkat dan karirnya tidak menanjak. Sehingga kedepan Sumut dapat bersih dari korupsi.
Di tempat terpisah, aksi serupa yang digelar massa Lempar nyaris bentrok dengan pengaman Kejatisu, karena para demonstran meringsek masuk dan memanjat pagar Kejatisu. Di mana dalam pernyataan sikapnya menuntut Kejatisu untuk mengusut tungas berbagai dugaan korupsi yang melibatkan oknum-oknum pejabat di Seluruh Sumut.
Dalam pernyataan sikapnya Koordinator Lapangan, AM Tampubolon. Selain itu, masa lempar juga mendesak Kejatisu untuk mengusut tuntas dugaan korupsi penyelewengan dana bantuan sosial (Bansos) di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2009 Rp215,17 miliar.
Bukan hanya itu, massa Lempar juga mensinyalir Dugaan Korupsi Belanja Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota APBD Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2010, sebesar Rp319,455,660.000 antara lain, Belanja Bantuan Keuangan Kota Medan sebesar Rp31.822.160.000.
Kemudian dugaan penyelewengan beasiswa bagi siswa SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK yang miskin sebesar Rp2.786.000.000. dugaan korupsi Bantuan kesejahtraan guru Rp20.286.160.000 serta Pengadaan Obat-Obatan Rp300 juta.

Serta berbagai Belanja bantuan keuangan kota/kabupaten. Kepada Kota Binjai dsinyalir merugikan Negara sebesar Rp6.449.600.000. Begitu juga belanja bantuan keuangan Kota Pematang siantar sebesar Rp8,744,420.000.
Sedangkan belanja bantuan keuangan Kabupaten Deli Serdang disinyalir negara dirugikan sebesar Rp27.366.460.000. Belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten Serdang Berdagai sebesar Rp15.943.160.000
Selain itu, Belanja bantuan keuangan kepada Kota Madina sebesar Rp16.155.680.000. Belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar Rp12.816.880.000Desakan kepada Kejatisu pun, terhadap Dugaan Korupsi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan, Hasan Basri mencuat, terkait Anggaran rehabilitasi gedung sekolah yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2007-2009 sebesar Rp8.761.900.000.

Tak luput dugaan korupsi kepala-kepala daerah dan mantan kepala-kepala daerah di Sumut yang prosesnya belum tertuntaskan hingga sekarang menjadi sorotan masa Lempar.

Seperti Dugaan korupsi Bupati Tapanuli Utara (Torang Lumban Tobing), salah satunya dugaan korupsi uang laukpauk tahun anggaran 2007 selama 12 bulan dengan total mencapai Rp16 miliar, serta pemberian uang laukpauk tahun 2008 yang tidak sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan.

Serta dugaan korupsi penyelewengan uang rakyat mantan Bupati Simalungun Zulkarnaen Damanik TA 2008/2009 Rp 4,2 T. Juga dugaan korupsi Praktek Penyelenggara Program Pembangunan yang bersumber dari dana APBD TA.2008 pada Dinas Pekerjaan Umum  Tapanuli Tengah.

Begitu juga Dugaan korupsi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di kawasan terpadu lumban pea desa tambunan kecamatan balige kabupaten toba samosir Dengan waktu Pelaksanaan Kontrak Tahunan Jamak (Multy Years Contract) Dana APBD TA.2008-2010 Di Dinas Tata Ruang Dan Permukuman Kabupaten Toba Samosir Senilai Rp119.700.000.000. (ari/rud)

Kadis Kebersihan Harus Diganti

MEDAN- Indikasi pungutan liar (Pungli) yang diduga dilakukan Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Pardamaen Siregar terhadap sejumlah mandor kebersihan di Medan, menuai kritikan pedas dari DPRD Kota Medann
Bahkan, ada yang mengusulkan kalau Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Pardamean Siregar untuk dicopot dan digantikan dengan kepala dinas yang baru.

“Kalau benar, Kadis Kebersihan ini harus dicopot dan diganti dengan yang lain,” ungkap anggota DPRD Medan Muslim Maksum kepada Sumut Pos, Senin (25/4). Muslim mengakui, tindakan pungli ini tidak disertai bukti seperti, kwitansi dan sebagainya. Namun, tindakan-tindakan pungli seperti ini kentara. Artinya, ada saksi yang bisa mempertanggungjawabkan hal tersebut.

