28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15532

Perempuan kok Jadi Tukang Becak…

Dewi Rapika, Pebetor di Pasar Pagi Setia Budi

Tak ada yang berbeda dari fisik Dewi Rapika (31) dibanding perempuan kebanyakan. Pun, suaranya tak berubah layaknya seorang lelaki. Namun, siapa sangka, perempuan berambut panjang ini adalah seorang penarik becak motor (pebetor).

Ramadhan Batubara, Medan

“Apa salahnya menjadi pebetor? Apa karena saya seorangperemp uan, sehingga dianggap kalau profesi pebetor tidak layak bagi perempuan? Saya rasa pekerjaan tidak pernah memilih jenis kelamin,” buka Dewi.

Begitulah, Kamis (3/3) lalu, ketika Sumut Pos mendatangi kediamannya di Jalan Setia Gang Pertama nomor 11, penampilan Dewi tak ubahnya ibu-ibu kebanyakan. “Saya punya anak satu, namanya Ade Irma. Sekarang sudah umur 8 tahun. Saya ingin dia menjadi orang,” tambahnya.

Menikah ketika berumur 20 tahun, Dewi memang sama sekali tak menyangka kalau garis hidup menjadikannya seorang pebetor. Mulanya Dewi sekadar mengantar jemput ibunya yang belanja ke pajak dengan menggunakan betor milik adik lelakinya. Begitu terus-menerus. Suatu hari, kala menunggui sang ibu di atas betor, ada seorang perempuan tua yang menawar jasa betor padanya. Dipikir ibu itu Dewi penarik betor. Iseng-iseng, Dewi pun bersedia. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari pajak. Tak tahunya, usai mengantar ibu tadi, dia jatuh hati dengan pekerjaan itu. “Setelah itu saya merasa ini mungkin jalan saya. Setelah ibu tadi, banyak juga ibu-ibu lain yang minta saya antar. Ya, sudah, saya tetapkan untuk menjadi pebetor,” urai Dewi.

Dewi tak menampik, selain karena suka menjadi pebetor, dirinya juga terjerat kesulitan ekonomi. Pasalnya, sekira tiga tahun lalu, ditinggal suami. Karena itu, Dewi harus mandiri, apalagi setelah dia kembali ke rumah orangtuanya, Kardi (57) dan Suparmi (55). “Lelaki itu (suami Dewi, Red) merantau ke Banda Aceh, tapi ketika kembali dia malah pulang ke perempuan lain. Sudahlah, kabarnya dia kawin lagi,” ungkap Dewi pelan.

Tiba-tiba mata Dewi berkaca, dia pun terdiam. Sesaat dia hanya memandang ke luar jendela. “Saya sedih, selain dia yang berkhianat, keluarganya juga seakan tak senang dengan pekerjaan saya ini. Mertua saya malah sempat bilang, ‘Perempuan kok jadi tukang becak!’. Memangnya kenapa jadi pebetor kan? Daripada jadi pelacur,” sambung Dewi lagi, kali ini ada setetes air mata yang jatuh.

Usai mengusap air mata, Dewi berusaha ceria. Dia pun menceritakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Ya, beberapa waktu lalu, dirinya sempat mengantar penumpang ke Tanjung Pura. Bayangkan, seorang Dewi membawa becak hingga Kabupaten Langkat yang perjalanannya mencapai dua jam setengah. “Tapi saat itu enak, oli dan bensin dia yang bayar. Saya diberi uang 200 ribu,” katanya dengan mata berbinar.

Nah, kini Dewi memang pebetor profesional. Dia tergabung dalam Serikat Tolong-menolong (STM) pebetor di Pajak Setia Budi dan sekitarnya. Dan, dia terpilih menjadi Humas. Pengakuan Dewi, masuk di STM tersebut cukup membantunya. Pasalnya, dia sering kesulitan ketika betornya bermasalah di jalan. Nah, salah satu program STM itu adalah menolong anggotanya yang terhambat. “Tinggal SMS atau telpon, maka kawan-kawan akan datang. Selain itu, STM kami juga punya mekanik yang siaga,” kata Dewi.

Selain tergabung dalam STM tersebut, dirinya pun sudah memiliki plat kuning. Ya, ini berarti, Dewi merupakan pebetor resmi. “Ya, sejak serius menjadi pebetor, saya memang cepat-cepat mengurus itu (plat kuning). Lumayanlah, kredit betor saya sudah selesai sekarang,” jelasnya.

