26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15514

Katanya Melindungi Orang Miskin

Tidak naiknya harga BBM kabarnya karena pemerintah berkeras untuk membela warganya. Alasannya adalah ingin melindungi orang miskin dari kenaikan tersebut.

Setidaknya hal ini diungkapkan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita Herawati Legowo seusai menghadiri rapat kerja dengan Komisi V DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3). Menurut Evita, ketika BBM dinaikan, maka segala lapiasan masyarakat akan kena imbasnya. “Kami tak ingin orang yang berhak mendapat subsidi mengalami kenaikan, jadi harus tetap segitu harganya, nggak boleh naik,” kata Evita.

Evita menambahkan, kuota atau jatah penyaluran BBM subsidi ke daerah-daerah akan disesuaikan dengan kebutuhan normal. “BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Red) serta Pertamina kan sudah punya normalnya (jatah kuota normal yang ditetapkan). Kalau normalnya terpenuhi dan ternyata melebihi, berarti something’s wrong kan?” tutur Evita.

Sejatinya, Evita mencurigai jatah BBM yang ditetapkan sudah mencukupi, dan ketika kuota melebihi berarti ada spekulan, penimbunan, atau sesuatu yang tidak benar terjadi.

“Sudah cukup kok, makanya BPH Migas kan bekerjasama dengan intansi terkait untuk lakukan penegakkan hukum kalau ada indikasi ke arah yang tidak benar,” jelasnya.

Terakhir Evita meminta masyarakat tidak khawatir harga BBM akan dinaikkan. Namun pemerintah akan memperketat distribusi BBM subsidi sehingga tepat sasaran. Kemudian, ketika ditanya apakah akan ada kemungkinan kenaikan harga BBM mengingat harga minyak dunia diprediksi naik, Evita tetap mengatakan tidak akan ada kenaikan harga BBM. “Harga minyak dunia tergantung di Libya dan kita masih terus mengevaluasi ICP (Indonesia crude price),” pungkasnya. (net/jpnn)

Diskon hingga 70 Persen

Shoes Fair di Matahari

Matahari Depertemen Store memberikan kemudahan bagi para pecinta sepatu dan sandal dengan mengadakan Shoes Fair sejak 9 hingga 14 Maret. Shoes Fair dengan menawarkan berbagai sepatu dan sandal untuk berbagai acara, baik untuk sepatu Vantofel, High Heels, kasual dan beragam sandal dengan potongan harga.

Menurut Supervisor Matahari Palladium Plaza Ade Dharma mengatakan, dalam Shoes Fair diberi diskon 20 persen hingga potongan harga berlipat, seperti 50 + 20 dan lainnya. “Semua produk sepatu dan sandal mendapat potongan harga. Seperti merek Yongki Komaladi, Nevada, Triset dan lainnya,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, untuk harga yang ditawarkan, sandal dimulai dari harga Rp39 ribu hingga Rp79 ribu. Sedangkan untuk sepatu mulai dari Rp59 ribu hingga Rp489 ribu.

Ade bilang, produk sepatu merek Kickers, khususnya sepatu Kickers wanita juga diberi diskon 20 persen. Sepatu Kickers memiliki bahan yang enak di kaki sehingga merk ini paling disukai konsumen Matahari menengah ke atas. “Tak hanya sepatu Kickers, selama tahun 2010 sepatu dan sandal merupakan penjualan yang paling tinggi atau paling diburu konsumen Matahari,” kata Ade.

Nah, untuk tahun 2011 ini, lanjut Ade, sepatu  model wedges dan slim bag lebih ditonjolkan di Matahari. Pasalnya, sepatu model itu biasanya mengikuti trend dunia. “Pasokan model untuk sepatu di Matahari memang selalu cepat berganti karena mengikuti trend sepatu yang ada,” tambahnya.

Menurutnya, konsumen yang membeli sepatu di Matahari Palladium Plaza kebanyakan orang kantoran karena mayoritas sepatunya  model sepatu pantofel. “Untuk  high heels biasanya banyak yang beli pas di musim Natal dan Imlek. Sedangkan untuk hari non season (musim), biasanya kasual dan pantofel yang dicari konsumen,” paparnya. (mag-9)

simPATI Gratis Nelpon Berjam-jam

Telkomsel kembali memberikan kemanfaatan lebih bagi para pengguna simPATI melalui promo Gratis Nelpon Berjam-jam. Kini pelanggan simPATI dapat menikmati gratis 6 jam nelpon ke lebih dari 97 juta pelanggan Telkomsel. Promo ini berlaku di seluruh Indonesia mulai tanggal 10 Maret 2011.

simPATI Gratis Nelpon Berjam-jam memberikan gratis nelpon mulai pukul 00.00 hingga pukul 10.59. Cukup nelpon selama 1 menit, untuk panggilan-panggilan selanjutnya pelanggan memperoleh gratis nelpon 6 jam berlaku mulai pukul 00.00 hingga pukul 05.59. Dengan menelepon selama 1 menit mulai pukul 06.00, pelanggan kembali mendapatkan gratis nelpon sepuasnya hingga pukul 10.59 untuk panggilan-panggilan berikutnya.

Selanjutnya, mulai pukul 11.00 hingga pukul 23.59, pelanggan simPATI dapat menikmati tarif nelpon yang sangat murah hanya Rp 30 permenit. Seluruh aktivitas komunikasi dalam promo Gratis Nelpon Berjam-jam ini berlaku untuk panggilan ke sesama pelanggan Telkomsel (kartuHALO, simPATI, Kartu As).

VP Telkomsel Area Sumatera – Mirza Budiwan  mengatakan, “Promo simPATI Gratis Nelpon Berjam-jam merupakan upaya nyata kami dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi yang murah dan berkualitas. Cukup dengan membeli dan mengaktifkan perdana simPATI freedom mulai tanggal 10 Maret 2011, pelanggan dapat menikmati gratis nelpon hingga 6 jam, serta tarif nelpon murah hanya Rp 30 permenit.”

