26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15393

Melihat Kesiapan Pernikahan Pangeran William

Jelang Sunting Middleton, Pangeran William Gugup

Bagi pangeran Wiliam, pernikah itu merupakan sebuah hal yang menakutkan. Apalagi semuanya harus dilakukan secara sakral dan sempurnah, karena selain untuk tanggungjawab diri pribadi, juga tanggungjawab kepada khalayak ramai.
“Pernikahan adalah sesuatu yang menakutkan,” ucapnya singkat saat ditanyi seusai menjalani latihan rutin bersama Angkatan Udara Inggris (ARF) di Pangkalan Anglesey kemarin (1/4), seperti dilansir Agence France-Presse.

Saat ditanya lebih lanjut soal bagian dari rangkaian pernikahan yang paling membuatnya gugup, William menyebut “semuanya,”jawabnya. Bahkan, dalam gladi resik beberapa waktu lalu, dia mengaku gemetaran.
“Jujur saya katakan kepada orang-orang yang terlibat dalam gladi resik beberapa waktu lalu bahwa lutut saya gemetar,” ungkap William di hadapan wartawan.

Meski gugup, kakak Pangeran Harry itu mengaku tak sabar ingin segera naik pelaminan dan menyanding Middleton yang sudah dipacarinya sejak 2003 lalu, walau hubungannya sempat putus pada 2007, akhirnya 2008 rujuk kembali.
William masih menunggu empat pekan sebelum mengikat janji setia dengan Middleton di Westminster Abbey. Kini ada beberapa persiapan yang perlu dimatangkan sebelum pesta pernikahan kerajaan yang dihadiri sekitar 2.500 undangan.

Sebagai keluarga kedua William, RAF tak mau tinggal diam. Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, RAF menyemarakkan pesta pernikahan dengan atraksi udara. “Beberapa pesawat yang dulu digunakan dalam Perang Dunia II akan bergabung dengan jet-jet modern dan melakukan manuver udara di atas Buckingham Palace,” terang kementerian dalam pernyataan tertulis. (ap/afp/bbc/hep/ami/jpnn)

Aa Gym Resmi Gugat Cerai Teh Ninih

BANDUNG- Kabar perceraian pimpinan Pondok Pesantren (Pontren) Daarul Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dengan istri pertamanya, Hj Ninih Mutmainah atau Teh Ninih merebak sejak akhir 2010. Kini dai kondang tersebut akhirnya melayangkan permohonan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Bandung.

Kepala Humas PA Bandung Acep Saefuddin menjelaskan, gugatan cerai dilayangkan Aa Gym pada 14 Maret lalu. Namun berkas gugatan tersebut tidak dibawa langsung Aa Gym, tapi oleh pengacaranya, Jenal SH.

“Jadi dalam perceraian ini, yang mengajukan adalah bapak Haji Abdulah Gymnastiar. Jadi perkara ini termasuk permohonan cerai talak, karena diajukan oleh suami,” ujar Acep saat ditemui wartawan di Ruang Serbaguna PA Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Jumat (1/4).

Acep menyebutkan, nomor perkara permohonan cerai tersebut No 845/pdt-g/2011/PA-bdg. Dalam surat permohonan cerai itu, alamat Aa Gym sebagai pemohon dan Teh Ninih kendati berbeda masih berada di kawasan yang sama, yakni di Jalan Gegerkalong Girang Kota Bandung.

Aa Gym menuliskan alamat di Jalan Gegerkalong Girang No 32B RT 01/06, Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sedangkan Teh Ninih di Jalan Gegerkalong Girang No 38 RT 01/08, Kelurahan Isola.
“Hingga saat ini, belum ada penunjukkan kuasa hukum dari pihak Teh Ninih. Sedangkan Aa Gym telah menguasakan kepada Jenal SH,” ujar Acep.(net/jpnn)

Dua Malam Berlatih Hafal Nama Istri

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin “buka rahasia” soal pernikahannya dengan Novalinda Jonafrianty. Menjelang akad nikah, Din rupanya membutuhkan waktu dua hari dua malam untuk berlatih.

Bukan kalimat ijab kabul yang menjadi kendala Din, melainkan nama lengkap sang istri. “Yang sulit itu latihan menghafal nama beliau,” cerita Din saat bersilaturahmi dengan wartawan dan pimpinan media di Kedai Tiga Nyonya, Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, tadi malam (31/3).

