30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15337

Jadi Sekolah Rintisan Standar Nasional

SMA Negeri 2 Lubuk Pakam

LUBUK PAKAM- Mungkin karena letaknya dekat dengan pusat perkotaan Lubuk Pakam, SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, yang beralamat di Jalan Hamparan Perak, Kelurahan Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam, selalu diminati calon siswa.

Selain itu sekolah ini jugamudah dijangkau kendaraan umum, sehingga membuat SMA Negeri 2 Lubuk Pakam jadi favorit.

Guru-guru yang ada berlatar belakang pendidikan tinggi, dengan pengalaman mengajar  yang baik. Bahkan mengutamakan disiplin belajar dan senantiasa berusaha meningkatkan mutu pendidikan.

Tak hanya itu, SMA Negeri 2 Lubuk Pakam juga ditetapkan sebagai sekolah Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) yang terpilih tahun ajaran 2007/2008. Hal ini menyebabkan, peminat untuk bergabung ke SMA Negri 2 Lubuk Pakam meningkat setiap tahun, hingga pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang belajar di sekolah ini mencapai 17 ruang kelas.

Selanjutnya, dengan luas areal 1,7 hektar, dengan jumlah lokal belajar 19 ruang kelas dengan daya tampung siswa 635 orang serta jumlah guru 57 orang ditambah 3 orang pegawai tata usaha. Lahan tersebut ditata sedemikian rupa dengan taman-taman mini di depan kantor dan di depan kelas dihiasi dengan bunga-bunga yang memancarkan keindahan serta hawa segar tatkala proses belajar mengajar berlangsung.

“Sebagai daya tarik, bagi siswa setiap tanaman diberi plang nama. Setiap tanaman diberikan plang dengan nama latin,” bilang Kepala SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, Drs Ramlan MPd.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, dimulai dengan penertiban kegiatan proses belajar mengajar, penanaman disiplin bagi guru dan siswa. Penataan administrasi dan managemen sekolah menuju kepada sekolah yang tertib dan rapi dalam bidang tata kerja.

Menata ruang kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan dan sarana lainnya. mengadakan pekerja  tetap untuk petugas penataan taman sekolah, menyediakan mesin pemotong rumput, serta mengupayakan meningkatnya citra sekolah. Disamping itu upaya dalam pembangunan infra struktur sekolah, pengadaan pagar (sudah selesai), parkir yang memadai.

Soal prestasi, SMA Negeri 2 Lubuk Pakam layak diperhitungkan, karena pada tahun silam, menyabet juara pertama sebagai pusat informasi konseling remaja untuk Kabupaten Deli Serdang. Untuk tingkat Provinsi Sumatera Utara mampu meraih juara II atas nama Anisa Nur Fat’rah.

Kemudian, siswa meraih juara pertama membuat blog atas nama Satry Wibowo tahun 2010. Kemudian prestasi lain, juara pertama tenis meja dalam Pekan Olahraga Remaja Se-Sumatera Utara atas nama Radna Nada Sari.(btr)
Dan sebagai juara satu untuk pencak silat dalam kegiatan yang sama atas nama Nanda. Masih banyak lagi pretasi yang diraih murid-murid SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.(btr)

Pembakar Istri Dituntut 15 Tahun

RANTAU- Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Rantauprapat  Erning Kosasih akhirnya menuntut  Ngertiken Sembiring (36) warga Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat Labusel, 15 tahun penjara dalam persidangan di PN Rantauprapat Senin (11/4).

Menurut JPU terdakwa terbukti melakukan penganiayaan terhadap istrinya bernama Arina Fairus Nasution (26) dengan cara membakarnya hidup–hidup hingga korban tewas akibat menderita bakar disekujur tubuhnya.

Dalam surat dakwaan yang dibacakan JPU  dalam surat Nomor Reg Per: PDM_938/RP.RAP/11/2010 tertanggal 2 Desember 2010. Terdakwa dikenai pasal 44 ayat 1 dan 3  UU RI No 23 Tahun 2004 Tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. (riz/smg)

AC Dimatikan, Pedagang Kepanasan

Deli Plaza Didemo

Puluhan karyawan dan pemilik toko Deli Plaza Medan menyampaikan protes ke manajemen PT Sinar Menara Deli di lantai IV gedung Deli Plaza di Jalan Guru Patimpus Medan, Selasa (12/4).