Dewi menjelaskan, dia memberanikan kredit betor dengan setoran hingga Rp700 ribu per bulan. Memang berat, ujar Dewi, bayangkan saja kredit itu tak mengenal bulan puasa atau libur lainnya. Jadi, setoran harus pas. “Namanya juga usaha, kita memang harus ambil risiko kan?” kekeh Dewi.

Lalu, apakah dirinya tak pernah mendapati masalah? Untuk hal ini Dewi tampaknya tak ambil pusing. Dirinya sadar kalau dia perempuan, jadi kadang ada yang usil. Karena itu, dia membatasi jam kerjanya hingga jam 9 malam. Ya, setiap hari Dewi  berangkat kerja mulai jam 07.00 WIB-12.00 WIB. Lalu dia pulang ke rumah karena harus memasak dan mengantar anaknya sekolah. Setelah itu dia mulai narik lagi sore hingga jam 21.00 WIB.

“Memang pernah ada penumpang yang pernah membuat saya hampir menangis. Dia mabuk tampaknya. Dia mau ke Simpang Selayang. Eh, pas di jalan, dia sibuk kali, dia suruh saya melanggar lampu merah. Saya tak mau, dia malah marah. Saya suruh turun, dia tambah marah. Untungnya setelah sampai, dia tidak berbuat yang kurang ajar,” ungkap Dewi.

Keuntungan sebagai pebetor perempuan, diakui Dewi, cukup banyak. Ya, beberapa kali Dewi memang diuntungkan dengan jenis kelaminnya itu. Pertama, penumpang cenderung tak ngotot menawar begitu mengetahui kalau dirinya perempuan. Kedua, ongkos kadang dilebihkan penumpang. “Alhamdulliah, saya juga tidak begitu ngotot soal ongkos,” katanya.

Nah, apakah Dewi akan seterusnya menjadi pebetor? “Tidaklah! Saya mau jadi juragan becak,” pungkasnya. (*)

Keunikan Tionghoa Kota Medan Dikaji

MEDAN- Medan City Merdeka (MCM) menggelar dialog terbatas membahas “Medan Chinese Uniqueness From Phuket to Medan City With Friendly Smile” atau keunikan Tionghoa dari Phuket ke Kota Medan dengan senyuman persahabatan.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif MCM, Destanul Aulia SKM MBA MEC didampingi Sekretaris Eksekutif Stevy dan Ketua Penyelenggara Dialog Terbatas Handy Ong, Minggu (6/3)

Destanul menyebutkan, MCM ini muncul di tengah arus Kota Medan yang sedang berbenah untuk menuju Medan Metropolitan. Selain itu, ada keinginan menjadi penggagas dalam kebimbangan terhadap mimpi Medan Metropolitan yang merupakan sebuah bentuk sinergitas. “Inilah yang menjad semangat terbentuknya Medan City Merdeka,”ujarnya.
Kegiatannya akan digelar Selasa 8 Maret 2011, di Uspell Mesra Library (Perpustakaan Prof Dr Usman Pelly MA)

Komplek Griya Unimed Jalan Pelajar Timur Medan pukul 13.15 sampai 16.30 WIB. Pembicara dalam dialog itu antara lain, Chontida Auikool (Pang) Uspell Mesra Library Volunteer, Halim Loe SE (Ketua – PSMTI Kota Medan) dan Rajab Lubis PhD (Akademisi). (ari)

Sidang Salah Tangkap, Kapoldasu Banding

MEDAN- Pasca putusan pra peradilan (prapid,Red) di Pengadilan Negeri (PN) Medan atas dugaan salah tangkap, Legiman (75). Mejelis hakim memenangkan Legiman dan mewajibkan Kapoldasu Cq Direskrim Poldasu membayar Rp5 ribu. Menyikapi ini, pihak Poldasu akan mengajukan upaya banding.

“Kedepannya, Poldasu yang sudah benar menangkap tersangka Legiman  akan mengajukan upaya  banding. Walau menurut pengaduan pemohon yang mengatakan salah tangkap, karena itu merupakan hak dari upaya banding,” ujar Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Heri Subiansaori yang ditemui di Hotel JW Mariot, Minggu (6/3) siang.
Dia menyebutkan, Poldasu akan mengajukan banding sejak 14 hari putusan itu dibacakan, bila para pihak hadir atau 14 hari pemberitahuan putusan salah satu pihak tidak hadir. Ketentuan ini diatur dalam pasal 7 ayat (1) dan (2) UU No. 20/1947 jo pasal 46 UU No. 14/1985. Bisa melakukan upaya lain, bila dalam putusan banding pemohon menang lagi.

