25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15373

Belajar Puisi Secara Otodidak

Bagi Rizki Amalia, menulis puisi bukanlah hal yang mudah. Namun, jika puisi tersebut dibutuhkan secara mendadak, siswa kelas IX G SMP Negeri 28 Medan ini akan dengan cepat membuatnya, dan hasilnya tak perlu diragukan.

Amel, panggilan akrabnya, adalah remaja kelahiran Medan 15 Februari 1997. Amel memiliki bakat menulis puisi secara dadakan. Karena pada tahun 2009 lalu, saat Ia masih duduk di kelas VIII Ia sempat mengikuti even O2SN Kota Medan dan langsung menjadi juara 2 lomba cipta puisi di tingkat SMP. “Waktu itu saya didaftarkan teman, dan saya tidak tahu kalau saya didaftarkan. Jadi, mau tak mau saya harus menciptakan puisi yang pada waktu itu bertema ‘Sumut.’ Jadi saya menulis puisi tentang keindahan Danau Toba,” katanya, Selasa (5/4).

Menurut anak tunggal pasangan Agus Suprianto dan Endang Sugiartati ini Ia mempelajari tulis puisi secara otodidak. “Gak ada yang ngajarin, keluar begitu aja inspirasi-inspirasi yang ada di kepala,” ujarnya.

Atas prestasi yang tiba-tiba tersebut, kedua orangtua Amel juga terkejut. “Namun, seperti biasa, mereka tak pernah terlalu menunjukkan kebahagiaan mereka. Karena mereka takut saya jadi besar kepala atau sombong. Mereka berpesan kepada saya untuk lebih meningkatkan prestasi saya,” ungkap Amel.

Ternyata selain jago tulis puisi secara otodidak, Amel juga memiliki kelebihan di bidang hitung-menghitung. Karena Ia juga sempat meraih juara sempoa pada saat Ia masih duduk di bangku SD. Amel mengkau, pada kelas 2, 3 dan 4 Ia sudah ikut ls sempoa di satu bimbningan sempoa di Kota Medan. Alhasil, kelas 2 Ia meraih juara kedua, kelas 3 meraih juara pertama dan kelas 4 Amel juara ketiga tingkat Kota Medan. “Hingga saat ini dasar-dasar menghitung cara sempoa sudah saya kuasai, walau tak lagi ikut les sempoa,” tuturnya.(saz)

Kesiapan Mental dan Fisik Jadi Penentu

Untuk menghasilkan regenerasi yang berkompeten dan mapan, harus ada seleksi ketat kepada setiap calon anggota. Itu pula yang dilakukan PMR 066 SMP Negeri 28 Medan dalam menjaring juniorannya.
Pada penerimaan anggota baru Tahun Pelajaran (TP) 2010/2011 ini dari ratusan siswa kelas VII yang mendaftar, hanya menyisakan 20 orang.

“Kami bersama guru pembimbing memang menyeleksi calon anggota dengan cukup ketat. Karena ke depan kami ingin menghasilkan prestasi yang lebih banyak lagi untuk sekolah,” ungkap Ketua PMR 066 SMP Negeri 28 Medan Arini Fitri, Selasa (5/4).

Siswa kelas VIII F ini juga mengaku, banyak faktor dan kriteria yang harus dipenuhi para calon anggota. Seperti kesiapan mental dan fisik mereka yang utama, serta pemahaman mereka tentang PMR. “Dengan begitu, mereka akan lebih mudah menyamakan persepsi dengan para seniorannya nanti. Jadi, kami juga lebih mudah memahamkan mereka tentang visi dan misi PMR 066 SMP Negeri 28 Medan ke depannya,” tutur Arini.

Pembimbing PMR 066 SMP Negeri 28 Medan Sarliani Damanik SPd mengatakan, PMR 066 SMP Negeri 28 Medan baru saja memberangkatkan 2 anggotanya dalam mengikuti Jumpa Bhakti Gembira (Jumbara) Daerah II di Siantar pada Desember 2010 lalu. “Dengan mengikuti kegiatan tersebut, mereka meraih piagam penghargaan. Dan ini satu prestasi juga bagi PMR 066 SMP Negeri 28 Medan,” katanya.

Di sana, lanjut Arini menambahkan, yang berangkat sebagai kontingen Kota Medan ada 40 orang. Dan 2 diantaranya adalah anggota PMR 066 SMP Negeri 28 Medan. “Saya dan Rahmat Syah siswa kelas VIII G mewakili sekolah untuk bergabung di Kontingen Medan ke Jumbara Daerah itu,” jelasnya.(saz)

Gunakan Kurikulum Berbasis Sekolah

SMP Negeri 28 Medan

MEDAN- SMP Negeri 28 Medan memiliki visi mewujudkan atau menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta iman dan taqwa (Imtaq).

Kepala SMP Negeri 28 Medan, Horas Pohan SPd didampingi Wakil Bidang Kesiswaan Wiwik Widayanti SPd mengatakan, untuk mewujudkan visi tersebut pihaknya menerapkan beberapa indikator yang berfungsi untuk menginformasikan visi yang telah tercapai.