Pedagang dan karyawan itu protes lantaran adanya pengurangan fasilitas yang dilakukan PT Sinar Menara Deli pasca rencana pengosongan gedung untuk pembangunan Deli Grand City. “AC dimatikan, eskalator dan penerangan dibatasi bagaimana kami bisa berdagang lagi, pengunjung pun jadi sepi,” teriak para pendemo serentak sambil menuju ke kantor PT Sinar Menara Deli.

Puluhan karyawan dan pedagang yang protes itu merupakan pemilik dan karyawan toko dari lantai satu hingga tiga yang memilih bertahan karena pihak PT Sinar Menara Deli akan melakukan penggusuran. Seperti, toko roti, butik, restoran, suplemen dan Biskop President.

“Tidak ada hak Deli Plaza mengurangi fasilitas di kios kami ini karena kami membayar sewa kios,” seru Liong Lai Tjin (51) pemilik Café Fountain disambut karyawan toko lainnya.

Tapi, protes itu terhalang saat memasuki kantor PT Sinar Menara Deli oleh sejumlah Satpam yang bersiaga di  kantor tersebut. Tak lama kemudian, utusan dari PT Sinar Menara Deli menemui pengunjuk rasa di luar kantor.
Seorang pengunjuk rasa, Liong Lai Tjin tampil ke depan.”Saya yang mewakilinya, kami menuntut fasilitas gedung, kami kepanasan semua karena tidak ada AC di gedung ini,” akunya.

Belum sempat Liong Lai Tjin maju, pengacara dari pengunjuk rasa langsung berhadapan dengan Hanafi. “Saya pengacara dari mereka ini,” ujar pengacara pedagang, Hilmar Robinson Silalahi SH dari Law Office CK.
Munculnya ungkapan itu, Hanafi menanggapi alasan pengurangan fasilitas Deli Plaza karena sudah ketentuan manajemen. Ini juga dikosongkan untuk pembangunan Deli Grand City.

Mendengar jawaban Hanafi tersebut, para pedagang tak puas, akhirnya perang mulut tak terhindarkan antara pengunjuk rasa, pengacara dengan Hanafi selama 15 menit. “Tuntutan tersebut tak bisa kami penuhi, karena masalah ini masuk dalam ranah hukum di Pengadilan Negeri (PN) Medan, tunggulah putusan pengadilan,” kata Hanafi.
Robinson menimpali, Pemilik Café Fountain sudah mendaftar gugatannya ke PN Medan. Gugatan PT Sinar Menara Deli  itu nomor gugatan 141/pdt.a/2011/PN Medan, gugatan itu terkait instruksi pengosongan dan pengurangan fasilitas gedung dengan ganti rugi tak sesuai.

“Sinar Menara Deli mengganti rugi Rp3 juta permeter, padahal PT Tokyuindo Pratama Sejahtera yang menaungi Café Fountain tanggal 15 Oktober 1996 pemakaian kios tanpa batas waktu dengan harga Rp302.850.000,” paparnya. (azw)

Perbaiki Jalan Kami

081260271xxx

Pak Bupati Langkat yang terhormat, kapan jalan ke telagah diperbaiki sudah  seminggu anak-anak sekolah tidak dapat ke sekolah, karena tidak ada motor yang jalan bagaimana nasib anak-anak ini mohon Bapak jangan janji-janji saja kasihani kami rakyat di sini.

Kami Koordinasikan ke Pemprovsu

Terimakasih pertanyaannya, jalan tersebut merupakan jalan propinsi, tapi kami dari Pemkab Langkat sendiri sudah menurunkan dua unit grader milik Dinas Pekerjaan Umum (PU), kemudian Bupati Langkat sudah menurunkan 25 truk sertu. Tapi, untuk penanganan lebih lanjut, kami masih berupaya ke propinsi karena jalan tersebut milik propinsi.
Sampai saat ini, belum ada anggaran untuk pembangunan di wilayah tersebut masuk ke APBD kami, jadi sekarang ini kami sedang berupaya menanyakan ke Propinsi. Mudah-mudahan, ada anggaran yang disiapakn Propinsi untuk jalan tersebut.

