27 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15318

Serba Durian

Kolak Durian Mantap

Durian merupakan salah satu buah-buahan yang terkenal di Kota Medan. Bahkan, buah yang memiliki rasa harum yang tajam ini telah menjadi ikon Kota Medan. Jadi tidak heran, bila orang dari luar kota selalu mencoba.

Karena kesukaan orang terhadap buah ini, berbagai panganan yang menggunakan durian menjadi pilihan para pengusaha untuk mendapatkan pelanggan.

Seperti pancak ke durian, pulut durian dan lainnya. Saat ini, panganan dari durian yang paling digemari di kalangan masyarakat, para mahasiswa yaitu kolak durian. Soalnya kolak durian ini, rasa enak dan membuat dahaga segar.
Dimana panganan yang mencampur antara pisang, pulut, jagung dan durian menjadi panganan yang segar. Bahan antara durian dan jagung yang membedakan kolak durian dengan es kolak lainnya.

Walaupun pada dasarnya bahan utama seperti pulut, pisang, santan dan gula merah tetap sama.
Salah satu kolak durian yang paling diminati masyarakat yaitu kolak durian mantap. Yang sudah memiliki 8 cabang di Kota Medan, sejak mulai beroperasi 3 tahun yang lalu.

Tia, sang pemilik kolak durian mantap mengatakan awalnya ide jualan kolak durian, karena banyak yang suka dengan buah durian. Hanya saja harga buah ini mahal. “Jadi dengan harga yang terjangkau maka kita dapat menikmati rasa durian,” ujarnya.

Sementara itu 8 cabang yang ada di Kota Medan, yaitu 2 di daerah Jalan Dr Mansyur, 1 di Jalan Selayang, 1 di Jalan Sunggal, 2 di Jalan Binjai, dan 2 di Jalan T Amir Hamzah. Kesemua cabang kolak durian tersebut memiliki ciri khas menunjukkan dagangannya selalu menggunakan mobil pick up yang diparkirkan di tepi jalan.

“Awal nya saya jualan di Jalan Dr Mansyur, tepatnya dekat USU, tetapi karena semakin banyak peminatnya, Alhamdulillah usaha ini jadi berkembang,” ujar Tia yang merintis usahanya sejak tahun 2009.

Sementara itu ada 9 jenis minuman yang ditawarkan di kolak durian mantap ini, mulai dari es kolak durian, es teler, es pokat durian, es kolak pisang, es koteng, es jagung durian, es campur, es lengkong dan es jali-jali.
Dalam menu ini, ada beberapa menu es yang tidak perlu menggunakan durian, tetapi bila ada permintaan dari pelanggan, hal tersebut dapat disediakan.

“Tergantung permintaan sih, kalau ada yang minta es koteng pakai durian, ya kita sediakan,” ujar ibu dua anak ini. Dan di warung ini, es kolak durian, es teler dan es pokat durian menjadi menu favorit di kolak durian mantap ini.
Sejak merintis usaha ini, Tia tidak menyadari bahwa panganan ini akan digemari oleh masyarakat, apalagi saat ini banyak sudah yang mulai berdagang kolak dingin ini. Karena itu pelayanan dan kualitas bahan untuk kolak durian tetap dipertahankan. Selain itu, harga untuk es ini juga bervariasi mulai dari Rp7 ribu hingga Rp8 ribu, selain itu, harga juga berbeda untuk tiap pangsa pasar. Tia juga menjelaskan bahwa gula yang digunakan untuk es ini asli. Bukan pemanis buatan, karena ini salah satu usaha oleh kolak durian Mantap untuk mempertahankan pelanggan.

Sejak pukul 12 siang hingga 6.30 sore, kolak durian mantap mulai beroperasi di setiap cabang, dimana pada hari biasa, kolak durian mantap dapat menghabiskan 10 kg pulut, 70 biji durian dan lebih banyak lagi ketika hari libur.
Sedangkan untuk penambah cita rasa, biasanya kolak durian mantap dan es lainnya akan dicampur dengan cendol, pokat, jagung, nata de coco, durian dan agar-agar. So bagi kamu ingin minuman segar dengan rasa durian? Maka kamu dapat menikmati minumana ini yang sesuai dengan kantong. (mag-9)

2 Militan Filipina Tewas

MANILA – Dua anggota militan Filipina yang diketahui memiliki kaitan dengan jaringan teroris Al Qaeda, terbunuh dalam sebuah baku tembak di Filipina Selatan.

