28 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 15297

Mayat Bayi Dibuang di Pangkalan Angkot

MEDAN- Diduga dari hasil hubungan gelap, bayi yang diperkirakan berumur 9 bulan dibuang orangtuanya di sekitar Jalan Sumber Utama, Lingkungan XII, Kelurahan Harjo Sari II, Kecamatan Medan Amplas, tepatnya di kanal stasiun angkot 05, Minggu (15/5) pukul 07.00 WIB.

Bayi berjenis kelamin perempuan yang dibungkus plastik asoy warna biru ini, pertama kali ditemukan supir angkot 05 bermarga Silalahi. Kemudian temuan itu diberitahukannya kepada warga sekitar dan melaporkannya ke Kepling Lingkungan XII, Purwodadi yang meneruskannya ke Polsek Patumbak. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, bayi yang masih lengkap dengan tali pusarnya langsung dibawa ke RSU Pirngadi Medan untuk penyelidikan.

Menurut keterangan Sinaga, supir yang berada di lokasi, sebelum ditemukan bayi tersebut, sekira 15 menit, ada mobil BMW warna hitam BK 212 T terparkir di sekitar stasiun. “Kecurigaan kami ada pada seorang pria yang turun dari mobil tersebut, kemudian setelah dia pergi kami melihat bayi perempuan di bawah pohon seri ini,” ujar Sinaga sambil menunjukkan lokasi penemuan bayi.

Dijelaskan Sinaga, ciri-ciri pria yang dicurigai tersebut, bekumis, pantat tepos makai celana jeans dan kaos warna gelap terlihat membuka bagasi mobil dan terlihat seperti kebingungan. “Kondisi mobil dalam keadaan hidup, pintu tebuka dan pemiliknya seperti kebingungan yang kemudian langsung meninggalkan lokasi,” ucap Sinaga yang dari pagi sudah mangkal di stasiun.

Tak lama kemudian, supir lainnya, Silalahi duduk di bawah pohon seri dan mencium aroma bau yang tidak sedap dari bungkusan plastik yang dihinggapi lalat. Setelah diperhatikan ternyata bungkusan tersebut bayi. “Kemudian aku beritahukan dengan warga yang langsung melaporkannya ke kepling,” cetus Silalahi. (adl/mag-7)

Seorang Perompak Diamankan

BELAWAN- Direktorat Polisi Perairan (Dit Pol Air) Polda Sumatera Utara (Sumut) menangkap seorang perompak yang selama ini kerap meresahkan nelayan di perairan pantai timur Sumatera Utara. Tersangka diamankan di Perairan Belawan. Namun, pihak Polair tidak bisa dikonfirmasi terkait penangkapan tersebut.

Menurut sumber terpercaya di Polair saat dihubungi via ponselnya mengatakan, ada seorang perompak yang diamankan Polair. Namun, saat dimintai data penangkapan tersebut dia tidak bersedia memberikannya. “Maaf Bang, saya masih banyak kerjaan,” katanya dalam pesan singkat yang diterima dari handphonenya, Sabtu (14/5) malam.
Sementara, Kepala Unit (Kanit) I Tindak Polair Sumut AKP RG Sitinjak saat dikonfirmasi mengaku belum tahu atas penangkapan tersebut. “Saya belum dapat laporannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, apabila benar ada penangkapan atas perompak laut, kami belum bisa memberitahunya. “Kalau ada pun, tidak bisa diberikan karena masih dalam proses penyelidikan. Apabila diberitahukan nanti teman-temannya bisa kabur,” tambahnya. Sedangkan, Kasi Tindak Polair Sumut, Kompol J Tambah tidak mengangkat telepon selulernya. (mag-11)

Bukti Suarez

Liverpool vs Tottenham

LIVERPOOL-Sejauh ini Tottenham Hotspurs  telah terlempar dari zona Liga Champions. Empat tim sudah memastikan kaplingnya di ajang klub paling prestisius di tanah Eropa itu.

Manchester United, Chelsea, Arsenal dan Manchester City adalah empat tim dengan poin yang tak mungkin terkejar, apalagi disalip kontestan English Premier League (EPL) lainnya di dua pertandingan tersisa.
Kendati begitu pelatih Tottenham Hotspurs Harry Redknap tetap berani mengatakan jika raihan timnya saat ini lebih baik dibanding musim lalu.

Padahal, bersama Liverpool yang kini menempati peringkat kelima, anak asuh Harry Redknapp yang nangkring di posisi keenam hanya memiliki peluang berlaga di ajang Europa League, itu pun bila mampu menggeser posisi The Reds (julukan Liverpool).

Yang menarik, Spurs dan Liverpool akan saling jajal di Stadion Anfield, hari ini (15/5). Sebuah kemenangan akan membuat mereka tetap berlaga di Eropa musim depan, meskipun itu hanya Liga Europa.
“Jika kami finis di posisi kelima, bagi saya ini akan menjadi musim yang lebih baik daripada tahun lalu. Kami merayap ke peringkat empat tahun lalu. Kami melakukan hal yang lebih baik tahun ini dibandingkan tahun lalu,” ujar Redknapp seperti dilansir Goal.com.