Wilayah Pelanggan Waktu
00.00 s.d. 05.59 06.00 s.d. 10.59 11.00 s.d. 16.59 17.00 s.d. 23.59
Sumatera GRATIS nelpon sampai 6 JAM setelah 1 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon
Jawa, Bali, NTB GRATIS nelpon sampai 6 JAM setelah 1 menit nelpon GRATIS Nelpon sampai 5 JAM setelah 1 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2,5 menit nelpon
Kalimantan GRATIS nelpon sampai 6 JAM setelah 1 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon
Sulawesi GRATIS nelpon sampai 6 JAM setelah 1 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 2,5 menit nelpon Nelpon hanya Rp 30 permenit setelah 1,5 menit nelpon
NTT, Maluku, Papua GRATIS nelpon sampai 6 JAM setelah nelpon Rp 1.000 Nelpon hanya Rp 5 per 10 detik (untuk 1 jam) setelah 50 detik nelpon Nelpon hanya Rp 5 per 10 detik (untuk 1 jam) setelah 1,5 menit nelpon Nelpon hanya Rp 5 per 10 detik (untuk 1 jam) setelah 2,5 menit nelpon


simPATI Double Talkmania Bonus Ekstra Nelpon 100 Menit

Pelanggan simPATI lainnya masih dapat menikmati promo Double Talkmania, yakni bebas nelpon ke seluruh pelanggan Telkomsel berkali-kali hingga 100 menit (6.000 detik). Kali ini Double Talkmania hadir lebih spesial dengan bonus ekstra nelpon 100 menit pada hari selanjutnya. Promo terbaru Double Talkmania ini memberikan pelanggan simPATI peluang lebih besar untuk mendapatkan layanan sesuai dengan wilayah pendaftaran, karena waktu pendaftaran lebih lama dan diberlakukan pada siang dan malam hari.

Talkmania siang bisa digunakan untuk nelpon mulai pukul 01.00 hingga pukul 18.00 dengan cukup sekali melakukan aktivasi pada pukul 01.00 hingga pukul 16.30. Talkmania malam berlaku mulai pukul 17.00 hingga pukul 23.59 dengan melakukan aktivasi pada pukul 17.00 hingga pukul 23.30. Bonus ekstra nelpon 100 menit dapat dinikmati di hari selanjutnya mulai pukul 00.00 hingga pukul 05.59.

Untuk melakukan registrasi Double Talkmania, cukup kirim SMS, ketik TM<spasi>ON, kirim ke 8999 atau hubungi *999*99#. Pelanggan hanya dikenakan Rp 2.000 untuk mendaftar Talkmania siang atau setara dengan Rp 10 permenit. Sementara itu, biaya pendaftaran Talkmania malam sebesar Rp 2.500 untuk pelanggan di Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta Rp 3.000 khusus pelanggan di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.

Untuk mengecek status aktivasi Double Talkmania, saldo durasi dalam satu hari penggunaannya, maupun bonus lain, pelanggan dapat mengakses menu *889# langsung dari ponselnya. Dengan mengakses *887#, pelanggan juga dapat melakukan pengecekan transaksi terakhir, termasuk yang menggunakan pulsa Double Talkmania.

Dalam menjamin kenyamanan pelanggan simPATI yang menelpon memanfaatkan promo Gratis Nelpon Berjam-jam, tarif murah Rp 30 permenit, dan Double Talkmania, Telkomsel telah menyiapkan jaringan berkualitas, didukung lebih dari 37.000 Base Transceiver Station (BTS) yang meng-cover sekitar 97 persen wilayah populasi Indonesia.

Pak Kapolda pun Menitikkan Airmata

Opick Tambah Kemeriahan Maulid Akbar Sumut Pos-Polda Sumut-Pemko Binjai

Opick, tentunya sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, Opick adalah penyanyi yang sering melantunkan lagu-lagu rohani  Islam. Lagu-lagu Opick juga dapat membuat bulu roma merinding jika dihayati atau diresapi jauh di dalam hati.

Nah, dalam acara Maulid Akbar Nabi Muahammad SAW ke 1432 Hijriah, yang digelar oleh Sumut Pos dan bekerja sama dengan Poldasu serta Pemko Binjai, Rabu (9/3) di Tanah Lapang Merdeka Binjai, Opick dapat menambah kemeriahan dan suasana haru acara tersebut. Bahkan, Wali Kota Binjai HM Idaham sendiri mengaku terharu. “Tak cuma saya, Pak Kapolda saya lihat tadi menitikkan airmata,” katanya kepada Sumut Pos.

Opick tak segan-segan turun ke tengah-tengah lapangan guna menyanyikan sejumlah lagu-lagunya. Di lapangan ia diserbu oleh ratusan penggemarnya. Baik tua, muda, dan anak-anak, langsung mengejar Opick guna mengabadikan foto Opick lagi bernyanyi.

Tak sampai disitu, aksi Opick ternyata membuat ratusan masyarakat mulai dari pelajar dan ibu-ibu gemas. Sehingga, Opick sering kali didatangi masyarakat saat lagi bernyanyi guna foto bersama.Selain itu, Opick juga sempat berduet dengan seorang pelajar dan masyarakat Kota Binjai, tepat di tengah-tengah tanah lapang merdeka. Duet Opick ini, juga tak luput dari ratusan masyarakat yang ingin mengabadikan fotonya.

Opick yang saat itu mengenakan pakaian putih dan sorban putih, juga terlihat semangat dan tak ada rasa canggung dengan masyarakat yang menghampirinya. Bahkan, Opick sempat mengajak anak-anak untuk menghampirinya guna bernyanyi bersama. Namun, bukan hanya anak-anak, semua masyarakat yang hadir ingin menghampiri Opick.Meski banyaknya masyarakat yang ingin menghampiri, Opick tetap tenang dan tetap menyambut semua masyarakat yang menghampirinya. Bahkan, akibat banyaknya masyarakat yang ingin berfoto dan bernyanyi bersama. Akhirnya Opick memanggil Wali Kota serta Kapoldasu untuk turun guna bernyanyi dan foto bersama.Usai Opick, Wali Kota dan Kapoldasu, serta masyarakat bernyanyi dan foto bersama, Opick mohon pamit. Namun, masyarakat tetap mengejar guna minta foto bersama. Dikarenakan waktu yang sudah tak cukup, akhirnya Opick, Wali Kota dan Kapoldasu serta panitia acara Maulid Akbar tersebut, beranjak dari tanah lapang menuju ke rumah dinas yang tak jauh dari acara.