Baku tembak ini terjadi di Provinsi Basilan dimana pekan lalu para militan melakukan pengeboman terhadap sebuah rumah.

Komandan Militer Provinsi Basilan Kolonel Alex Macario mengatakan, sebelum baku tembak prajurit Filipina menyergap 15 anggota terori Abu Sayyaf di Desa Al Barka. Pertempuran antara pasukan Filipina dan kelompok Abu Sayyaf tersebut pun tidak dapat terelakan. Dua orang militan Abu Sayyaf dipastikan tewas dalam pertempuran ini. Demikian diberitakan AFP, Sabtu (16/4).

Sementara di pihak pasukan Filipina dipastikan tidak ada korban sama sekali. Selama ini kelompok militan Abu Sayyaf memang kerap membuat kekecauan di Filipina Selatan. Kelompok ini menginginkan pemisahan wilayah Filipina Selatan dari pemerintah saat ini.(net/jpnn)

PSSI Medan Diundang ke Kongres

MEDAN- Pengurus Cabang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kota  Medan menjadi satu-satunya pengurus cabang yang diundang pada Kongres PSSI pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding dalam persiapan menghadapi pemilihan ketua umum pada 20 Mei mendatang.

“Ini merupakan suatu kehormatan bagi Pengcab PSSI Medan dapat hadir dalam mengikuti Kongres PSSI,” bilang  Ketua Umum Pengcab PSSI Medan Drs HM Darwin Syamsul di Kantor Sekretariatnya Jalan Timor Medan, Sabtu (16/4).
Lanjutnya, bahwa dirinya yang hadir dalam Kongres PSSI tersebut mengatakan bahwa Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar serius dalam menjalankan amanah dari federasi sepakbola dunia (FIFA), setelah kekisruhan dalam kepengurusan Nurdin Halid Cs.

Darwin optimis pada pemilihan ketua umum pada kongres PSSI yang dijadwalkan pada 20 Mei mendatang dapat memilih sosok ketua umum yang dapat membangun prestasi sepakbola Indonesia di manca negara. Hal ini sesuai dengan harapan Presiden SBY bahwa sepakbola Indonesia dapat menjadi Macan Asia. (omi)

 

Ancam Gelar Kongres Sendiri

JAKARTA-Kisruh seputar sepak bola tanah air bisa jadi akan berkepanjangan. Itu jika para pertemuan antara Ketua Normalisasi (KN) Agum Gumelar dengan Presiden FIFA Sepp Blatter pada 19 April lusa hasilnya tidak sesuai harapan para pemilik suara.

Kubu pro perubahan yang saat ini mengklaim jumlahnya mencapai 87 suara menginginkan FIFA mengijinkan tiga nama yaitu George Toisutta, Arifin Panigoro, dan Nirwan Bakrie diperbolehkan dicalonkan sebagai Ketuam Umum PSSI. Dalam suratnya per tanggal 4 April lalu FIFA menegaskan, tiga nama tersebut bersama Nurdin Halid tidak diperkenankan dicalonkan. Hal itu berdasar keputusan Komite Banding (KB) pada 25 Feburari lalu.

Dalam press  conference  yang digelar di Hotel Sahid kemarin siang, beberapa perwakilan pemilik suara menegaskan jika pemilik suara akan tetap menggelar kongres tersendiri jika FIFA tidak mengindahkan tuntutan mereka.
“Jika dalam pertemuan antara Pak Agum Gumelar dengan FIFA nanti ternyata FIFA tidak bersedia mengubah keputusan mereka yang melanggar statuta mereka sendiri itu, kami selaku mayoritas suara akan menormalkan kondisi tersebut,” kata Hadiyandra, perwakilan pemilik suara kepada wartawan kemarin.

“Menormalkan yang kami maksud yaitu menggerakkan kongres ini agar sesuai dengan Statuta PSSI dan FIFA. Mungkin secara vulgar kami bisa mengatakan bahwa jika keputusan ini tidak diikuti FIFA atau pelanggaran tersebut tidak diluruskan FIFA, kami tidak ragu untuk menyelenggarakan kongres tersendiri sekalipun konsekuensinya adalah sanksi dari FIFA. Tidak ada keraguan dari kami,” sambung pria yang juga anggota Komite Pemilihan (KP) hasil kongres di Hotel Sultan Kamis kemarin (14/4).