“Kadis ini masih baru, sudah melakukan hal yang tidak etis seperti itu. Memang persoalan pungli ini sulit dibuktikan, karena tidak disertai berkas atau bukti. Tapi, kejadian-kejadian seperti ini ada saksinya. Dari saksi itu bisa dipertanyakan kebenaran itu. Kembali lagi, kalau memang saksi itu benar mengakui adanya pungli, maka kita harapkan Wali Kota Medan untuk mengganti kadisnya,” tandasnya lagi.

Sementara itu, kembali Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Pardamean Siregar yang dikonfirmasi Sumut Pos kembali membantah perbuatan tersebut. Menurutnya, itu adalah fitnah. Dan jika memang ada oknum Dinas Kebersihan yang melakukan itu, maka dirinya akan langsung memecat yang bersangkutan. “Siapa orangnya yang bilang itu. Yang bilang itu akan langsung saya pecat hari ini, detik ini juga,” katanya.

Pardamean malah menuturkan, banyak mandor yang melakukan pengutipan terhadap Melati (Penyapu jalan, Red) sebesar Rp5 ribu sampai Rp10 ribu. “Kan kasian, orang itu (penyapu jalan, Red) dikutip. Padahal, mereka kerja dari pagi sampai malam,” tukasnya.

Sementara itu, mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Sulaiman Harahap yang ditemui Sumut Pos di Balai Kota Medan mengaku, saat dirinya menjadi pimpinan tertinggi di Dinas Kebersihan Kota Medan, tidak pernah menerapkan kebijakan seperti itu.
“Waktu saya dulu tidak pernah. Saya kurang tahu kalau sekarang,” katanya.(ari)

Polisi Curiga

Gedung Akbid Senior Terbakar

MEDAN BARU- Yayasan Akbid Senior Medan kembali didera bencana. Jika sebelumnya gedung yayasan ini roboh dihantam banjir, kali ini gedung berlantai empat Yayasan Akbid Senior Medan yang juga digunakan sebagai asrama mahasiswi itu terbakar, Senin (25/3) dini hari pukul 03.00 WIB. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Ruangan yang terbakar yakni dua ruang perkualiahan di lantai IV. Api dengan cepat menjalar dan membakar lemari tempat menyimpan absensi mahasiswa dan arsip lainnya, kursi-kursi dan atap ruangan. Petugas sekuriti yang mengetahui kejadian itu langsung berusaha memadamkan api dengan pealatan seadanya. Berselang beberapa puluh menit, api berhasil dipadamkan. Tak lama kemudian, lima unit mobil dinas pemadam kebakaran tiba di lokasi setelah api padam.

Untuk mengetahui peristiwa itu, Polsekta Medan Baru memeriksa dua sekuriti kampus tersebut yakni Bintang Napitupulu dan Herman Manullang.

Kapolsekta Medan Baru AKP Dony Aleksander saat dikonfirmasi wartawan koran ini di kantornya mengakui kebakaran tersebut. “Ya, itu memang ada kebakaran dan saat ini masih kita periksa,” ujarnya.

Apa ada unsur sabotase dalam peristiwa ini? Ditanya seperti itu, Dony mengaku masih menyelidiki kasus itu. “Masih kita selidiki dululah penyebabnya. Kita juga heran, kok bisa kebaran itu terjadi di lantai empat. Tapi kita tidak bisa berandai-andai, apakah ada unsur lain di balik kebakaran itu atau tidak. Namun yang jelas, masih kita tunggu hasil penelitiannya di labfor,” jelasnya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru AKP Andy kepada wartawan koran ini mengatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukannya terhadap dua orang sekuriti itu, pihaknya akan segera memanggil pemilik yayasan.
“Ya, dalam waktu dekat ini akan kita panggil pemiliknya untuk dimintai keterangan terkait kebakaran itu,” ujarnya. Dikatakanya, hingga saat ini pihaknya masih belum dapat menentukan penyebab kebakaran itu. “Ya, saya juga bingung apa penyebab kebakaran itu, karena yang terbakar hanya absensi mahasiswi, kursi-kursi dan kertas-kertas serta asbes gedung itu. Itupun hanya dua lokal saja. Jadi saya juga heran mengapa itu bisa terbakar. Kalau korslet listrik, saya rasa tidak mungkin. Makanya dalam waktu dekat ini kita panggil pemiliknya,” tegasnya.(mag-8)

Bolu Meranti, Awalnya untuk Sarapan

Mengunjungi Ikon Kuliner Kota Medan (4)

Tak lengkap rasanya bepergian ke satu kota tanpa membawa oleh-oleh atau cenderamata. Entah itu dalam bentuk souvenir ataupun makanan tertentu. Begitu juga Kota Medan sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia

INDRA JULI-MEDAN

Pantauan Sumut Pos di Jalan Kruink No.2K Medan sudah memperlihatkan keramaian. Padahal, waktu masih menunjukkan pukul 13.00 WIB. Antrian, bahkan terlihat sampai di luar bangunan berbentuk rumah toko (ruko) itu. Sementara setiap pengunjung yang keluar selalu membawa tentengan berupa kotak berisi roti dalam satu pelastik. Ada yang hanya membawa satu dan tak sedikit yang membawa lebih dari satu kotak.