“Bila pemohon Banding menang lagi, masih ada upaya yang lain,”tambahnya.

Heri menambahkan, pihaknya akan tunduk terhadap hukum, karena negara ini merupakan negara hukum yang diatur dalam Undang-Undang. Kemudian, masyarakat dan Polri harus menerima keputusan hakim sesuai dengan hatinya. Dimana, Hakim adalah lembaga independent yang tidak bisa di Intervensi. “Jadi saya harapkan kepada masyarakat apabila menang dalam putusan sidang pasti bahagia, tetapi kalau kalah pasti mereka ribut. Jadi masyarakat harus mentaati peraturan yang ada,”cetusnya.

Dijelaskannya, Masyarakat dalam membantu Polri mempunyai kewajiban moral. Tetapi masyarakat jangan keliru, karena masyarakat tidak mempunyai kewajiban hukum untuk menindak.

Dalam persidangan di Ruang Cakra IV kemarin (4/3), majelis hakim memutuskan aparat Poldasu melakukan kesalahan prosedur saat menangkap Legiman, 13 Februari 2011 lalu. Karenanya, majelis hakim  diketuai diketuai, Erwin Mangatas Malau memerintahkan Kapoldasu Cq Direskrim Poldasu membayar ganti rugi materi sebesar Rp5 ribu. “Alasan majelis mengabulkan permohonan pemohon, sebab proses penangkapan Legiman tidak sah. Identitas pemohon tak sesuai yang sebenarnya berupa nama, alamat dan umur. Walau Poldasu telah memperbaiki administrasi.” tagas  Mangatas. (mag-1)

Midfielder Show

PSMS vs PSSB

MEDAN-Barisan gelandang (midfielder) PSMS sukses mempertontonkan penampilan apik, ketika PSMS membantai PSSB Bireuen 3-0 (2-0) di Stadion Teladan, Sabtu (5/3) malam. Kehadiran Doni Fernando Siregar dan Almiro Valadares di lini tengah berhasil membuat penonton berdecak kagum.

Ya, sejak awal Arsitek PSMS, Suharto sudah menurunkan formasi yang mengandalkan gelandang untuk menggebrak pertahanan lawan. Absennya Gaston Castano di depan tak jadi soal. Skema 4-2-3-1 sukses dimainkan dengan peran sentral Almiro, Doni Siregar, Faisal Azmi dan Alfian Habibi. Sebagai target man, ada Mahadi Rais-penyerang muda yang sedang naik daun. Sayang; Mahadi gagal mencetak gol, meski main cukup bagus.

Gol bagi tuan rumah dibuka lewat sebuah free kick di menit ke-9. Doni Siregar bertindak sebagai algojo tendangan bebas tersebut. Bola yang diluncurkannya ke kotak penalti lawan tak berhasil diantisipasi dengan baik oleh Faisal Jalal kapten PSSB. Antisipasinya malah masuk ke gawang sendiri. Namun, gol itu tak dianggap sebagai gol bunuh diri, nama Doni Siregar yang dicatat sebagai pencetak gol oleh komisi pertandingan. Skor 1-0 untuk PSMS.
Setelah gol itu, PSMS masih dominasi serangan. Beberapa kali peluang tercipta. Bersamaan dengan peluang demi peluang yang dilancarkan, segenap penonton di Stadion Teladan larut dalam gegap gempita. Kali ini fans tampak puas dengan penampilan menawan barisan tengah PSMS.

Namun di menit ke-37, pendukung PSMS nyaris terhenyak ketika striker PSSB, Rahmadani lolos dari kawalan dan tinggal berhadapan dengan Andi Setiawan di bawah mistar PSMS. Andi pun sudah mati langkah, namun sontekan Rahmadani masih melenceng.

Tiga menit berselang, PSMS malah berhasil menggandakan keunggulan. Adalah kerja sama apik antara Mahadi Rais yang mengirim umpan silang kepada Almiro Valdares. Sukses menguasai bola, Almiro mengirim umpan pendek kepada Alfian Habibi yang lantas disambar tendangan first time deras ke arah gawang. Alfian memberi gol pertamanya bersama PSMS musim ini. Skor 2-0 untuk PSMS bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, PSMS masih mendominasi serangan. Di awal laga, Tri Yudha Handoko sempat memberikan kejutan kepada kiper PSSB, Didik Wisnu. Kejutan berupa tendangan keras Yudha dari luar kotak penalti itu masih bisa diantisipasinya dengan baik.