Tapi Hadiyandra yakin dalam pertemuan dengan Sepp Blatter ketua KN Agum Gumelar akan menyampaikan  bagaimana kondisi yang ada di Indonesia dengan sebenarnya.
“Kami yakin dengan seyakin-yakinnya kapasitas Pak Agum selalu menyerukan agar kita tunduk pada peraturan persepakbolaan, Statuta FIFA dan PSSI. Kami pecaya Pak Agum akan selalu bergerak ke depan dan akan menyampaikan hal ini,” bilangnya.
Atqia Abubakar, Sekretaris Umum Persiraja Banda Aceh yang menjadi wakil dari pemilik suara lainnya mengatakan  pihaknya lebih takut kepada hukum masyarakat ketimbang hukuman FIFA. “Yang lebih susah itu menghadapi hukuman dari masyarakat. Saya tidak takut dari FIFA,” ujar Atqia.
Dalam press conference kemarin pemilik suara  juga mendesak KN  menepati janjinya untuk segera mengeluarkan keputusan menganulir sanksi yang dijatuhkan pengurus PSSI terdahulu kepada Arifin Panigoro. Bos Medco Group itu diskorsing tak bisa berkecimpung dalam dunia sepak bola nasional seumur hidup karena membentuk Liga Primer Indonesia (LPI). (ali/jpnn)

Kuyt Perpanjang Kontrak

DIRK Kuyt mendapat suntikan moral kala Liverpool bersua Arsenal, Minggu (17/4) malam. Bagaimana tidak, kontrak penyerang asal Belanda akhirnya diperpanjang hingga 2013.
Striker enerjik ini bergabung dari Feyenoord sejak 2006 lalu.

Perpanjangan kontrak ini adalah penghargaan bagi performanya musim ini, termasuk kala mencetak hattrick saat bertemu Manchester United, beberapa waktu lalu.
“Saya sangat gembira. Kami menghabiskan waktu lama tetapi dengan maksud meraih persetujuan, dan dijalani dengan suasana bersahabat,” tuturnya.

“Hal ini sangat sesuai dengan perasaan saya pada klub ini.
Sejak hari pertama saya bergabung, saya merasa diterima. Perasaan ini tidak pernah hilang dalam ingatan saya,” tambahnya. (net/jpnn)

Taufik Kecam Regenerasi Pemain

PONTIANAK- Pebelutangkis Profesional Taufik Hidayat di Pontianak, Sabtu, menyatakan regenerasi atlet cabang olah raga bukutangkis di Indonesia sedikit terlambat sehingga sempat vakum. “Regenerasi cabang olah raga bulutangkis sedikit agak terlambat,” kata Taufik Hidayat.

Ia tidak mengetahui pasti penyebab keterlambatan itu. “Karena saya bukan pelatih sehingga tidak mengetahui secara pasti penyebab keterlambatan regenerasi atlet olah raga bulutangkis di Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu Taufik menyambut baik langkah-langkah seperti dilakuan MILO dalam memajukan bulutangkis Indonesia yang rutin melakukan turnamen bulutangkis seperti “MILO School Competition”.

“Mudah-mudahan dengan diadakannya kejuaran seperti ini akan menciptakan atlet-atlet baru bulutangkis yang tangguh sehingga membawa nama baik Indonesia di dunia internasional,” katanya.

Grand Manajer MILO Rosita Taher mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti “MILO School Competition” di Pontianak sejak 11-16 April memperebutkan Piala Taufik Hidayat sebanyak 607 siswa dari SD hingga SMP.
“Mudah-mudahan dengan penyelanggaraan ini akan tercipta bibit – bibit atlet bulutangkis baru selain di Pulau Jawa, karena selama ini penjaring atlet cenderung baru di Pulau Jawa,” katanya. (net/jpnn)

Makan tak Teratur Bikin Tubuh Melar

Sudah berusaha mengurangi makan, tetapi tubuh masih juga melar? Bisa saja hal ini dipicu kebiasaan makan asal makan tanpa aturan jam makan. Ternyata, jam makan sangat berbubungan erat dengan berat badan. Jadi ada baiknya mulailah mengatur jam makan lebih tertib.

Kesibukan kerja sering membuat orang melupakan jam makan. Makan sambil bekerja atau makan setelah larut malam atau makan asal kenyang. Cara makan yang sembarangan ini ternyata turut mempengaruhi pencapaian berat badan ideal.