Pengunjung pun tidak hanya dari Kota Medan, ada yang datang dari luar kota hingga dari negeri tetangga Malaysia. Sebut saja Linda (31), warga Jakarta yang membeli empat kotak Bolu Meranti sebagai oleh-oleh. “Saya tidak pernah lupa deh karena keluarga dan teman-teman di Jakarta selalu pesan Bolu Meranti. Memang rasanya beda dari bolu gulung kebanyakan,” terangnya.

Pengakuan Linda tidak lah berlebih, kue bolu yang dipajang di Jalan Meranti Medan ini telah menarik selera. Rasanya yang khas, lembut dengan mentega yang begitu kentara di lidah membuat bolu buatan Ai Ling (58) ini tak tergantikan oleh penganan sejenis. Beragam pilihan rasa yang khas pun membuat pembeli leluasa memilih sesuai selera.
Penikmat roti bisa membeli bolu meranti mulai Rp40.000 hingga Rp70.000 per potong (panjang 30 cm). Ada delapan rasa tersedia: cokelat, pandan, keju, moka, nanas, kacang, abon, dan blueberry. Pembeli bisa memilih bolu gulung dan bolu bundar dengan lubang di tengah. Tak heran bila toko itu seakan tak pernah sepi.

Seperti yang dituturkan Rika putri sulung dari Ai Ling usaha ini diawali di rumah Jalan Meranti pada 1990-an. Usaha yang dibilang tanpa sengaja karena awalnya Ai Ling hanya membuat roti untuk konsumsi keempat anaknya saat bersekolah. Kenikmatan resep Ai Ling sendiri tercium oleh ibu-ibu rekanan Ai Ling dalam arisan. Mulailah permintaan berdatangan. “Awalnya untuk sarapan kita ke sekolah. Trus teman-teman Mama di arisan mulai pesan via telpon. Karena semakin banyak pesanan yang datang, Mama pun memutuskan membuka toko di rumah,” tutur Rika.

Usaha Ai Ling makin berkembang. Pada 2004, toko berpindah ke Jalan Kruing karena toko di Jalan Meranti tidak lagi mampu menampung pembeli. Ai Ling memindahkan usahanya ke Jalan Kruing dan kini membuka cabang di Jalan SM Raja Medan tanpa melepas merek Meranti karena tuahnya terus mengalir hingga hari ini.(*)

Unjuk Rasa Coreng Organisasi

MEDAN- Pini Sepuh Pemuda Pancasila Sumut H Yan Paruhum Lubis berharap setiap kader Pemuda Pancasila menyelesaikan setiap masalah dalam tubuh organisasi dilaksanakan secara musyawarah. Dan aksi unjuk rasa sangat diharamkan dalam menyikapi sesuatu persoalan.

“Musyawarah dan mufakat menjadi jalan terbaik menyelesaikan sesuatu permasalahan di tubuh organisasi, terutama Pemuda Pancasila,” ujar pria yang akrab dipanggil Ucok Majestik ini, kemarin (25/4).

Hal ini dikatakannya saat menanggapi aksi unjuk rasa kader Pemuda Pancasila ke kantor MPW Pemuda Pancasila Sumut, Kamis (21/4) lalu. Menurutnya, aksi unjuk rasa itu merupakan sikap arogansi dan kurang paham akan organisasi. “Dan kalaupun ada permasalahan, maunya dibahas secara bersama-sama dengan wakil masing-masing. Jangan sampai aksi unjuk rasa, itu tak beritikad baik,” tambahnya.

Ucok Majestick sendiri mengaku malu terhadap aksi tersebut. Sebagai Pini Sepuh PP Sumut yang telah berjuang keras memperjuangkan dan membesarkan organisasi harus ternoda oleh aksi-aksi segelintir orang. “Ini mencoreng Pemuda Pancasila Sumut dan pimpinan organisasi,” jelasnya lagi.

