29 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15483

Personel Keyboard Tewas Tersengat Listrik

TEBING TINGGI- Personel Keyboard Indah S, Desa Bamban, Chandra Surya Sianturi (22) tewas, Minggu (10/4) sekira pukul 03.00 WIB. Diduga, Chandra tewas karena tersengat aliran listrik saat hendak mematikan keyboard. Awalnya, Keyboard Indah S, manggung di hajatan pesta perkawinan rumah warga Lingkungan IV, Jalan Karya Jaya, Kota Tebing Tinggi.

Saat kejadian, Chandra sempat mendapat perawatan di rumah sakit Sri Pamela Kota Tebing Tinggi. Tapi sayang nyawanya tak tertolong lagi.

Orangtua  Chandar, Br Gurning mengatakan, sebelum kejadian anaknya pulang mengantarkan baju kotor ke rumah sekitar pukul 02.00 WIB.

Kemudian Chandra pesan dia tidak pulang kerena akan main keyboard. Tapi, Br Gurning terkejut mendengar anaknya sedang dirawat di rumah sakit.
Pemilik Keyboard Indah S, Poniman mengaku tidak mengetahui kalau anggotanya tewas tersengat aliran listrik. Setelah ada telepon dia langsung ke TKP.

Kapolsek Rambutan, AKP M Simarmata mengaku belum bisa memastikan Chandra tewas karena tersengat aliran listrik atau tidak. “Kita masih mengumpulkan fakta-fakta di lapangan, sayangnya pihak keluarga tidak mau jenazah anaknya diotopsi,” katanya.(mag-3)

Sidang, Camat Galang Mangkir

LUBUK PAKAM- Camat Galang, Hadisyam Hamzah SH mangkir dari persidangan kasus dugaan korupsi pengadaan tanah untuk gardu induk PLN tahun 2008 seluas 7,2 hektar yang terletak di Dusun VI Desa Petangguhan Kecamatan Galang.
Pengadaan lahan itu, terindikasi mark up (penggelembungan) lahan seluas 12.300 meter dengan kerugian negara Rp230 juta. Sidang yang seharusnya digelar di Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam, Kamis (7/4) dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) jadi ditunda.

Humas PN Lubuk Pakam, Immanuel Tarigan SH, menyatakan Hadisyam Hamzah SH sebagai terdakwa tidak hadir dari persidangan pertama, Kamis (7/4) karena sakit dengan menyertakan surat keterangan sakit dari dr Antonius Sitompul tapi tidak disebutkan dalam surat dokter tersebut penyakit yang diderita terdakwa.

“Tidak ada penjelasan dari terdakwa maupun penasihat hukumnya yakni Lindung Mac Arthur Siagian SH tentang penyakit yang diderita terdakwa. Hal tersebut tidak lazim untuk persidangan dan dapat menghambat proses penegakan hukum. Seyogianya ada penjelasan dari terdakwa Hadisyam Hamzah SH maupun dari penasihat hukumnya,” tegas Immanuel SH.(btr)

Tangga Menuju Gundaling Rusak

KARO- Tangga menuju objek wisata Bukit  Gundaling, sejak beberapa tahun belakangan rusak.  Bahkan sejumlah anak tangga,  tidak dapat digunakan karena jatuh  ke areal perladangan warga.

Kondisi ini menurut  warga setempat harus segera diatasi, mengingat Gundaling, merupakan salah satu  daerah tujuan wisata (DTW) andalan Kabupaten Karo.

Akses tangga yang berada di kawasan Gang Surya Indah Berastagi-Gundaling itu, selain  sering digunakan pelancong pejalan kaki, juga kerap dilintasi warga, ketika melakukan sport (olahraga).

Hal ini dikhawatirkan akan berimbas pada kenyamanan wisatawan  untuk berkunjung ke objek wisata Gundaling.
Berkurangnya kenyamanan ini dikhawatirkan menyebabkan menurunnya tingkat kunjungan wisata domestik maupun mancanegara ke lokasi wisata yang  menyuguhkan pemandangan kota Berastagi sekitar dan  dua gunung berapi aktif  (Sibayak dan Sinabung) di Tanah Karo tersebut.

Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan mengatakan,  pihaknya  akan melakukan koordinasi dengan Dinas  Pariwisata Seni dan Budaya, dan Dinas PU Karo guna mencari solusi masalah tersebut.(wan)

Mengaku tak Utang, tetap Ditagih

Di Medan, Seorang Nasabah Citibank Mengadu

Untuk saat ini permasalahan kinerja debt collector sedang menjadi topik yang hangat, baik di media cetak maupun media elektronik.

Ternyata tidak hanya di Jakarta, nasabah Citibank di Medan pun mengalami hal yang sama.
Beruntung, permasalahan itu belum sampai menjurus kepada kekerasan fisik. Namun yang jelas, seorang nasabah Citi Bank atau pemegang kartu kredit visa Citibank 4541 79104008xxxx, bernama SH warga Kecamatan Medan Barat membuat pengaduan ke Biro Bantuan Hukum dan Jasa Administrasi Firman Jalan Kiwi No 80 AA Medan.

Berangkat dari pengaduan tersebut, Biro Bantuan Hukum dan Jasa Administrasi Firman pada tanggal 4 Maret 2011 lalu melayangkan surat yang ditujukan kepada Pimpinan Citibank Bagian Kartu Kredit. Dalam surat tersebut tertera bahwa, adanya tindakan oknum pihak Citibank selaku penagih kartu kredit yang bertindak di luar kewajaran.

Di dalam surat tersebut tertera beberapa alasan keberatan dari Samin yang disampaikan oleh biro bantuan hukum tersebut. Intinya, dalam surat yang ditandatangi oleh Direktur Anuar Shah dan pengacara Biro Bantuan Hukum Firman yakni, Marwan SH dan Sukatno SH itu, pengaduh keberatan dengan Citibank. Pasalnya, sebagai nasabah yang tercatat sejak 2009, SH, mengaku hanya satu kali menggunakan kartu visa tersebut. Itu pun menurut keterangannya telah dibayarnya sesuai tagihan dari Citibank. Namun, dirinya dikejutkan dengan datangnya tagihan dari Citibank sebesar Rp8 juta tanpa disertai dengan perincian pemakaian dari jumlah tagihan tersebut.

Setelah mengkonfirmasi ke pihak bank, SH tidak juga mendapat kejelasan. Tidak hanya sekali, SH juga sudah berulang kali mendatangi pihak Citibank untuk memperjelas masalah tersebut, tetap saja apa yang diamui tak kesampaian. Bahkan oknum pihak Citibank yang mengaku-ngaku debt collector kartu kredit Citibank berulang kali melakukan penagihan via telepon kepada SH. Yang lebih menyakitkan lagi, SH masuk dalam daftar black list di dunia Perbankan gara-gara hal itu. Karena itu, pihak Biro Bantuan Hukum Firman melalui suratnya menerangkan kalau klien mereka, SH, mengalami kerugian yang cukup besar baik moril maupun materil. Mereka pun meminta pihak Citibank untuk mencabut nama SH dari daftar hitam yang berada pada seluruh lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank.
Terkait dengan permasalahan ini, Peneliti Ekonomi Madya Bank Indonesia (BI) Regional Sumut-NAD, Elli Tjan mengatakan bahwa sang nasabah dapat melaporkan hal ini kepada unit pengaduan bank bersangkutan, baik secara lisan ataupun tulisan, dan apabila tidak mendapatkan jawaban baru dapat dilaporkan ke pihak BI.

Elli juga menegaskan, pada peraturan BI no 11/11/PBI/2009, tepatnya pada pasal 21 ada pasal yang mengakui keberadaan “pihak-pihak diluar pihak lain” (debt collector). Tetapi hal tersebut bukan menjadi tanggung jawab BI, melainkan tanggung jawab dari bank yang menggunakan jasa pihak ketiga tersebut. Tetapi harus ada laporan dari bank ke BI. Dalam peraturan tersebut juga diketahui, apabila kerja penerbit, principal kartu kredit tidak sesuai, maka BI dapat mencabut izin usaha mereka.