Inilah yang dibuktikan oleh riset yang dilakukan Northwestern University. Mereka menemukan bahwa makan sembarangan berpengaruh pada berat badan. Misalnya, makan saat tengah malam menjelang tidur, tubuh perlu istirahat akan mengacaukan metabolisme tubuh yang berakibat pada kenaikan berat badan.

Soal seseorang mencapai berat badannya merupakan hal yang cukup rumit. ‘Tetapi masalahnya bukan hanya soal kalori yang masuk dan keluar saja,’  jelas Fred Turek, Professor di Weinberg College of Arts and Sciences dan direktur Center for Sleep and Circadian Biology.

Turek menduga ada faktor jam biologis tubuh yang ikut berpengaruh pada berat badan.  ‘Makan teratur memang menuntut perubahan kebiasaan, tetapi bisa membuat berat badan terkendali,’ demikian tegas Turek.
Riset memperlihatkan bahwa makan tak teratur bisa langsung mempengaruhi berat badan. Seperti yang diamati pada tikus yang diberi makanan tinggi lemak  pada jam tidur terbukti  berat badannya meningkat  hingga 48 persen. Sebaliknya  tikus yang makanan yang sama tetapi pada jam makan yang teratur berat badannya stabil.

“Salah satu yang menjadi perhatian riset kami adalah para pekerja shift, yang cenderung kelebihan berat badan. Jadwal kerja memaksa mereka makan pada jam yang bertentangan dengan jam  tubuh alaminya. Kami terus melakukan pendalaman pada riset ini,” kata  Deanna M Arble, seorang doktor yang terlibat pada penelitian Turek. Inilah sedikit bukti bahwa makan tak teratur akan berakibat pada kenaikan berat badan.

Jadi buat mereka yang ingin tetap ramping dan menjaga berat badan, sebaiknya mulailah makan teratur. Makan pada waktu makan dengan porsi tak berlebihan akan menjaga berat badan tetap stabil. (net/jpnn)

Maria Ditantang Juan Gu

SEMARANG- Pebulu tangkis pelatnas asal PB Djarum Kudus, Maria Febe Kusumastuti, bakal bertemu Juan Gu (Singapura) pada babak pertama Turnamen Bulu Tangkis Sunrise India Open Superseries di New Delhi, India, 26 April hingga 1 Mei 2011.

Ketua PB Djarum Kudus, Yoppy Rosimin ketika dihubungi dari Semarang, Sabtu, mengatakan,ini merupakan batu ujian bagi Maria Febe setelah beberapa waktu tidak turun pada turnamen internasional.
Menurut dia, Juan Gu bukan lawan yang mudah dikalahkan apalagi yang bersangkutan berhasil mengalahkan peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing, Maria Kristin Yulianti pada Australia Open Grand Prix Gold beberapa waktu lalu dengan angka, 16-21 dan 15-21.

Turnamen internasional terakhir yang diikuti pebulu tangkis peringkat 32 dunia tersebut adalah Proton Malaysia Open superseries (18-23 Januari) dan Victor Korea Open (25-30 Januari).
Pada dua event tersebut Maria hanya sampai pada babak pertama.

Menurut dia, event di India bakal menjadi ajang ujian bagi Maria Febe.
“Saya sudah bertemu dia dan saya dorong dia supaya melihat ke depan, jangan patah semangat setelah tidak diikutsertakan pada beberapa event internasional termasuk All England,” katanya.
Menurut dia, kegagalan pada dua turnamen yang diikutinya dianggap Maria sebagai hukuman sehingga tidak diikutsertakan pada berbagai event internasional.

Jika menang lawan Juan Gu, Maria Febe bakal menantang unggulan pertama dari India, Saina Nehwal.
“Memang berat tetapi harus dicoba dan tetap berusaha sekuat tenaga,” katanya.
Pada turnamen berhadiah total 200 dolar Amerika Serikat tersebut, Saina Nehwal menempati unggulan pertama sedangkan kedua ditempati pebulu tangkis Denmark, Tine Baun Rasmussen, sedangkan ketiga Bae Youn Joo (Korea), dan keempat Yip Pui Yin (Hong Kong).

