27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15505

Pencopet Karyawan Sumut Pos Terekam CCTV

MEDAN- Minda Aswani (27), karyawan Sumut Pos warga Jalan Pintu Air IV Gang Melayu II-4, Kwala Bekala, Medan Johor, dicopet di Plaza Medan Fair, Jalan Gatot Subroto, Sabtu (12/3) malam 20.00 WIB. Akibatnya, Minda Aswani mengalami kerugian jutaan rupiah.

Saat itu, Minda bersama temannya Desfita Deni Dongoran yang juga karyawan Sumut Pos, berbelanja di Plaza Medan Fair. Usai berbelanja, mereka berdiri di depan sebuah toko pakaian di lantai 2 plaza tersebut. Saat itulah, Minda menyadari kalau tas sandang miliknya terbuka. Lantas dia memeriksa isinya, ternyata empat unit ponsel dan sejumlah uang tunai miliknya telah raib.

Panik atas kejadian itu, Minda dan Desfita langsung melaporkannya ke Satpam. Atas petunjuk dari Satpam, kedua wanita ini lantas mendatangi toko pakaian di lantai dua, tempat mereka berdiri tadi untuk melihat rekaman CCTV yang ada di toko tersebut. Ternyata benar, pelakunya terekam dalam CCTV tersebut.

“Pelakunya wanita, karena dia yang memepet saya saat kami masuk ke dalam toko pakaian itu. CCTV nya ada kok,” ungkap Minda saat membuat pengaduan ke Mapolsekta Medan Baru, Sabtu (12/3) malam.

Diungkapkan Minda, barang-barang miliknya yang hilang yakni satu unit HP Blackberry Gemini, satu unit HP Flexi, satu unit HP ZTE, satu unit HP Smart, satu kunci lemari kantor, dan uang tunai Rp500 ribu. “Kalau saya perkirakan kerugian sekitar Rp5 jutaan gitu,” ungkapnya. Kapolsekta Medan Baru, Kompol Saptono SIK yang didampingin Pjs Kanit Medan Baru, Iptu Akta Wijaya P SIK mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari korban. “Akan kita lidik secepatnya Mas. Kita juga sudah menerima CCTV nya dari korban dan akan kita lakukan penyelidikan,” ujar kedua perwira di Mapolsekta Medan Baru tersebut saat berada di Piket SPK Polsekta Medan Baru.(jon)

Korban Jambret Tersungkur Ditunjang

MEDAN- Cut Eva (19), warga Jalan Pimpinan Gang Sekolah, Medan Tembung, harus mendapatkan perawatan di RS Martondi, Medan Tembung, karena ditunjang penjambret, Sabtu (12/3) dinihari pukul 00.30 WIB. Kedua pelaku penjambretan tersebut, Jack Pellen Silalahi (22), warga Jalan Panglima Denai, Medan Amplas dan temannya Joni Kondar Sinaga (21), warga Jalan Bubut, Perumnas Mandala, berhasil diringkus warga.

Saat itu, Cut Eva melintas di Jalan Pancing di depan MMTC. Tiba-tiba tasnya dirampas tersangka. Karena melawan, seorang tersangka menunjang Eva hingga terjatuh. Karena Eva berteriak, sejumlah warga langsung mengejar kedua tersangka dan berhasil meringkusnya. (jon)

Beri Kepercayaan Pada Anak

Tutur bahasa yang menyejukkan telinga, sikap santun yang enak di pandang mata, barangkali pujian itu banyak dilontarkan kepada  muda-mudi  zaman dahulu. Pujian itu tidak lagi didapat  remaja sekarang karena etika yang  sudah  terkikis.

Faktanya, mulai dari kalangan anak-anak dan remaja banyak bertingkah jauh dari norma yang berlaku dengan tidak menjunjung nilai norma agama dan adat ketimuran. Begitulah pendapat Anggota DPRD Sumut, Rahmianna Delima Pulungan, SE.

“Sekarang ini, masyarakat tengah bergerak ke arah yang semakin maju dan modern. Namanya era globalisasi. Setiap perubahan masyarakat melahirkan konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan nilai dan moral,” ujar Wakil Ketua Komisi E dari Partai PPRN ini.