Dia menduga pengunjuk rasa disusupi pihak-pihak lain yang bisa berakibat fatal dengan menimbulkan korban jiwa. Namun hingga selesainya aksi, keributan yang bisa berbuat fatal tak terjadi.

Ucok Majestick juga salut terhadap kepolisian yang bisa membuat suasana aman dan konsudif. Pintanya, Pemuda Pancasila Sumut harus mewaspadai gerakan-gerakan organisasi terlarang seperti PKI yang merupakan musuh utama bangsa dan Pemuda Pancasila. “Gerakan-gerakan PKI saat ini sudah mulai nampak, dan itu harus diwaspadai. Juga pengurus dan anggota PP Sumut harus mewaspadainya karena bisa saja masuk ke tubuh organisasi,” harapnya.
Pemuda Pancasila Sumut terbukti sebagai garda terdepan menumpas dan menghancurkan PKI di Sumut pada tahun 1965 lalu. Bersama Pendi Keling, H Yan Paruhum Lubis serta pengurus lainnya bersatu padu menumpas PKI walau sampai menimbulkan korban jiwa. “Buktikan Pemuda Pancasila Sumut menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan dan membangun bangsa,” harapnya lagi.(ade)

Telkomsel Luncurkan Smartphone NOX.X

MEDAN -Telkomsel bersama PT Cahaya Citra Infocomm (CCI) memperkenalkan produk smartphone NOX.X pertama di Indonesia. Pelanggan yang membeli paket smartphone Android NOX.X Terminator dan NOX.X in Black yang di-bundle dengan perdana simPATI freedom dapat menikmati gratis paket data TELKOMSELFlash selama 6 bulan.
Permintaan pasar Indonesia akan aplikasi data yang mendukung layanan multimedia dan jejaring sosial pada ponsel saat ini tumbuh sangat signifikan. Telkomsel dan NOX.X tertantang untuk mengembangkan dan memperkenalkan paket bundling smartphone Android berkualitas dengan harga terjangkau sekaligus menghadirkan user experience Android ke tingkat yang berbeda.

GM Device Bundling Management Telkomsel Heru Sukendro mengatakan, Telkomsel  terus berupaya menyediakan pilihan paket smartphone Android yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan mobile lifestyle masyarakat. Harapannya, lebih banyak masyarakat yang mengenal layanan Android dengan mengeksplorasi serta menikmati pengalaman menggunakan smartphone Android didukung jaringan berkualitas Telkomsel.

Smartphone NOX.X Terminator dan NOX.X in Black dirancang khusus untuk menghadirkan kenyamanan dalam menggunakan layanan multimedia seperti YouTube dan layanan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Foursquare. Penggunaan platform Android untuk menampilkan aplikasi-aplikasi tersebut jauh lebih intuitif dibandingkan dengan platform lain.

NOX.X Terminator dan NOX.X in Black memanfaatkan sistem operasi Android 2.2 Froyo yang bisa di-upgrade menjadi Android 2.3 Gingerbread. Kecanggihan kedua smartphone ini juga didukung teknologi GSM/GPRS/EDGE, serta dilengkapi fitur Wi-Fi 802.11b/g, Bluetooth 2.1 + EDR, radio FM wireless, kamera 2 megapiksel, G-Sensor, accelerometer, dan A-GPS. Melalui kedua smartphone Android ini, pelanggan juga bisa mengunduh lebih dari 300.000 aplikasi menarik yang tersedia di Android Market.

NOX.X Terminator merupakan smartphone dengan layar sentuh HVGA berukuran 3,2 inci yang dilengkapi trackball untuk navigasi. Paket yang dijual hanya dengan harga Rp 1.299.000 ini diperuntukkan bagi kalangan remaja, pelajar, dan mahasiswa. Sementara itu, NOX.X in Black memiliki layar sentuh kapasitif HVGA berukuran 3,5 inci. Dengan desain lebih ramping dan elegan, smartphone yang dihadirkan khusus bagi segmen profesional muda dan sosialita ini dapat diperoleh dengan harga Rp 1.699.000.

Pelanggan yang membeli paket bundling simPATI freedom-NOX.X dapat menikmati gratis paket data TELKOMSELFlash sebesar 125 MB di bulan pertama.  Hanya dengan melakukan isi ulang pulsa minimal Rp50.000 perbulan,  langsung dapatkan gratis paket data TELKOMSELFlash 175 MB setiap bulan pada bulan kedua hingga keenam. Selain itu gratis 100 SMS ke semua operator, SMS Emoticon, Nada Sambung Pribadi (NSP), ringtone, games, dan wallpaper di  paket perdana simPATI freedom. (sih)