Selebihnya, PSMS masih berhasil menguasai jalannya pertandingan. PSSB hanya sesekali menyerang, namun selalu gagal dihadang barisan belakang PSMS.

PSMS baru bisa menyarangkan gol ketika di menit ke-88. Gol ini dikemas dengan kerjasama barisan belakang, Vagner Luis dkk. Gol itu terjadi sesaat setelah tendangan sudut. Vagner Luis ada di daerah pertahanan lawan dan berhasil memberikan umpan silang mendatar yang dimaksimalkan dengan sundulan keras Ari Yuganda. Skor 3-0 untuk PSMS. Gol itu sendiri gol kedua bagi Ari setelah gol pertamanya dilesakkan ke gawang Pro Titan di putaran pertama lalu.
Menjelang laga usai, pertunjukan para gelandang belum berakhir. Ketika perpanjangan waktu tiga menit diumumkan, Faisal Azmi yang dipercaya sebagai kapten tim pada laga itu diberi kartu merah oleh wasit Supratman. Faisal mempertontonkan sedikit adegan kungfu dengan meninju pemain PSSB Raja David. Faisal kesal karena sebelumnya  ia merasa ditonjok oleh Raja David. Karena wasit mengabaikan insiden itu, Faisal pun memberikan pelajar sendiri kepada David. Sayang, wasit melihat kejadian itu. Dan kartu merah menjadi milik Faisal. Raja David sendiri diberi kartu kuning.

“Mengalahkan PSSB bukan perkara mudah. Kami senang bisa mengamankan tiga angka. Mudah-mudahan ini jadi langkah awal sapu bersih di kandang saat putaran kedua ini,” terang Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa, usai laga.

Sementara PSSB yang diwakili Manajer Tim, Helmi Abdullah mengakui permainan PSMS lebih baik dari timnya. “ Saya menilai anak-anak terlambat beradaptasi main malam dan sulit konsentrasi terhadap sorotan lampu stadion. Di babak kedua kami sudah mulai bermain bagus, tapi itu sudah terlambat,” kata Helmi. (ful)

Video Mesum Mirip Petinggi PKS, Polisi Lacak Akun Fahri Israel

JAKARTA-Tim dari Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri melakukan penelusuran terhadap video dengan tampilan pasangan seorang pria mirip wajah Sekjen PKS, Anis Matta dan seorang perempuan cantik, sebagaimana di-share oleh akun twitter Fahri Israel.

Seorang sumber di Bareskrim membenarkan soal penyelidikan video ini. “Iya, ini sedang kali dalami, kami selidiki dulu sama anggota Cyber,” ujarnya.

Hasil penelusuran polisi, pria yang beradegan panas dalam video tersebut bukanlah Anis Matta yang juga menjabat selaku Wakil Ketua DPR RI di Senayan. Informasi ini diperoleh dari sumber di Mabes Polri.
“Tim cyber sudah lihat videonya. Sementara, wajahnya jauh, beda bangat dengan aslinya (Anis Matta),” ujar sumber itu.

Dia menambahkan, dugaan sementara, pemilik akun twitter Fahril Israel sengaja menyebarkan video mesum tersebut dengan mengambil wajah seseorang yang mirip sosok Anis Matta.

Kanit Cyber Crime Direktorat II Eksus, Kombes Pol Sulistyo, kasus video porno bukan delik aduan.
Kepolisian bisa menindaklanjuti apa yang masuk ke ruang publik. “Bukan karena ada permintaan. Ini responsif, karena ada video porno itu dibagikan di twitter, yah kita lidik,” kata Sulistyo. Ia membenarkan, bahwa tengah menelusuri pemilik akun twitter Fahri Israel yang men-share video tersebut.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli menyatakan belum mengetahui soal penyelidikan kasus video porno inin

Jalur Medan-Berastagi Lumpuh 12 Jam

Kendaraan Antre 15 Km, Kapoldasu Terjebak

PANCURBATU-Jalur lalulintas Me dan-Berastagi lumpuh 12 jam mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB, tepatnya di Bintang Meriah, Desa Sugau Kecamatan Pancur Batu, Sabtu (5/3). Penyebabnya, akibat jalan berlubang dan becek.
Akibatnya, sejumlah kendaraan roda dua, roda empat roda 12 serta truk kontainer terpaksa mengantre 15 kilometer mulai dari titik jalan yang rusak hingga ke daerah Pasar Pancur Batu, tepatnya di depan Polsek Pancur Batu.

