25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15377

Terendam Air Panas

Peristiwa ini menjadi perlajaran bagi para orang tua agar selalu menjaga anaknya dalam kondisi apa pun. Akibat lalai menjaga anak, pasangan Marko (35) dan Tukiyem (30), warga Jalan Periuk Gang Famili No 82 B Medan, menyesal seumur hidup. Pasalnya, Bintang anak mereka yang masih berusia 1 tahun masuk ke dalam panci berisi air panas bekas penyelur bakso.

Akibatnya, 75 persen tubuh balita malang itu melepuh. Akhirnya, Bintang pun dilarikan ke Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan, Senin (4/4).

Kejadian ini berawal ketika Marko, yang sehari-hari berjualan bakso keliling, mebuat bakso di dapur rumahnya. Bakso yang telah selesai dibuat kemudian dicelupkan ke air panas. Setelah selesai mencelup bakso tersebut, Marko meletakkan panci berisi air panas itu di lantai dan dia pun pergi ke depan rumahnya untuk mempersiapkan gerobak baksonya. Sementara sang istri ikut membantu mempersiapkan segala sesuatunya.

Saat bersamaan, Bintang malah berjalan menuju dapur. Begitu melihat panci di lantai, anak bungsu dari tiga bersaudara ini memasukkan kaki kirinya ke panci berisi air panas tersebut. Karena kepanasan, Bintang pun tercebur ke dalam panci tersebut. Dia pun menjerit sejadi-jadinya.

Mendengar jeritan Bintang, kedua orangtuanya berlari dan melihat tubuh Bintang sudah terendam air panas.
Tanpa pikir panjang, balita naas itu diangkat, lalu dilarikan ke kamar mandi dan dimasukkan ke bak. Berlahan, kulit tubuh Bintang yang tadinya memerah, mulai melepuh. “Anak ku ini lagi lasak-lasknya. Aku terledor. Saat ku tinggal ke warung, dia lari menuju dapur. Kaki kirinya masuk ke dalam panci, di dalamnya air bekas masak bakso sekira 30 menit baru mendidih,” kata Marko sembari menyesali keteledorannya.(mag-7)

Hakim Tegur Jaksa

Sidang Ramli Ditunda

MEDAN- Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan menegur Jaksa Penuntut Umum (JPU), terkait penudaan sidang tuntutan mantan Wakil Walikota Medan, Ramli Lubis dalam kasus ruislagh Kebun Binatang Medan (KBM), Senin (4/4).
“Seharusnya sejak awal saudara jaksa berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung (Kejagung), hingga sidang tuntutan ini tidak tertunda lagi,” kata Majelis Hakim yang diketuai Sugiyanto.

Sugiyanto berharap, penundaan kali merupakan yang terakhir. Untuk itu, jaksa disarankan segera lakukan koordinasi internal dengan Kejagung. “Kami beri waktu  seminggu kepada saudara jaksa untuk menuntaskan tuntutannya,” tegas Sugiyanto.

Desakan itu, disampaikan majelis hakim, setelah JPU Ahmad P Hasibuan memohon penundaan kembali sidang tuntutan sebab mereka masih melakukan koordinasi  dengan Kejagung.
Awalnya, jaksa minta waktu dua minggu untuk menuntaskan masalah internal itu. Namun, permintaan itu ditolak majelis hakim. “Tidak bisa, ini sudah dua kali penundaan, seharusnya sidang digelar 28 Maret 2011, untuk itu, kami beri waktu seminggu kepada JPU, kita jadwalkan 11 April,” tegas Sugiyanto.

Sementara itu, usai persidangan Ramli mengaku tidak bisa mengomentari soal penundaan ini. “Saya hanya mengikuti bagaimana prosesnya,” tegas Ramli singkat. Dalam kasus ini, posisi Ramli terbilang aman karena secara umum saksi yang diperiksa di persidangan meringankan dirinya.