Misalnya, kata Rahmianna, kemajuan teknologi IT melahirkan pergeseran budaya belajar anak-anak dan benturan antara tradisi Barat yang bebas dengan tradisi Timur yang penuh keterbatasan norma. Begitu juga dampaknya pada nilai-nilai budaya termasuk tata cara dan kesantunan berbahasa di kalangan generasi muda.

“Pada umumnya, usia remaja merupakan usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru. Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja. Misalnya televisi dengan bentuk film, video klip, internet, dan macam-macam alat tekhnologi lainnya,” ujar ibu dari tiga anak ini.

Menurutnya, internet banyak disalahgunakan remaja untuk hal-hal negatif seperti mengakses video porno. Paling banyak mereka mengaksesnya dari warung internet (Warnet) secara bebas tanpa pengawasan. “Makanya saya menyambut baik kebijakan Menkoinfo yang memblokir situs porno. Seharusnya blokirnya juga sampai ke warnet-warnet,” ujar wanita peringan ini.

Minat remaja terhadap teknologi informasi terutama teknologi internet mendorong mereka menghabiskan banyak waktu di dunia maya. “Sangat disayangkan, tidak banyak orangtua yang peduli dengan kondisi ini. Padahal orangtua adalah pemimpin bagi anak-anaknya, dan setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap pengikutnya. Sistem kontrol yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjamin anak-anak tidak terlibat dalam kancah gejala sosial,” kata wanita kelahiran 2 Mei 1967 ini.

Rahmianna mengakui anak remaja sekarang kurang bisa bersosialisasi dengan santun, hilang etika dan adat ketimurannya. Ini juga tak terlepas dari kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya.

“Ada beberapa adat ketimuran yang kadang dianggap sepele. Misalnya, orang tua tidak mengingatkan anaknya untuk menyalami tamu yang datang ke rumah. Anak malah dibiarkan berada di dalam kamar. Nah, anak jadinya kurang tahu bersopan santun dan acuh dengan sekelilingnya,” ujarnya.

Rahmianna menyadari, disiplin yang keras dalam mendidik anak di jaman dulu tak mungkin bisa diterapkan di jaman sekarang. Jika di era dulu, anak sangat segan dan menurut apa kata orang tua karena didikan keras orang tua. “Tapi kalau didikan keras diterapkan di era sekarang, anak bukannya menjadi baik, malah menjadi pembangkang,” kata dia.
Karenanya, dalam mendidik anak, Rahmianna memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak-anaknya untuk menjadi dewasa. “Artinya, jangan menganggap anak kita masih kecil kalau berusia remaja. Tapi anggaplah anak sudah dewasa yang bisa diberi tanggung jawab. Lalu orang tua berperan memberikan pelajaran etika dan agama kepada anak sambil tak lupa tetap mengontrol perkembangan anak,” papar Rahmianna.

Seorang anak yang dibekali dengan budi pekerti, lanjutnya, kelak dia akan pandai untuk berempati. Namun bila seorang anak dibekali dengan banyak kekerasan fisik dan ancaman, tidak mustahil dia hanya akan menjadi seorang remaja anti sosial. Seorang anak remaja pendobrak norma.

“Atau bahkan sebaliknya, anak akan menjadi orang yang tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya dan hanya sibuk dengan kepentingan-kepentingan pribadinya. Etikanya pun ikut terkikis juga,” pungkasnya. (laila  azizah)

Pasangan Selingkuh dan PSK Terjaring Razia

TEBING TINGGI- Lima pasangan selingkuh dan enam pekerja seks komersial berhasil dijaring razia gabungan Satuan Polisi Pamung Praja (Satpol PP), Kepolisian Polres Tebing Tinggi dan Polisi Militer (POM) Kota Tebing Tinggi, Kamis (11/3) malam.

Kelima pasangan selingkuh tersebut dirazia di hotel-hotel kelas melati yang ada di Kota Tebing Tinggi, sedang memadu kasih di dalam kamar hotel. Mereka yang terjaring razia di antaranya Supriadi, Supriani, Johan Arifin, Lisnawati, Poniran, Yusrizal, Rupianto, Angraeni, Evirawati dan Fauzi.

Sedangkan para PSK tersebuit terjaring saat razia di kafe remang-remang. Keenam PSK yang terjaring yakni Marlina Br Sembiring (35), Ernita (21), Erista (32), Dewi Siagian (20), Rini Erwin Saragih (23) dan Adlin (waria).