Elli juga menjelaskan, pada peraturan ini juga dijelaskan bahwa bank harus menggunakan manajemen risiko yang telah ditetapkan. Manajemen risiko yang dimaksud adalah manajemen risiko likuiditas, manajemen risiko kredit, manajemen risiko operasional, dan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut, penerbit atau acquirer diharuskan juga memiliki kesiapan finansial untuk memenuhi kewajiban pembayaran yang  mungkin timbul dalam hal terjadi kejahatan Kartu Kredit. Atau dengan kata lain, bahwa bank harus menyiapkan dana untuk kredit yang macet. “Tetapi bukan berarti kredit tidak harus dibayar karena utang adalah utang. Apabila kredit tidak dibayar, maka dapat terjadi kredit macet dan nama orang tersebut akan masuk ke data base, sehingga pihak bank tidak akan mempercayai orang tersebut,” ujar Elli.

“Atau dengan kata lain, sebelum debitur tidak melunasi kredit yang terdahulu, maka pihak bank dari manapun tidak akan memberikan kredit yang baru kepada para debitur sebelum kredit terdahulu dilunasi,” tambahnya.(ari/mag-9)

Polisi Dilarang Ikut-ikutan

Soal debt collector yang cenderung overacting ditengarai karena memiliki beking yang kuat. Ujung-ujungnya, pihak Polri pun dikaitkan.

Menjawab hal itu, pihak Poldasu langsung bersuara. Mereka pun siap memberikan sanksi bagi anggota yang nakal. Melalui Kabid Humas Poldasu, Kombes Heri Subiansaori menekankan personel polisi untuk tidak ikut-ikutan terlibat dalam jsa penagih utang tersebut.

Bila ada anggota Polri yang membekingi jasa debt collector akan ditindak. “Laporkan kalau ditemukan. Pasti akan diberikan sanski karena telah melakukan pelanggaran kode etik,” ujarnya, Minggu (10/4).

Dijelaskan Heri, membekingi debt collector jelas jelas dilarang dalam Undang-undang Polri. “Lain halnya kalau perusahan sudah melaporkannya ke polisi, kan sudah ada laporan yang akan diberi surat perintah dari komandannya. Jadi bila ada polisi mengawal untuk bertemu dengan konsumen, itu hannya membantu antara pemilik barang dan konsumennya,” ucap Heri.

Jadi, lanjut Heri, dari data dan laporan yang diterima, belum ada anggota Polri yang membekingi jasa penagih utang tersebut. Heri juga mengingatkan kepada debt collector dan pelanggan harus sama-sama menjaga etika.
“ Jadi debt collector dan nasabah yang memenuhi persayaratan harus menjaga etika. Kita kan sama-sama membutuhkan,” ungkapnya. (adl)

Bintang Medan Percaya Diri

Meski berstatus tak pernah menang di kandang lawan, Bintang Medan merasa percaya diri bisa memutus rekor buruk itu saat melakoni laga kontra Bandung FC, sore ini.

Tapi hal itu sedikit terkendala karena skuad tampak kelelahan usai menjalani jalan darat dari Jakarta ke Kuningan Jawa Barat.

“Kami tidak mengharapkan perjalanan darat dari Bandara ke Kuningan itu lebih dari delapan jam. Tapi nyatanya, lebih dari sembilan jam perjalanan tentu saja membuat fisik pemain mengalami kelelahan. Tapi itu bukan alasan, persiapan juga sudah cukup baik,” beber arsitek Bintang Medan Michael Feichtenbeiner ketika dikonfirmasi via telepon seluler kemarin.

Kekecewaan semakin mendalami ketika Michael melihat lapangan tempat laga bakal dilangsungkan. Mantan Pelatih Selangor MPPJ itu menggambarkan, cekungan yang terjadi di lapangan tersebut menyebabkan air menggenangi, sementara di pinggir lapangan cukup kering. Sembari berharap tidak hujan, dia juga yakin, strategi yang diterapkan pada saat latihan bisa menjadi modal untuk memenangkan pertandingan.