Bahkan, sejumlah ahli hukum dari akademisi yang dihadirkan sebagai saksi ahli mengatakan, kalau dalam kegiatan ruisalgh ini, Ramli sebagai Sekda kala itu hanya menjalankan perintah Wali Kota Medan dan dibenarkan hukum administrasi Negara, maka dia tidak dapat dipidana karena itu memang bukan ranah pidana.(rud)

Dishub Jangan Abaikan Zebra Cross

Zebra cross di beberapa persimpangan di Kota Medan nyaris hilang. Bahkan ada beberapa zebra cross yang sudah tak tampak sama sekali. Hal ini membuat beberapa masyarakat merasa dirugikan, karena dengann
terhapusnya marka jalan tersebut dapat mengakibatkan pengendara akan kena tilang, karena dianggap melewati garis batas.

Apa tanggapan anggota dewan terkait masalah ini? Lalu apa yang dapat dilakukan anggota dewan menyikapi masalah ini? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Juli Ramadhani Rambe dengan Ketua Fraksi PAN yang juga anggota Komisi D DPRD Medan Ahmad Arif, Senin (4/4).

Siapa yang paling bertanggung jawab atas masalah ini?
Tentu saja Dinas Perhubungan Medan. Ini merupakan masalah yang menyangkut masyarakat luas. Masyarakat pasti merasa dirugikan dengan keadaan ini. Padahal, untuk zebra cross sudah ada anggarannya, jadi bagaimana mungkin Dishub Medan dapat melupakan hal tersebut. Padahal, zebra cross ini sangat penting dalam lalulintas, khususnya pengamanan bagi pejalan kaki.

Masyarakat dirugikan dari segi apa?
Kita ketahui, berdasarkan Undang-undang lalulintas, pengendara tidak boleh melewati garis batas. Apabila dilewati, pengendara tersebut akan dikenakan sanksi. Nah, sekarang bagaimana masyarakat mengetahui ada garis bila garisnya sudah tidak ada? Nah, jadi seharusnya Dishub dapat membaca ini. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban. Padahal sudah ada anggarannya.

Jadi terkait masalah ini, apa yang dilakukan dewan?
Kita akan mendesak Dishub untuk memprioritaskan masalah ini. Jangan sampai semakin banyak persimpangan yang tidak memiliki zebra cross dan garis batas. Ya, salah satunya dengan memperbaiki dan merenovasi zebra cros itu. Para pejalan kaki dapat mengetahui di mana posisinya berjalan ketika lampu merah sedang nyala. Selain itu, zebra cross akan sangat membantu ketika malam hari. Karena warna putih akan tetap terlihat walau malam.

Lalu, siapa yang disalahkan jika masyarakat dirugikan?
Dalam hal ini tidak ada yang disalahkan. Hanya saja, peraturan harus ditegakkan. Para pengguna jalan setidaknya harus mengetahui, 10 meter dari lampu merah ada zebra cross. Jadi sudah bisa memperkirakan sebelumnya. Bukankah dalam pengusrusan SIM (Surat Izin Mengendarai) sudah diberitahu ajaran terkait dengan peraturan lalu lintas yang berlaku.(*)

Tidak Anggap Enteng

Inter Milan vs Schalke 04

MILAN-Jangan remehkan Schalke 04 saat bertandang ke markas Inter Milan ketika melakoni babak perempatfinal Liga Champions yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza, dinihari nanti.
Pasalnya, tim yang kini dibesut Ralf Rangnick justru bertekad melahirkan kejutan kepada La Benneamata (julukan lain Inter Milan), seperti kejutan yang mereka buat ketika mengalahkan Inter Milan pada partai final Pial UEFA tahun 1997.

Apalagi saat ini Nerazzurri berstatus sebagai juara bertahan sehingga wajar jika diunggulkan atas Die Knappen (julukan Schalke). Selain karena materi pemain, dukungan dari fans pun menjadi pertimbangan lainnya.
Tapi, situasi ini tak membuat nyali Raul Gonzalez ciut. Raul mengklaim sudah menyiapkan kejutan untuk sang juara bertahan. “Inter sang juara bertahan, mereka memiliki pemain hebat seperti Wesley Sneijder, Samuel Eto’o dan Lucio,” beber Raul Gonzales, mantan bintang Real Madrid .

“Inter tim favorit, tapi dalam dua laga kami bisa mengejutkan mereka,  terutama saat bermain di Veltins-Arena,” cetus Raul lagi.