Di sepanjang perjalan, Opick tetap dikejar oleh penggemarnya. Bahkan, jarak yang begitu dekat terasa jauh, sebab Opick tak kunjung sampai, dikarenakan selalu berhenti guna foto bersama. Setelah sampai di depan Pendopo Umar Baki, Jalan Veteran, Kecamatan Binjai Kota, barulah Opick merasa tenang.Untuk selanjutnya, Wali Kota Binjai, Kapoldasu dan sejumlah unsur Muspida/Muspkia lainnya masuk ke rumah Dinas Wali Kota, guna berbincang-bincang. Setelah selesai berbincang-bincang, Wali Kota dan seluruh tamu yang ada keluar guna meninggalkan rumah dinas. Sementara di tengah-tengah tanah lapangan merdeka, masih ada hiburan lainnya yang dibawakan oleh Astral Band.

Ada satu hal yang menakjubkan saat Opick menyanyi. Cuaca panas tiba-tiba langsung mendung dan berubah menjadi sejuk hingga aksinya di tengah lapangan menjadi bebas. “Subhanallah. Ini mukjizat, cuaca mendadak sejuk,” kata wali kota.(dan)

Syamsul Arifin Disidang Senin Depan

14 Maret Gatot Jadi Gubsu

JAKARTA-Proses hukum dugaan korupsi APBD Langkat segera memasuki tahapan krusial. Salah seorang hakim pengadilan tipikor yang juga akan menyidangkan kasus Langkat, Tjokorda Rae Suamba, memastikan sidang perdana perkara Langkat ini akan digelar Senin pekan depan (14/3). Jika sidang sudah dimulai maka secara otomatis Gubernur Sumut Syamsul Arifin resmi menyandang status baru sebagai terdakwa. Sedangkan tugas-tugasnya sebagai gubernur akan diemban Wakiln Gubernur Gatot Pujo Nugroho.

“Menurut hakim Tjokorda, sidang pertama Senin yang akan datang,” ujar Kepala Bagian Humas PN Jakarta Pusat, Suwidya kepada Sumut Pos, kemarin (9/3). Suwidya memberikan jawaban singkat itu melalui layanan pesan singkat (SMS) kemarin sore, menjawab pertanyaan koran ini yang sudah disampaikan siang harinya.
Dia baru berani menyampaikan jawaban setelah mendapatkan kepastian dari salah seorang hakim yang akan ikut menyidang Syamsul. “Ditunggu ya,” ujar Suwidya meminta waktu. Hanya saja, dia tidak menjelaskan siapa saja hakim anggota yang akan menyidang Syamsul selain Tjokorda.

Sekadar catatan, Tjokorda kerap menjadi ketua majelis hakim pada persidangan di pengadilan tipikor. Antara lain dalam persidangan kasus korupsi di Depsos dengan terdakwa mantan Mensos Bachtiar Camsyah, perkara pengadaan mobil damkar dengan terdakwa mantan Dirjen Otda Oentarto Sindung Mawardi, kasus damkar Batam dengan terdakwa mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, juga kasus percobaan suap Anggodo Widjojo. Belum ada kepastian, apakah Tjokorda juga yang akan menjadi ketua majelis hakim perkara Langkat.

Sedang Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani kasus Langkat ini akan dipimpin Chaterina Girsang. Jaksa perempuan yang masih muda ini dulunya merupakan anggota JPU perkara korupsi APBD dan pengadaan mobil damkar di Pemko Medan dengan terdakwa Abdillah dan Ramli Lubis.
Jadwal persidangan Syamsul sendiri kemarin menjadi perbincangan hangat di kalangan wartawan yang biasa meliput di kemendagri. Pasalnya, mendagri lah yang akan memproses pemberhentian sementara Syamsul begitu duduk sebagai terdakwa. Kemarin sempat berkembang informasi Syamsul bakal disidang hari ini (10/3).

Namun, informasi itu langsung dibantah Amien, salah seorang petugas di pengadilan tipikor. “Ah, nggak benar. Besok nggak ada, tapi kayaknya Senin sidangnya,” kata Amien kemarin pagi. Dikatakan, di agenda sidang belum terjadwal sidang kasus Langkat sehingga dia belum berani memberikan kepastian, karena belum ada kiriman agenda dari PN Jakarta Pusat.

Sumut Pos mendapat kepastian dari Kabag Humas PN Jakarta Pusat, Suwidya, bahwa sidang Syamsul digelar Senin (14/3). Itu pun, setelah dia mendapat kepastian dari hakim Tjokorda.

Sebelumnya diberitakan, KPK juga menghendaki Syamsul Arifin langsung diberhentikan sementara begitu sudah duduk sebagai terdakwa. Wakil Ketua KPK Moh Jasin mengatakan, begitu Syamsul jadi terdakwa, pihaknya akan langsung meminta pengadilan tipikor untuk memberitahukan ke mendagri mengenai status mantan bupati Langkat itu. “Segera akan kita ajukan,” kata Wakil Ketua KPK M Jasin, melalui pesan singkat kepada wartawan, Jakarta, Selasa (8/3). Dengan demikian, Wakil Gubernur Gatot Pujo Nugroho otomatis menjabat pelaksana tugas (Plt) gubernur Sumatera Utara.

Senin (7/3), Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan akan langsung mengusulkan pemberhentian sementara Syamsul kepada presiden, begitu nantinya menerima nomor register perkara dari pengadilan tipikor.
“Kita sedang siapkan itu, kalau beliau sudah dijadikan terdakwa, maka berlaku ketentuan yang sama seperti yang lain. Jika registrasinya kita terima, langsung kita tindaklanjuti,” ujar Gamawan Fauzi.

Makelar Proposal jadi Side Job

Gaung dugaan proposal fiktif yang merugikan negara miliaran rupiah di Biro Bantuan Sosial (Bansos) dan Biro Keuangan Provsu, terus menggema. Satu persatu anggota DPRD Sumut buka mulut. Bahkan menurut Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut Hardi Mulyono, ada anggota DPRD aktif memiliki pekerjaan sampingan (side job) sebagai makelar proposal. “Orangnya masih anggota DPRD Sumut aktif, dan pekerjaan itu telah ditekuninya selama lima tahun ini,” kata Hardi, Rabu (9/3).Oknum anggota DPRD Sumut yang menjadi makelar proposal di Provsu ini bekerja sama dengan pejabat di Biro Bansos dan Biro Keuangan Provsu. Bahkan, juga melibatkan pegawai di Sekretariat DPRD Sumut. “Bukan dia saja. Ada juga pejabat di biro provinsi dan pegawai di Sekretariat DPRD Sumut,” ungkapnya.
Saat didesak siapa oknum yang dimaksud, Hardi enggan menjawabnya. “Kalau yang menanyakan pihak kejaksaan, akan saya beritahukan,” tegasnya.