Kasi Ops Sat Pol PP Ahmad Arifin Harahap mengatakan, razia yang digelar menindak lanjuti surat ederan Wali Kota. Razia ini digelar untuk mengurangi penyakit masyarakat di Kota Tebing Tinggi yang semangkin merajalela.(mag-3)

Pulang Kerja, Karyawan PT Aqua Farm Tewas

SERGAI- Jainal Abidin (32), karyawan PT Aqua Farm Nusantara tewas akibat kecelakaan lalulintas. Peristiwa itu terjadi di jalan umum Pantai Cermin-Sialang Buah, persisnya di Dusun I Pematang Gunung, Desa Lubuk Saban, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai, Sabtu (12/3) pukul 07:20 WIB.

Pagi itu, Jainal baru pulang kerja. Seperti biasa, ia mengendarai sepeda motor Honda Mega Pro BM 4204 PG dari Pantai Cermin ke Sialang Buah. Tetapi dalam perjalanan pulang, ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Ia tidak tahu, dari arah berlawanan muncul sepeda motor Karisma BK 4633 MC yang dikemudikan Sri Agustin alias Sri (13), pelajar SMP Negeri 1 Pantai Cermin yang berboncengan dengan kakak kandungnya Eka Wahyuni alias Eka (15), warga Dusun I Pematang Gunung, Desa Lubuk Saban, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai.

Setibanya di lokasi kejadian, Sri berniat mengisi bahan bakar minyak (BBM) di kios milik warga di sebelah kanan. Ketika posisi sepeda motor mereka mengarah ke kios, bagian belakang sepeda motor mereka ditabrak Jainal yang mengakibatkan dirinya terpental ke aspal.(mag-15)

 

Kepercayaan Ortu Bikin Anak Mandiri

Rasa percaya yang diberikan orangtua kepada anak memengaruhi kemandirian dan kepercayaan dirinya. Hal itu termasuk dalam membebaskan anak bertualang mencari pengalaman berbeda yang suatu saat akan membawa pengaruh positif bagi dirinya.

Inilah yang dibuktikan Skip Yowell, salah satu pendiri produsen tas asal Amerika bermerek JanSport. Pria yang akrab disapa Skip ini meyakini membebaskan diri untuk bertualang, mencari pengalaman berbeda, dan mengamati kehidupan langsung di lapangan, menjadi bekal individu untuk menjadi mandiri dan percaya diri.
Dampaknya kemudian, individu ini lebih mampu menapaki kehidupannya, mampu melahirkan berbagai inovasi dan yakin dengan dirinya untuk mewujudkan mimpi dan hasratnya. Selain mempraktikkan sendiri prinsip hidup bertualang ini, Skip juga memberikan kebebasan kepada putrinya untuk bertualang.

“Saat putri saya 17 tahun, saya membiayainya berkeliling enam negara di Eropa seorang diri. Saya bilang kepadanya, bertualanglah, carilah tantangan. Anak saya backpacking ke Eropa dan ia mengunjungi museum, situs bersejarah, berteman dengan pelajar asing di sana. Ia belajar bergaul dan bertemu dengan budaya dan orang yang berbeda. Dari perjalanan ini, ia belajar mandiri dan membangun kepercayaan diri,” kisah Skip di Jakarta baru-baru ini.
Skip mengatakan, kuncinya, ortu (orangtua) memberikan kepercayaan penuh kepada anak. Dengan begitu, anak bebas mengeksplorasi dirinya dan berkesempatan untuk mendapatkan pengalaman berbeda yang menjadi bekal dalam kehidupannya di masa mendatang.

Kini, putri Skip berusia 25 dan mengikuti jejak ayahnya yang hobi bertualang. “Putri saya juga seorang traveler,” katanya. Bentuk kepercayaan seperti apa yang sudah diberikan kepada anak? Sekecil apa pun kepercayaan Anda terhadap anak, pengaruhnya berdampak besar baginya. Ia akan tumbuh mandiri dan yakin atas dirinya karena ia mengetahui bahwa orangtuanya percaya sepenuhnya dan mendukung apa pun yang dilakukannya. (net/jpnn)

Gudang Mebel dan Rumah Musnah Terbakar

LABUHAN- Satu unit gudang mebel atau panglong pembuatan kursi dan satu unit rumah semipermanen di Jalan Manunggal, Dusun 2A, Pasar VI, Desa Manunggal, Kecamatan Medan Marelan, hangus dilalap sijago merah, Sabtu (12/3) dini hari sekira pukul 05.30 WIB. Kebakaran tersebut diduga akibat arus pendek listrik dan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Saat kebakaran terjadi, warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya sembari menunggu petugas pemadam kebakaran datang. Warga sekitar juga terlihat panik mengeluarkan barang-barang milik mereka, karena lokasi kebakaran tersebut merupakan daerah padat penduduk.