Ungkapan lebih keras justru dilontarkan penjaga gawang Manuel Neuer. Secara gamblang Neuer mengaku optimis timnya mampu menyingkirkan La Beneamata.
Sayangnya, pada laga nanti Schalke bakal tampil timpang setelah tiga pemainnya Christoph Metzelder, Mario Gavranovic dan Peer Kluge mengalami cedera.

Ketiga pemain ini mendapat cedera saat menghadapi St Pauli, pada akhir pekan. Metzelder mengalami patah hitung. Jika dimainkan, maka Metzelder harus memakai pelindung wajah.
Namun pelatih Ralf Rangnick mengatakan, cedera lebih serius dialami ujung tombak muda Gavranovic. Pemain berusia 21 tahun ini mendapat cedera engkel. Sementara gelandang Kluge dibekap cedera otot perut setelah terkena timpukan botol bir.

“Crhistoph mungkin harus bermain dengan menggunakan pelindung wajah. Sedangkan Gavranovic masih harus menjalani pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan cederanya,” ujar Rangnick dilansir Reuters.
Terpisah Presiden Klub Inter Milan Massimo Moratti mewanti-wanti para pemainnya untuk tak meremehkan Schalke.

“Menyenangkan bila bertemu dengan tim hebat seperti Schalke. Jadi, Kami tak boleh memandang sebelah mata laga ini. Kami tidak ingin melakukan kesalahan seperti yang pernah terjadi pada final Piala UEFA tahun 1997,” kenang Moratti. (bbs/jpnn)

Pelaku Belum Dibekuk

Pembunuh Toke Ikan dan Istri

MEDAN- Polisi masih tetap bung kam terhadap perkembangan kasus penembakan Toh Ce Wie alias A Wie (34) dan Lim Chi Chi alias Dora Halim (30). Padahal, informasi yang terus berkembang di lapangan, sejumlah orang yang diduga terlibat sebagai otak pelaku pembunuhan toke ikan tersebut telah ditangkap.
Menyikapi isu yang berkembang tersebut, Direktur Reskrim Polda Sumut Kombes Pol Agus Andrianto enggan berkomentar.

“Yang pasti, Polresta dan dan Polda Sumut telah bekerja keras. Diharapkan ada petunjuk-petunjuk yang ditemukan di lapangan untuk mengungkap kasus ini,” ujar Agus, Senin (4/3).
Saat disinggung dengan adanya sejumlah orang yang sudah diamankan, termasuk warga negara Malaysia yang menjadi otak pelaku, Agus menyarankan agar menanyakan ke Polresta.

“Soal itu dan siapa saja yang sudah diperiksa, bukan kapasitas saya. Tanya ke Polresta saja ya,” ucapnyan
Hal senada juga disampaikan Kasubid Dokliput Polda Sumut AKBP MP Nainggolan yang menegaskan, pihak kepolisian belum ada menangkap pelaku penembakan terhadap A Wie dan Dora Halim. “Belum ada pelaku yang ditangkap. Kita masih terus melakukan pengejaran,” cetusnya.

Demikian juga saat dikonfirmasi dengan keterlibatan WN Malaysia yang diduga menjadi otak pelaku sudah diamankan tim dan menjalani pemeriksaan diduga terkait kasus tersebut, Nainggolan tetap membantahnya. “Tidak ada itu, belum ada kita mengamankan apalagi otak pelaku,” bebernya.

Berbagai sumber di kepolisian menyebutkan, sejumlah orang sudah diamankan, diduga terlibat kasus ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, polisi sudah mengamankan sepasang suami istri Ay dan Aw yang berdomisili di Jakarta. Kemudian juga disebutkan warga Malaysia juga telah ditahan.

Tapi, polisi masih belum memberi keterangan soal perkembangan kasus tersebut. Dimana, kasus penembakan tersebut yang sudah menjadi perhatian publik sangat ingin mengetahui kinerja polisi dalam mengungkap kasus tersebut.

“Kita masyarakat mau tahu sudah sampai dimana kinerja kepolisian kita. Kerja apa tidak mereka?” ungkap Rinaldi (32), warga Padang Bulan yang terus memperhatikan perkembangan kasus penembakan pasangan suami istri.(adl)

Kenal Lawan

REAL MADRID vs TOTTENHAM

MADRID-Real Madrid dan Tottenham Hotspur bak bumi dan langit dalam sejarah Liga Champions. Siapapun tahu Real merupakan tim paling sukses dengan koleksi sembilan trofi. Los Merengues, sebutan Real, sekaligus tim yang paling sering tampil, yakni dalam 41 edisi dan memainkan 331 laga.