Menurut Din, dirinya pernah salah menulis nama istrinya dalam undangan yang disebar via SMS. “Saya tulis Novalinda Jonafriantyni. Padahal, nggak ada tini-nya,” canda Din. Novalinda yang tadi malam hadir mendampingi Din ikut tertawa lepas.
Din kembali menceritakan bahwa Novalinda sebenarnya bukan orang jauh.

Novalinda adalah sepupu mendiang istrinya terdahulu, almarhumah Fira Beranata. Ibu Novalinda dan ayah Fira merupakan saudara.
Ayah Novalinda, lanjut Din, pernah menjadi Dirut Semen Gresik. Karena itu, Novalinda lahir di Gresik. Pendidikannya, mulai SD hingga SMA, juga dilalui di Gresik. “Makanya, walau bapak ibu Padang, istri ini nggak bisa bahasa Padang,” ujar Din. (pri/c4/nw/jpnn)

Mobil Volvo Hari Sabarno Disita KPK

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi resmi menyita kendaraan pribadi milik mantan Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno yang menjadi tersangka korupsi pengadaan alat pemadam kebakaran.

“Satu buah mobil merk Volvo model type XC9016 nopol B 448 HR tahun pembuatan 2005 warna hitam metalik atas nama pemilik DR Hari Sabarno, yang beralamat Jalan Widya Chandra RT 007 RW 001,” demikian dikutip dalam berita acara penyitaan aset oleh KPK, Jumat (1/4).

Hari Sabarno ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran. Atas pengadaan tersebut negara dirugikan sebesar Rp86,07 miliar. Hari menjadi tersangka sejak September 2010. Kini Hari Sabarno sudah dititipkan di Rutan Cipinang.

KPK menyangkakan Hari Sabarno dengan pasal berlapis. Hari dijerat dengan pasal korupsi yakni Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, Hari Sabarno juga dijerat dengan pasal penyuapan yakni Pasal 11 atau Pasal 12 huruf b UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (net/jpnn)

Bayi Tabung Rp70 Juta

Bandung- Delapan tahun pernikahan tak juga dikarunia anak, orangtua bayi tabung yang dilahirkan di Melinda Hospital Bandung, Jumat (1/4), rela melakukan apapun, bahkan merogoh kocek Rp70 juta untuk memperoleh keturunan.

“Biayanya Rp50-Rp60 juta. Kalau yang ini ada tambahan sekitar Rp10 juta untuk proses operasi si prianya karena spermanya diambil dari testisnya langsung,” kata dr Susan Melinda, salah seorang dari tim Melinda Fertility Center kepada  wartawan di Melinda Hospital, Jalan Pajajaran.

Menurutnya pasangan tersebut sempat putus asa. “Pasangan ini sempat putus asa. Apalagi setelah dicek ternyata suaminya tidak memiliki sperma pada cairan ejakulasinya. Kalau orang kebanyakan menyebutnya mandul,” ujarnya.

Dengan alasan orangtua enggan diekspose, Susan mengaku tak bisa memberitahu identitas kedua orangtua bayi tabung tersebut. Lebih lanjut Susan menjelaskan jika usia kehamilan bayi tabung berjalan normal, sekitar 38 hingga 39 minggu. Meski usia kandungannya normal, proses melahirkan terpaksa dilakukan melalui proses sesar. Alasannya karena si ibu menderita anthiphospholipid syndrome atau adanya kekentalan darah berlebih.

Sehingga saat hamil, si ibu harus mendapat suntikan dan minum obat khusus untuk mengencerkan darahnya. Jika melahirkan secara normal, dikhawatirkan terjadi pendarahan hebat yang dialami sang ibu.

Selain itu, alasan lainnya melakukan sesar karena posisi bayi dalam rahim ibunya dalam keadaan sungsang atau terbalik. “Posisi bayinya sungsang,” ungkap Susan.(net/jpnn)

Siti Fadilah Diperiksa KPK

Bantah Ikut Korupsi Alkes Flu Burung

JAKARTA – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari membantah bahwa dirinya terlibat korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) untuk penanganan flu burung pada 2006. Bantahan itu disampaikan Siti usai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (1/4).
“Tidak benar itu,” ujarnya saat hendak meninggalkan gedung KPK, di Jalan HR Rasuna Said Jakarta, Jumat (1/4), sekitar  pukul 14.40 WIB.