Warga juga mengaku kecewa, karena mobil pemadam kebakaran yang ditunggu-tunggu tak juga datang, sementara api terus membakar gudang perabot dan rumah semipermanen tersebut. Berselang 30 menit kemudian, barulah delapan unit mobil pemadam kebakaran datang. Selanjutnya, petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api. Sekira pukul 07.55 WIB, api berhasil dipadamkan.

Berdasarkan informasi di lokasi kebakaran, gudang mebel yang terbakar tersebut milik Luois (47), warga Gang Subur Pasar V, Desa Manunggal. Sedangkan rumah semipermanen tersebut milik Solahuddin (43). Meski tak ada menelan korban jiwa, namun satu unit Vespa dan dua ekor anjing yang diikat di gudang mebel tersebut ikut terbakar.
Salah seorang warga sekitar, Armed (28) mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat warga sedang tertidur. Diduga api berasal dari gudang mebel akibat arus pendek listrik. “Kejadian tersebut begitu cepat, apalagi di gudang tersebut banyak tumpukan kayu yang mudah terbakar, sehingga api langsung membesar dan membuat panik warga sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Labuhan Deli, AKP Oktavianus mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kebakaran tersebut. “Dugaan sementara api berasal dari hubungan arus pendek dan kerugian materil diperkirakan Rp500 juta,” ujarnya. (mag-11)

Cerdik dan Licik Itu Bedanya Tipis

Oleh: Ramadhan Batubara

Pagi tadi istri saya keningnya berkerut. Dadanya naik turun. Dan, saya yakin, jika begitu, dia sedang marah. Ketika saya ungkit permasalahannya, ternyata gara-gara anak tetangga yang suka mengotori beranda kami yang tak seberapa.

“Dia tu licik tau gak? Bayangin aja, dia yang ngajak anak lain maen di teras kita, eh, pas aku marahi, dia langsung kabur. Jadinya kan anak lain yang kena marahku,” begitu urai istri saya.
“Bukan licik, tapi cerdik,” balas saya pula.
“Hallo? Begitu itu cerdik, licik tau!”

Sampai di situ, tak saya tanggapi lagi perkataan istri. Pasalnya, kalau saya tambahi, dia akan semakin berang. Bahaya kan? Padahal saya ingin sekali mengatakan padanya kalau cerdik dan licik itu sejatinya memiliki arti yang mirip; tinggal disesuaikan dari sudut pandangnya saja. Memang, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘cerdik’ memiliki arti panjang akal atau juga pandai mencari pemecahan, sementara ‘licik’ berarti banyak akal yang buruk; pandai menipu; culas; curang dan sebagainya. Nah, arti kedua kata tadi bermuara pada banyak akal, dibedakan pada efek positif dan negatif semata. Hm, masalah positif dan negatif itukan masih bisa diperdebatkan. Misalnya begini, benarkah si Kancil (dalam dongeng ‘Si Kancil dan Buaya’) adalah sosok yang cerdik? Atau malah licik? Bagi sebagian orang akan mengatakan, si Buaya itu yang bodoh. Nah, bagaimana cara si Kancil membodohi Buaya, bisakah dianggap sebuah kecerdikan? Bisa, jika kita berpangku pada arti ‘cerdik’ bermakna panjang akal atau pandai mencari pemecahan. Cerita itu, pemecahan bagi si Kancil sendiri kan? Jika begitu apa bedanya dengan licik? Ya, bukankah apa yang dilakukan Kancil pada Buaya adalah sebuah perbuatan curang, yakni memperdaya Buaya yang sedang tidur dengan buaian daging segar?