“Kami mengalahkan tim seperti Inter Milan dan AC Milan di Liga Champion. Kami mendapatkan musim yang luar biasa,” lanjut pelatih kelahiran London itu.
Pelatih Spurs itu sedikit membahas apa yang didapatkan timnya musim ini, antara lain mampu membuat kejutan baik di Inggris maupun di Eropa dengan berada di empat besar Liga Premier untuk waktu yang cukup lama dan menembus delapang besar Liga Champion untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Kami berada di delapan besar Liga Champion dan menekan untuk berada di empat besar sepanjang musim. Kami berada di jalur yang tepat sepanjang musim ini,” ungkap Redknapp.
“Ini merupakan tahun yang fantastis, salah satu yang didapat Tottenham tidak tahu sejak kapan. Ini luar biasa,” tukasnya.

Bertandingan ke Stadion Anfiled nanti akan menjadi lawatan yang tak ringan bagi Spurs karena di kubu The Reds saat ini bercokol striker yang paling dikagumi Redknapp, Luis Suarez. Tak sekadar mengagumi, Redknapp pun menyesal karena beberapa waktu lalu tim pemandu bakat Spurs menampik kehadiran asal Uruguay itu di White Hart Lane.
Dalam laporannya tim pemandu bakat melaporkan bahwa Suarez tidak cukup bagus serta bakal menimbulkan overlapping posisi dengan Rafael van der Vaart.

“Mereka bilang dia terlalu mirip dengan Rafa. Anda tidak bisa memiliki dia bersamaan dengan Rafa. Dua-duanya pemain yang bermain agak ke dalam,” ungkap Redknapp di Guardian.
“Kami saat itu sedang mencari pemain yang bisa bermain lebih ke depan mendampingi Rafa. Mereka bilang Suarez tidak bisa melakukannya,” keluh Redknapp lagi.

Seperti sudah diketahui, Suarez memang hijrah ke Liverpool dengan nilai transfer 22 juta poundsterling. Selain telah mendulang empat gol, pergerakan Suarez  sangat membantu  rekan-rekannya.
Artinya, dengan bermodalkan skil yang dimiliki Suarez serta dibantu pemain lainnya, The Reds memiliki peluang untuk terus mengukuhkan dominasinya atas Spurs. Apalagi dari 68 pertemuan di antara kedua tim yang berlangsung di Stadion Anfield, The Reds meraih kemenangan sebanyak 44 kali, sedangkan Tottenham hanya menang 5 kali, dengan 19 pertandingan lainnya berakhir imbang. (jun)

Rencanakan Serang Polri

Tiga Tewas Baku Tembak di Sukoharjo

SUKOHARJO-Polisi menggerebek terduga teroris di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (14/5) dini hari. Tiga orang tewas setelah terjadi baku tembak. 2 orang terduga teroris dan 1 orang pedagang. 2 orang terduga teroris, Sigit Qurdowi dan Hendro. Sedangkan korban warga sipil, Nur Iman, yang sehari-hari berjualan hik (makanan khas Solo).

Menurut polisi, keduanya melakukan perlawanan dengan melepaskan tembakan saat hendak ditangkap. Sigit yang menjadi Amir Tim Hisbah diduga kuat tengah merencanakan penyerangan kepada pihak kepolisiann
“Mereka merencanakan pembalasan terhadap Polri pada bulan Mei 2011,” kata Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar dalam siaran pers, Sabtu (14/5).

Tim Densus 88 menembak mati keduanya dalam penggerebekan di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani Sukoharjo, sekitar pukul 01.15 WIB. Keduanya ditengarai terlibat sejumlah aksi teror. “Catatan keterlibatan 2 orang pelaku tersebut merupakan DPO bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon pada bulan Desember 2010 dan juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon,” terang Boy.

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari 2 pelaku yang tewas itu. 2 Pucuk senjata api FN, 1 pucuk senjata api Baretta, 1 buah granat manggis, dan sekitar 100 butir peluru senjata api FN.

Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Polisi Anton Bahrul Alam dalam keterangan pers di Mabes Polri menambahkan, keduanya juga ditengarai berkaitan dengan 4 orang tersangka lain yang sebelumnya ditangkap di Solo yaitu Edi Tri Wiyanto, Hari Budiarto, Ari Budi Santoso dan Arifin Nur Haryono.

“Jadi sekitar pukul 01.00 dua orang pelaku Sigit Qurdowi dan pengawalnya Hendro berboncengan sepeda motor keluar dari rumah daerah Cemani, Sukoharjo. Kedua pelaku ini melihat dua anggota kepolisian,” tutur Anton mengisahkan peristiwa baku tembak polisi dengan Sigit dan Hendro.

Kedua pria itu lalu menyerang anggota polisi menggunakan senjata api yang langsung dibalas polisi. Nur Iman, pedagang angkringan di lokasi kejadian, tewas terkena peluru nyasar.

“Ketika terdengar suara tembakan, masyarakat lalu keluar dan menonton peristiwa tersebut. Sigit Qurdowi yang menyerang anggota kepolisian dengan menembak membabi buta sehingga mengenai Nur Iman,” jelas Anton.
Setelah melumpuhkan keduanya, pihak kepolisian menggeledah rumah Sigit dan Hendro. Dari rumah itu, polisi mengamankan barang bukti berupa 3 pucuk pistol, 1 granat manggis yang masih aktif dan 100 butir amunisi campuran untuk senjata api pendek.