Michael saat menggeber performa teknik skuad asuhannya di Lapangan Thamrin Graha Metropolitan menerapkan strategi penyerangan dengan memanfaatkan pemain sayap lewat umpan-umpan diagonal. Menurutnya, dengan kondisi lapangan seperti itu, dia yakin skema tersebut bakal berhasil. (ful)

Duo Loyalis Saling Serang

Hotel Presiden Ouattara Jadi Sasaran Tembakan

ABIDJAN – Ketegangan di Pantai Gading belum reda. Pasukan loyalis presiden incumbent Laurent Gbagbo menyerang hotel yang digunakan oleh rivalnya, Presiden terpilih Alassane Ouattara, untuk mengendalikan pemerintahannya. Warga yang tinggal di sekitar Hotel Golf di Abidjan pun memilih meninggalkan rumah setelah serangan, Sabtu (9/4) malam waktu setempat.

Hal itu dilakukan karena mereka tidak ingin terjebak di tengah bentrok sehingga menjadi korban. Evakuasi juga dilakukan Inggris atas staf kedutaan besar. Lokasi Kedubes Inggris memang berada di dekat hotel tersebut.
Salah seorang penduduk menuturkan bahwa sekitar 200-300 warga meninggalkan rumahnya untuk mencari tempat yang lebih aman. “Situasinya sangat mencekam. Jika saja Anda mendengar serangan tersebut, Anda pasti tak tahan tinggal lebih lama di sini,” ujarnya kepada Agence France-Presse.

Menurut PBB, kubu Ouattara, dan sejumlah saksi lain, serangan tersebut dilancarkan sekelompok tentara yang loyal kepada Gbagbo. “FDS (pasukan pertahanan dan keamanan pro-Gbagbo) menyerang, kami pun membalas,” kata seorang milisi pro-Ouattara.

“Mereka menyerang dari dekat. Sejumlah penembak jitu menyerang kami dengan Kalashnikov (AK-47),”tutur seorang tamu hotel. (afp/cak/dwi/jpnn)

Ganti Para Gubernur Kroni Mubarak

KAIRO – Pemerintah sementara Dewan Militer Mesir terus berupaya mewujudkan agenda reformasi. Di antaranya rencana mengganti sejumlah gubernur yang ditunjuk mantan Presiden Hosni Mubarak.
Langkah itu disebut sebagai salah satu kesepakatan yang diambil bersama demonstran yang menuntut agar Mubarak dan para kroninya diproses secara hukum atas tuduhan korupsi. Kebijakan tersebut diambil setelah demonstran yang bertahan di Lapangan Tahrir, Kairo, kembali terlibat bentrok dengan aparat, Sabtu (9/4) . Sedikitnya, seorang tewas.

Militer menyatakan akan menggunakan kekerasan untuk mengusir demonstran dari Lapangan Tahrir dan memastikan kehidupan warga kembali normal. “Lapangan Tahrir akan dikosongkan dari demonstran dengan mengerahkan tentara,” ujar Mayor Jenderal Adel Emarah dari Dewan Militer.
Sayangnya, ultimatum itu tidak menyurutkan nyali para demonstran. Lebih dari 1.000 massa mengabaikan perintah Dewan Militer Mesir agar meninggalkan Lapangan Tahrir kemarin. Mereka justru memperluas seruan dan tuntutan mereka agar secepatnya diwujudkan pemerintahan sipil.

Massa terus meneriakkan “revolusi, revolusi”. Mereka juga membakar patung boneka Jenderal Mohamed Hussein Tantawi, menteri pertahanan sekaligus pemimpin Dewan Militer berkuasa di Mesir.
“Kami inginkan hanya dewan (pemerintahan) sipil,” kata massa lewat slogannya. “Rakyat menuntut pimpinan dan dewan militer diganti,” lanjut demonstran.