Begitulah, perbedaan cerdik dan licik itu sangat tipis. Dan, kedua kata tersebut sudah cukup lama hidup di Nusantara ini. Perhatikan cerita fabel tadi, dongeng adalah sastra lisan yang tentunya lebih dulu dikenal dibanding sastra tulis yang ada di Nusantara ini kan? Selain soal Kancil, masih cukup banyak cerita yang bersumber pada kata cerdik dan licik tadi. Di Sumatera Bagian Utara tentunya kita sangat mengenal cerita Pak Belalang dan juga cerita Si Jonaha. Hm, ada yang bisa memastikan kalau Pak Belalang adalah tokoh yang licik atau Si Jonaha sebagai tokoh yang cerdik? Jawabnya kembali ke sudut pandang. Maksudnya begini, licikkah Pak Belalang yang bekerja sama dengan anaknya, Belalang, dengan menyembunyikan kambing di hutan? Pasalnya, itu dilakukan agar mereka dapat terbebas dari rasa lapar. Ya, setelah warga merasa kehilangan kambing, si Belalang keliling kampung sambil mengkampanyekan kalau bapaknya dukun andal; mampu menemukan barang yang hilang. Dan, bukan sesuatu yang sulit ketika Pak Belalang berakting bak dukun sambil menunjuk di mana tempat kambing yang hilang itu kepada warga yang datang ke gubuk mereka. Licik atau cerdik?

Lalu Jonaha (kebetulan Opera Batak mementaskan cerita ini di Taman Budaya Sumatera Utara pada Jumat dan Sabtu malam kemarin), cerdikkah ketika dia mengatakan kalau dirinya memiliki kecapi sakti yang bisa membersihkan ladang? Padahal, dia selalu membersihkan ladangnya di tengah malam. Dan ketika pagi, dia berpura-pura dengan kesaktian kecapinya tadi. Lalu, si Pemalas membeli kecapi itu dengan harga yang melimpah. Cerdik atau licik?
Begitulah, Pak Belalang dan si Jonaha tak lain adalah tokoh rekaan yang diciptakan sejatinya untuk membangkitkan motivasi orang yang ingin maju. Pak Belalang yang miskin, dengan menggunakan akalnya, mampu menjadi dukun yang kaya. Si Jonaha, dengan akalnya, mampu mengelabui si Pemalas dan berujung pada keuntungan harta. Intinya, ketika masalah menghampiri, jangan putus asa. Berusahalah karena kita semuanya punya akal.

Begitulah, soal cerdik dan licik ini sudah terserap dalam kehidupan manusia di Nusantara sekian waktu. Maka, bukan sesuatu yang aneh ketika hal serupa sering didapati di kehidupan nyata bukan? Contohnya, ketika seorang bawahan di sebuah kantor yang ingin mencari uang lebih, dia akan menggunakan akalnya untuk meraih kebutuhannya itu. Nah, ketika usaha dia terhambat oleh atasan, bukankah atasan itu juga memiliki atasan yang lain. Jadi, dia pun langsung potong kompas ke atasan yang paling tinggi. Jadi, ketika atasannya yang menghambat tadi berusaha menggagalkan kesempatannya, dia kan sudah aman karena sudah berkawan dengan bos tertinggi. Heheheh. Cerdik apa licik?

Masalah cerdik dan licik ini intinya kan pada akal. Jadi, ketika kita stag pada sesuatu, gunakanlah akalmu. Kalau nanti dikatakan licik, kan bisa kita balikan menjadi cerdik. Ya, itu semua hanya soal sudut pandang dan bagaimana kita menjabarkannya.

Hm, jadi ingat Gayus Tambunan dan tokoh lainnya yang merugikan negeri tercinta ini, cerdik atau licik? Ya, bukankah dia mampu menggunakan akalnya dengan melihat keadaan negara yang carut marut ini?
11 Maret 2011

“Yang cerdik itu keponakanmu. Ingat waktu kukasih uang, dia tidak langsung ke warung, dia simpan uang itu. Besoknya ketika uangnya bertambah, baru dia beli bonbon yang banyak,” tiba-tiba istri saya mengatakan itu. Tampaknya dia masih tak terima kalau anak tetangga yang katanya licik itu saya sebut sebagai anak yang cerdik.
Sumpah, saya tak menanggapi kalimatnya. Saya hanya teringat keponakan yang dimaksud istri saya. Ya, dia memang tak langsung ke warung, tapi dia diam-diam malah menghabiskan bonbon adiknya. Lalu, besoknya dia malah lari ketika adiknya meminta bonbon yang baru dibelinya itu. Hm, cerdik atau licik? Entahlah. (*)

Komputer Ungkap Pencurian di KPUD Karo

KARO- Kasus pencurian di Kantor KPUD Kabupaten Karo pada Kamis (10/3) lalu akhirnya terungkap. Dua pelakunya berhasil diamankan polisi, yakni Rabumin alias Joker (33), warga Desa Mondang Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, dan Cardi Siburian (22), warga Jalan Veteran (Tugu Bambu Runcing) Kabanjahe.