Selain Maria Febe, pebulu tangkis Djarum Kudus yang turun pada turnamen ini adalah Dionysius Hayom Rumbaka yang pada babak pertama bertemu  Lee Hyun Il. (net/jpnn)

Dua Gol Cosmin Menangkan Bintang Medan

Bintang Medan menang meyakinkan kontra Tangerang Wolves, Sabtu (16/4) sore dengan skor 3-1. Striker asal Rumania, Cosmin Vansea memborong dua gol pada laga itu plus tambahan satu gol dari gelandang, Gaston Salasiwa. Tamu hanya bisa membalas lewat gol striker Wallace Da Silva.

Kemenangan lantas sangat disyukuri Pelatih Bintang Medan Michael Feichtenbeiner. Pada temu pers usai pertandingan dia menuturkan, kemenangan tersebut berhasil dicapai berkat penguasaan lini tengah selama 90 menit penuh.
“Sepanjang pertandingan kami berhasil menguasai lini tengah.  Setelah unggul di babak kedua, lini tengah semakin bagus,” terang Michael.

Menurutnya, keberhasilan mempertahankan hasil positif di babak pertama menjadi pemicu meningkatnya skema serangan di babak kedua.

Gaston yang  tampil baik pada pertandingan tersebut juga tidak luput mendapat pujian darinya. Kendati mengalami cedera pung gung, penampilan Gaston dinilai cukup dahsat. (ful)

Rosihan Anwar

Pribadi Gabungan Wartawan, Diplomat, dan Politikus

PERTEMUAN saya terakhir dengan tokoh wartawan H Rosihan Anwar yang meninggal dunia kemarin pagi itu terjadi enam bulan lalu. Yakni, ketika saya datang ke rumahnya di Jalan Surabaya, di kawasan Menteng, Jakarta, untuk melayat kematian istrinya. Itulah untuk kali pertama saya ke rumah almarhum. Saya tertegun melihat lokasi rumahnya dan lebih-lebih melihat rumahnya.

Selama ini saya hanya tahu bahwa Pak Rosihan, begitu biasa kami memanggil beliau, rumahnya di Menteng. Menteng adalah lambang kementerengan dan simbol elitisme kawasan di Jakarta. Kalau disebutkan tinggal di Menteng, konotasi yang muncul langsung “rumah gedongan”, di kawasan yang sangat elite yang teduh.

Tapi, meski di kawasan Menteng, kawasan rumah Pak Rosihan tidak termasuk yang tergambar itu. Kawasan rumah ini terpinggirkan oleh keadaan. Di pinggir jalan rumah itu berderet bangunan setengah permanen untuk pedagang kecil. Di belakang deretan bangunan yang bergandeng-gandeng itu terdapat sebuah sungai yang kotor dan berbau. Rumah beliau ada di sebelah sungai itu. Dengan demikian, kalau dilihat dari “Menteng”, seperti tersembunyi di baliknya.

Bangunan rumahnya sendiri menguatkan kesan terpinggirkan itu. Rumah tua yang kurang lebih hanya tipe 200 m2 yang terlihat tidak pernah disentuh oleh renovasi. Kawasan itu, dan bangunan rumah itu, seperti mencerminkan sikap dan penampilan Pak Rosihan sehari-hari yang tua dan sederhana.

Kalau saja Pak Rosihan memiliki kekuasaan, mungkin saja bangunan-bangunan kaki lima yang berderet di depan rumahnya itu akan digusur habis. Jalan pun menjadi lapang. Bahkan, di pinggir jalan itu, di lokasi pedagang kaki lima, bisa mendapat dari anggaran pemerintah untuk ditanami pepohonan yang rindang nan indah.

Lalu sungai itu sendiri akan selalu dibersihkan, dibuatkan plengsengan dan dirawat menjadi sungai yang indah. Tidak mustahil, kalau dipercantik justru sungai itu menambah kesan elitenya kawasan rumah Pak Rosihan.

Tapi, beliau tidak punya kekuasaan untuk itu. Jadilah kawasan rumahnya menjadi kawasan yang “kalah” dengan kawasan Menteng selebihnya. Jadilah, Mentengnya Pak Rosihan ini menjadi Menteng yang di pinggiran. Tapi, Pak Rosihan teguh untuk tetap tinggal di situ. Sampai akhir hayatnya. Sebuah keteguhan untuk berada di pinggir, sebagaimana sikap hidupnya sendiri.

Memang, “pinggirnya” kawasan rumah Pak Rosihan dan pinggirnya sikap hidup Pak Rosihan masih dalam kategori “pinggir yang dekat ke tengah”. Tepatnya, rumah Pak Rosihan masih sangat dekat dengan pusat kemewahan. Demikian juga posisi dirinya, bukan diri yang sepenuhnya berada di seberang elitisme politik di negeri ini.