Masyarakat yang ingin berwisata ke Berastagi terpaksa mengurungkan niatnya dan memilih pulang ke rumah.
”Dari pukul 09.00 WIB saya terjebak macet, tiga jam saya mengantre akhirnya saya memilih pulang ke rumah,” ujar Doni, warga Medan Tembung yang hendak berlibur ke Berastagi. Masyarakat mengeluhkan anggota Satlantas Polresta Medan yang lambat menangani kemacetan panjang.

“Kalau polisi datangnya cepat macet ini pasti bisa diatasi,” protes Deni.
Suang Borneo, warga lainnya mengaku, biasanya Medan-Berastagi hanya ditempuh 1 jam 30 menit menjadi 5 jam.
Perangin-angin, supir angkutan Borneo dari Medan-Berastagi mengaku, kemacetan berada di tiga titik antara lain di Sugau akibat jalan rusak, di Bandar Baru dan di Sembahe. Sementara kemacetan terparah berada di Km 26-27, tepatnya jalan becek dan berlubang, karena sejumlah kendaraan harus berjalan pelan.

“Eh, bagenda me situasinya pal, erdalan pe enggo tertatih-tatih seperti semut (Eh, beginilah situasinya berjalan pun pelan-pelan seperti semut). Ini akibat kemacetan di jalan Sudau ini, kerusakan jalan ini sudah lama tetapi belum ada yang memperhatikannya,” papar Perangin-angin.

Dijelaskannya, kemacetan tersebut semakin parah karena banyak warga yang hendak berlibur ke Berastagi dan Gunung Sibayak.”Ini kan hari libur (Hari Raya Nyepi, Red) jadi pengunjung mau ke Berastagi dan ke Gunung Sibayak,” jelasnya.

Sementara itu Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Oegroseno yang kebetulan melintasi juga mengalami kemacetan. Oegroseno yang mengendarai sepeda motor Harley Davidson terpaksa mengantre di Jalan Becek Sugau, namun cepat diatasi oleh anggotanya.

Warga tak tahu kalau Kapoldasu ikut terjebak macet meskipun mendapat pengawalan beberapa polisi yang berpakaian serba hitam. “Aku tidak tahu kalau itu Kapoldasu, kok naik sepeda motor ya? Kan biasanya para pejabat kalau mau bepergian selalunya naik mobil,” ujar Mehuli Br Sembiring.

Kanit Laka Lantas Polsek Pancur Batu, AKP Tony saat dikonformasi mengaku, penyebab kemacetan karena jalan rusak. Sementara Wadirlantas Poldasu, AKBP Heru Prakoso mengatakan, pihaknya telah memberlakukan sistem buka tutup jalur dengan berkoordinasi ke pihak Polres Tanah Karo.

“Suda kita upayakan menggunakan sistem buka tutup jalur dari Brastagi, dan anggota sedang di lapangan untuk mengatur lalulintasnya,” jelasnya saat dihubungi.

Menurutnya, selain jalan rusak, ada bus yang mogok dari arah Brastagi menuju Medan di tikungan Jalan Djamin Ginting Km 20, Desa Sagau, PDAM Tirtanadi. Selain itu,  banyak truk pengangkut barang beroperasi yang seharusnya tidak beroperasi di hari libur.

“Inilah yang membuat debit kendaraan semakin padat. Diperparah lagi pengendara yang tidak mematuhi rambu-rambu yang melintas di jalur perbatasan jalan hingga berlapir-lapis,” jelasnya.
Ke depan, katanya, polisi akan melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi  terhadap truk-truk yang melintas. “Pengawasannya nanti akan kita tindak lanjuti lagi. Karena memang untuk hari libur seperti ini, tidak diperbolehkan truk pengangkut barang itu melintas, sehingga ini juga yang membuat jalanan menjadi macet,” tukasnya. (mag-8)

Berkas Syamsul Didaftar Pengadilan

JAKARTA- Berkas dakwaan perkara dugaan korupsi APBD Langkat tahun 2000-2007 resmi didaftar pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) pada Jumat (4/3) lalu. Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi menjelaskan, dengan resminya berkas Syamsul di pengadilan ini maka dalam waktu dekat Syamsul Arifin akan disidang.