Tiga mayat korban baku tembak dalam penyergapan Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Polda Jateng di Cemani, Sukoharjo, kemarin (14/5) diotopsi di RS Bhayangkara. Tiga jenazah tersebut diangkut dengan menggunakan ambulans yang berbeda. Dua jenazah yang diduga jaringan teroris diangkut dengan menggunakan satu ambulans dan satu korban tewas salah sasaran tembak (Nur Iman) dibawa dengan menggunakan ambulans yang berbeda.
Jenazah tiba di RS Bhayangkara kemarin sekitar pukul 12.30 dengan iring-iringan ambulans milik DVI Dokpol RS Bhayangkara Jogjakarta. Tiga mayat itu langsung diotopsi petugas DVI RS Bhayangkara Semarang. Otopsi di RS Bhayangkara dijaga ketat polisi bersenjata lengkap. Wartawan tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit. Setelah menjalani otopsi, tiga mayat itu dilarikan ke rumah duka di Klaten dan Sukoharjo.

Menurut Kabid Humas Polda Jateng, Kombespol Djihartono, otopsi tersebut sengaja dilakukan di Semarang untuk mempermudah koordinasi dengan keluarga Nur Iman maupun dua terduga teroris lainnya. Selain itu, lokasi tewasnya para korban berada di Jawa Tengah.

“Untuk mempermudah koordinasi saja, lagi pula TKP-nya kan ada di Jawa Tengah,” ujar Djihartono kemarin.
Disinggung soal tertembaknya Nur Iman yang diduga salah sasaran, Djihartono memastikan bahwa Nur Iman tertembak bukan oleh peluru anggota kepolisian, melainkan senjata yang ditembakkan para teroris yang disergap.
Sebab, saat disergap, para pelaku terduga teroris tersebut melawan dengan cara menembakkan senjata ke arah petugas secara membabi buta. “Saat para pelaku menembakkan senjatanya ke arah petugas, satu peluru mengenai korban Nur Iman ini dan peluru tersebut mengenai dadanya,” tambah Djihartono.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang kemarin langsung menggelar jumpa pers soal kematian warga sipil Nur Iman dalam insiden baku tembak antara Densus 88 dan terduga teroris. Dia menegaskan, Iman tewas karena terkena peluru yang ditembakkan secara membabi buta oleh pelaku.

“Peluru yang mengenai Nur Iman, pedagang angkringan, berasal dari tembakan yang dilepaskan oleh tersangka dengan membabi buta. Tidak berasal dari petugas kepolisian,” kata Edward. “Untuk membuktikannya, akan diperiksa secara scientific crime identification melalui pemeriksaan lab (laboratorium, Red) dan sidik jari,” tambahnya.
Kapolda mengatakan, kecil kemungkinan peluru tersebut berasal dari senapan petugas. Sebab, tim Densus 88 dan Polda Jawa Tengah (Jateng) baru melepaskan tembakan setelah ada warga sipil yang terjatuh.

“Dua tersangka yang merasa terdesak langsung mengeluarkan tembakan membabi buta. Ada warga yang keluar untuk melihat dan terkena tembakan. Setelah tahu ada yang jatuh, pemimpin penangkapan menginstruksikan tim melepaskan tembakan untuk melumpuhkan dua tersangka,” imbuhnya.

Jajaran Mabes Polri turut berduka cita atas tewasnya seorang pedagang angkringan, Nur Iman, yang tewas dalam baku tembak antara Densus 88 dan pelaku teror di Sukoharjo. Keluarga Nur Iman akan diberi santunan.
“Kita turut prihatin dan belasungkawa. Insya Allah akan kita beri santunan,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam. Anton enggan membocorkan jumlah santunan yang akan diberikan. “Nominalnya tidak perlu disebutkan,” elaknya.

Menurut dia, Nur Iman tewas ditembak oleh terduga teroris, Sigit Qurdowi. “Iya (bukan ditembak polisi) karena pelaku Sigit Qurdowi yang menembak duluan dan kondisi di sana banyak warga yang menonton,” kata Anton.
Aparat kepolisian juga tidak sempat melakukan sterilisasi lokasi. “Karena dia nembak duluan,” ujarnya. Namun demikian, kata Anton, sesuai prosedur tetap terduga teroris harus dilumpuhkan karena telah mengorbankan sipil.

Komnas HAM Turun Tangan

Komnas HAM Persoalkan Penggerebekan Teroris di Sukoharjo
Penggerebekan terduga teroris yang menewaskan seorang pedagang, Nur Iman, menyedot perhatian Komnas HAM. Komnas HAM akan turun tangan memonitoring prosedur penangkapan dan penindakan teroris.
“Kami akan melakukan monitoring peristiwa operasi Densus 88 yang terjadi beberapa bulan, termasuk penggerebekan yang terakhir di Sukoharjo dan Klaten,” kata Ketua Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ifdhal Kasim, Sabtu (14/5).

Ifdhal mengatakan, Komnas HAM akan mendalami konteks prosedur penindakan, penahanan, dan penangkapan terduga teroris apakah sudah sesuai dengan UU Antiteroris atau seperti apa. Ini akan didalami dan kita akan ke lapangan,” ujarnya.