Syahrizal, Kabag Humas Pemkab Langkat

Honorer Sat Pol PP Tunggu Putusan Pengadilan

BINJAI- Nasib 310 honorer Sat Pol PP Kota Binjai, yang dirumahkan Pemerintah Kota (Pemko) Binjai bebarapa waktu yang lalu semakin tak jelas. Hingga kini pencairan gaji mereka belum juga dilakukan.

Sekretaris Daerah (Sekdako) Kota Binjai, Iqbal Pulungan mengatakan,  persoalan honorer Sat Pol PP, sudah diserahkan ke jalur hukum. “Mereka sudah melarikan masalah ini ke jalur hukum. Jadi, kita tunggu saja proses hukumnya. Apakah tuntutan mereka terpenuhi atau tidak,” kata Iqbal.

Selanjutnya kata Iqbal, jika permohonan honorer Sat Pol PP dikabulkan. Maka, Pemko Binjai juga siap memberikan apa yang mereka tuntut. “Kalau mereka menuntut gaji, dan permohonan mereka dikabulkan. Maka, gaji mereka akan kita keluarkan,” ujar Iqbal sambil menaki mobil Parawisata bersama rombongan Anggota DPRD Minahasa.

Kabag Humas Pemko Binjai, Rusli mengatakan, tidak ada dasar hukum untuk memberikan gaji para honorer Sat Pol PP itu. “Bagaimana mau kita cairkan gaji mereka kalau dasar hukumnya tidak ada,” kata Rusli.

Dijelaskan Rusli, dari PP nomor 56 tahun 2010 disebutkan personel Sat Pol PP harus diambil dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Karena ada PP 56 tahun 2010 inilah kita tidak bisa memberikan gaji mereka,” jelas Rusli singkat.

Menanggapi persoalan di tubuh Sat Pol PP ini, Surya Wahyu Danil SH, anggota DPRD Binjai mengatakan, tidak ada alasan Pemko untuk tidak membayarkan gaji mereka. “Masuknya honorer Pol PP, juga berdasarkan surat perintah dari pemko. Nah, berarti semuanya sudah jelas. Untuk itu, jika tidak dibayarkan juga. Maka, pemko sudah sah dan melakukan penipuan atau pembohongan publik dengan dalih internal mereka,”kata Surya.

Melihat nasib para honorer Sat Pol PP tersebut, Surya dengan tegas meminta, agar pejabat atau intansi terkait segera membayarkan gaji mereka. Bukan sebaliknya, dimana masalah ini dibawa ke dalam ranah hukum, guna mencari kebenaran di tubuh Pemko. (dan)

Sediakan Hadiah dan Gelar Juggling Contest

Danone Nation Cup 2011

MEDAN-Sebanyak 200 sekolah sepak bola yang akan mengikuti Danone Nation Cup 2011 Zona Sumut pada 16-17 April mendatang, kemarin (12/4) menjalani screening pemain di halaman gedung National Paralympic Committee (NPC) Sumut, Jalan Stadion Teladan Medan.

Menyikapi hal tersebut Plt Ketua PSSI Sumut Idrus Junaidi didampingi penasehat even Ir Badiaradja Manurung, Ketua Bidang Usia Muda, Futsal dan Sepak Bola Wanita, serta Ketua Biro Kompetisi Drs Azzam Nasution MAP mengaku salut dengan tingginya minat serta animo SSB untuk mengikuti even ini.

Diungkapkannya, juara pada zona Sumut nanti berhak berlaga pada even sejenis tingkat nasional, yang juga berarti berkesempatan mengikuti  even tingkat internasional yang berlangsung di Kota Madrid.

“Untuk tingkat nasional dan internasional, seluruh biaya transportasi dan akomodasi ditanggung pengelola Danone Nation Cup, dalam hal ini PT Mahaka. Jadi, ini merupakan kesempatan terbaik bagi tim-tim asal Sumut untuk menorehkan prestasi internasional,” bilang Idrus.