Sementara itu, seorang anggota DPRD Sumut lainnya yang enggan disebutkan namanya menyatakan, permainan terhadap proposal sekarang pun telah berlangsung. Salah satunya mengenai masalah adendum (biaya tambahan, Red) pembangunan gedung baru DPRD Sumut sebesar Rp14 miliar lebih. Dimana saat ini, dana tersebut telah dicairkan. Sementara, pada dasarnya munculnya dana adendum Rp14 miliar itu, tidak sesuai dengan aturan.
“Dana itu sudah cair. Nah, itu seharusnya dibahas di Komisi D, baru kemudian dibahas di Badan Anggaran (Banggar). Tapi, prosedur itu tidak dijalankan, namun anehnya kabarnya uang itu telah cair,” kata anggota DPRD Sumut tersebut.

Ditambahkannya, oknum yang bermain dalam pencairan dana Rp14 miliar lebih dari Provinsi Sumatera Utara (Provsu) tersebut adalah dari unsur pimpinan DPRD Sumut.

“Yang satu memanfaatkan ketidaktahuan yang lainnya. Yang tidak tahu itu, sebenarnya pura-pura tidak tahu. Karena, biasanya kan kalau ada apa-apa selalu minta persetujuan dari orang yang pura-pura tidak tahu itu,” ungkap anggota DPRD Sumut tersebut.Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi PDI P Muhammad Affan membantah ada anggota DPRD Sumut yang menjadi makelar proposal.

“Yang mengurus proposal (pembangunan rumah ibadah) ada. Itu karena kita ketahui, kalau mengurus di provinsi kan lama. Maksudnya biar cepat dicairkan, sehingga pembangunan masjid atau gereja menjadi cepat dan tidak terkendala,” katanya.

Sementara itu, pantauan Sumut Pos di Biro Bansos dan Keuangan Provsu, tidak terlihat aktivitas yang berlebihan.
Saat Sumut Pos bertanya kepada Faisal, salah seorang staf di biro tersebut mengenai keberadaan Kepala Biro Bansos HL, ternyata HL tidak berada di ruangannya. Memang terlihat, ruangan Biro Bansos tertutup rapat.
“Hari ini masuk, sekarang lagi keluar. Semalam masuk kok,” katanya singkat.

Sedangkan di Biro Keuangan Provsu Lantai II Kantor Gubsu, wartawan koran ini tidak diperbolehkan masuk ke area biro keuangan oleh petugas Satpol PP yang berjaga di biro tersebut. “Bapak lagi keluar. Staf nya juga. Semalam masuk. Kalau masalah pemeriksaan oleh KPK, nggak ada itu,” kata salah seorang Satpol PP yang berjaga.(sam/ari)

Rap-rap Menggema

MEDAN-Teriakan rap-rap dari para penonton kembali menggema di Stadion Teladan ketika PSMS berhasil menang tipis 1-0 kontra PSLS Lhokseumawe, Rabu (9/3) di Stadion Teladan. Gol semata wayang Vagner Luis di menit 38 cukup untuk membawa PSMS naik ke posisi empat klasemen sementara.

Tak ayal, atmosfir dukungan Masyarakat Medan kembali membahana untuk klub berjuluk Ayam Kinantan itu. Saban Affan Lubis dkk menggiring bola, teriakan rap-rap terdengar di penjuru stadion. Hal itu pula yang sedikit mengembalikan percaya diri para pemain di tengah kesulitan finansial sebab sudah dua bulan belum terima gaji. Beruntung para pemain tetap profesional dan mampu memenangi laga dengan baik.

Pada laga itu, PSMS kembali memainkan pola  4-2-3-1 dengan mengandalkan Gaston Castano sebagai target man. Sayang Gaston gagal mencetak gol kemarin malam. Hal itu menambah kemandulannya sejak putaran II ini dimulai. Padahal Gaston memiliki banyak peluang, namun tampak tak beruntung sebab tendangannya kerap membentur mistar atau melenceng tipis dari sasaran.

Soal dominasi serangan, PSMS melakukannya dengan baik. Sejak awal laga, serangan demi serangan digeber. Namun tak ada yang berhasil disarangkan ke gawang M Aly, kiper PSLS.

Beruntung ada Vagner Luis yang tampil cukup gemilang. Selain sukses mengawal barisan pertahanan, Vagner juga doyan naik ke depan membantu serangan. Apalagi ketika PSMS mendapatkan set peice. Pada menit 38, Vagner sukses menempatkan bola ke sudut kanan gawang PSLS menyusul sepak pojok Alfian Habibi. Skor 1-0 menjadi milik PSMS dan bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, PSMS kembali mendominasi jalannya pertandingan. Dukungan sekitar 15 ribu penonton membuat Stadion Teladan bergemuruh. Tendangan bebas Gaston membuka babak kedua dengan peluang. Sayang masih menyamping. Selanjutnya PSMS terus berupaya memperbesar keunggulan dengan variasi serangan cepat dan umpan jauh.

Petaka menyambangi PSMS 10 menit babak kedua berjalan. PSMS harus bermain dengan 10 pemain setelah Ari Yuganda menerima kartu kuning kedua karena dinilai menyikut striker PSLS, Carlos Raul.

Keputusan ini sempat memicu protes PSMS namun wasit merasa sudah memberikan keputusan benar. Unggul jumlah pemain dimanfaatkan PSLS untuk gencar menyerang. Salah satu peluang emas diperoleh Arif Gunawan yang memanfaatkan bola yang lepas dari tangkapan kiper PSMS, Andi Setiawan sebab salah berkoordinasi dengan Novi Handriawan..Beruntung bola masih bisa ditepis Andi untuk menebus kesalahannya.

Selang 10 menit kemudian, giliran PSLS yang bermain 10 orang karena Salomon Koube juga diusir wasit Novari Ihsan karena menerima kartu kuning kedua. Jadilah laga itu 10 versus 10 pemain. Meski masih saling serang, skor 1-0 bertahan untuk kemenangan PSMS.

Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa yang mewakili tim saat konfrensi Pers usai laga mengakui PSLS sangat menyulitkan PSMS. “Secara psikologis kita gak ada masalah. Tapi kita akui PSLS itu tim tangguh. Dengan tiga pemain asingnya PSLS jelas berbeda,” kata Benny.