Sebelumnya, tudingan Sisi Fadilah terlibat korupsi alkes flu burung dilontarkan mantan Direktur Bina Pelayanan Medik Depkes, Ratna Dewi Umar. Beberapa waktu lalu, Ratna yang sejak pertengahan tahun lalu menjadi tersangka menyatakan bahwa dirinya hanya sekadar menjalankan perintah atasan.
Namun menurut Siti, dirinya sudah menyampaikan klarifikasi atas tudingan mantan anak buahnya di Depkes itu di hadapan penyidik KPK. “Makanya kepada penyidik tadi sudah disampaikan,” tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.

Selain itu, Siti juga membantah keterangan yang pernah disampaikan artis Cici Tegal yang mengaku pernah menerima uang Rp500 juta untuk menyumbang kegiatan sebuah jemaah pengajian. Uang itu disebut berasal dari rekanan Depkes. “Oh, itu juga tidak benar,” ujar Siti saat berada di mobil berplat B 30 SFS jemputannya yang siap melaju meninggalkan gedung KPK.
Hari ini, Siti diperiksa sejak pukul 08.00 WIB dan baru keluar dari gedung KPK menjelang pukul 15.00 WIB. Status Siti tetap sebagai saksi.

Sebagaimana pernah diberitakan, KPK menemukan adanya penggelembungan harga pada proyek alkes flu burung tahun 2006 yang didanai dengan APBN sebesar Rp52 miliar itu. Ratna Dewi Umar yang menjadi tersangka dalam kasus itu mengungkapkan bahwa dirinya hanya melaksanakan tugas atasan.

“Pimpinan yang memerintahkan. Siapa menterinya ketika itu, Anda tentu tahu,” ujar Ratna usai diperiksa KPK beberapa waktu lalu.
Selain Ratna, dalam kasus tersebut KPK juga telah menetapkan sejumlah tersangka lainnya antara lain mantan Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Sutedjo Juwono dan mantan Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Bina Pelayanan Medik (Yanmedik) Kementerian Kesehatan, Mulya A Hasyim.(mur/jpnn)

Bidan dan Dokter PTT tak Gajian

SIANTAR- Bidan dan dokter PTT Dinas Kesehatan Siantar merasa resah karena sudah tiga bulan tidak menerima gaji. Padahal, gaji sangat dibutuhkan untuk biaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

W Sinaga, salah seorang Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang betugas di jajaran Dinas Kesehatan Siantar, Jumat (1/4),  mengeluhkan kondisi yang dialaminya. Menurut dia, akibat tidak menerima gaji selama tiga bulan, kebutuhan hidup sehari-hari terpaksa harus dikurangi dari hari sebelumnya.

“Sebagai Bapak, kita berharap Wali Kota Pematangsiantar dapat merespon kondusi ini,” kata Sinaga meminta Wali Kota Siantar Hulman Sitorus dapat menjalin koordinasi dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sebagai instansi yang membayarkan gaji mereka (Bidan dan Dokter PTT Red). Menurut dia, keterbatasan penggajian akan berpengaruh pada semangat kerja Bidan dan Dokter PTT menjadi menurun, sehingga tidak dapat memberikan pelayanan maksimal. Terpisah, dr Ronal Saragih, Kadis Kesehatan Siantar membenarkan Bidan dan Dokter  PTT di instansinya belum menerima gaji. “Tapi sudah kita koordinasikan ke Depkes,” ujar nya.(mag-01/smg)

Intel Endus Situasi Bakal Panas

Kesaksian Kapolres Tapteng AKBP Dicky Patrianegara di MK

JAKARTA- Kapolres Tapanuli Tengah (Tapteng) AKBP Dicky Patrianegara mendapat giliran dimintai keterangannya dalam persidangan sengketa pemilukada Tapteng di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (1/4).
Dalam keterangannya, Dicky yang kemarin mengenakan baju dinas, mengaku sebelum pemilukada digelar sempat mendapat laporan intelijen bahwa situasi di lapangan berpotensi ada konflik keras.

“Kami mendapat informasi dari intelijen, pilkada akan panas sebagaimana pilkada masa lalu (pilkada Tapteng 2005, Red), dimana ada pembakaran kantor KPUD, ada pula yang disandera. Karenanya, kami tidak mau ambil resiko, maka berupaya menjaga netralitas,” terang Dicky dengan nada kalimat tegas.