Menurut dia, penggerebekan di Sukoharjo dan Klaten telah ada proses pengintaian orang yang diduga teroris sebelumnya. “Dalam penangkapan orang yang diduga teroris, kami lihat sebagian operasi ini menyimpangi hukum acara pidana yang mengatur penangkapan. Misal Klaten, dan Sukoharjo menangkap keluarga, istri anak-anak dari terduga teroris,” paparnya.

Ifdhal berpendapat, hal tersebut dari sudut pandang HAM dipertanyakan keperluan dan proporsional ikut mengamankan dan menangkap keluarga, istri bahkan anak-anak terduga teroris.

“Polisi seharusnya mengedepankan nilai HAM apakah anak, istri dan keluarga proporsional diamankan, ditahan untuk mendapat informasi terkait aktivitas suami mereka sebagai pelaku teroris,” kata Ifdhal.
Ifdhal menambahkan penegak hukum juga diberikan pengecualian untuk menggunakan kekerasan seperti penembakan dalam upaya pengamanan dan
mencegah kerugian masyarakat secara lebih luas dari ancaman teroris, misalnya pelaku teroris membawa bom, dan senjata.

“Absah, dibenarkan jika polisi melakukan penembakan atau melumpuhkan teroris ini jika membahayakan keamanan. Jadi tidak bisa dibilang melanggar HAM. Yang menjadi soal adalah yang di luar keperluan itu, apakah proporsional menangkap istri dan anaknya. Ini masih daerah abu-abu yang dipersoalkan dalam perlindungan hak warga negara dari teroris,” kata Ifdhal.
(vj/c11/zal/isk/c6/kum/jpnn)

Gerobak Penuh Darah Ditinggal Polisi

Nur Iman, Korban Salah Sasaran yang Tewas saat Baku Tembak Densus 88 dan Teroris

Baku tembak antara Densus 88 dan dua orang yang terduga teroris dini hari kemarin memakan korban warga sipil. Nur Iman, yang sehari-hari berjualan hik (makanan khas Solo), tewas dalam baku tembak itu. Benarkah dia hanya korban salah sasaran? Bagaimana kesaksian warga di tempat kejadian?

FERI ARDI SUSANTO, Solo

TAK sulit mencari rumah Nur Iman. Lokasinya tak jauh dari TKP (tempat kejadian perkara) baku tembak antara tim Densus 88 dan terduga teroris. Yakni, di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Menuju rumah Nur harus melewati gang sempit yang hanya cukup dilalui satu motor. Rumah itu sangat sederhana, kira-kira berukuran 8×10 meter. Di depan rumah tampak gerobak hik bercat biru yang biasa digunakan Nur untuk berjualan. Menurut Muhono, 42, kakak ipar Nur, setiap hari adiknya berjualan hik mulai pukul 17.00.

Ketika Radar Solo (Group Sumut Pos) datang kemarin siang, rumah Nur tak berpenghuni. Di dalam rumah tampak beberapa perabot, seperti kulkas, sebuah televisi, dan seperangkat kursi tamu. Istri dan dua anak Nur tak berada di rumah. Menurut warga, mereka dibawa polisi setelah baku tembak reda.

Nur menikah dengan Waliyem, 37. Mereka dikaruniai dua anak, Rizky, 9, dan Ririn, 3. Menurut Muhono, sebelum berjualan hik, Nur bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik tekstil di Sukoharjo. Selain berjualan hik, Nur bekerja secara serabutan di siang hari. Pekerjaan itu ditekuni pria asal Desa Besole, Kecamatan Wonosari, Klaten, tersebut sejak enam tahun lalu.
“Kalau siang biasanya kerja serabutan. Kadang buruh tukang bangunan, kadang juga ikut tetangga menjual besi rongsokan,” terang Muhono kepada Radar Solo.

Selain dengan istri dan dua buah hatinya, Nur tinggal bersama ibu mertuanya, Ny Harso Mulyono. Bagi keluarga dan warga masyarakat sekitar, Nur dikenal berperilaku baik, rajin, dan aktif dalam kegiatan masyarakat. Karena jiwa sosialnya yang cukup tinggi, dia dipercaya menjadi salah satu pengurus di RT setempat untuk mengurusi bidang penerangan dan perlengkapan.

Tanggung jawab Nur terhadap jabatan ini juga cukup tinggi. Muhono menyebut, setiap kali ada lampu penerangan jalan yang mati di sekitar RT-nya Nur langsung menggantinya. Inilah yang membuat para tetangga begitu kehilangan setelah Nur tewas dalam baku tembak tersebut.

Meski Nur disebut korban salah sasaran, kemarin sempat muncul selentingan kabar bahwa dia dianggap terlibat dalam jaringan organisasi Islam radikal. Terhadap kabar itu, keluarga dan sejumlah warga yang mengenalnya membantah keras.

“Dia (Nur) hanya korban salah sasaran. Nggak mungkin dia terlibat teroris,” kata Tarso Wiyono, 80, paman Nur, kepada Radar Solo.