“Mungkin dalam waktu dekat akan ada proses persidangan kasus dugaan penyalahgunaan APBD Langkat dengan tersangka SA (Syamsul Arifin, Red),” terang Johan Budi kepada wartawan di Jakarta, kemarin (5/3).
Dijelaskan Johan, tahapan telah masuknya berkas dakwaan Syamsul dari jaksa penuntut umum (JPU) KPK ini merupakan rangkaian proses yang berlangsung di KPK. Seperti diketahui, berbeda dengan proses di kejaksaan atau pun di kepolisian, untuk proses pengusutan kasus di KPK, mulai sejak penyelidikan, penyidikan, hingga penuntutan, semua ditangani sendiri oleh KPK.

“Pelimpahan ini untuk melanjutkan proses dari penyidikan ke penuntutan dan penuntutan ke persidangan karena sudah dianggap lengkap dan penuntutannya sudah dibuat,” ujar Johan. Masalah jadwal persidangan, sepenuhnya pengadilan tipikor yang menentukan, bukan lagi KPK.

Sebelumnya, pihak Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) memastikan, jika Syamsul sudah duduk sebagai terdakwa, maka proses administrasi pengeluaran Surat Keputusan Presiden (Kepres), tentang penonaktifan mantan Bupati Langkat itu akan berlangsung cepat.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Reydonnyzar Moenek menjelaskan, Mendagri Gamawan Fauzi selalu proaktif tatkala ada gubernur yang telah menjadi terdakwa. Lantaran untuk dasar usulan penonaktifan yang disampaikan ke presiden harus disertai dengan nomor register perkara, lanjut Reydonnyzar, maka mendagri akan meminta nomor register perkara ke pihak pengadilan. “Kita jemput bola,” ujar Doni, panggilan akrabnya, kepada koran ini di kantornya, dua hari lalu.

Doni memberi contoh proses penonaktifan Gubernur Bengkulu, Agusrin Najamuddin. Dijelaskan Doni, tatkala sudah ada pemberitaan yang menyebutkan Agusrin sudah disidang dalam perkara dugaan korupsi dana perimbangan khusus bagi hasil pajak bumi dan pembangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPH TB) Provinsi Bengkulu tahun 2006-2007 yang diduga telah merugikan negara Rp21,3 miliar, mendagri langsung mengirim surat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

“Dua kali kita surati Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (minta nomor regsiter perkara Agusrin, Red),” ujar Doni. Bahkan, lanjut Doni, Mendagri Gamawan Fauzi mengirimkan seorang pejabat di Kemendagri untuk berkonsultasi dengan PN Jakpus agar nomor register perkara cepat disampaikan. Begitu sudah ada nomor register perkara dari pengadilan, mendagri mengirimkan usulan pemberhentian sementara ke presiden.

Sebelumnya, Johan Budi menjelaskan, Johan menjelaskan, pihak pengadilan tipikor juga yang nantinya memberitahukan ke mendagri jika Syamsul sudah duduk sebagai terdakwa. “Tapi KPK bisa juga memberitahukan ke mendagri. Kan cuma pemberitahuan. Untuk pemberhentian sementaranya ya kewenangan mendagri yang memproses selanjutnya,” terang Johan. (sam)

Tidur-tiduran tanpa Makan dan Minum

Mengikuti Perayaan Hari Raya Nyepi di Medan

Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari Sabtu (5/3). Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu merupakan hari untuk intropeksi diri sehingga tidak boleh melakukan empat kegiatan dalam satu hari satu malam. Seperti apa perayaannya di Kota Medan?

JHONSON SIAHAAN, Medan

Kemarin umat Hindu di Kota Medan hanya berada di dalam rumah dan pura untuk merenung dan intropeksi diri atas segala perbuatan dan tingkah lakunya dalam setahun. Pantauan wartawan Sumut Pos di Pura Agung Reksa Buana, Jalan Polonia, Medan, suasana pura sangat sepi.

Karena pintu pura tertutup, wartawan Sumut Pos memanggil dari luar pintu gerbang. Tak berapa lama seorang pria mengenakan kain sarung membukakan pintu. Wartawan Koran ini pun memperkenalkan diri. Pria itu pun mempersilakan masuk ke dalam kompolek pura.

Begitu berada di dalam wartawan koran ini melihat umat Hindu yang berada di dalam pura sedang tidur-tiduran dan ada juga yang membaca Kitab Suci Weda.  Tidak berapa lama kemudian seorang prian
bernama Agung (20),

warga Jalan Sei Asahan, Medan Baru mendekati wartawan koran ini.