Bandingkan dengan Spurs, sebutan Tottenham. Partisipasinya musim ini baru kali kedua setelah edisi 1961-1962n
Namun, dalam penampilan perdananya hampir setengah abad lalu itu, Spurs menembus semifinal.
Berarti, Spurs tinggal satu babak lagi menyamai prestasi terbaiknya di Eropa. Itu karena Spurs berhadapan dengan Real di perempat final. Leg pertama dihelat di Santiago Bernabeu dini hari nanti (siaran langsung RCTI, kickoff 01.45 WIB).

“Saya kira hasil 0-0 atau 1-1 di kandang sendiri sudah sangat memuaskan bagi kami,” ungkap Jose Mourinho, pelatih Real, kepada Soccernet.

Pernyataan Mourinho tentu saja sekadar psywar. Sebab, seusai kekalahan 0-1 dari Sporting Gijon (3/4), yang mematahkan rekor home liga Mourinho selama sembilan tahun, pelatih berkebangsaan Portugal itu berkoar Real akan memenangi dua pertemuan menghadapi Spurs.

Sebagai pelatih yang pernah tiga tahun (2004-2007) menangani Chelsea, Spurs tentu bukan lawan yang asing bagi Mourinho. Tujuh kali menghadapi Spurs, catatan The Special One, sebutan Mourinho, sangat bagus. Yakni, menang lima kali, dua kali seri, dan hanya sekali kalah.Rekor pertemuan Mourinho dengan pelatih Spurs Harry Redknapp malah sempurna. Dari lima pertemuan, Mourinho selalu keluar sebagai pemenang. Rinciannya, sekali semasa Redknapp masih menangani Southampton, dan sisanya saat Redknapp menukangi Portsmouth.

Redknapp pun sudah sangat mengenal gaya Mourinho. “Saya tidak akan terkecoh dengan hasil terakhir Real. Saya sangat mengenal Jose dan Eropa (Liga Champions) selalu menjadi prioritasnya. Dia ingin memenangi gelar ketiga dengan tiga tim berbeda,” ungkapnya kepada The Sun.

Redknapp menyadari apabila apapun situasi dan kondisi Real saat ini, Spurs tetap diposisikan sebagai underdog. “Laga menghadapi Real tidak akan kami jalani setiap musim sehingga kami harus memberikan kemampuan terbaik,” tambahnya.

Sukses mengalahkan juara tujuh kali AC Milan di babak 16 besar menjadi bekal positif Spurs. Khususnya ketika menang 1-0 di kandang Milan, San Siro. “Kami telah bermain sangat bagus di stadion bersejarah seperti San Siro. Saya harap kami bisa memberikan kejutan lagi di Bernabeu,” tutur Redknapp.

Tidak hanya pelatih dari kedua yang sudah familier satu sama lain. Pemain dari kedua tim juga sudah sering bertemu. Itu karena dalam skuad Real saat ini dihuni beberapa pemain alumnus Premier League. Di antaranya winger Cristiano Ronaldo, striker Emmanuel Adebayor, gelandang Xabi Alonso, dan defender Ricardo Carvalho maupun Alvaro Arbeloa. Di sisi lain, Spurs memiliki Rafael van der Vaart yang dua tahun (2008-2010) berkostum Los Merengues.
“Saya tidak terkejut dengan pencapaian Spurs musim ini. Mereka pantas mendapatkannya karena mereka punya potensi besar dengan deretan pemain bagus dalam skuadnya,” ucap Alonso yang mantan Liverpool itu sebagaimana dikutip Marca.