Pernyataan tersebut dikuatkan salah seorang perempuan yang mengaku pernah mengontrak rumah selama beberapa tahun di sebelah rumah Nur. Menurut wanita warga Telukan, Grogol, Sukoharjo, yang namanya enggan dikorankan itu, Nur tidak pernah terlibat aksi terorisme. “Aku ngerti Nur suwe (saya tahu Nur lama). Wong neng mesjid wae ratau, opo meneh melu organisasi teroris sing koyo ngono. Aku sing dudu apa-apane ratrimo nek Nur dicap teroris (Wong ke masjid saja tak pernah, apalagi ikut organisasi teroris seperti itu. Saya yang bukan apa-apanya tidak terima kalau Nur dicap teroris),” beber wanita tersebut.

Aksi baku tembak antara Densus 88 dan teroris dini hari kemarin membuat warga di Kampung Dukuh, RT 2/RW III, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, mendadak gempar. Rentetan tembakan terdengar beberapa kali di kawasan tersebut. Sriyono, perangkat Desa Sanggrahan, yang rumahnya hanya berjarak 50 meter dari TKP, sontak bangun dari tidur nyenyaknya saat baku tembak terjadi. Merasa ada sesuatu yang janggal, dia memberanikan diri untuk keluar rumah. Setelah keluar, dia dihampiri dua anggota Densus 88 dari arah selatan yang mengendarai sepeda motor. Aparat Densus itu menyuruhnya masuk rumah kembali.

Setelah situasi dirasa aman, Sriyono beserta belasan tetangganya mulai keluar rumah untuk mengecek situasi sekitar. Sasarannya gerobak hik Nur Iman yang berjarak hanya beberapa meter sebelah selatan TKP. Setelah sampai di lokasi, Sriyono beserta warga lain tidak menemukan sosok Nur. Mereka hanya mendapati gerobak hik yang sudah berlumur darah. Ketika Nur dicari di rumahnya, justru rumah tersebut kosong melompong dan tidak ada penghuninya.

“Kami bahkan belum mengetahui kondisi Nur dan keluarga yang kabarnya dibawa oleh Densus 88, entah ke mana,” kata Sriyono.

Untuk mencari kejelasan nasib Nur dan keluarganya, kerabat dekat maupun perangkat desa mendatangi Mapolsek Grogol untuk meminta kejelasan polisi. “Pagi tadi (kemarin) setelah kejadian, kami mendatangi Polsek Grogol untuk minta kejelasan terkait dengan keadaan Nur dan keluarganya. Kami tidak terima Nur dan kampung kami dianggap sarang teroris. Kalau memang Nur dianggap teroris, seharusnya ada bukti. Kalau tidak, mengapa bisa jadi korban salah sasaran?” kata Sriyono.(jpnn/nan/c2/kum)

466 Siswa SMA Sederajat tak Lulus UN

Jumlah Tertinggi di Kota Medan

MEDAN-Seluruh siswa tingkat SMA sederajat yang mengikuti Ujian Nasional (UN) di Sumut sudah bisa mengetahui kelulusannya di masing-masing sekolah, Senin (16/5) besok. Kepala Disdik Sumut diwakili Sekretaris Disdik Sumut Bahauddin Manik didampingi Ketua UN Sumut 2011 Ilyas Sitorus, Bendahara UN Sumut 2011 FD Asian Hutasoit dan Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Sumut H Yulizar, telah membagikan berkas data kelulusan UN siswa tingkat SMA sederajat kepada seluruh Kepala Disdik kabupaten/kota, Sabtu (14/5) di Kantor Disdik Sumut, Jalan Cik Ditiro Medan.

Ketua UN Sumut 2011 Ilyas Sitorus menjelaskan, tingkat kelulusan siswa pada UN 2011 ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 99,28 persen. “Pada tahun ini tingkat kelulusan siswa meningkat hingga 99,67 persen. Dan persentase kelulusan ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase kelulusan siswa secara nasional yang mencapai 99,51 persen, dan ini merupakan satu prestasi,” katanya.

Ilyas memaparkan, dari 116.918 peserta UN tingkat SMA/MA di Sumut yang tak lulus hanya 0,21 persen atau sebanyak 242 orang. Sedangkan dari 67.202 peserta UN tingkat SMK di Sumut yang tak lulus hanya 0,33 persen atau sebanyak 224 orang. Jadi, jumlah siswa yang tak lulus di Sumut untuk SMA sederajat 466 orang.
Lebih lanjut Ilyas menjabarkan, dari 116.918 peserta UN tingkat SMA/MA di Sumut untuk Jurusan Bahasa jumlah peserta 116 orang dan lulus 100 persen. Jurusan IPA jumlah peserta 62.331 orang dengan 74 orang tak lulus. Jurusan IPS jumlah peserta 54.309 orang dengan 168 orang tak lulus. Dan Jurusan Keagamaan jumlah peserta 162 orang dan lulus 100 persen.

Dari data yang diperoleh wartawan, jumlah siswa tak lulus terbanyak berada di Kota Medan dengan jumlah 43 orang, di urutan kedua Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah 41 orang dan di urutan ketiga kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 33 orang.