Pak Rosihan memang sangat kritis kepada penguasa di sepanjang hidupnya, tapi tidak sampai menjadi pemberontak. Dia mengkritik keras pemerintah, tapi masih mau datang kalau diundang ke istana. Kedatangannya ke istana itu pun tidak untuk mengambil hati penguasa, tapi untuk menjalankan profesionalisme tugas jurnalistiknya.

Karena itu, belum pernah saya melihat Pak Rosihan berubah sikap. Dia memang mau datang ke istana (zaman presiden siapa pun), tapi tidak ada nada berusaha menarik simpati pihak istana. Setiap mendapat kesempatan berbicara, selalu dia lebih dulu memuji sang presiden. Setelah itu dia mengkritiknya dengan keras melalui bahasa yang penuh dengan sinisme, tapi tidak kasar.

Praktis, saya melihat Pak Rosihan merupakan pribadi gabungan antara wartawan, diplomat, dan politikus. Sebagai wartawan beliau telah menjadi tokoh utama, tapi gagal menjadi pemilik media terkemuka di sepanjang zaman. Beliau sempat memiliki harian yang sangat bergensi pada zaman itu, Harian Pedoman. Tapi, koran ini tidak berumur panjang karena diberangus penguasa.

Sebagai diplomat beliau tidak sempat mendapat kepercayaan menjadi duta besar sebagaimana wartawan senior Saban Siagian atau Djoko Susilo. Atau beliau mungkin tidak mau “didutabesarkan”. Sebagai politikus beliau tidak sampai punya panggung di pemerintahan seperti Harmoko, karena beliau memosisikan diri tidak mau seperti itu.

Beliau orang yang tidak acuh terhadap gemerlap dunia seperti itu. Sinis, tak acuh, dan lugas memang melekat sebagai ciri khas beliau. Termasuk kalau sedang mengajar wartawan muda. “Membaca tulisanmu ini,” katanya pada suatu forum pendidikan wartawan, “mata saya sampai berbulu”. Ini untuk menunjukkan betapa ruwetnya tulisan wartawan yang sedang dibaca itu.

Pak Rosihan memang mempunyai kemampuan menulis yang sederhana, lancar, dan warna-warni. Dia sangat benci dengan tulisan wartawan yang muter-muter, berat, seret, dan semrawut. “Tulisan kok seperti ketiak ular begini,” katanya.

Saya sendiri tidak termasuk murid beliau. Saya lebih tepat sebagai muridnya orang seperti Gunawan Mohamad. Namun, saya tahu bahwa Pak Rosihan sangat aktif mendidik wartawan muda. Itu dia contohkan dengan dirinya sendiri yang masih terus aktif menulis sampai usianya yang 89 tahun.

Apa saja beliau tulis: pengalaman perjalanan, pengalaman meliput peristiwa besar di masa mudanya, soal makanan, pariwisata, politik, dan sebagainya. Ini karena beliau memang sudah menjadi wartawan sejak sangat belia. Beliau juga mengalami banyak peristiwa sejarah sejak sebelum kemerdekaan, zaman perjuangan kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi ini.
Beliau adalah pencatat sejarah yang penting dan cermat. Beliau tidak melupakan detail-detail sebuah peristiwa. Dengan begitu, beliau juga banyak kenal dengan tokoh-tokoh politik besar di negeri ini.

Karena itu, di hari tua beliau, di saat tokoh-tokoh tersebut satu per satu meninggal dunia, beliau bisa banyak bercerita. Tidak ayal bila ada tokoh meninggal dunia, beliau selalu membuat tulisan obituari mengenai tokoh itu.

Begitu seringnya beliau menulis obituari, sampai-sampai ada yang nyeletuk: kalau Pak Rosihan sendiri yang meninggal, siapa ya yang akan menuliskan obituari beliau? Karena itu, tidak aneh bila ada yang mengusulkan agar Pak Rosihan menulis obituari untuk dirinya sebelum meninggal dan langsung bisa dipublikasikan begitu beliau meninggal.

Saya tidak tahu apakah beliau mendengarkan saran yang bernada gurau dan pujian itu. Kalaupun tidak, saya mencoba menulis obituari ini untuk beliau. Selamat jalan guru wartawan! (*)