“Ada apa?” tanya pria  berkacamata tersebut. Wartawan koran ini pun menerangkan niat kedatangannya hendak meliput kegiatan perayaan Hari Raya Nyepi. Agung pun angkat bicara mengenai perayaan Hari Raya Nyep. Diceritakan Agung, Hari Raya Nyepi merupakan hari tidak melakukan kegiatan apapun dalam satu hari satu malam.
“Tidak ada acara yang dilakukan dalam 1 hari 1 malam ini. Kami hanya tidur tidak melakukan kegiatan apapun termasuk tidak makan dan minum. Tidak ada acara ibadah khusus yang dilakukan dan ibadah masih tetap seperti biasa 3 kali dalam sehari,” ujarnya.

Diterangkan Agung,  Hari Raya Nyepi hanya diisi dengan membaca Kitab Suci Weda. “Selain tidur, umat Hindu yang ada di dalam Pura Agung Reksa Buana ini membaca Kitab Suci Weda. Ada 4 hal di dalam perayaan Hari Raya Nyepi yang tidak boleh dilakukan yakni menyalakan api, berpergian, foya-foya atau bersenang-senang dan bekerja,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan I Ketut Adi (23), warga Jalan Mangaan III, Mabar, Medan Labuhan yang ditemui dipura itu. “Kita diminta untuk intropeksi diri akan perbuatan dan tingkah laku kita masing-masing setahun ini. Begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya,” tukasnya.

Pendeta Pura Agung Reksa Buana, Jalan Polonia, Medan Polonia, Mangku I Wayan Sukantra kepada wartawan koran ini juga mengatakan hal yang sama. Diterangkannya, Hari Raya Nyepi ini dilakukan sesuai dengan 4 rangkain Hari Raya Nyepi yaitu Melis atau Melastri, Taur Keseng, Nyepi dan Ngemak Geni. “Pada rangkaian ke-3 yaitu Nyepi inilah kita semua umat Hindu tidak boleh melakukan kegiatan apapun,” katanya.

Ditambahkannya, sebelum tiba Hari Raya Nyepi, semua umat Hindu harus sudah selesai melakukan kegiataanya satu hari sebelum hari raya.

“Ini merupakan puasa penuh dan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi semua kegiatan harus sudah selesai. Kalau di dalam pura sendiri, kita wajib memakai ikat pinggang (senteng, Red) dan saput atau kamben (hamben, Red). Nyepi diisi dengan bersemedi, bertapa dan beryoga,” ucapnya.

I Wayan Sukantra menambahkan, segala sesuatu kegiatan boleh dilakukan setelah Hari Raya Nyepi. “Empat hal yang tidak boleh dilakukan selama Nyepi diantaranya tidak boleh menyalakan api (Amati Geni), tidak boleh beraktivitas atau bekerja (Amati Karya), tidak boleh berpergian (Amati Lelungan) dan tidak boleh berfoya-foya atau bersenang-senang (Amati Lelaungaun). Kita berdiam diri penuh untuk mengintropeksi diri,” cetusnya.

I Wayan Sukantra menceritakan, pada Hari Raya Nyepi ini umat Hindu diminta menjaga alam dan keseimbangannya karena alam merupakan titipan Tuhan. “Filosofi umat Hindu itu ibarat buah kelapa air suci yang berasal dari perut bumi yang menggantung di atas langit. Kelapa itu mengandung minyak tetapi tidak bisa dilihat, seperti itulah Tuhan. Ada tetapi tidak bisa terlihat, namun hanya ada di hati umatnya masing-masing,” ungkapnya.(*)

IRT Harus Mempunyai Mata Pencaharian

Ibu rumah tangga (IRT) jangan mau hanya berdiam diri  di rumah. Tapi IRT
harus mampu memiliki mata pencarian untuk menghasilkan uang demi peningkatan ekonomi keluarganya. Begitulah kata Hj Evi Diana, Anggota DPRD Sumut, Komisi B dari Partai Golkar.

“Makanya, bergabung di PKK sangat memberikan manfaat yang besar bagi IRT. Karena dalam wadah PKK, IRT dibina untuk menghasilkan karyanya yang nantinya mampu mandiri untuk menunjang ekonomi keluarganya,” ujar istri dari Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir HT Erry Nuradi ini.

Ketua Tim Penggerak (TP)Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini bilang, ia selalu aktif bergerak di PKK, khususnya dalam kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) se Kabupaten Sergai.
“TP PKK di Sergei sangat aktif melakukan kegiatan UP2K ini dengan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu PKK dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat. Belum lama ini TP PKK melakukan pelatihan kepada pengurus kelompok khusus. Pelatihan kelompok khusus (poksus) UP2K ini se-Kabupaten Sergai,” kata wanita kelahiran 11 Oktober ini.