Tapi, jika dilihat dari persentase ketidak lulusan, yang paling tinggi berada di Kabupaten Samosir dengan 2,79 persen (23 orang), di urutan kedua Kabupaten Tapanuli Utara dengan 1,90 persen (41 orang) dan di urutan ketiga Kota Pematangsiantar dengan 0,74 persen (29 orang).

Bendahara UN Sumut 2011 FD Asian Hutasoit mengatakan, saat dia berada di Jakarta untuk mendapatkan data kelulusan siswa tingkat SMA sederajat Sumut, ia sempat khawatir. Pasalnya, ia sempat membaca running teks resmi dari Kemendiknas di TV One yang menyebutkan terdapat 5 sekolah yang siswanya 100 persen tak lulus. Dan setelah mendapatkan data tersebut, ternyata tak satu pun sekolah di Sumut yang siswanya tak lulus 100 persen. “Saya sempat was-was, tapi ternyata Sumut bukan satu daerah yang terdapat di dalamnya sekolah yang siswanya tak lulus 100 persen, Sumut aman,” kata Doli, panggilan akrabnya.

Disdik Sumut telah mencetak data tersebut untuk masing-masing sekolah di masing-masing kabupaten/kota di Sumut. “Hingga saat ini, data yang sudah selesai dicetak mencapai enam kabupaten/kota, dan diutamakan kabupaten/kota terjauh. Hal ini untuk mengantisipasi agar pengumuman kelulusan dapat dilakukan sesuai jadwal. Pencetakan dilakukan di percetakan Disdik Sumut yang berada di Jalan Bilal Medan,” papar Doli.
Selama dua hari di Jakarta, Doli juga mendapatkan informasi ada nilai kritis atau nilai nol untuk satu mata pelajaran yang didapat beberapa siswa. Doli mengimbau kepada Kepala Disdik kabupaten/kota menginformasikan hal tesebut kepada kepala-kepala sekolah. Jadi, kepala sekolah diimbau untuk memeriksa dengan seksama hasil UN para siswanya.

“Harus dipastikan apakah siswa memang benar absen pada ujian mata pelajaran tersebut hingga mendapatkan nilai nol. Pihak sekolah ditenggat waktu selama sebulan untuk melaporkan hal tersebut, dan komplain diajukan ke Unimed dengan membuat surat secara resmi,” jelasnya.

Saat ditanya, jika ada siswa di satu sekolah yang memiliki permasalahan seperti hal tersebut, apakah pengumuman kelulusan siswa ditunda? Doli menjawab, “Ya, harus ditunda hingga semua masalah telah selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdik Sumut Bahauddin Manik mengatakan, dalam pelaksanaan UN 2011 ini, ia mengaku salut kepada jajaran di Disdik kabupaten/kota yang mampu melaksanakan UN dengan sukses. Penghargaan tersebut diberikan karena jajaran Disdik kabupaten/kota bisa sukses menjalankan UN menggunakan dana sendiri terlebih dahulu. “Karena pada pelaksanaan UN 2011 ini dana operasionalnya sedikit tersendat dari pusat. Saya kagum karena jiwa patriotik atau daya juang para pelaku pendidikan di Sumut ini masih tinggi,” jelasnya.

Menurutnya, pelaksanaan UN merupakan pesta besar dalam dunia pendidikan. “Diibaratkan pesta, tentunya, selalu ada saja piring yang pecah atau sendok yang hilang. Namun, itu yang menjadi tugas utama bagi seluruh pelaku pendidikan untuk memaksimalkan kinerja di lininya masing-masing,” kata Bahauddin.

Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Sumut H Yulizar menuturkan, persentase kelulusan siswa tingkat MA pada UN 2011 ini meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2010 lalu persentase kelulusan mencapai 99 persen. “Tahun ini persentase kelulusan siswa meningkat. Namun, saya belum melakukan kalkulasi, peningkatannya mencapai nol koma beberapa persen,” jelasnya.

Yulizar menjabarkan, untuk Jurusan IPA dari jumlah peserta 8.370 siswa, hanya 10 orang yang tak lulus. Jurusan IPS dari 10.095 siswa hanya 30 orang yang tak lulus. Jurusan Bahasa dari 85 siswa kesemuanya lulus. Begitu pula Jurusan Keagamaan dari 162 siswa kesemuanya lulus. (saz)

Mencari Pijakan

PSMS vs Mitra Kukar

TENGGARONG-Hasil imbang yang diraih PSMS di laga perdana Babak 8 Besar Divisi Utama menjadikan langkah ke semifinal tersendat. Hari ini, saat melawan Mitra Kukar, kemenangan wajib diraih. Bukan hanya sekadar menang, namun juga harus dengan skor besar.

Dua syarat itu wajib dipenuhi, karena bukan tidak mungkin untuk menentukan siapa juara Grup B nantinya akan ditentukan dari koleksi gol. Maklum, dengan hasil imbang yang diraih keempat tim, peluang melaju ke babak berikutnya masih sama besar. Meski hal itu sulit diwujudkann
namun asa itu masih ada.

Asisten Pelatih PSMS, Edi Saputra mengaku, sudah menyiapkan taktik jitu menahan serangan kubu lawan. Berbeda saat bertemu PSAP Sigli, dia sudah menyiapkan sedikit perubahan taktik di laga kedua ini.