Dicky membeberkan kesigapan aparat kepolisian setiap kali mendengar informasi kejadian yang berpotensi kerusuhan.  Antara lain mengenai kejadian di Kantor Kecamatan Pinangsori, yang menjadi lokasi PPK. Begitu mendengar ada kerumunan massa yang mengepung rumah camat, Dicky mengaku langsung memerintahkan kapolsek setempat segera bergerak ke lokasi.

Upaya pengamanan terhadap orang yang berada di dalam rumah, yang merasa terancam oleh tindakan massa, sempat dilakukan dengan mengetuk pintu kamar mandi. “Mungkin merasa paranoid, anggota kami yang datang dikira massa yang mau membakar,” beber Dicky.

Kasus lain menyangkut tuduhan adanya ketidaknetralan Polres Tapteng dengan cara membawa kotak suara ke kantor polisi, juga dibantah Dicky. Dikatakan, justru langkah itu dilakukan agar tidak terjadi kerusuhan. Saat itu, lanjutnya, ada massa di rumah Ketua KPPS karena disinyalir segel kotak suara rusak.  Lantas Kapolsek Pandan datang untuk memfasilitasi penyelesaian masalah.
Di Mapolsek lantas rembugan, yang dihadiri antara lain ketua PPK, anggota tim sukses, dan beberapa pihak lain. Hasil pertemuan yang menyatakan segel kotak suara memang rusak itu dituangkan dalam berita acara. “Setelah itu kotak suara dibawa lagi ke KPPS, bukan diinapkan di Polsek,” tegas Dicky.

Mengenai keberadaan satu polisi di setiap TPS yang oleh pasangan Dina Riana Samosir-Hikmar Batubara sebagai bentuk intervensi, Dicky malah mengaku bingung. “Saya bingung, mestinya dengan ada polisi, masyarakat merasa nyaman,” ujarnya. Dia jelaskan, proses penyelenggaraan pemilukada lancar tak ada gangguan.

Selain Dicky, kemarin sidang juga menghadirkan saks ahli,  Maruarar  Siahaan, yang juga mantan hakim MK. Ahli yang dihadirkan oleh pasangan Albiner-Steven ini menjelaskan mengenai konsekuensi keluarnya putusan PTUN yang menyatakan pasangan Albiner-Steven sah sebagai calon dan minta KPU Tapteng menunda tahapan pemilukada.

Maruarar menyalahkan KPU Tapteng yang tidak mau menjalankan putusan PTUN itu. “Kekuatan eksekuor PTUN itu sama dengan MK. Begitu diputuskan punya kekuatan eksekuor dan setiap penyelenggara negara harus tunduk. Jika tidak dilaksanakan, itu merupakan tanggung jawab pribadi, bukan lembaga,” kata Maruarar.
Menurutnya, ketua dan anggota KPU Tapteng bisa dipidanakan atas adanya kerugian materiil dan imateriil.(sam)

Sekolah Ikut Terendam

BINJAI- Kondisi banjir tidak hanya dialami warga Kota Medan dan sekitarnya. Warga, Binjai, Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai juga mengalami hal yang sama, Jumat (1/4). Di Binjai, Sungai Mencirim dan Sungai Bangkatan meluap. Akibatnya, 5 Kelurahan dari 37 Kelurahan yang ada di Kota Binjai terndam.

Menurut keterangan Syahrel, warga Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Sungai Mencirim meluap setelah hujan turun dengan sejadi-jadinya. Sehingga, sekitar pukul 02.00 WIB, Sungai Mencirim tak dapat menampung air dan akhirnya meluap sampai setinggi dada orang dewasa.

“Memang di tempat kami tinggal ini sudah kerap kali terkena banjir. Dalam satu tahun, banjir dapat terjadi dua sampai tiga kali. Sebenarnya, kalau hujannya hanya sekitar Binjai, sungai ini tidak meluap. Biasanya, meluapnya sungai ini disebabkan kiriman dari hulu,” ujar Syahrel.

Dia mengatakan, setiap warga di Kelurahan Mencirim, sudah dapat mewaspadai jika sesekali Sungai Mencirim itu meluap. “Biasanya, kalau curah hujan deras dan tidak berhenti sejak sore hingga menjelang pangi. Kami warga di sini terpaksa berjaga dan menyiapi barang-barang yang akan diselamatkan,” ungkap Syahrel.

Maka dari itu sambungnya, setiap kali air Sungai Mencirim meluap, jarang menelan korban jiwa. “Meski tidak ada menelan korban jiwa, masyarakat tetap membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota Binjai. Sebab, setiap kali banjir warga tidak dapat mencari nafkah,” terangnya.