Sementara itu Ketua Panitia Mukhsin Pohan SH MSi didampingi Sekretaris Iwan Junaidi menerangkan bahwa pada gelaran DNC 2011 kali ini pihaknya mencoba formulasi baru, yang intinya berorientasi pada upaya meningkatkan animo para pemain untuk lebih giat berlatih.

“Selama ini, juara DNC hanya berhak tampil di tingkat nasional tanpa mendapatkan hadiah apa pun juga. Tapi kali ini, selain berlaga di tingkat nasional, panitia juga berinisiatif memberi uang pembinaan kepada dua tim finalis” bilang Mukhsin.

“Selain itu, tiap-tiap SSB yang terlibat pada gelaran DNC kali ini juga berhak mengirimkan seorang pemainnya untuk mengikuti juggling contest. Pemenang juggling contest ini pun akan mendapat uang pembinaan dari panitia,” tambahnya.

Menyikapai hal tersebut manejer tim SSB Sinar Sakti Medan Awal mengaku salut dengan gebrakan panitia. Menurutnya, apa yang dilakukan panitia DNC Zona Sumut perlu ditiru.

“Sesungguhnya tanpa ada uang pembinaan dan juggling contest pun kami tetap tampil semaksimal mungkin. Apalagi bila ada iming-iming uang pembinaan dari panitia, sudah pasti tekad untuk menjadi yang terbaik semakin membara,” bilang Awal.

Usai screening pemain yang berakhir hari ini, pada Jum’at (15/4) akan digelar technical meeting yang berlangsung di Aula Paskhas TNI UA Medan Polonia. (jun)

Korbannya Capai 30 Orang

Mahasiswa Tipu Mahasiswa

MEDAN- Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Unit Ekonomi Polresta Medan  mengamankan seorang mahasiswa fakultas hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Muhammad Adamsyah (20), warga Jalan Kemiri III No 21, Simpang Limun dari satu warung internet (Warnet)  di Jalan Medan Area Selatan, Selasa (12/4) sekitar pukul 18.00 WIB. Mahasiswa itu diamankan karena terlibat dalam penipuan penjualan barang elektronik.

Ditangkapnya tersangka itu karena adanya laporan dari seorang korbannya ke Mapolresta Medan, Rino Fajar (23) warga Jalan Gaperta.  Rino yang juga mahasiswa USU mengaku ditipu Adamsyah terkait pembelian handphone (Hp) asal Australia sebesar Rp12 juta.

Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Fadillah Zulkarnain SIK SH mengatakan dalam melancarkan aksinya, tersangka selalu menawarkan Hp dengan harga murah, serta sejumlah barang elektronik berasal dari negara Australia. Setiap aksinya, tersangka hanya mengambil uang panjar dari para korbannya, kemudian barang-barangnya tak kunjung diantar.

“Panjar diberikan langsung, sedangkan barangnya tak juga datang,” ucapnya.
Dalam kasus penipuan tersebut, paparnya korbannya bukan hanya Rino tapi jumlahnya banyak mencapai 30 orang. Sehingga, total uang yang telah diambil tersangka mencapai Rp 190 juta.

“Kami sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut, berikur kwitansi tanda terima  juga telah disita sebagai barang buktinya,” sebutnya.(mag-8)

Proses Tender Proyek Belum Dimulai

Daya Serap Anggaran Dishub Medan Triwulan Satu hanya 3,05 Persen

Sampai triwulan pertama ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan baru mampu merealisasikan anggaran sebesar 3,05 persen. Untuk nominalnya sebesar Rp1,517,243,980, sementara realisasi anggaran untuk Dishub Medan di Tahun 2011 ini sebesar Rp49,781,348.000.

Fakta ini dikemukakan sendiri oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Syarif Armansyah Lubis atau yang akrab disapa Bob ini, ketika memberi pemaparan pada acara evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemko Medan di Hotel Emerald Garden, Selasa (12/4).