“Kami ubah sedikit. Pemain Mitra Kukar punya pengalaman, tapi kami tidak gentar,” tuturnya, saat disambangi Kaltim Post (grup Sumut Pos), di Hotel Fatma, tempat  kesebelasan PSMS Medan menginap.

Ketiadaan Luis Vagner memang membuatnya khawatir. Meski demikian, Edi menganggap absennya Vagner di pos pertahanan dipastikan tak mengurangi kekokohan lini belakang. Bahkan, ia menegaskan pengganti Vagner sama kuatnya mampu menahan laju gempuran penyerang lawan.

“Saya sebenarnya agak kecewa Vagner terkena kartu merah. Tapi itulah pertandingan kami harus siap berbagai kemungkinan,” paparnya.

Peluang itu tentu saja akan dimanfaatkan Mitra Kukar untuk menghabisi Ayam Kinantan, julukan PSMS Medan.
“Penyempurnaan permainan harus terus kami asah. Banyak sejumlah peluang sewaktu bentrok Persiba Bantul belum berbuah gol. Pemantapan penyelesaian akhir jadi tugas utama,” kata Asisten Pelatih Mitra Kukar, Assegaf Razak.
Dikatakan Assegaf, kekuatan ke-4 tim yang tergabung di Grup B cukup merata. “Peluang semua tim saya kira seimbang. Tinggal siapa yang lebih siap, itu yang berpeluang besar meraih kemenangan,” paparnya.
Mitra sendiri, kemarin, tidak berlatih di lapangan rumput, padahal panitia penyelenggara (Panpel) sudah menyiapkan tempat. Pagi harinya mereka hanya jogging, sekadar mengembalikan kondisi kebugaran. Maklum, dengan hanya beristirahat sehari,  fisik pemain bisa terkuras jika terus-terusan digenjot.  (ede/obi/jpnn)

Hot OK, Free Sex No

Uli Auliani kembali memamerkan kemolekan tubuhnya di film terbarunya, Akibat Pergaulan Bebas. Namun, Uli mengaku tak khawatir mendapat imej negatif karena penampilannya di film yang selalu hot.
“Nggak khawatir. Biarkan orang menilai akting aku dalam film ini,” bilang Uli, saat ditemui di Planet Hollywood, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meski sering tampil seksi, Uli selalu menjaga pergaulan. Ia mengaku tak pernah terlibat free sex (seks bebas) seperti di film yang dibintanginya.

“Aku selalu menghindari yang nggak jelas. Untuk menghindarinya, aku selektif saja dalam pergaulan. Jadi aku bertemen sama temen yang baik-baik saja. Kalau mulai ada teman menyimpang, lebih baik menjauh,” terangnya.
Uli juga berusaha menjaga iman dalam pergaulan. “Mau hidup dalam pergaulan sebebas apapun kalau kita punya pondasi iman yang kuat, aku rasa sih rintangannya bisa dihadapi. Nggak bakalan terjerumus sampai ke seks bebas,” ujarnya.

“Dalam hidup, aku lebih baik nggak punya temen daripada punya temen yang ke arah nggak bener,” cetus Uli.(rm/ald/jpnn)

Tiga Wanita Mau Dijual ke Malaysia

Polisi Gulung Tersangka Sindikat Trafficking di Jalan Medan-Binjai

MEDAN- Personel Polsekta Medan Sunggal bersama TNI AD berhasil menggagalkan sindikat perdagangan manusia (trafficking) ke Malaysia saat melakukan razia di Jalan Medan-Binjai Km 16, Sabtu (14/5) dinihari. Petugas berhasil mengamankan tiga wanita dan menangkap seorang koordinatornya.

Ketiga korban masing-masing Harni (31) dan Sutani (38), warga Nganjuk, Jawa Timur, Sri Wanti (18), warga Pangkalan Brandan, Sumut. Sedangkan koordinatornya, Irwan Lubis (40), warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Binjai.
Ketiga wanita yang nyaris menjadi korban mengaku, akan diberangkatkan dari Belawan dengan menggunakan Kapal Feri, Sabtu (14/5) pukul 06.00 WIB. Namun, saat berangkat dari Binjai menuju Belawan dengan menumpangi mobil Phanter berplat polisi BK 1035 EW ditangkap petugas saat menggelar razia di Jalan Medan-Binjai Km 16. “Kami mau mencari kerja di Malaysia sebagai pelayan di restoran, Mas,” aku Sri Wanti, yang mengaku hanya tamat SMA.
Korban lainnya, Harni mengaku, dia dan temannya Sutani diajak oleh Suci (25), warga Medan yang kuliah di Surabaya. Dari Surabaya mereka dibawa ke Medan dan tinggal di rumah rekan Suci, bernama Ratna (36) di kawasan Helvetia Medan.

“Selama di rumah Ibu Ratna kami nggak boleh keluar, dan kami hampir satu bulan di rumahnya,” beber Harnin
Menjelang berangkat, Harni dan Sutani dijemput Irwan dengan mobil Panther. Kemudian mereka ke Binjai untuk menjemput Sri bersama-sama berangkat menuju Belawan. “Saat berangkat kami kena razia,” imbuh Harni.