BBC melansir puluhan orang terluka dalam bentrokan yang terjadi Lapangan Tahrir, Sabtu (9/4) saat tentara membubarkan massa karena tak mengindahkan jam malam. Demonstran dalam jumlah besar kembali ke Lapangan Tahrir Sabtu malam. Krisis politik memanas antara militer mengambil alih kekuasaan pasca-lengsernya Mubarak dan demonstran ingin reformasi dipercepat serta kebijakan mengganti gubernur yang ditunjuk Mubarak. (afp/rtr/cak/dwi/jpnn)

Angkot Naik ke Pulau Jalan

Maksud hati menghindari pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan di Jalan Jamin Ginting. Namun sial, angkot trayek 01 BK 1681 FA jurusan Amplas-Sambu yang dikemudikan Tony malah menabrak pulau jalan, Minggu (10/4) siang pukul 11.00 WIB.

Saat itu, Tony yang merupakan mahasiswa semester IV Politeknik USU membawa barang dari rumahnya di Jalan Tanjung Morawa Km 11 untuk diantar ke kampusnya. Namun di tengah jalan, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, pengendara sepeda motor yang ada di depannya mengalami kecelakaan dan terjatuh.

Merasa terkejut, Tony membanting setirnya ke kiri untuk menghindari pengendara sepeda motor yang terjatuh tersebut. Namun sayang, di sisi kiri jalan tersebut cukup banyak kendaraan yang terparkir. Tak ingin ambil risiko, dia membanting setir lagi ke kanan, hingga ia hilang keseimbangan dan menabrak pulau jalan hingga ban angkotnya naik ke pulau jalan tersebut.

“Beginilah akhirnya, untuk menghindari lakalantas, mobilku naik ke pulau jalan. Kalau nggak ku hindari, mungkin ban angkot ini akan melindas kepala pengendara sepeda motor itu,” ujar Tony sembari menunggu angkotnya dievakuasi.
Polisi lalulintas yang menerima laporan langsung turun ke lokasi untuk mengevakuasi mobil angkot dan langsung diseret ke Sat Lantas Polresta Medan. “Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, angkot dan pengemudi akan kita periksa ke kantor,” beber Bripka P Simanjuntak personel Sat Lantas di lokasi.(adl)

Persiraja Target Jadi Tumbal

PSMS bersiap melakoni laga kandang kedua kontra Persiraja yang akan digelar 12 April mendatang. Meski berstatus tuan rumah, PSMS diyakini akan melakoni laga berat.

Tapi manajemen sudah menginstruksikan jajaran pelatih dan pemain untuk sapu bersih tiga laga kandang. Maka Persiraja masuk daftar tim yang mesti ditundukkan. Apalagi putaran pertama lalu Persiraja berhasil mempermalukan PSMS dengan skor telak 3-0.

“Inilah saatnya membalas demi kemenangan yang memang sedang kita butuhkan. Tapi jangan sampai lengah karena Persiraja tim yang kuat musim ini,” kata Benny Tomasoa, Asisten Manajer PSMS kemarin. Apalagi Persiraja sedang dalam performa terbaiknya. Hal itu didukung mental yang baik sebab kerap mengalami kemenangan beruntun. “Makanya kita harus bisa memutus mental juara mereka dengan mengalahkannya,” sambung Benny.
Bagi PSMS kemenangan kontra Persiraja jadi harga mati demi memuluskan kans finish di posisi tiga. Kalau menang maka PSMS akan mengumpulkan 39 poin. Jumlah yang cukup merangsek ke posisi tiga jika Persih Tembilahan yang jadi pesaing utama kalah melawan lawan selanjutnya.

Sayangnya PSMS sedang punya sedikit masalah. Dua pilar lini belakang terancam tidak turun, akibat cedera yang didapat saat bentrok kontra PS Bengkulu Rabu (6/4) lalu.

Mereka adalah pemain sayap belakang Ari Yuganda yang biasa bermain di sisi kiri dan Rahmad di sisi kanan. Mereka sama-sama mengalami cedera engkel, Rahmad kaki kanan dan Ari pada kaki kirinya. Keduanya juga terpaksa absen pada latihan persiapan yang digelar di Stadion Kebun Bunga kemarin pagi.