Realisasi anggaran 3,05 persen tersebut dari 43 kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain, penyediaan jasa, sumber daya air dan listrik sebesar Rp200 juta, penyediaan peralatan Rp70 juta, penyediaan alat tulis kantor Rp269.029.500 juta, penyediaan barang cetakan dan penggandaan Rp1 miliar, pengadaan administrasi keuangan Rp207,5000,000, penyediaan makanan dan minuman Rp30 juta, penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi perkantoran Rp1.234.400. Untuk kegiatan program peningkatan kendaraan bermotor yakni, pengadaan buku kendaraan bermotor sebesar Rp1.350.000.000.

Pada kesempatan itu, Bob memaparkan, beberapa kegiatan seperti proses tender proyek di Dishub Medan belum dimulai dan baru akan dimulai dalam waktu dekat.

Menyangkut hal itu, Wali Kota Medan Rahudman seusai acara tersebut ketika ditanya Sumut Pos mengenai kinerja dari hasil evaluasi terhadap Dishub Medan, khususnya kepala dinasnya menyatakan, ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi oleh Dishub Medan, khususnya peningkatan kinerja petugas Dishub Medan di lapangan.
“Perhubungan harus meningkatkan kinerja petugasnya di lapangan,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi D DPRD Medan Muslim Maksum, Minggu (10/4), sempat menyuarakan agar Wali Kota Medan mengevaluasi kinerja Bob yang dilantik pada 18 Februari 2011 lalu. Ini terkait dengan tidak ada realisasi nyata terhadap semua problematika lalulintas dan perhubungan di Medan.

Salah satunya adalah persoalan parkir, yang dinilai Muslim Maksum merupakan faktor utama kemacaten. Beberapa di antaranya, parkir berlapis di sejumlah sekolah di Kota Medan salah satunya di Sekolah Sutomo Jalan Thamrin Medan. Kemudian, parkir juga merajalela di kawasan Jalan Ringroad Medan, yang seharusnya menurut UU No 22 Tahun 2009 tentang Perhubungan, semua jalan negara tidak diperbolehkan menjadi lahan parkir. Bukan itu saja, Muslim juga mengatakan, hal itu juga berkorelasi dengan kutipan ilegal parkir tersebut.

Dikatakannya, tidak semua upaya untuk mengambil PAD dibenarkan dengan menghalalkan segala cara. Kalau memang mau mengambil PAD berdasarkan kutipan, lebih baik Peraturan Daerah (Perda) No 7 tahun 2002 tentang retribusi pelayanan parkir  di tepi jalan umum dihapuskan saja. Kemudian lagi, Muslim juga tidak yakin Bob bisa merealisasikan tugas yang diberikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap yakni mengatasi kemacetan di Medan dengan melakukan sejumlah perbaikan infrastruktur jalan. Salah satunya akan membuat jalur khusus terhadap kendaraan-kendaraan yang ada, misalnya jalur khusus sepeda motor, jalur khusus becak bermotor dan sebagainya. “Maka dari itu, dengan banyaknya persoalan yang tak terselesaikan oleh Dishub Medan seharusnya menjadi pertimbangan dan tolok ukur bagi Rahudman untuk melakukan evaluasi terhadap Kadishub Medan,” tegas politisi PKS ini.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Medan Ahmad Arif terlihat lebih santun terkait upaya evaluasi terhadap Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Syarif Armansyah. Pria yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Medan ini menyatakan, memang waktu 3 bulan yang diberikan kepada SKPD termasuk Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan bukan waktu yang panjang untuk kemudian melakukan pencopotan atau evaluasi. “Saya pikir, 3 bulan memang belum bisa memberikan hasil yang maksimal.

Dalam waktu 3 bulan itu, SKPD masih melakukan pembenahan. Mungkin setelah 6 bulan baru bisa dilakukan evaluasi,” tuturnya. (ari)

Harusnya Sudah 30 Persen

Seyogianya, dalam tahap triwulan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajaran Pemerintah Kota Medan sudah mencapai 30 persen. Terkait dengan realisasi anggaran di Dishub Medan yang masih sebesar 3,05 persen, pengamat Tata Kota Medan Abdul Rahim Siregar menyesalkan hal itu. Pasalnya, dengan kondisi seperti itu, dikhawatirkan peluang terjadinya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) di akhir tahun anggaran akan semakin besar.
Maka dari itu, dalam upaya evaluasi terhadap kinerja SKPD khususnya mesti dilakukan. Dalam evaluasi itu harus dilakukan secara menyeluruh, baik mengenai rencana kerja atau program dan tidak terlepas pula dengan persoalan penggunaan anggaran.