Dikatakan Evi Diana, salah satu peran TP PKK, misalnya menetaskan berbagai program kegiatan yang tujuannya agar wanita bisa hidup mandiri, terutama atas konsistensi pada pelaksanaan 10 program pokok PKK demi meningkatkan pemberdayaan keluarga.

“Banyak sekali ibu-ibu rumah tangga di Sergai yang bergabung di PKK saat ini sudah mampu mandiri. Para IRT banyak yang sudah memiliki usaha kecil, seperti kerajinan tangan, tenun, home industri dan lainnya. Kalau dulunya mereka hanya berdiam diri di rumah, sekarang IRT di Sergei sudah mampu berkarya,” tambahnya.
Evi menyadari, TP PKK salah satu organisasi wanita mempunyai peranan yang sangat strategis ditengah-tengah kehidupan masyarakat. “Melalui kegiatan PKK inilah kita mengadakan pendekatan dengan masyarakat agar masyarakat merasa PKK itu miliknya sendiri karena bermanfaat bagi mereka sendiri,” kata dia.

Evi juga menginginkan agar perempuan jadi lebih maju dan mampu mengalahkan pria. Mungkin untuk wanita perkotaan, sambungnya, bergabung dengan PKK sangat sulit. Tapi ada cara yang bisa dilakukan untuk mencari mata pencarian demi menopang keuangan keluarga. Misalnya saja dengan melakukan bisnis atau dagang memanfaatkan media online atau menjual produk melalui facebook atau  usaha kecil lainnya. “Intinya harus ada kemauan. Jangan hanya berdiam diri saja. Wanita harus mandiri, harus mampu membantu ekonomi keluarganya di jaman sulit sekarang ini,” kata dia.   Namun, kata dia, wanita mandiri jangan melupakan kondratnya,meski sebagai wanita karir. “Sesibuk apapaun, wanita jangan sampai lupa kodratnya sebagai ibu rumah tangga,” paparnya.

Evi sangat konsisten memberikan yang terbaik buat perempuan di pedesaannya. Bukan hanya dalam hal kemandirian secara ekonomi, namun juga dalam memperhatikan pendidikan anak-anak di desanya.

Makanya tak heran kalauEvi bersama swa daya masyarakat mendirikan pendidikan anak usia dini untuk keluarga tak mampu. Bahkan, sudah ada 4.000-an anak didiknya. “Di Sergei kan banyak anak petani yang kurang mampu dan tidak bersekolah. Makanya saya berupaya mendirikan pendidikan anak usia dini atas dasar bantuan pemerintah melalui dananya dan cukup berhasil,” ujar ibu dari tiga anak ini. (laila azizah)

Nikita Willy: Narkoba Itu Pembunuh

Artis cantik Nikita Willy tidak mau mengambil pusing jika ada rekan artis lain yang tertangkap karena memakai narkoba. Dia juga mengaku tidak seperti artis-artis lain yang identik dengan kehidupan glamor, hura-hura dan narkoba.
“Selama syuting aku sering kerja sama dengan banyak selebritis tapi aku tidak tahu mereka pakai atau tidak. Yang penting kerjaan aku beres. Aku juga tidak tahu siapa saja artis yang pakai narkoba,” kata Nikita di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Nikita, dia tidak habis pikir kepada para artis yang menggunakan narkoba dengan alasan menambah semangat
Bagi pesinetron cantik ini, ada cara yang benar untuk membuat badannya segar dan bersemangat.
“Aku selalu jaga makanan. Kalau di lokasi syuting aku nggak bisa makan sembarangan. Dengan seperti itu, stamina aku bisa terjaga tanpa harus menggunakan narkoba,” kata Nikita.

Baginya, narkoba adalah obat-obatan yang mengandung zat pembunuh dan tidak memiliki manfaat apapun.
“Jadi kalau ada yang bilang narkoba itu untuk nambah semangat, aku nggak ngerti karena aku juga nggak pernah tahu bentuknya seperti apa,” kata Nikita.

Bintang sinetron cantik ini juga merasa beruntung karena selalu berada di bawah pengawasan sang mama. Dengan begitu, Nikita yakin dirinya tidak akan terjerumus ke hal-hal negatif yang bisa membahayakan dirinya.(edi/rm/jpnn)