Pelatih PSLS, Imran Juned mengakui timnya kurang beruntung. Padahal menurutnya cukup banyak peluang terjadi. “Kita memang bertahan dulu di babak pertama. Baru kita menyerang di babak kedua. Ada enam peluang yang saya catat mengancam. Saya pikir dewi fortuna memang kurang berpihak. Tuan rumah memang pantas menang,” ujarnya.(ful)

Kapolda: Saya Pindahkan ke Nias, Biar Tahu Rasa Dia…

29 Perwira Polda-Polresta Dimutasi

MEDAN-Niat Irjen Pol Oegroseno ’membersihkan’ anggotanya terus berlanjut. Di penghujung masa baktinya di Polda Sumut, sejumlah perwira maupun bintara yang nakal, dijewer dengan hukuman administrasi hingga ancaman pemecatan.

Setelah mutasi mendadak Kapolsekta Medan Baru Kompol Saptono SIK serta membuka peluang mantan Kanit Reskrim Polsekta Medan AKP Muchdi Hasibuan, kini 29 perwira di jajaran Polda dan sembilan Polresta Medan segera dimutasi.

Kepastian informasi kepindahan itu diketahui sejumlah wartawan sekitar pukul 17.00 WIB, kemarin, setelah mendapatkan foto copy Telegram Rahasia (TR) dari Kapolda Sumut kepada Distribusi C Polda Sumut.
Pemutasian yang dilakukan oleh Poldasu saat ini merupakan pemutasian yang terbesar dilakukan oleh Jajaran Polda Sumatera Utara khususnya Polresta Medan yang ditandatangani langsung oleh Wakapolda Sumut Brigjend Pol Drs Sahala Allagan.

Pemutasian beberapa perwira di Polresta Medan Kapolresta Kombes Pol Tagam Sinaga enggan mengomentarinya. “Semua proses pemutasian adalah tanggung jawab dari Polda Sumatera Utara, saya tidak berhak untuk mengomentarinya, jadi bisa langsung ditanyakan kepada Bapak Kapolda,” ujarnya Tagam.

Sementara itu, Kasubbid Humas Polda Sumut AKPB P Nainggolan membantah informasi mutasi besar-besaran tersebut dilakukan mendadak sebelum Oegroseno pindah tugas. Meski demikain, ia tidak menepis, perpindahan ini terkait pelanggaran sejumlah perwira.

“Macam Kapolda aja kau bilang (bertanya) kayak gitu sama saya, adalah pelanggarannya makanya dia dimutasi. Apakah bentuknya itu demosi atau mutasi yang jelas ada kesalahanya, ya udahlah tidak usah kita berdebat, tidak ada gunanya,” ujar P Nainggolan, tadi malam.

Di antara perpindahan perwira yang diduga terlibat sejumlah kasus itu, ada beberapa nama dengan kasus menonjol. Seperti Kompol Saptono SIK dan AKP Muchdy Hasibuan yang tersandung kasus cabul terhadap tahanan serta penangkapan tersangka narkoba tanpa barang bukti.

Selain itu, ada Kanit Idik 1 Sat Narkoba Polresta Medan AKP Dedi Zunaedi Harahap yang sebelumnya dituduh melakukan pemerasan Rp300 juta terhadap keluarga Said Ihsan, tersangka kasus narkoba. Perwira yang akan dipindah ke Polres Nias dan menjabat sebagai Kasubbagbin Ops ini bertanggung jawab atas dugaan salah tangkap terhadap Said yang kini sudah disidang di PN Medan.

Dugaan perpindahan Dedi sebagai bentuk hukuman tercermin dari ucapan Kapolda usai sidang gelar Perkara AKP Dedi Z Harahap di aula Rupatama Polresta Medan, beberapa hari lalu. Jika terbukti bersalah melakukan pemerasan dan salah tankap, Kapolda berjanji akan memberi hukuman setimpal pada AKP Dedi. “Saya akan pindahkan ke Nias, jika terbukti bersalah biar tau rasa dia, supaya tidak main-main dia lagi,” ujar Oegroseno beberapa waktu lalu.

Aiptu Zamarul ’Masuk’ Unit P3D

Sementara itu, personel Polsek Medan Kota, Aiptu Zamarul yang dituding menganiaya Hendra Tampubolon (22) mahasiswa Universitas HKBP Nommensen di Jalan HM Said, Gang Masjid, Medan Timur, sudah diserahkan pihak Polsek Medan Kota ke Unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin (P3D) Polresta Medan, Rabu (9/3).
“Saya tidak mau ambil pusing, untuk prosesnya kita serahkan saja ke unit P3D Polresta Medan,” ujar Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandi Sinurat yang ditemui Sumut Pos, kemarin siang. “Langsung saja hubungi Pak Subeno, Kanit P3D. Karena sudah kita serahkan dia (Zamarul, Red) kesana, “ ucapnya mengakhiri.

Peristiwa pemukulan itu terjadi Selasa (8/3) pukul 13.30 WIB. Saat itu, pelaku mengendarai sepeda motor melintas dari TKP. Saat melintas, Zamarul melihat Erwin als Songo yang diduga target operasi (TO) polisi. Kemudian Zamarul memutar arah sepeda motornya saat melihat Songo yang berdiri bersebelahan dengan Hendra yang sedang mengambil rantangan.

Tapi, karena melihat Zamarul, Songo kemudian melarikan diri. Zamarul kemudian bertanya kepada Hendra. Karena tak mengenal Songo, Hendra pun menjawab tak mengenal Songo. Mendengar jawaban Hendra, Zamarul langsung emosi dan turun dari sepeda motornya. Tanpa banyak tanya, Zamarul langsung memukuli Hendra.
Tak hanya itu, karena melerai, Sofyan (71) pemilik rumah nyaris menjadi sasaran amuk Zamarul. Melihat ayahnya, akan dipukul, Surya (34) menghalangi korban.Dimana, dari pengakuan warga, Zamarul kerap bertindak arogan dikawasan tersebut dan pernah juga berkasus narkoba.(mag-8/mag-1)

Gaji tak Cukup, Petinggi LP Terima Uang dari Napi

Jaringan Nusakambangan Rambah Ekuador

JAKARTA-Luar biasa. Seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Narkotika Nusakambangan mengatur perdagangan narkoba internasional. Jaringan bisnis haramnya mencapai Ekuador di Amerika Latin. Hebatnya lagi, system operasi jaringan internasional ini ditengarai melibatkan Kalapas Narkotika Nusakambangan, Marwan Adli
Indikasi itu ditemukan Direktur Narkotika Alami Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Beni J Mamoto saat menemukan bukti wanita kurir narkoba di Ekuador ternyata diperintahkan dari Nusakambangan. Kurir itu ditangkap beberapa waktu lalu. “Mereka ini satu jaringan, jadi sebagai contoh, ada seorang wanita kurir di Ekuador beberapa waktu lalu, ternyata SMS dari Nusakambangan. Bayangkan dari Amerika Latin kendalinya dari Nusakambangan,” kata Beni.