Sementara Irwan Lubis saat ditangkap petugas terlihat gugup. Pasalnya, saat diperiksa telepon genggam berisikan SMS yang berisikan kata-kata, “Mas, ada tuh cewek asli 18 tahun tapi saya buat dia pasport 21 tahun cantik dan masih mungil harganya 4.000 (tak ditulis mata uangnya) ya, karena masih ada dua lagi yang cantik dan mungil siap kirim.”
SMS itu ditujukan kepada seorang wanita untuk merekrut para korbannya. Meskipun demikian, Irwan membantah kalau ketiga wanita itu akan dijualnya ke Malaysia.
“Saya tidak tahu itu,” jawab Irwan singkat.

Setelah ditunjukkan isi SMS dari telepon genggamnya, Irwan tampak semakin gugup. Pria berkulit hitam itu kemudian beralasan bahwa ia punya kakak yang menikah dengan polisi Malaysia. Rencananya, ketiga wanita itu akan dibawanya ke tempat kakaknya.

Selain Irwan, dan ketiga korbannya, petugas juga mengamankan dua supirnya Andy Surya (31) dan Yudi (26). Keduanya abang beradik tinggal di Jalan Sudirman Tanjung Balai. Keduanya mengaku hanya sebagai supir mobil yang dirental Irwan.

“Kami tidak tahu bang, kami hanya supir saja. Kami disuruh menjemput ketiga wanita itu dari tempat yang berbeda dan kami dikasih imbalan Rp50 ribu untuk tiap kali mengantar, cuma kami tidak kenal mereka itu,” aku Andi Surya.
Kapolsekta Medan Sunggal, Kompol Sony Marisi Nugroho saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, jaringan para penjual wanita ini masuk dalam jaringan penjualan wanita antarnegara tidak hanya ke Malaysia tetapi ke negara Asia lainnya.

“Bukan hanya Indonesia tetapi juga ke negara-negara lainnya termasuk Pakistan dan India. Permainanya cukup rapi seperti supirnya tidak mengetahui siapa yang dijemputnya dan koordinatornya tidak mengetahui supirnya, jaringannya cukup rapilah ,”ujar Sony.

Dijelaskannya, mata rantai sindikat penjualan manusia ini dilakukan oleh orang-orang yang cukup profesional. “Kasih waktu bagi kita untuk mengungkapnya,” jelasnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) mengatakan kasus trafficking (perdagangan manusia di bawah umur) dengan korban remaja putri di Sumatera Utara (Sumut) belakangan kian marak. KPAID Sumut mengakui ada peningkatan jumlah kasus pada 2010 ini dibanding 2009 lalu.

Komisioner KPAID Sumut, Elvi Hadriany mengatakan meningkatnya kasus trafficking semakin menunjukkan keberadaan ABG saat ini sangat rawan dari tindakan kejahatan perdagangan seksual.

“Saya melihat saat ini kondisinya sudah cukup rawan anak-anak remaja sekarang sudah banyak menjadi korban gaya hidup dan juga pergaulan. Jadi bukan hanya dari faktor ekonomi saja,” tutur Elvi kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Meski kasus ini meningkat, KPAID Sumut tidak memiliki data persis jumlah korban kasus trafficking di Sumut. Elvi hanya menyebutkan, sepanjang 2010 ada peningkatan dibanding 2009, itu yang terungkap di sejumlah daerah yang KPAID monitoring melalui pemberitaan media.

“Belum ada yang mengadu secara langsung kepada kita,” ungkap Hadriany.

Terkait dengan Sumut sebagai salah satu jalur trafficking yang sangat strategis, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA), Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, Sumut bukan sebagai tempat perekrutan trafficking tetapi hanya sebagai tempat persinggahan untuk keluar, “Jadi salah satu yang mesti perlu diperhatikan adalah koordinasi pengamanan di antara sesama gugus tugas apakah dari provinsi pengirim dalam artian tempat perekrutan, dengan pihak keamanan yang ada di Sumut guna memberantas kasus trafficking ini,” ujarnya. (mag-8/net/jpnn)

Gantikan Suami Nulis Togel, Ditangkap

Medan- Seorang ibu rumah tangga, A br Simbolon (55), warga Cinta Damai, Percut Sei Tuan dibekuk petugas di rumahnya. Dia tertangkap tangan sedang menulis togel, Sabtu (14/5) sore pukul 16.00 WIB.

Menurut A br Simbolon, dia menulis togel karena suaminya sedang pergi ke pesta. “Saya hanya menulis sementara saja karena suami saya sedang pergi ke pesta. Sebenarnya yang menulis togel itu suami saya, bukan saya,” jelasnya.
Diceritakannya, suaminya memintanya untuk menggantikan menulis togel hingga pulang pesta. “Saya dititipkan suami karena pembeli sudah banyak. Padahal saya bilang kepada pembeli nanti saja tunggu suami saya pulang. Tapi karena pembeli memaksa ingin memasang nomor terus, maka saya tulis. Saat petugas tiba, pembeli pada lari semua,” tambahnya.

Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak SH MH mengaku, kasus tersebut sedang ditangani karena tersangka baru saja dibekuk. Diterangkan Maringan, barang bukti yang diamankan, dua kertas rekapan togel, uang tunai dan  pulpen.(jon)