“Indikator ini terdiri dari capaian prestasi di bidang keagamaan, akademik, teknologi, seni budaya bangsa, karya tulis ilmiah dan olahraga. Jadi setiap bidang ini memiliki syarat untuk mencapai prestasi dan subjeknya adalah siswa,” ungkapnya, Selasa (5/4).

Sementara itu, misi SMP Negeri 28 Medan satu diantaranya adalah penerapan kurikulum berbasis sekolah. “Jadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disusun berdasar silabus yang telah diatur dalam Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL). Nah, kurikulum ini juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di setiap satuan pendidikan untuk mencapai SKL tadi,” tutur Horas.

Saat ini SMP Negeri 28 Medan juga sedang mempersiapkan siswa kelas akhirnya untuk menghadapi Ujian Nasional (UN). Pihak sekolah memberikan les tambahan kepada siswa. “Les ini adalah gratis, dan kami juga menyarankan para siswa untuk mengikuti bimbingan belajar di luar,” papar Horas.

Tak hanya itu, lanjutnya, pihaknya juga memandu para siswa kelas akhir ini untuk melakukan belajar kelompok di kelas maupun di rumah.

Selain itu, menurut Horas, dalam proses pembelajaran, mereka juga telah menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah tersebut. “Walau persentasenya masih kecil, para guru sudah ada yang menggunakan laptop dan infokus dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Dan kami akan terus mendukung pencapaian guru dalam mengajar menggunakan TIK di sini,” tegasnya.
Saat ini, SMP Negeri 28 Medan memiliki jumlah siswa 833 orang yang diasuh oleh 60 orang guru yang kesemuanya telah sarjana dan seorang diantaranya sudah S-2 dan seorang diantaranya pula sedang menjalani studi S-2.(saz)

Kemegahan Kualanamu Selevel Soekarno-Hatta

  • Dua Pesawat Bisa Mendarat Sekaligus
  • Kalahkan Bandara Hasanuddin Makassar

JAKARTA-Bandara Kualanamu akan menjadi salah satu bandara kelas wahid di negeri ini. Level kemegahannya hanya tersaingi oleh Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Jakarta. Seperti halnya Bandara Soetta yang punya landasan model paralel independen, Bandara Kualanamu juga demikian. Dengan model ini, bandara baru pengganti Polonia itu bisa digunakan untuk pendaratan dua pesawat sekaligus dalam waktu bersamaann
“Tapi untuk tahap awal dibangun satu landasan dulu,” kata Direktur Bandara Departemen Perhubungan Bambang Cahyono kepada Sumut Pos kemarin petang (4/4) di Jakarta. Untuk panjang landasan, Bandara Kualanamu malah mengalahkan Bandara Soetta.

Bambang menyebutkan, dua landasan Bandara Soetta masing-masing panjangnya 3.660 kali 60 meter dan 3.600 kali 60 meter. “Sedang Bandara Kualanamu 3.750 kali 60 meter. Jadi lebih panjang Kualanamu,” terang Bambang.
Bagaimana jika dibandingkan dengan bandara lain di level daerah? Bandara Kualanamu tetap unggul. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sudah tergolong megah saat ini. Namun, nantinya tetap lebih megah Bandara Kualanamu. “Lahan bandara di Makassar itu 50 ribu meter persegi, sedang Bandara Kualanamu 120 ribu meter persegi,” sebut Bambang.

Jadi, apakah Bandara Kualanamu nantinya menjadi bandara terbesar di Indonesia? Bambang menjelaskan, besar kecilnya bandara dilihat dari jumlah penumpangnya. Jika ini ukurannya, sulit rasanya menandingi Bandara Soetta. “Untuk saat ini, terbesar Bandara Soetta, disusul Juanda Surabaya dan kemudian Bali,” terangnya. Dijelaskan, masing-masing bandara punya karakteristik penumpang berbeda-beda.

Jika bandara Soetta dan Ngurah Rai Bali seimbang antara penumpang domestik dan internasional, sedang Surabaya lebih banyak penumpang domestik. Sementara, Bandara Hasanuddin Makassar lebih banyak untuk penumpang transit.

Kalau Bandara Kualanamu nanti? “Diharapkan bisa bersaing untuk rute-rute Eropa, atau Korea misalnya,” terang Bambang. “Terlebih nanti Kualanamu ditunjang dengan kereta api,” imbuhnya.

Dijelaskan, penumpang dari Kualanamu nantinya bisa langsung terbang ke Eropa, sehingga bisa bersaing dengan bandara yang ada di negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Mengenai pembangunan runway, Bambang menyebutkan, bukan merupakan kendala rencana operasional. Alasannya, pembangunan runway baru dimulai Januari 2011 dan diharapkan kelar Nopember 2012.
Bambang menjelaskan, khusus untuk pembangunan sektor publik lainnya, yang didanai APBN di mana terdapat 11 paket kontrak, posisi hingga pertengahan Maret sudah mencapai 78,1 persen. Delapan kontrak diantaranya sudah mencapai 100 persen. Sedang yang belum beres adalah pembangunan navigasi yang kini mencapai 45,5 persen, mekanik elektrical 82,5 persen, dan landasan yang baru mulai dikerjakan Januari 2011.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang menilai, pembangunan sektor privat meliputi terminal penumpang, gedung kargo, jalan ke lokasi bandara, penampungan BBM, jalan dan parkir kendaraan, masih agak lambat. “Sektor privat ini dikerjakan Angkasa Pura II, agak lambat ini,” cetusnya.