Peter Crouch, striker Spurs, tak mau kalah. Crouch ingin membuktikan kemampuannya kepada rival lamanya, Carvalho, yang notabene eks Chelsea. “Saya akan membuat Carvalho mengalami kesulitan seperti yang pernah saya lakukan kepadanya semasa di London,” tutur pencetak gol tunggal kemenangan Spurs atas Milan di San Siro itu. (dns/jpnn)

Hanya Sebatas Persamaan Persepsi

MoU Pemko dan TNI AU Soal Sari Rejo

MEDAN- Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman yang dikirimkan Pemerintah Kota (Pemko) Medan ke TNI AU beberapa hari lalu, ternyata hanya sebatas penyesuaian kesepakatan. Artinya, tidak secara eksplisit meletakan persoalan ini pada titik akhir sengketa tanah Sari Rejo yang telah berpuluh tahun.

Hal ini terungkap saat wartawan Sumut Pos mengkonfirmasi masalah tersebut kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri seusai melantik 101 lurah dan Kepala Seksi (Kasi) Kecamatan Kota Medan di Gedung Dharma Wanita Medan Jalan Rotan Medan, Senin (4/4)

“MoU itu adalah penyesuaian atau kesepakatan pemahaman, untuk penyelesaian Sari Rejo,” ujarnya.
Mirisnya lagi, Nota Kesepahaman tersebut hingga saat ini belum menerima balasan dari TNI AU. “Belum. Kita upayakan secepatnya. Nanti kita akan berkomunikasi dengan TNI AU mengenai hal ini,” tambahnya.

Terkait hal ini, anggota Komisi A DPRD Medan Aripay Tambunan kembali memberi penegasan kepada Pemko Medan, untuk benar-benar menyelesaikan persoalan ini. Karena pada kenyataannya, persoalan ini telah berlarut-larut.
“Saya pikir, kembali pada putusan pengadilan. Bahwa dalam hal ini, masyarakat telah mengantongi putusan Mahkamah Agung (MA). Dan putusan ini, telah menjadi dasar yang kuat untuk tahapan penyelesaian yang lebih riil,” tegasnya.
Aripay juga mengomentari pernyataan Wali Kota Medan Rahudman Harahap, dimana Wali Kota Medan telah berjanji akan menyelesaikan sengketa Sari Rejo secara tuntas.

“Kalau begitu tanggapan wali kota, maka kita serahkan sepenuhnya kepada Wali Kota. Tapi, pernyataan ini harus juga dibuktikan jangan sempat senyap lagi. Kalau nantinya ada realisasi nyata, maka kita akan mengapresiasi wali kota,” ungkapnya.(ari)

Said Ikhsan Divonis 6 Tahun

Kasus Kepemilikan Sabu-sabu

MEDAN- Kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Panitera Pengganti Pengadilan Negeri (PN) Medan Eddi Suhairy SH, seakan tak mempengaruhi putusan majelis hakim terhadap terdakwa Said Ikhsan dalam kasus kepemilikan sabu-sabu. Pasalnya, Majelis Hakim yang diketuai Erwin Mangatas Malau menjatuhkan vonis enam tahun penjara kepada Said Ikhsan, Senin (4/4). Vonis ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut umum (JPU) Teddy SH pada sidang sebelumnya.

Menurut Majelis Hakim, berdasarkan keterangan saksi di persidangan, terdakwa terbukti dengan sengaja dan tanpa izin mengedarkan psikotropika jenis sabu-sabu bersama terdakwa Dody, berkas terpisah. Atas perbuatan itu, Said Ikhsan dinyatakan melanggar Pasal 132 Ayat 2 KUHP  yo Pasal 55 Ayat (1) KUHPidana.

Hal yang memberatkan Said Ikhsan, perbuatannya tidak mendukung program pemerintah untuk memberantas narkoba. “Hal meringankan, terdakwa masih mahasiswa,” kata Erwin.

Menyikapi vonis tersebut, Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat) Sumatera Utara H Hamdani Harahap menilai, putusan PN Medan ini menjadi pintu masuk dalam pemberantasan narkoba di Sumatera Utara.

“Saya sedikit kecewa dengan putusan PN Medan ini, karena putusan tersebut terlalu ringan. Hal ini dikarenakan, terdakwa juga mencoba menyuap petugas, baik pada pihak Kepolisian maupun Panitera,” kata Hamdani Harahap kepada wartawan, Senin (4/4). Seharusnya, sambung Hamdani, percoba penyuapan itu harus dijadikan bukti kuat agar terdakwa dihukum lebih berat lagi. “Penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap terdakwa sudah benar sesuai hukum yang berlaku,” sambungnya lagi.