Namun begitu, kedua mengaku akan berusaha pulih tepat waktu dan bisa turun kontra Persiraja. “Kalaupun lama sembuhnya tinggal makan Voltaren (obat) saja, pasti sakitnya akan hilang saat bertanding. Tapi memang setelah selesai, rasa sakitnya bisa dua kali lipat,” tandasnya yang diamini Ari Yuganda.

Selebihnya, PSMS siap tampil menyerang dan mendominasi permainan. Selain faktor taktik dan strategi, PSMS diuntungkan dengan dukungan setia fans yang mencapai 10 ribu orang setiap laga kandangnya. Diharapkan atmosfer positif itu bisa memberikan peningkatan mental tersendiri.
“Yang kami harapkan adalah kemenangan. Doa dan dukungan fans sangat berpengaruh bagi tim di samping persiapan itu sendiri, ” pungkas Benny. (ful)

Wali Kota Jangan Cakap Saja

Wali Kota Medan Rahudman Harahap terus mengumbar janji akan melakukan penertiban terhadap semua bangunan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sei Deli dan Babura. Apakah nantinya ini akan terealisasi atau sekedar isapan jempol? Anggota Komisi D DPRD Kota Medan Juliandi Siregar, mengaku pesimis kalau rencana Wali Kota Medan menertibkan bangunan di DAS tersebut dapat terealisasi. Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Ari Sisworo dengan Juliandi Siregar, Minggu (10/4).

Apakah Anda yakin Wali Kota Medan berani menertibkan bangunan di sepanjang DAS Sei Deli dan Babura?
Wali Kota kita yang satu ini adalah wali kota yang selalu manis dalam berkata-kata, tapi realisasinya jarang terbukti. Dengan kata lain, statemen-statemen yang dikeluarkannya sudah bisa ditebak ujungnya. Tapi, meskipun demikian kita tetap akan menunggu buktinya. Dan kita akan tagih realisasi itu.

Berarti Anda pesimis penertiban itu bisa dilakukan, kenapa?
Ya. Salah satu contoh, beberapa waktu lalu wali kota mengutarakan per 1 April ini Medan akan bersih. Dengan cara pemaksimalan kinerja dari semua pihak yang berkaitan dengan kebersihan. Tapi, setelah kita melakukan rapat kerja dengan Dinas Kebersihan Kota Medan ternyata, banyak kendala yang dihadapi dinas itu seperti, masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan sebagainya. Dengan kenyataan yang ada, bisa kita lihat ke depan bakal seperti apa realisasi program itu. Nah, saya khawatir rencana penertiban bangunan di sepanjang DAS itu tidak akan terbukti. Bukan hal yang mustahil kalau nantinya masyarakat akan apatis. Masyarakat jadi berpikir janji wali kota hanya enak didengar, tapi realisasi tak ada.

Kalau nantinya benar terealisasi?
Kalau memang benar, kita akan sangat memberi apresiasi kepada wali kota. Kita mendukung penegakan aturan yang benar. Dan itulah namanya pemimpin yang tidak hanya mengumbar janji-janji. Sebenarnya sederhana, wali kota harus memahami aturan pendirian bangunan yang diperbolehkan. Ada aturan bangunan boleh berdiri 15 meter dari bibir sungai. Kalau memang ada bangunan yang sudah melenceng dari aturan itu, ya harus ditertibkan. Jangan memandang siapa pemiliknya dan sebagainya.

Apakah semudah itu untuk menjalankan penertiban tersebut?
Memang tidak segampang itu. Ada hal-hal yang perlu kita persiapkan misalnya, diperlukan biaya yang besar, kesiapan SDM dan tuntutan masyarakat. Tapi, itu tergantung bagaimana wali kota mensiasatinya. Kalau tidak dibongkar secara keseluruhan, bisa juga bangunan-bangunan yang telah melanggar aturan tersebut dipangkas. Artinya, wali kota harus jeli mencari alternatif agar janji yang telah dikatakan itu bisa terealisasi. Dan tidak ada alasan bagi wali kota untuk tidak berani melakukan penertiban terhadap bangunan-bangunan sepanjang DAS yang telah menyalahi aturan.(*)