Sementara, mengenai masih adanya  34 KK yang masih bermukim di area bandara, Bambang mengatakan, sebenarnya dulu sudah pernah dibayarkan uang ganti rugi. “Yang sekarang ini nggak tahu, mungkin anak-anaknya,” ujar Bambang.

Dijelaskan, pada Senin (11/4) mendatang akan digelar rapat koordinasi di Medan, khusus membahas Bandara Kualanamu. Rapat ini untuk mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang masih tersisa, seperti soal lahan. “Rapat dipimpin Deputy Setwapres di Medan,” ujarnya.

Gatot: Rampung Oktober 2012

Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu) Gatot Pujo Nugroho memastikan, Bandara Kualanamu akan rampung pengerjaannya pada Oktober 2012 mendatang. Hal ini merujuk laporan pihak AP kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

“Kita akan mengawal realisasinya. Tapi mungkin untuk runningnya (launching, Red), kemudian finishingnya baru akhir tahun atau awal Tahun 2013,” ungkap Gatot di sela-sela acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi di Aula Martabe Lantai II Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, kemarin.
Untuk nama bandara, berdasarkan hasil Program Legislasi Daerah (Prolegda) DPRD Sumut menyatakan, tidak akan memakai nama Kualanamu. “Nama bandara nantinya memang harus sudah dilaunching secara nasional dan intenasional enam bulan sebelum pergantian (nama),” tutupnya.

Wakil Ketua DPRD Sumut HM Affan mendesak penyelesaian bandara pengganti Polinia itu. “Infrastruktur harus segera diselesaikan. Terutama jalur dari Medan ke Tebing Tinggi dan sebaliknya, serta jalur Medan ke Serdang Bedagai begitu pula Medan-Deli Serdang,” tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi PDI-P ini menyatakan, perlu keseriusan untuk mengejar target penyelesaian pembangunan Oktober 2012. Wakil rakyat Sumut sudah menyampaikan hal itu ke pemerintah pusat, dalam hal ini, kementerian perhubungan.

“Kita sudah pernah ke pusat. Kita harus tahu bahwa pembangunan proyek ini gawean pemerintah pusat langsung. Pemprovsu hanya sebagai pendorong penyelesaian pengerjaannya. Maka dari itu, semua pihak harus bahu-membahu,” tegasnya. (sam/ari)

Gedung Ambruk karena Abrasi Sungai

Akbid Membantah Ada Mahasiswa Tertimbun

MEDAN-Ambruknya bagian gedung Akademi Kebidanan di Padang Bulan, Minggu (3/4) malam, memberi pelajaran berharga bagi pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan seluruh warga Medan. Pasalnya, ambruknya gedung diduga karena konstruksi bangunan yang berada tepat di bibir Sungai Babura itu tidak mampu menahan abrasi akibat direndam air sungai. Apalagi, banjir besar di Kota Medan Jumat (1/4) lalu, turut merendam bangunan hingga setinggi sekitar tiga meter.

Apalagi, warga sekitar ternyata pernah berencana melakukan unjuk rasa, memprotes bangunan 4 lantai yang dituding menimbulkan banjir di kawasan jalan Bahagia tersebut. “Pondasi bangunan yang didirikan di atas air sebenarnya itu tidak boleh. Mereka sudah membangun di jalur hijau yang seharusnya tidak boleh membangun,” ujar A Ginting yang ditemui di rumahnya di Jalan Bahagia.

Mewakili warga lain, Ginting menuduh pengelola yayasan sangat tidak bermasyarakat dengan warga sekitar. “Di Gereja GBKP (tak jauh dari lokasi gedung) sempat dibahas pendirian gedung tersebut. He…, malamnya sudah runtuh. Itu semua hukuman Tuhan,” tambah Ginting yang malam kejadian turut membantu mengevakuasi mahasiswi ke gereja.

Ginting juga kecewa dengan pihak pengelola yang tidak melakukan pembersihan terhadap bekas runtuhan gedung itu.
Ucapan A Ginting dibernarkan P Ginting (40), warga lainnya. Sebelum kejadian itu mereka sempat menegur pihak yayasan atas pembangunan gedung yang memanfaatkan separuh saluran Sungai Babura. Bangunan dengan panjang 15 m x 8 m yang di sekat dengan beberapa ruangan tersebut dikhawatirkan menjadi penyebab terjadinya banjir di perkampungan Sari Rejo Polonia,  khususnya di pinggiran sungai.

“Kami sudah pernah menegur pihak yayasan itu untuk tidak memperpanjang bangunannya hingga mempersempit saluran air sungai babura itu tetapi tidak ditanggapi,” ujarnya kesal.

Kepala Lingkungan Enam Kelurahan Titi Rante Hamida Hanum (50) juga menguatkan dugaan gedung Akbid yang dibangun hingga bantaran sungai itu menjadi salah satu penyebab banjir di seputaran bantaran sungai di wilayahnya jika hujan turun.