Untuk jumlah Kepala Kelarga (KK) yang terkena bencana, sampai sore ini di Kelurahan Rambung Barat 190 KK, dengan jumlah penduduk 768 jiwa, Pujidadi 48 KK, 197 jiwa, Kelurahan Setia 368 KK, 1472 jiwa, Kartini 32 KK, 128 jiwa, Rambung Timur 46 KK, 184 jiwa, dan Korem 152 KK, 108 jiwa.

Di Langkat akibat banjir, pemukiman warga dan sekolah dasar yang berada di Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang, Langkat, juga terendam banjir setinggi paha orang dewasa,
Genangan air ini, diduga karena tidak berfungsinya saluran pembuangan air yang dibangun di Desa Air Hitam dan Desa Bukit Mengkirai, Kecamatan Gebang, Langkat, sehingga tidak mampu menampung dan membuang debit air hujan yang begitu besar. Alhasil, puluhan rumah warga dan sekolah dasar (SD) 050768 ikut terandam banjir.

Di  Deli Serdang, ratusan rumah terendam dan merusak puluhan rumah milik warga di Desa Petumbukan, Desa Kelapa Satu di Kecamatan Galang.

Ketinggian banjir diperkirakan mencapai 1 meter. Banjir diperkirakan berasal dari Sungai Batu Gingging dan Sungai Bahtera yang ada disana. Akibatnya pemukiman penduduk terendam.
Sementara itu, di Sergai Sungai Martebing meluap dan merendam tiga desa di Kecamatan Dolok Masihul. Sementara itu, sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Malosari Kota Tebing Tinggi tenggelam dipenuhi air sungai.

Camat Dolok Masihul Drs Dimas Kurnianto didampingi Sekretaris Badan Penaggulangan Bencana (BPB) Sergai Drs Lilik kepada wartawan koran ini mengatakan luapan Sungai Martebing merendam  rumah sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) di Desa Martebing dan 350 KK di Desa Aras Panjang, serta Desa Bantan dengan ketianggian air mencapai 50 centimeter, jelasnya kepada wartawan.

“Akibat luapan sungai Sei Belutu jembatan Titi Kuning  berikut badan jalan  hampir sepanjang 15 meter di Dusun I Bakaran Batu Desa Malasori  menuju Pemko Tebing Tinggi amblas sehingga tidak bisa dilalui.Serta sekitar 150 hektar tanaman ubi kayu umumnya berusia tiga bulan dan tanaman kelapa sawit warga juga terendam, sedangkan kerugiannya belum bisa dihitung,” kata Dimas. (dan/ndi/btr/mag-15)

Maestro Musik Karo

Djasa Tarigan

Disambut sepi di dalam negeri, tak membuat Djasa Tarigan berhenti bergelut di kesenian tradisional Karo. Eksistensi sebagai putra daerah justru mendapat berbagai penghargaan dari negeri orang.

Pada “3rd International Rondalla Festival Querdas sa Pagkakaysa di Tagum City Philipina”, 12-19 Februari lalu Djasa Tarigan kembali dianugerahkan gelar Maestro Kulcapi Karo. Penghargaan itu diserahkan setelah penampilannya yang dianggap luar biasa oleh seluruh peserta.

Pada penampilannya itu, Djasa Tarigan memainkan lagu “Penganjak Kuda Sitajul” dengan kulcapi. Lagu itu mengisahkan cerita tradisional pada masyarakat Karo tentang seorang panglima pada masa peperangan dengan pasukan Aceh. Panglima tadi kemudian tewas ditembus peluru. Sebagai penghargaan masyarakat menggelar acara setiap tahunnya. Pada acara itu masyarakat meyakini arwah sang panglima hadir lewat suara kulcapi yang dipetik.

“Menurut seorang Maestro di Filipina itu, dia belum pernah mendengar efek suara seperti yang saya mainkan dari alat musik petik yang pernah ditemuinya di berbagai belahan dunia ini. Karena memang kulcapi bisa menimbulkan efek suara unik bila dimainkan menempel di kulit,” tuturnya.

Sebelumnya 2000 ayah dari Rocky Tarigan (25) dan Yanto Tarigan (21) ini dianugerahi gelar Maestro dari pabrikan elektronik asal Jepang, Technics. Gelar itu diberi berkat ide memprogram suara-suara dari musik tradisi masyarakat Karo untuk dimainkan pada keyboard. Ide yang bahkan belum terpikir oleh negeri yang menjadi raja elektronik itu.