Sebelumnya, perkara ini sempat menjadi perhatian publik setelah Said Ikhsan secara terang-terang di persidangan membeberkan kalau dirinya dimintai uang Rp300 juta oleh sejumlah oknum polisi Satuan Narkoba Polresta Medan. Atas pernyataan itu, Irjen Pol Oegroseno (Kapolda Sumut saat itu, Red) dan Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga menggelar kasus itu di Polresta Medan dengan memeriksa sejumlah perwira yang menangani kasus tersebut.
Sementara itu ayahnya Ikhsan, Sayed Azmir (53) kepada wartawan mengatakan, sebelum gelar perkara tersebut dilakukan pihak keluarga telah melayangkan surat permohonan kepada Kapolri yang menjelaskan secara rinci kronologi kejadian sejak dilakukanya penangkapan terhadap Said Ikhsan.

Dalam isi surat yang ditujukan ke Kapolri tersebut kejadian berawal, tanggal 6 Oktober 2010 lalu sekitar pukul 17.00 WIB, anaknya Said Ikhsan berangkat kuliah dengan mengendarai mobil Honda City dengan nomor Polisi B 417 OA. Sekitar pukul 20.00 WIB, seorang temannya bernama Dodi menelpon mengajak Said makan di Warung Kopi (Warkop) Harapan, Jalan Imam Bonjol Medan. Karena masih kuliah, Said menolak ajakan tersebut. Kemudian pada pukul 22.00 WIB, Dodi kembali menelponnya dan minta bertemu di Warung Mie Aceh di Titi bobrok Jalan Setia Budi Medan dan Said langsung menyetujuinya.

Setibanya Said Ihsan di warung dimaksud, Said memarkirkan mobilnya. Tiba-tiba seorang pria tidak dikenal langsung menghampirinya dan mengatakan bahwa Said adalah bandar narkoba jenis sabu-sabu (SS). Lalu pada pukul 24.00 WIB, dengan menggunakan mobil Said dibawa petugas ke rumahnya di Jalan Gatot Subroto Km 6,5 No 177, Kelurahan Sei Sikambing B, Medan Sunggal.

Selanjutnya diboyong ke Mapolresta Medan. Sesampainya di Mapolresta Medan, Said baru mengetahui bahwa Dodi temannya itu sudah tertangkap terlebih dahulu dari kawasan Cafe Marak di Jalan Srikandi Medan dengan barang bukti sebanyak 25 gram sabu-sabu. Dari pengakuan Dodi, sabu-sabu tersebut diperolehnya dari Said. Polisi kemudian melakukan pengembangan dan menangkapnya.

Sementara itu, pada 27 Meret 2011 lalu, Panitera Pengganti di PN Medan, Eddi Suhairy SH (50), ditangkap Dit Reskrim Poldasu. Eddi tertangkap tangan memeras Syarifah Hazanah (50), ibu kandung Said Ikshan.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Hery Subiansauri menjelaskan kronologi penangkapan tersebut. Korban dihubungi pelaku lewat ponsel untuk menyerahkan uang sejumlah Rp100 juta. Imbalannya, anak korban, Said Iksan, akan divonis bebas dalam perkara terkait kepemilikan narkoba jenis sabu yang saat ini dalam proses persidangan.
Polisi bersama korban Syarifah Hazanah berhasil meringkus Eddi di Jalan Amal Luhur, tepatnya di Grosir Aceh sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak untuk bertemu dan mengambil uang muka sekitar pukul 14.00 WIB. Polisi yang meringkus Eddi mengamankan barang bukti uang masih dalam bungkusan sebanyak Rp50 juta sebagai uang muka, rekaman pembicaraan dan rekaman video saat penyerahan uang tersebut diambil oleh Eddi. (rud)

Stoner Kecam The Doctor

Kegusaran Casey Stoner atas kegagalannya di Jerez Minggu kemarin sepetinya tak terbendung. Kecaman pun terlontar dari pembalap Honda Repsol itu kepada pembalap Ducati Valentino Rossi dan marshall, petugas yang memberinya bantuan.

Ya, Stoner terpaksa berhenti di lap delapan pada MotoGP Spanyol di sirkuit Jerez, Minggu (3/4), setelah motornya terlempar akibat bertabrakan dengan motor Rossi.