Dan beberapa hal itu juga lah yang dijadikan indikator penilaian, apakah seorang SKPD khususnya Dishub Medan harus mendapat perhatian ekstras.

“Jika semua indikator ini terpenuhi, dan dari kesemua itu tidak menunjukkan hasil yang maksimal maka wali kota bisa melakukan evaluasi terhadap SKPD bersangkutan. Apalagi, ada tenggat waktu yang diberikan oleh Wali Kota Medan kepada setiap SKPD. Sebaiknya, pernyataan itu dipegang dan dijalankan,” tegasnya.(ari)

Milan Yakin Scudetto dan Datangkan CR7

MILAN – Bos AC Milan, Silvio Berlusconi semakin yakin timnya bakal jadi peraih scudetto musim ini. Di samping keyakinan akan itu, Berlusconi juga yakin bisa mendatangkan pemain termahal dunia, Cristiano Ronaldo yang akrab disebut CR7 itu.

Selain butuh modal besar dari segi pendanaan, Berlusconi optimis modal jadi juara liga bisa jadi alasan kuat memboyong Ronaldo dari Real Madrid.
Saat ini Milan masih berada di puncak klasemen Seri A dengan unggul dua poin atas Napoli di peringkat kedua dan lima poin dari Inter Milan di urutan kedua. Dengan Seri A menyisakan enam pekan lagi, peluang terbesar jadi scudetto ada di tangan Milan.

Jelas ini merupakan kabar gembira bagi Milanisti yang sudah menantikan gelar ini sejak musim 2003/2004. Ini menandakan bahwa pembelian besar-besaran yang dilakukan Berlusconi di awal dan pertengahan musim tidaklah sia-sia. Kedatangan pelatih Massimiliano Allegri pun membawa perubahan berarti bagi Milan.
“Milan adalah tim yang sudah keluar dari periode tak baik. Terima kasih kepada skuad besar yang telah kami persiapkan dan mempermudah kami mempersiapkan line up tim musim ini secara baik,” sahut Berlusconi kepada Football Italia.
“Kami berada di puncak klasemen dan dikejar oleh Napoli, tim yang luar biasa. Tujuan kami adalah tetap berada di puncak klasemen pada akhir musim,” sambungnya.

Soal Ronaldo tadi, Berlucsconi harus merogoh kocek sangat dalam untuk memboyongnya, bagi Berlusconi itu tidak jadi persoalan karena dalam dunia sepak bola tidak ada yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
“Kita boleh bermimpi dan terkadang itu menjadi kenyataan. Jika kami memenangi scudetto, musim depan kami bisa mendatangkan satu atau dua pemain besar. Peluang mendatangkan Ronaldo bukanlah mimpi karena pemain bisa memutuskan untuk meninggalkan klubnya,” katanya. (net/jpnn)

Kuatnya Supremasi Pendidihan Ketimbang Penyaringan

Andai saja “teknik penyaringan air” menjadi pengetahuan yang membumi di tanah air,  berapa besar anggaran dapur rumahtangga yang bisa dihemat secara nasional. Beban pengiriman air bersih untuk korban bencana alam pun tentu tidak akan seberat yang tampak selama ini.

Sejak SD para siswa sudah diperkenalkan dengan hal tersebut, termasuk praktiknya di laboratorium.  Tetapi entah kenapa, tradisi pendidihan masih mendominasi dalam menghasilkan air minum. Malah nyaris mitos. Sebutlah lima persen bahan bakar dialokasikan untuk itu. Bisa dihitunglah konsumsinya secara keseluruhan.

Kekurangan air didihan rasanya kita pahami. Tidak bisa diminum seketika. Harus didinginkan dulu. Karena panasnya, sebagiannya menguap, meskipun relatif bisa diabaikan. Kekurangan lainnya, mengandung partikel dan menimbulkan bau untuk sumber air tertentu. Meskipun, okelah kuman-kumannya terbasmi, tetap bisa menjadi ancaman bagi kesehatan.