“Warga di sini sudah pernah demo menuntut yayasan kampus itu tidak membangun hingga ke tengah-tengah sungai, tetapi tidak di tanggapi. Mereka, malah mereka bilang, Sepanjang tidak ada yang merasa dirugikan mengapa tidak?” ujar Hamida Hanum menirukan suara pihak yayasan.

Humas Akbid Senior Hasudungan Siahaan membantah tudingan itu. Hasudungan malah menggagap warga sekitar yang bertindak sebaliknya, tidak bersahabat dengan pihak yayasan. “Saya tidak terima, ini membunuh nama baik kami. Masyarakat tidak bersahabat. Kami tidak ada menggangu, seharusnya masyarakat bersyukur dengan adanya sekolah ini. Jualan kerupuk pun mereka laku, jalan sudah kami aspal, paret kami buat. Berterimah kasihlah,” pinta Hasudungan.

Terkait kerusakan, pihak yayasan berjanji akan segera melakukan evaluasi guna perbaikan agar kembali dapat dipergunakan. “Hingga saat ini pihak yayasan belum berencana untuk memindahkan lokasi yayasan,” ujarnya.
Pihak yayasan berjanji mengganti seluruh barang mahasiswi yang tidak dapat diselamatkan akibat musibah tersebut.
Hingga sore, garis polisi masih terpasang di lokasi rubuhnya gedung tersebut. Ini untuk mencegah adanya mahasiswa yang masuk ke dalam gedung untuk mengambil barang-barang mereka.  Hasudungan Siahaan menegaskan, pihak yayasan tidak mengizinkan siapapun memasuki gedung. Sebab, kondisi dinding gedung yang retak, dapat memicu hal serupa dengan kembali runtuh.

Terkait dengan simpang siurnya data korban akibat reruntuhan bangunan, Hasudungan membantah keras ada mahasiswi yang tertimbun. “Tidak ada yang tertimpa bangunan, korban luka-luka saja tidak ada karena sebelum kejadian kami sudah tahu duluan karena ada tanda-tanda retak di gedung itu, makanya kami langsung evakuasi,” ujarnya marah.

Pihaknya meminya pemberitaan di media massa diklarifikasi. “Karena itu tidak betul, maka kami minta kepada media yang memberitakan itu untuk segera mengklarifikasi pemberitaan itu.” katanya.

Dari informasi yang dihimpun wartawan koran ini dilokasi, tidak ada korban jiwa akibat gedung ambruk. Tetapi sejumlah mahasiswi dilaporkan terluka akibat terkena reruntuhan bangunan. Seorang mahasiswi bahkan dikabarkan melompat dari lantai atas ke sungai, karena panik saat insiden tersebut.

“Ada tuh satu mahasiswa yang melompat dari atas ke sungai saat kejadian. Untungnya dia selamat hanya saja kakinya keseleo,” ujar warga yang minta namanya tidak dikorankan.

Sementara itu, kepolisian menduga, runtuhnya gedung utama Akbid Senior disebabkan pengikisan air sungai pada dasar lantai. Kapolsekta Medan Baru Kompol Dony Alexander menuturkan, hasil pemeriksaan sementara runtuhnya bangunan pada sisi kiri gedung disebabkan abrasi. “Dugaan sementara, runtuhnya bangunan sisi kiri gedung disebabkan abrasi. Kan beberapa hari lalu hujan lebat, jadi terjadi pengikisan,” ujarnya.

Ditambahkanya, peristiwa tersebut tidak merenggut korban jiwa. Meski demikian, kejadian tersebut akan tetap diproses. “Tetap akan kita buat dalam bentuk laporan,” jelasnya.

Kanit Reskrim Medan Baru AKP Andy mengatakan, hingga saat ini beberapa korban yang diketahui hanya mengalami luka ringan. “Kalau luka ringan ada dong, beberapa orang itu tadi malam,” ujarnya.

Aktivitas belajar mengajar sendiri tetap berjalan lancar. Namun, pihak yayasan mengambil keputusan dengan mencari solusi kegiatan belajar mengajar mahasiswi. Sebagian mahasiswi terpaksa dipindahkan Kampus 2 yang terletak di Marelan.

Seperti diketahui sebelumnya, gedung Kampus Akademi Kebidanan (Akbid) Senior Jalan Bahagia Gang Pelita Nomor 32, Padang Bulan, Medan ambruk. Gedung yang ambruk terletak dibagian pojok belakang gedung berbentuk huruf U itu, berdekatan dengan Sungai Babura. Gedung yang ambruk dilantai empat merupakan ruang bangsal asrama perempuan. Lantai tiga, ruang belajar mengajar mahasiswa.(adl/mag-8)

Gedung itu Nyaris Merenggut Buah Hati Kami

Kisah di Balik Ambruknya Bangunan Akbid Senior

Klaim pihak yayasan tidak adanya korban jiwa dari ambruknya gedung Akademi Kebidanan Senior Medan, Minggu (3/4) tidak lantas alasan menyelesaikan masalah. Selain bingung akan tidur dimana, beberapa mahasiswi Akbid Senior Medan harus kehilangan tidak sedikit barang.

Meskipun matahari sudah berada di atas kepala, Senin (4/4) lokasi gedung Akbid Senior Medan yang juga kampus Universitas Generasi Medan di Gang Pelita tetap ramai. Baik dari anggota masyarakat, para siswi, hingga orangtua dan keluarga siswi. Kabar ambruknya gedung Akbid Senior bahkan membawa mereka dari daerah terjauh di Sumatera Utara ini.