Dalampemeriksaan lanjutan, BNN telah memeriksa sejumlah narapidana narkoba. Satu orang bernama Hartoni yang merupakan bandar narkoba kelas kakap segera diboyong ke BNN. “Sementara ini yang mau kami boyong dalam waktu dekat di sini sudah ada Hartoni,” kata Beni.
BNN yang telah menangkap Marwan juga mengamankan sejumlah aset termasuk rekening, barang-barang yang dibeli dari uang gratifikasi seperti motor, mobil, dan tanah.

Selain Marwan, BNN juga menahan Iwan Syaefudin, Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Narkotika Nusakambangan, merupakan salah satu orang yang ditahan BNN karena dugaan keterlibatan pada jaringan narkotika.

Ditemui di salah satu hotel di Cilacap, Rabu (9/3), ia pun mengaku pasrah pada proses hukum yang akan dijalani. “Saya akan kooperatif dalam penyelidikan BNN tapi saya akan memakai pengacara nanti,” katanya kepada wartawan JPNN.

Iwan yang tak tidur semalaman karena mengikuti pemeriksaaan merasa tak bersalah. Hanya saja, meski tak mengakui mendapat bagian transferan dana dari Hartoni (Bandar narkoba yang mengedarkan narkoba dari LP Narkotika), Iwan mengaku sering mendapat transferan uang dari para napi.
Namun, ia mengaku tak tahu darimana uang itu diperoleh para napi. “Sering kalau napi minta tolong dan habis kita bantu kami diberikan uang dengan ditransfer. Kalau ternyata ada yang dari hasil menjual narkoba, sumpah saya tidak tahu,” katanya.

Pemberian uang dari napi itu ada yang ditransfer kepadanya menggunakan rekening temannya di Cirebon. Pria yang belum diketahui namanya itu merupakan mantan narapidana di LP Cirebon. “Iya,” kata Iwan membenarkan hal itu.
Menurutnya, menerima uang dari napi sebenarnya tabu baginya. Hanya saja, kebutuhan hidup membuatnya terpaksa melakukannya. “Saya baru pindah dari LP Cirebon, rumah saja tak punya dan sekarang hanya ngontrak di Cilacap,” ujarnya.

“Saya butuh pendapatan lebih untuk bisa hidup. Soalnya sampai sekarang gaji saya saja masih diterima di Cirebon, padahal sudah pindah di sini (LP Narkotika Nusakambangan),” paparnya.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan (Binadik), Fob Budhiyono yang ikut ditahan BNN bersekiras tak menikmati uang hasil transaksi narkoba. “Saya punya rekening dua, BRI dan BCA, tapi saya tak pernah menerima transferan dari hasil narkoba,” tegasnya.

Sementara, Rinaldi Kurnia, cucu Kalapas Marwan Adli tak mau menjawab pertanyaan wartawan soal rekeningnya yang dipakai kakeknya untuk menerima transferan hasil penjualan narkoba. “Tidak tahu,” kata pria berumur 19 tahun itu.

Tim dari BNN melakukan penggeledahan di LP Nusakambangan, Selasa (8/3). Langkah itu merupakan tindak lanjut dari informasi yang diperoleh tentang adanya jaringan perdagangan narkotika di LP Nusakambangan.
Sebelum menuju ke TKP, tim telah mengantongi data dan informasi tentang salah satu tahanan bernama Hartoni yang menjadi bandar narkoba dari dalam LP. Investigasi awal terhadap pria yang menjadi tahanan LP Narkotika sejak 2008 lalu itu pun dilakukan. Sebelumnya, Hartono ditangkap di Banjarmasin karena membawa ekstasi dari Surabaya.

Anak buah Benny di BNN yang juga seorang Polwan mengungkapkan, Hartoni kepergok membawa Inex sebanyak 32 ribu butir. “Setelah sempat ditahan di Banjarmasin, kemudian (Hartoni) dipindahkan ke LP Narkotika tahun 2008,” kata anak buah Benny yang enggan disebut namanya itu.

Menurutnya, saat di LP Narkotika itu pula Hartoni melakukan bisnis narkotika bersama Mr X. Bahkan bisnis itu mendapat perlindungan dan dukungan dari Kepala LP (Kalapas) Marwan Adli dan jajarannya.
Sejak pindah ke LP Narkotika, Hartoni langsung menekuni bisnis narkoba. Binis haram itu juga sepengetahuan Kalapas, Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Iwan Syaefudin dan Kasi pembinaan/pendidikan (Binadik) Fob Budhiyono. “Dugaan kami para pejabat LP terlibat makin kuat karena si Hartoni diberikan fasilitas istimewa di LP,” katanya.

Menurut sumber itu, Hartoni bahkan dibiarkan membangun rumah dengan fasilitas lengkap di luar tembok LP. “Isteri dan perempuan panggilan Hartoni sering datang ke rumah tersebut. Tapi saat ini rumah itu sudah diratakan, padahal minggu lalu saya lihat masih berdiri,” katanya.

Soal modus bisnis narkoba, sumber di BNN juga mengungkapkan, Hartoni memesan barang ke Mr X yang juga tahanan LP Narkotika untuk dipasarkan atau dikirim ke Banjarmasin. Selain itu, katanya, ada juga barang yang dipesan dari Mr X itu untuk dikonsumsi dan diedarkan di dalam Lapas. “Sekali drop ke dalam Lapas sekitar 1 kg shabu,” jelasnya.

Sementara narkoba bisa masuk ke LP setelah Mr X mengontak orangnya di luar LP untuk menyerahkan pesanan melalui sipir penjara bernama Kiswanto yang tinggal di Cilacap. “Dari Kiswanto kemudian di bawa ke dalam Lapas. Bila Kiswanto sedang dinas, sering ada tukang ojek yang membawa barang dari rumah ke Lapas,” imbuh sumber.
Karena itu, katanya, Kiswanto ikut menjadi target penggeledahan dan penahanan BNN. Bahkan, kakak ipar Kiswanto yang bernama Didi juga diduga terlibat. “Kiswanto itu tinggal di rumah kakak iparnya itu. Tiap barang yang mau dipasok ke LP dikirim ke alamat kakak iparnya itu,” jelasnya.