Begitu juga dengan gelar maestro pertama yang diraihnya di Belanda. Gelar yang dianugerahkan karena keberhasilan membuat alat musik terpanjang di dunia. Ketika itu Djasa membuat keteng-keteng, alat musik tradisional Karo yang terbuat dari bambu sepanjang sembilan meter. Atraksi saat memainkan alat musik ciptaannya tadi mendapat aplaus dari peserta kegiatan yang digelar di Leiden University Belanda 2001 silam.

Namun semua itu tidak diraih dengan mudah bahkan tidak jarang harus menguras kantong pribadinya. Belum lagi pergolakan batin karena keinginan mengembangkan kesenian tradisional Karo justru membuatnya mundur dari bangku kuliah. Juga kerakusan masyarakat yang keliru melihat karyanya.

Lahir di Kabanjahe 19 Oktober 1963, Djasa kecil juga mewarisi bakat seni dari keluarga yang memang seniman. Untuk mengasah kemampuannya, Djasa berguru pada seniman tradisional Karo, Tukang Ginting (Alm) di Berastagi. Setelah menamatkan pelatihan, anak keenam dari 10 bersaudara ini bergabung dengan grup musik tradisi dan bermain di Hotel Bukit Kubu Berastasi sejak 1982.
Permainan alami yang diperlihatkan ternyata mendapat perhatian dari AP Pasaribu yang kala itu Rektor Universitas Sumatera Utara dan Rizaldi Siagian yang menjabat Ketua Jurusan Etnomusikologi USU. Djasa pun ditawarkan sebagai dosen musik Karo di kampus tersebut. “Setahun juga baru saya kasih jawaban dan itulah jalan saya ke Kota Medan,” kenangnya.

Perkembangan di dunia hiburan kala itu membuat Djasa yang juga aktif bermain musik di pesta-pesta masyarakat Karo sedikit kewalahan. Permintaan pun tidak lagi lagu tradisi semata juga lagu dangdut hingga lagu asing yang tidak mungkin diiringi dengan instrumen tradisional. Maka, mulai 1988 dirinya mengadopsi keyboard mendampingi alat musik tradisi yang tetap dipertahankan.
Inisiatif tadi terus menerus memberinya undangan bermain keliling Indonesia. Tidak itu saja, dirinya bahkan menjadi inspirasi puluhan grup musik Karo di sekitar kawasan Padang Bulan. Berlanjut pada membuat program suara masing-masing instrumen tradisional Karo ke dalam keyboard. Ide yang di satu sisi positif karena membuka lapangan pekerjaan sebagai pemain keyboard sekaligus berdampak negatif dan menyesakkan dada.

“Ide itu mendapat tentangan dari pemerintah dan kampus. Karena sekarang semua acara adat sekalipun hanya menggunakan keyboard. Tidak ada lagi alat musik tradisional yang memiliki interval nada berbeda dengan musik barat pada keyboard. Sekalipun orientasinya pada bisnis tapi situasi ini jauh dari gambaran saya dulu,” tutur pria single parents ini.

Djasa kemudian memutuskan berjalan sendiri memperkenalkan musik tradisional Karo. Bersama sahabatnya yang juga etnomusikolog Irwansyah Harahap mereka mengibarkan sansaka Merah-Putih dan menyanyikan Indonesia Raya di berbagai belahan dunia. Semua itu membuktikan bagaimana kebudayaan negeri ini sudah seharusnya mendapat perhatian pemerintah. Penghargaan yang tulus akan karya sang maestro pun diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kala di Istana Negara 2005 lalu. (jul)

Djasa Tarigan
Lahir    :     Kabanjahe, 19 Oktober 1963
Istri    :     Rosnala Barus (Alm)
Anak    :     Rocky Tarigan (25), Yanto Tarigan (21)
Alamat    :     Jalan Bunga Herba II No.26 Medan
Jabatan    :     Pemilik Djast Entertaiment
Penghargaan    :     Maestro Musik Karo di Leiden University Belanda 2000
Maestro dari Technics di Osaka Jepang 2001
Maestro Kulcapi Karo di Manila 2011
Karya    :     Program instrumen tradisional Karo pada keyboard 1986
Keteng-keteng terpanjang di dunia 2001
Konser Budaya Karo “Semalam di Tanah
Karo” di Pardede Hall 2004