Sebut saja Pak Tampubolon (43) yang tiba di Kota Medan pukul 09.00 WIB. Sembari duduk di kursi aluminium, dirinya menatap runtuhan bangunan di depannya. Rokok di sela-sela jarinya tak henti diisap, menenangkan pikirannya yang bergejolak mengenai peristiwa mengejutkan itu. “Untunglah anak saya sedang dinas dan baru saja pulang. Jadi dia juga tidak tahu kalau gedungnya ini roboh. Semoga saja isu adanya korban tertimpa itu tidak betul ya,” tuturnya kepada Sumut Pos.

Tak berapa lama, sang putri (sebut saja Susi, Red) yang siswi tingkat II Akbid Senior Medan
itu pun datang. Masih terlihat seragam dinas di balik sweater garis-garis coklat yang dikenakannya. Nada kesal terasa dari jawaban kepada ayahnya. “Semua barang-barang aku gak ada lagi katanya terbawa Sei Babura. Padahal (alat mengukur) tensi aku pun masih di situ semua. Sementara ini kami pun mau diungsikan ke Marindal,” ucap siswi yang tidak ingin disebut namanya.

Kamarnya yang berada di lokasi gedung ambruk tepatnya Ruang Nanas membuat dirinya dan siswi lain dilarang memasuki gedung di sisi kanan. Hal itu membuat dirinya semakin bingung dengan keberadaan barang-barangnya. Apalagi satu minggu ini dirinya masih menjalani dinas di rumah sakit yang sudah ditentukan.

Susi tidak sendiri, Rina (juga bukan nama sebenarnya, Red) juga terlihat bingung dengan kondisi gedung yang menjadi tempat tinggalnya. Karena kondisi gedung yang kini miring, tidak seorang pun diizinkan mendekati lokasi gedung yang ambruk. Apalagi naik ke atas untuk mengambil barang-barang yang ada. Tak pelak, keduanya dan beberapa siswi yang juga menempati kamar di gedung yang runtuh hanya bisa memandangi bangunan yang menimpa kamarnya.

Pantauan Sumut Pos, di dinding gedung Akbdi Senior tepatnya di sisi kanan, bangunan yang menyatu dengan dapur yang runtuh banyak ditemui retakan. Bahkan bangunan tadi seolah terpisah dengan bangunan di sebelahnya. Terlihat celah di dinding gedung yang hingga 10 centimeter. Sangat menyesakkan keluarga siswi mengingat uang pembangunan yang harus mereka bayar di tahun pertama.

Seperti yang disampaikan Siahaan (41), warga Marindal Medan yang putrinya siswi tingkat II di Akbid Senior Medan tersebut. Sebagai masyarakat awam dirinya bahkan terkejut melihat konstruksi bangunan yang ambruk. Padahal uang sebesar Rp12 juta harus dibayar sebagai uang pembangunan di awal putrinya menjalani pendidikan.
“Masak untuk bangunan empat tingkat seperti ini hanya menggunakan besi sekecil itu. Besi yang gitu cocoknya juga untuk bangunan rumah satu lantai. Padahal pertama masuk dulu kita diminta uang pembangunan Rp12 juta. Pardede (sekolah di yayasan milik keluarga Pardede) saja menggunakan besi sebesar batang pohon itu. Dan di situ tidak ada dikutip uang pembangunan,” kesalnya.

Dirinya pun memaparkan bagaimana kutipan-kutipan yang dikenakan kepada putri dan siswi Akbid Senior Medan lainnya. Selain uang pembangunan, uang kamar, uang diktat, uang buku, hingga uang praktek di rumah sakit-rumah sakit. “Kalau ditotal sampai tamat habis juga Rp100 juta-an,” tambahnya.

Apa yang dirasakan Siahaan tidak lah berlebihan. Sebagai orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk masa depan sang putri. Namun siang itu, kenyataan yang ditemui sangat mengejutkan dirinya. Bagaimana jumlah uang yang sudah dia keluarkan justru tidak menjamin keselamatan buah hatinya. Tak heran masyarakat pun turut menyampaikan rasa geram apalagi mereka merupakan saksi pembangunan gedung yang bermasalah itu.

Sebut saja Sembiring (bukan nama sebenarnya, Red) yang merupakan penduduk di Gang Pelita tersebut. Dengan tegas dirinya menuding pihak yayasan sudah mengabaikan nyawa siswinya untuk keuntungan semata. Seperti tahapan pembangunan gedung yang dilakukan secara bertahap tadi. “Ini kan dulu dibangun 2004 dengan dua lantai. Kalau gedung yang ambruk itu merupakan bangunan tahap kedua atau ditempel lah. Tapi karena siswi terus bertambah dibangun dua lantai lagi ke atas. Tapi pondasi tetap yang untuk bangunan dua lantai,” bebernya.