Petugas BNN juga menemukan nomor rekening Didi yang biasa digunakan untuk transaksi pembayaran narkotika. Meski demikian petugas belum bisa menindak Mr X. “Mr X ini belum kita tahan karena kaki-tangannya yang bertindak sebagai kurir di luar LP belum kita dapat. Transaksi Hartoni dengan Mr X memakai nomor rekeningnya orang lain. Hasil bisnis mereka ikut dibagikan dengan Kalapas,” katanya.

Benny menambahkan, BNN sudah mendapatkan sejumlah bukti yang memperkuat keterlibatan Kalapas dan jajarannya ke bawah. “Kita sudah dapat aliran dananya. Bukti lain yaitu tanah milik bersama Kalapas dengan Hartoni itu,” katanya.

Ia mengatakan, Kalapas dan jajarannya memberikan keistimewaan bagi Hartoni. “Selain diizinkan membangun rumah di luar tembok, Hartoni juga dibiarkan memelihara 23 ekor sapi senilai Rp180 juta di dalam lapas. Belum lagi dua ekor kuda pacu yang juga di dalam lapas,” terangnya. “Kudanya sudah kita geser ke Surabaya. Sapinya masih di dalam dan akan kita uangkan dulu baru disita dananya,” jelasnya.

Benny menambahkan, BNN tak hanya mengejar narkoba saja. Aliran uang hasil bisnis narkoba juga akan ditelusuri. “Yang terbukti terlibat dan ikut menikmati kita beri sanksi hukum,” ujarnya.

Dikatakan pula, BNN juga mendalami kemungkinan adanya pejabat atasan Kalapas yang mungkin ikut menikmati uang transaksi narkotika. Benny meyakini Kalapas akan bernyanyi dan membeberkan semua yang terlibat bila telah diproses hukum. “Baik ada yang tahu dan membiarkan maupun yang dapat bagian kita akan selidiki,” katanya.
Sementara isteri dan anak Hartoni di Surabaya sudah ditahan oleh anggota BNN. Langkah ini merupakan bagian dari strategi BNN agar Hartoni mau buka mulut. “Masih ada yang Hartoni rahasiakan mungkin dengan cara ini dia mau bicara,” kata petugas BNN.(bbs/sto/jpnn)

Sambung Hidup dengan Ngemis di Pekanbaru

Dinyatakan Hanyut 20 Tahun Lalu, Lamtiar Kembali ke Keluarganya di Tapteng

Lamtiar boru Simorangkir yang dinyatakan hilang 20 tahun silam saat duduk di kelas 6 SD, bertemu kembali dengan keluarganya di Pandan, Tapanuli Tengah. Bagaimana kisahnya?

MARIHOT SIMAMORA, Tapteng

Suasana haru menyelimuti pertemuan Lamtiar dengan keluarga besar Gortap Simorangkir dan Herlina Br Hutauruk di Jalan Oswald Siahaan No 78 Kelurahan Pandan, Tapteng, Selasa (8/3). Keluarga Gortap menyambut Lamtiar bersama suaminya, Tua Iskandar Sibarani (28), anak mereka Rapel Hardana Sibarani (9 bulan) serta mertua Lamtiar, Rusli Sibarani yang baru datang dari Pulau Rupat, Bengkalis, Riau.

Tidak hanya keluarga,  para tetangga silih berganti datang ke rumah Gortap untuk bisa melihat Lamtiar dan keluarganya. Tidak sedikit kerabat yang menitikan air mata mendengar kisah dan perjalanan hidup Lamtiar. Apalagi mengingat kejadian hilangnya Lamtiar Br Simorangkir dan adiknya Binsar Poltak Parmonangan Simorangkir dulu yang cukup menghebohkan.

Menurut Gortap, Lamtiar hilang bersama adiknya Binsar Poltak Parmonangan Simorangkir (10) saat bermain di penambangan pasir di Sungai Aek Tolang, Pandan, Tapteng pertengahan Nopember 1991 silam.

“Kami yakin dia putri kami yang hilang dulu. Tandanya ada tahi lalat di pipi kirinya dan ada bekas luka di dekat tumit kaki kirinya,” ungkap Gortap Simorangkir yang didampingi Herlina Br Hutauruk, kemarin (9/3).

Gortap Simorangkir mengurai, selama ini dia dan keluarga meyakini bahwa kedua anak mereka yang hilang 20 tahun silam masih hidup, dan suatu saat pasti akan dipertemukan kembali. Sebab, menurut Gortap, tidak pernah ada pertanda buruk lewat mimpi yang mengisyaratkan kedua anak mereka telah meninggal dunia.

“Baik saya, istri saya dan keluarga lainnya tidak pernah ada pertanda mimpi bahwa anak kami ini telah mati. Bahkan dari 95 orang pintar yang pernah kami mintai bantuan, menyebutkan anak kami yang hilang masih hidup, khususnya yang perempuan. Hanya saja keberadaannya tidak bisa dipastikan,” tandas Gortap yang mengaku akan secepatnya menggelar syukuran atas kembalinya putrinya tersebut.

Gortap menceritakan, kedua anaknya tersebut hilang pada siang hari. Ceritanya, sepulang sekolah, keduanya pergi ke kebun di dekat sungai Aek Tolang untuk mengambil sayur daun ubi. Ketika dilakukan pencarian, baju kedua anaknya ditemukan di pinggir sungai bersama daun ubi yang telah mereka petik. Namun kedua anaknya tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Dikisahkan Pesta Togi Marito (31), adik perempuan Lamtiar, mereka mengetahui informasi keberadaan Lamtiar, sekitar dua pekan lalu. Ketika itu kerabat mereka yang tinggal di Pulau Rupat menginformasikan, bahwa suaminya pernah bercerita tentang seorang teman kerjanya yang ingin mencari tahu keberadaan keluarga istrinya.
“Kabar itu kami telusuri, kami minta fotonya dikirimkan. Setelah dilihat dan ada komunikasi langsung sama orangnya melalui telepon, soal kisah, usia, dan kondisi fisiknya, ada kemiripan. Lalu mereka kami minta datang ke sinii. Dan dilihat langsung,” tukas Pesta.