Lihatlah dalam seharian. Masih banyak orang lebih memilih air minum hasil memasak ketimbang teknik penyaringan. Yang terakhir ini seakan-akan tidak berlegitimasi sosial. Walaupun sudah dilakukan berdasarkan metode yang tepat, namun bila disuguhkan kepada tamu, sekurang-kurangnya muncul juga rasa cemas pada mereka, apa yang terjadi pada perutnya bila diteguk. Kecuali si tuan rumah tidak menceritakannya sama sekali.

Tetapi bila dipikir-pikir, mereka tidak konsisten juga. Buktinya kalau disuguhi air mineral kemasan, tidak masalah. Padahal hasil penyaringan juga. Tidak mungkinlah semurah itu bila dimasak dulu.

Di Eropa/Amerika pun kabarnya mitos tersebut masih menyelimuti masyarakat Indonesia. Walaupun air keran sudah bisa diminum langsung, lembaganya pun memberi jaminan higienis, toh mereka tetap memasaknya lagi. Kalau untuk kopi panas, okelah.

Benarlah apa yang dikatakan beberapa tokoh pendidikan. Mengubah mitos tidaklah mudah. Memakan waktu bertahun-tahun. Perlu penyadaran intelektual yang berujung pada keyakinan.

Pakar yang terkait penyaringan air sudah banyak. Secara mendalam, pengetahuannya sudah mereka kuasai, termasuk berbagai tipsnya yang aplikatif dan praktis.  Media untuk mempublikasikannya sudah tersedia. Apalagi dengan adanya internet yang memungkinkan banyak orang bisa mengaksesnya secara gratis. Nah, andalan utama untuk menggerakannya tentu saja yang berkompetensi tinggi, seperti pemerintah. Bila perlu disertai praktik langsung, meneguk hasilnya.

Namanya juga penyaringan, menyaring ketidakmurnian dari sumbernya. Di era sekarang, inilah jawaban  terbaik untuk memperoleh air yang bersih serta sehat, skala perorangan, kolektif sampai industri. Yang terakhir ini telah menancapkan supremasinya dengan menarik keuntungan dari konsumen.  Sampai kapan? Apakah menunggu sampai harga atau persediaan bahan bakar mencapai suatu titik yang memaksa masyarakat mempunyai keterampilan menyaring air.

Mungkin untuk menyadarkannya akan lebih mencapai sasaran bila peralatannya sederhana, dikenal, serta bisa terjangkau. Lalu dikomunikasikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Bukannya apa-apa. Sebuah istilah, sebutlah nama zat penjernih air,  yang tidak familiar bisa dikonotasikan zat berbahaya.

Mulailah dengan pertanyaan inspiratif, “Kenapa takut minum air saringan buatan sendiri?  Air mineral yang dibeli di warung sebenarnya hasil saringan juga!”

Masyarakat harus terus dioptimiskan. Meskipun, sebutlah sumber airnya mulai keruh, malah berbau, selama kuantitasnya masih banyak, masih bisa diubah menjadi air bersih yang layak pakai, termasuk diminum langsung. Apresiasi ini saja merupakan modal yang tidak bisa dianggap enteng bagi munculnya motivasi serta berujung pada keinginan untuk mempraktekkannya.

Pendidikan merupakan sumber pengembangan tradisi. Termasuk di antaranya yang bisa menghemat anggaran belanja. Maka jadikanlah sarana menciptakan tradisi menghasilkan air minum buatan sendiri melalui penyaringan. Jangan sampai masyarakat dari generasi ke generasi dihadapkan pada status quo air minum.

Mari kita perjuangkan bagi terwujudnya peradaban tersebut melalui berbagai bentuk pencerahan, khususnya di bangku pendidikan. Sehingga pemahaman tentang air minum benar-benar berdasarkan kesadaran teknis, bukan terbawa paradigma yang sudah begitu selama ini.

Oleh: Nasrullah Idris
Bidang Studi Reformasi Sains Matematika Teknologi