Di saat keduanya berusaha menaiki kembali motornya, Stoner merasa petugas pilih kasih karena terkesan memprioritaskan The Doctor (sebutan Rossi). Bantuan yang diberikan petugas dinilai Stoner tidak cukup, dan ia pun terpaksa retired.

Protes rider Australia itu terhadap Rossi ada dua. Pertama, Rossi melakukan kecerobohan yang merugikan orang lain (dirinya), dan kedua dia minta maaf tanpa melepas helm-nya. “Dia tidak melakukan itu untuk dirinya sendiri. Aku lebih suka kalau melakukannya tidak di depan kamera, dan mengucapkan sesuatu dengan pelan tanpa harus selalu berdalih. Dia ingin melakukan pertunjukan (show) buat semua orang. Ya itu bagus, tapi itu tidak mengubah hasilnya,” sindir Stoner kepada wartawan.

Kejadian yang dialaminya tersebut membuat Stoner belum berjodoh dengan sirkuit Jerez. Sepanjang karirnya di kancah Grand Prix, termasuk di kelas 125cc dan 250cc, baru satu kali dia naik podium, yakni di musim 2009. Selebihnya ia selalu finish nomor lima ke bawah.

Tak heran jika dalam wawancara tersebut pria 26 tahun itu memberi sebuah penekanan tertentu tentang Jerez: “Ini sirkuit terburuk buatku,” serunya. (net/jpnn)

7 Warga Jadi Tersangka

Isu Begu Ganjang Ambil Korban

MEDAN-Terkait tewasnya tiga warga Lorong Satahi, Lingkungan IX, Makden Baru, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan akibat tervrovokasi isu begu ganjang pada, Kamis (31/3) lalu. Polres Pelabuhan Belawan telah menetapkan sedikitnya, tujuh warga sebagai tersangka.

Hal tersebut dikatakan Kasubbid Dokliput Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Senin (4/4) yang mengatakann
ketujuh tersangka ditetapkan setelah penyidik mengambil keterangan dari 50 orang saksi.

Kemungkinan, lanjut Nainggolan, tersangka bakal bertambah, sebab masih ada warga yang diduga terlibat dalam aksi pembantaian pasangan suami istri yang dituduh memelihara begu ganjang, yakni Gubertus Sinaga (56) dan Rohana Boru Siregar (50) belum diambil keterangannya karena ikut mengantar korban ke kampong halamannya di Tapanuli.
“Dari 50 warga yang dimintai keterangan, tujuh di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan tidak tertutup kemungkinan bisa bertambah,” ujar Nainggolan.

Diterangkannya, ketujuh tersangka yang kini mendekam di sel Mapolres Pelabuhan Belawan masing-masing, Mesati Eli Dachi, Freddy Sitorus alias Ateng, Simon Sinaga alias Simon, Richard Hutagalung alias P Cindy, Parluhutan Tampubolon alias P Josua, Haposan Pangaribuan dan Tison Sitompul.

Menurut Nainggolan, peristiwa pembunuhan yang dilakukan pasangan suami istri Gubertus Sinaga dan Rohana Boru Siregar terhadap seorang wartawan Torang Panjaitan (46) tidak diproses alias gugur demi hukum. Sebab, tersangkanya juga tewas setelah diamuk massa. “Kalau kasus tewas korban Torang Panjaitan tidak dilanjutkan, karena tersangkanya pun tewas juga,” bebernya.

Sebelumnya, pihak kepolisian Polres Pelabuhan Belawan mengangkut sebanyak 56 warga untuk dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut. Aksi penyisiran petugas Polres Pelabuhan Belawan yang dibantu pasukan Brimob tersebut menjemput paksa sejumlah warga, baik pria maupun wanita yang dicurigai terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut. Puluhan warga yang dijemput tersebut langsung diboyong ke Mapolres Pelabuhan Belawan untuk dimintai keterangan terkait tewasnya tiga warga. Mereka diangkut menggunakan mobil truk polisi.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian Polres Pelabuhan Belawan, tujuh warga ditetapkan menjadi tersangka. Sedangkan, yang lainnya sudah dipulangkan.(adl/mag-11)