Lebih parahnya lagi lanjutnya, bangunan di sisi kanan gedung bersebelahan dengan aliran Sungai Babura yang beberapa hari lalu meluap hingga membenam dapur Akbid Senior tersebut. Akibad pengikisan air tadi kini pondasi gedung itu terlihat langsung ke dalam sungai sekitar satu meter dasar bangunan bahkan berada di atas sungai.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pukul 21.00 WIB gedung Akbid Senior Medan dan Universitas Generasi Muda Medan ambruk. Bangunan yang ambruk adalah gedung di sisi kanan dimana dapur dan ruang makan berada di bawahnya. Bangunan ini runtuh dari lantai empat hingga lantai dasar. Bangunan yang ambruk lainnya adalah bangunan di sudut kanan yang hanya ambruk hingga lantai dua.

Diberitakan, yang diberitakan ‘menghilang’, oleh beberapa orang disana 9 mahasiswa yang menghilang, disebut tertimbun bangunan. Sampai saat ini, berita menghilangnya 9 mahasiswa itu masih simpang siur, sementara dugaan tertimbun, akhirnya terpatahkan.

Hingga Senin (4/4) siang, evakuasi belum dilakukan. Pihak yayasan menegaskan, tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Senin (4/4) dini hari satu mobil pick up dipenuhi dengan travel bag yang diduga milik para siswi menuju ke rumah mewah di Jalan Bunga Mawar No 66 Medan. Di situ juga para orangtua siswi yang belum bertemu Minggu (3/4) dikumpulkan dengan cara evakuasi diam-diam. (*)

Fee Proyek Mengalir ke Kantong Syamsul

Syamsul Garuk-garuk Kepala, Hakim Marah

JAKARTA-Sidang perkara dugaan korupsi APBD Langkat dengan terdakwa Syamsul Arifin kemarin (4/4) menghadirkan enam saksi yang diajukan jaksa penuntut umum (JPU). Salah satunya adalah Ismiati, mantan Bendahara Pengeluaran Dinas PU Pemkab Langkat. Perempuan berjilbab itu membeberkan modus pemotongan anggaran Dinas  PU sebesar 10 persen, yang disebutkan untuk Bupati yang saat itu dijabat Syamsul Arifin.

Diceritakan Ismiati, setiap mengambil uang ke Pemegang Kas Buyung Ritonga, Buyung selalu mengatakan, akan dipotong 10 persen untuk bupati. “Lantas saya bilang saya lapor dulu ke Pak Kadis PU (yang saat itu dijabat Surya Djahisa, red). Lantas Pak Kadis bilang, ya sudah kalau itu perintah Pak Bupati,” ujar Ismiati di depan majelis hakim pengadilan tipikor yang dipimpin Tjokorda Rai Suamba.

Hakim yang terkenal ketus saat mengajukan pertanyaan itu lantas bertanya, pernahkah saksi mengantar uang fee proyek ke bupati? Ismiati mengaku pernah, antara lain senilai Rp300 juta dan Rp500 juta. Uang itu diambi dari Kabid Pengairan Dinas PU Rifai dan atas perintah Surya Djahisa diantarkan ke Tukiman, pria yang biasa ‘bekerja’ di rumah dinas Syamsul. “Lantas dihitung uang itu oleh Pak Tukiman,” ujar Ismiati.

Dalam kesaksiannya di persidangan terdahulu, Tukiman mengaku tidak pernah tahu apa isi kiriman pemberian yang ditujukan ke Syamsul. Karenanya, dalam persidangan kemarin, anggota JPU Muhibuddin meminta ketegasan dari Ismiati, apa iya Tukiman menghitung dulu uang itu. “Iya,” jawabnya.

Selain Ismiati, ada lima saksi lain yang kemarin dimintai keterangan. yakni mantan Plt Kabag Keuangan (saat Buyung Ritonga naik haji) dan Kabag Keuangan (2004-2006) Aswan Sufri, staf di bagian Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) Ibrahim, mantan Kasubdit BPAD Sumardi, Kepala Dinas Teknis di salah satu kecamatan Siti Khadijah, dan mantan Kabid Anggaran Pemkab Langkat, Aziz Syahrizal.

Aswan Sufri yang paling banyak diajukan pertanyaan. Antara lain dia menyebutkan adanya pengeluaran untuk pimpinan dan anggota DPRD setiap tahun, setiap kali menjelang pembahasan APBD, yang nilainya rata-rata Rp2 miliar. Para wakil rakyat yang terang-terangan minta jatah itu agar pembahasan APBD lancar. Setiap kali menerima permintaan dari dewan, Aswan lantas lapor ke bupati. “Pak Bupati bilang, ‘selesaikan, urus dengan baik wan’. Begitu pak hakim,” kata Aswan.

Untuk pemberian ke anggota dewan ini, lanjutnya, sebagian menggunakan kwitansi penerimaan yang dikosongkan alias tak disebutkan nominal uangnya. Pria kelahiran 1951 yang kini sudah pensiun itu juga membeberkan modus ‘membungkam’ para auditor BPK dan Inspektorat setiap kali datang untuk melakukan pemeriksaan. Hakim Tjokorda sempat geregetan mendengar penjelasan Aswan yang dalam keterangannya sering asal jawab, tidak sesuai dengan materi pertanyaan yang diajukan hakim atau jaksa.

“Jangan asal jawab. Cermati dulu pertanyaan. Saya peringatkan, cermati!” bentak Tjokorda. Dalam keterangannya, Aswan lebih banyak menyebut nama Buyung.