Menurut pemaparan yang disampaikan Kapolres Tanah Karo AKBP Drs Ig Agung Prasetyo SH MH, Sabtu (12/3), tertangkapnya kedua tersangka berkat ditemukannya satu unit komputer milik KPUD Karo di semak-semak sekitar 400 meter dari kantor KPUD Karo. Komputer tersebut diduga sengaja disembunyikan kawanan pencuri ini, karena tak mampu membawanya.

Temuan tersebut dimanfaatkan untuk memancing tersangka. Empat polisi ditugaskan mengawasi lokasi temuan komputer tersebut. Ternyata, tak lama berselang dua pria berboncengan mengendarai sepeda motor datang ke lokasi dan berniat mengambil komputer tersebut. Tanpa buang waktu, empat polisi tadi langsung menangkap tersangka. Sementara pria yang pengendara sepeda motor tersebut, berhasil melarikan diri.

Usai diamankan, pria yang belakangan diketahui bernama Cardi itu, mengaku kalau aksi pencurian yang digelar Kamis dini hari kemarin, ia lakukan bersma rekannya Joker. Mendapat informasi itu, polisi lalu bergerak mencari tersangka lainnya. Tidak lama berselang, Joker ditangkap ketika minum di kedai kopi di kawasan Jalan Sukaraja Munte Kabanjahe.  Kepada petugas, Cardi mengakui barang yang diambilnya itu dititipkannya di kedai kopi Sami Kapor Purba di Jalan Penghubung Berastagi. Sementara barang yang dibawa Rabumin dititipkannya di rumah Erwati alias Mamak Ayu di komplek Konen Kabanjahe.

Menurut catatan di Polres Tanah Karo kedua tersangka mantan narapidana. Cardi Siburian baru keluar 2 hari dari Rutan Kabanjahe terkait kasus curanmor. (wan)

Ketika disinggung, apakah kasus pembobol kantor KPUD memiliki muatan politik jelang pelantikan Bupati Karo terpilih, Kapolres mengatakan kasus tersebut murni kasus pencurian.(wan)

IWAN TARIGAN/SUMUT POS
TEMU PERS: Polres Tanah Karo memberikan keterangan pers, terkait kasus pencurian di kantor KPUD Karo, Sabtu (12/3).

Rasa Aman Perempuan Cenderung Berkurang

Sepanjang tahun 2010, perempuan ternyata kembali hidup dalam teror. Berbagai kasus kekerasan, baik di ranah pribadi, publik, maupun negara, telah menimpa kaum perempuan.

Maka Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dalam catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) Tahun 2010 menyimpulkan, rasa aman perempuan telah berkurang.
“Situasi ini tidak bisa serta-merta diartikan bahwa jumlah dan intensitas kekerasan terhadap perempuan menurun. Sebaliknya, Komnas Perempuan mengamati bahwa tahun 2010 seolah menjadi titik kembali perempuan hidup dalam cengkeraman teror,” ujar Justina Rostiawati, Komisioner Komnas Perempuan.

Yang perlu dicatat, angka kekerasan di ranah negara justru naik delapan kali lipat. Ada berbagai macam penindasan yang dialami perempuan, dari menjadi korban penggusuran, kekerasan yang dilakukan atas nama agama dan moralitas, dan korban trafficking yang dijerat dengan UU Pornografi.

Di ranah publik, perempuan harus menghadapi kekerasan seksual, antara lain dalam tindak perkosaan, percobaan perkosaan, pencabulan, dan pelecehan seksual. Sedangkan di ranah personal, terjadi kasus kekerasan terhadap istri, kekasih, dan anak perempuan.

Arimbi Heroepoetri, Komisioner Komnas Perempuan, menyatakan, penegakan hukum kepada setiap pelaku kekerasan, secara individual maupun organisasional, dan langkah tegas nyata untuk perlindungan hak-hak konstitusional warga negara tanpa kecuali, adalah sangat penting untuk memulihkan rasa aman perempuan. (net/jpnn)