Sebagai bentuk syukur, pihak keluarga Gortap Simorangkir akan mangupa-upa (gelar syukuran, Red) Sherli Marlina
Menanggapi saran dari para kerabat semarga dan tetangga untuk melakukan tes DNA kepada Lamtiar, Gortap merasa hal itu tidak perlu dilakukan. Sebab menurutnya, dari kecocokan tanda-tanda fisik dan bantuan paranormal sudah cukup meyakinkan mereka bahwa Sherli adalah Lamtiar.

“Yang penting sekarang bagaimana agar putri kami ini bisa merasa lebih baik. Sebab saat bertemu kemarin, dia masih agak linglung dan kurang ingat semua kejadian dulu. Itu bisa jadi karena ingatannya sengaja dihapuskan oleh orang yang menculiknya dulu,” kilah Gortap, kemarin.

Satu hal lagi yang membuat keluarga yakin, bahwa saat salah serang guru SD Lamtiar dulu datang melihat Lamtiar ke rumah Gortap, kemarin, Lamtiar sempat mengenalinya sebagai gurunya.
“Iya semalam ada datang bapak guru SD-nya dulu. Waktu bapak itu tanya kau kanal aku, Lamtiar menjawab kenal, guruku. Tapi dia tidak ingat namanya, hanya katanya mukanya tidak asing,” tandas Pesta.

Sementara Lamtiar mengaku tidak ingat masa kecilnya, apalagi dengan kisa di sungai dekat kebun. “Aku tak ingat kejadian itu. Hanya saja setahun lalu pernah aku mimpi ada rumah di dekat sungai yang ada jembatannya,” paparnya.

Lamtiar hanya mengingat bahwa sejak kecil ia dibesarkan seorang laki-laki bermarga Nasution yang dipanggilnya ayah di Pekan Baru, Riau. Dan oleh ayahnya ia diberi nama Sherli Marlina Br Nasution. Mereka berdua tinggal di Pekan Baru. Ayahnya, kata Lamtiar tidak pernah bercerita banyak soal ibunya, namun katanya Br Lubis.
“Ayah bilang namaku Sherli Marlina. Ayah tak pernah cerita soal ibu. Jadi kami hanya berdua saja. Tapi sebelum meninggal, ayah pernah bilang kalau kami sebenarnya orang Sibolga, di Pasar Baru,” ujar Lamtiar yang mengaku ia baru seminggu masuk SD ketika ayahnya itu meninggal dunia, karena kondisi tersebut, Lamtiar tidak melanjutkan sekolahnya.

Sewaktu kecil, tambah Lamtiar, ia bekerja sebagai pengemis di Pekanbaru, juga sebagai pengamen di dalam bus-bus penumpang antar kota dari Pekanbaru sampai ke Dumai, Selat Panjang dan Jakarta . Hingga saat beranjak remaja, Lamtiar bekerja sebagai pelayan di kedai nasi bernama Sekepau milik Ibu Ani di Pasar Kodim Pekan Baru.
Senada, suami Lamtiar, Tua Iskandar Sibarani mengaku mengenal Lamtiar dengan nama Sherli Marlina Br Nasution, dan bekerja di kedai nasi bernama Sekepau, Pekan Baru. Saat itu, ayah Lamtiar telah meninggal dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, hubungan mereka berkembang hingga ke jenjang pernikahan tahun 2009 lalu. Sejak menikah, ia dan istrinya tinggal di Pulau Rupat, Bengkalis, Riau.

Satu hal yang selalu ingin diketahui Tua Iskandar Sibarani, yakni siapa keluarga dekat istrinya di Sibolga. Sebab, saat menikah, istrinya hanya diwalikan oleh petugas KUA, karena tidak memiliki keluarga.
“Yang jadi wali istri saya waktu nikah adalah petugas KUA-nya, karena tidak ada keluarga dekat. Itu yang membuat saya ingin tahu,” tandasnya sembari mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan jawaban dari pencariannya selama ini.

Sementara itu, salahsatu tetangga Gortap, Br Lumbantobing menyebutkan dulu memang ada seorang laki-laki yang dikenal bermarga Nasution yang tinggal di gubuk kecil di tepi sungai dekat lokasi hilangnya Lamtiar dan adiknya. Mungkin saja, kata Br Tobing tersebut Lamtiar dan adiknya dibawa kabur dan dibesarkan pria bermarga Nasution tersebut.

“Waktu itu tidak ada kepikiran ke situ, tapi memang ada laki-laki yang katanya marga Nasution tinggal di gubuk dekat sungai. Setelah kejadian itu, laki-laki itu enggak pernah kelihatan lagi,” ujar Br Tobing.
(mora/smg)

Iyut Bing Slamet Tertangkap Pakai Narkoba

Daftar panjang daftar artis yang ditangkap karena narkoba bertambah lagi. Setelah drumer Padi, Yoyo, kedapatan memiliki sabu-sabu seberat 0, 4 gram di apartemennya, kini giliran penyanyi era 80-an Iyut Bing Slamet.
Iyut diciduk polisi di kamar 208 Hotel Penthouse, Jakarta Pusat, Selasa malam (8/3) dengan alat isap di tangan serta barang bukti sabu seberat 0,4 gram.

Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin (9/3)n
saat ditangkap, artis dengan nama lengkap Ratna Fairuz Albar itu tengah sendiri di kamar hotel. Dia lalu diperiksa sebagai tersangka di Kantor Direktorat IV Narkoba Bareskrim Polri di Cawang, Jakarta Timur.
Adik pesinetron Adi Bing Slamet itu pun dikenai pasal 112 Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkoba dengan acaman penjara 4 tahun sampai 12 tahun.

Adi Bing Slamet sudah mengetahui perihal adiknya yang tertangkap polisi. Adi tahu setelah banyak wartawan yang menghubunginya untuk meminta konfirmasi. Tapi, dia belum mau memberikan komentar. Apalagi, Adi masih sibuk syuting. Iyut pun sekarang memang tidak terlalu eksis di dunia hiburan. Lulusan home college di Syndey, Australia, jurusan manajemen perhotelan itu pernah bermain sinetron. Tapi, sepertinya, kini dia tidak lagi aktif.

Banyaknya public figure yang tertangkap karena narkoba tentu saja sangat memprihatinkan. Boy pun mengimbau para pengguna narkoba untuk segera melapor. “Kalau melapor, nanti mendapatkan hak untuk direhabilitasi. Kalau tertangkap begini, kan proses hukumnya terus berlanjut,” katanya. (jan/c10/tia/jpnn)