Sementara, Sumardi juga mengaku pernah diperintahkan Buyung untuk mencairkan cek yang selanjutnya diserahkan ke Tukiman di rumah dinas bupati. Dia mengaku, lantaran jumlahnya tidak kecil, dia ke rumah dinas selalu disertai staf. “Saya tak mau ambil resiko,” cetusnya. Seingatnya, ia lima kali menyerahkan cek ke Tukiman, yang nilainya dalam kisaran Rp100 juta, Rp150 juta, Rp250 juta, dan Rp350 juta.

Begitu para saksi sudah selesai memberikan keterangan, Tjokorda memberikan waktu ke Syamsul untuk mengajukan pertanyaan. Hanya saja, sebelum memberikan waktu, Tjokorda bercelutuk,” Terdakwa jangan garuk-garuk kepala terus, tanyalah!”

Seperti pada sidang sebelumnya, Syamsul tak mengajukan pertanyaan. “Kalau saya bantah, panjang lagi ceritanya,” kata Syamsul. Tjokorda menyahut dengan nada tinggi,” Anda punya hak bertanya!”

Syamsul lantas mengomentari kadatangan tim BPK untuk melakukan pemeriksaan tahunan. “Soal kedatangan tim BPK, wajib dibawa ke kepala daerah. Saya disposisi ke sekda. Mau pulang, lapor lagi…,” ujar Syamsul. Kalimat Syamsul langsung dipotong hakim Tjokorda,” Kasih duit?”. Syamsul menjawab, “Tak ada Pak.”

Sebelum mengakhiri sesi jatahnya, Syamsul mengatakan,” Semua saya bertanggung jawab. Saya tak mau anak buah saya jadi korban.” (sam)

Raport dan Ijazah Terendam, Persiapan UN Terganggu

Siswa Gotong Royong Bersihkan Sekolahnya

MEDAN-Banjir besar yang melanda Medan dan sekitarnya Jumat (1/4) lalu membawa dampak kepada banyak aspek. Diantaranya, mengganggu proses belajar mengajar di sejumlah sekolah. Setelah sempat diliburkan selama dua hari, kemarin (4/4), sejumlah murid dan siswa harus melakukan bersih-bersih massal di sekilah masing-masing. Termasuk mengeringkan inventaris sekolah yang basah karena banjir.

Seperti yang terlihat di SMA dan SMP Angkasa, dua sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Ardhya Garini di Jalan Polonia Lanud Medan. Hari ketiga pascabanjir hebat tersebut, aktivitas belajar mengajar masih harus tertunda. Meski mereka harus masuk ke sekolah, kegiatan para siswa hanya bergotong-royong membersihkan sekolah dari sisa-sisa banjir.

Siswa-siswi dengan semangat membersihkan sekolah mereka. Ada yang membersihkan meja dan bangku belajar yang kotor dan berlumpur, dan ada pula yang menjemur buku serta membersihkan laboratorium dan perlengkapannya.
Kepala Sekolah SMA Angkasa, Mara Muda SPd, menyebut kerusakan sarana dan prasaranan di sekolah yang dipimpinnya mencapai 80 persen. Kerusakkan komputer di labotorium sebanyak 30 unit, 90 persen buku di perpustakaan tidak bisa lagi digunakan dan sejumlah pesawat televisi di sekolah rusak total. “Banjir kali ini sangat parah. Fasilitas sekolah kita banyak tenggelam dan rusak. Saya perkirakan kerugian mencapai 300 juta,” ujarnya.
Yang membuat repot pihak sekolah dan yayasan, ijazah dan rapor murid dan siswa mulai tingkat SD, SMP hingga SMA ikut rusak terendam banjir. Hal ini dipastikan akan mengganggu persiapan Ujian Nasiona (UN) pada pertengah April Mendatang.

“Ijazah yang basah dan rusak sudah kita laporkan ke Dinas Pendidikan Kota Medan. Diharapkan tidak akan terlalu mengganggu siswa-siswi yang akan UN pertengah April mendatang,” harapnya.
Selain soal ijazah dan UN, pihak sekolah dan yayasan akan mengganti segala fasilitas sekolah yang rusak. Beberapa cara yang akan ditempuh diantaranya dengan eminta bantuan kepada pemerintah. “Saya selakukepala sekolah mengharapkan Pemerintahan segera membantu untuk pengadaan fasilitas sekolah yang rusak diakibatkan banjir,” bebernya.

Wakil Kepala sekolah SMP Angkasa, M Sitorus, mengundang orangtua siswa untuk memberiahukan dan membahas persoalan rapor dan ijazah yang basah, Kamis (7/4) mendatang. Pihak sekolah akan meminta bantuan orangtua siswa untuk mengurus surat keterangan atau ijazah pengganti ke sub rayon masing-masing. “Tadi ibu kepala sekolah telah melaporkan ke dinas, untuk membicarakan ijazah yang terbenam akibat banjir,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri membenarkan, sejumlah sekolah sudah membuat laporan resmi terendamnya sejumlah ijazah dan rapor serta fasilitas sekolah ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan.
Terkait pelaksanaan UN, pihak Disdik sedang mengupayakan agar pelaksanaanya tidak akan terganggu dampak banjir. “UN pertengahan April siap dilaksanakan, tidak ada kendala atau masalah besar. Semua siswa yang sekolahnya terendam kemarin, tidak ada kendala mengikuti UN,” tandasnya (mag-7)

Kadhafi Digantikan Putranya

WASHINGTON- Dua putra pemimpin Libya, Muammar Kadhafi mengusulkan transisi menuju demokrasi konstitusional yang akan mencakup penyingkiran ayahnya dari kekuasaan Libya. Demikian dilaporkan Harian The New York Times, Minggu (3/4) malam waktu AS.

Harian itu mengutip seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya dan seorang pejabat Libya tentang rencana tersebut, mengatakan transisi akan dipelopori salah satu putra Kadhafi, yaitu Saif al-Islam el- Kadhafi yang merupakan doktor filsafat tamatan London School of Economics (LSE).

Tidak jelas apakah Kolonel Kadhafi (68) telah menyetujui proposal yang dilaporkan didukung anak-anaknya itu, yaitu Saif dan El-Saadi Khadafy.

Tapi, seorang yang dekat dengan kedua putra Kadhafi mengatakan, sang ayah tampaknya bersedia mengikuti pilihan tersebut. Kedua putranya itu ingin bergerak  menuju perubahan bagi negara tanpa ayahnya.

Sumber harian tersebut mengatakan, kedua putra Kadhafi telah menghadapi begitu banyak rintangan dengan ayahnya. Jika mereka mendapat lampu hijau dari ayahnya, mereka akan membawa perubahan dengan cepat.
Menurut The Times, gagasan tersebut mungkin mencerminkan perbedaan yang telah lama terjadi di antara para putra Kadhafi. Pada harian itu, Saif dan Saadi telah mengikuti arah ekonomi dan politik gaya Barat, sementara putra Kadhafi lainnya yang sempat diberitakan tewas bulan lalu, yaitu Khamis dan Mutuassim dianggap sebagai garis keras.
Khamis memimpin milisi pro-pemerintah. Adapun Mutuassim yang merupakan seorang penasihat keamanan nasional telah dianggap sebagai saingan Saif dalam persaingan untuk menggantikan posisi ayah mereka.
Menyahuti ini, Muammar Kadhafi telah menunjukkan isyarat ingin segera mengakhiri konflik dengan kelompok pemberontak di Libya.

Seorang pejabat diutus Kadhafi untuk melobi sejumlah negara Eropa agar Koalisi Internasional mendukung upaya mengakhiri konflik Libya dengan tidak lagi menggempur pasukan Kadhafi.

Menurut stasiun berita Al Jazeera, isyarat itu terungkap dalam pertemuan antara para pejabat Yunani dengan tamunya dari Libya, Abdel Ati al-Obeidi, Minggu (3/4). Al-Obeidi merupakan pejabat sementara Menteri Luar Negeri Libya, menggantikan Moussa Koussa, yang pekan lalu kabur ke Inggris setelah membelot dari rezim Kadhafi.
Al-Obeidi berkata kepada Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, bahwa Kadhafi tengah berupaya mencari cara mengatasi konflik. “Tampaknya pemerintah Libya sedang mengupayakan suatu solusi,” kata Menteri Luar Negeri Yunani, Dimitris Droutsas, setelah menyambut kedatangan Al-Obeidi.

Tidak disebutkan apakah ada solusi yang ditawarkan Yunani kepada Libya. Namun, Yunani berkomitmen atas solusi politik dan diplomatik dalam mengatasi krisis di Libya. Sebagian rakyat di negara itu tengah memberontak, dengan menuntut Kadhafi turun dari kekuasaan setelah memerintah sejak 1969. (bbs/jpnn)

Air Beradioaktif Dibuang ke Laut

TOKYO- Operator pembangkit nuklir Daiichi Fukushima Jepang membuang air beracun sebanyak 11.500 ton yang berkadar rendah ke laut yang mengaliri ke Samudera Pasifik. Hal itu dilakukan lantaran tidak adanya tempat untuk menyimpan air beradioaktif tinggi yang bocor.

Para operator itu menggunakan pewarna untuk mengetahui jalur air, setelah sebelumnya gagal menyumbat lubang dengan polimer. Operator PLTN, Tepco, mengakui sudah berusaha keras selama lebih tiga minggu untuk mengatasi masalah pada sistem pendinginan yang rusak karena gempa dan tsunami.
Para pekerja menghadapi masalah karena mereka harus tetap memasukkan air ke pembangkit agar tidak terlalu panas, dan mereka juga harus mengatasi peningkatan jumlah air limbah.

Juru bicara senior pemerintah, Yukio Edano, mengatakan air tetap harus dibuang.
“Kami sudah menyadari bahwa air di unit nomor dua sudah terlalu tinggi tingkat radiasinya,” katanya kepada BBC, Senin (4/4). “Karena itulah kami memprioritaskan penghentian kebocoran air ke laut.kami akan membuang air yang disimpan di bagian luar unit, sayangnya mengandung radioaktif tetapi tingkatnya jauh lebih rendah dibandingkan air yang sangat beracun,” tambahnya. (bbs/jpnn)