29 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15570

Berteduh, Disambar Petir

SEIRAMPAH- Ismail alias Mail (40) warga Dusun IV Desa Kesatuan Kecamatan Perbaungan, Sergai ini meregang nyawa setelah disambar petir saat berteduh di bawah pohon waru Dusun III Betung, Desa Silau Rakyat, Jumat (25/3) sekira pukul 14.30 WIB.
Dani (21) teman sekerja korban mengatakan dia sudah beberapa hari bekerja mengambil upahan memanen padi (ngomben-red).

“Ketika kami sedang bekerja tiba-tiba hujan lebat turun disertai angin kencang dan petir, masing-masing berupaya berteduh dari hujan, sedangkan korban memisahkan diri dari rombongan dan memilih berteduh dibawah pohon Waru berjarak sekitar 200 meter dari kami,” terang Dani dan teman serombongannya.

Setelah suara petir terakhir lanjut Iwan, rombongan pengomben dari desa lain yang kebetulan dekat dengan korban mengabari korban yang terkena sambaran petir. “Buru-buru kami menuju lokasi berteduh korban yang ternyata sudah tewas tergeletak yang langsung kami bawa ke rumah sakit ini,” imbuh Dani. Kemudian mereka dibawa ke Rumah Sakit Sultan Sulaiman. (lik/smg)

Tak Jadi PNS, Uang Raib Rp57 Juta

BINJAI- T Simanjuntak (52) warga Perumahan Sri Gunting, Kecamatan Sunggal, menjadi korban penipuan sejumlah oknum yang mengaku dapat memasukan anaknya menjadi PNS.

Akibat penipuan itu, T Simanjuntak kehilangan uang Rp57 juta. Dikarenakan sudah merasa tertipu, akhirnya T Simanjuntak membuat laporan ke Polres Binjai, Jumat (25/3) sekitar pukul 15.30 WIB dengan nomor Pol: LP/341/III/2011/SPK “C” Reskrim.

Menurut T Simanjuntak, bahwa kejadian itu berawal saat istrinya kenal dengan Danil Hutapea (30) warga Perumahan Berngam, yang bekerja sebagai PNS di RSU dr Djoelham Binjai, tahun 2009.
Perkenalan istri T Simanjuntak dengan Danil terus berlanjut, bahkan tambah akrab selama satu tahun ini. Nah, di tahun 2010 Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, membuka lamaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi seluruh masyarakat Kota Binjai.

Dengan secara kebetulan, T Simanjuntak ingin memasukan anaknya Lidia Yunika Br Simanjuntak (25) sebagai CPNS di formasi kebidanan.

“Waktu anak saya melamar, Danil mengaku bisa meluluskan anak saja juga jadi PNS. Tetapi dengan syarat menggunakan uang Rp100 juta. Hal ini diucapkan Danil kepada istri saya, sehingga istri saya merasa percaya dan langsung mencarikan uang yang diminta oleh Danil,” ungkap T Simanjuntak.

T Simanjuntak yang bekeja sebagai anggota Polri ini juga mengatakan, Danil bekerja sama dengan Drs Abdul Hutasuhut, yang tak lain PNS Pemko Binjai, dan tinggal tak jauh dari rumah Danil.
“Setelah istri saya percaya akan hal itu, kami hanya bisa menyediakan uang Rp59 juta. Dimana, uang tersebut diberikan secara bertahap, kepada Danil Rp10 juta, Hutasuhut Rp30 juta, bapaknya Rp18,5 juta dan ibunya Rp500 ribu,” terangnya, seraya menambahkan, pelaku sudah pernah mengembalikan uang Rp2 juta dan kerugian korban tinggal Rp57 juta.

Tak sampai disitu, T Simanjuntak juga mengaku, sempat memberikan sertifikat rumah sebagai jaminan ke ku rangan uang yang diminta. “Karena uang kami kurang, kami rela memberikan sertifikat rumah,”ungkapnya.
Setelah mengikuti tes, ternyata anaknya tetap tidak lulus dalam seleksi.(dan)

Gatot Lantik Bupati dan Wakil Bupati Karo

Pelayanan Buruk

KABAJAHE- Dari hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2010, Kabupaten Karo berada di urutan ke-22 dari 25 kabupaten/kota se-Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Diharapkan dengan kepala daerah yang baru ini, Karo dapat berbenah ke arah yang lebih baik.

Demikian pesan Plt Gubernur Sumatera Utara, H Gatot Pudjonugroho ST pada acara pengambilan sumpah/janji jabatan dan pelantikan DR (HC) Kena Ukur Surbakti sebagai Bupati Karo dan Terkelin Brahmana SH sebagai Wakil Bupati Karo periode 2011-2016 pada sidang paripurna istimewa DPRD Karo di gedung dewan, Kabanjahe Jumat (25/3).

Sidang paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Karo, Siti Aminah Br Perangin-angin SE didampingi Wakil Ketua Ferianta Purba SE dan Onasis Sitepu ST, Gatot meminta agar Karo membangun kerjasama yang harmonis dalam menyelenggarakan sistem pemerintahan daerah.
Karena sangat disayangkan nantinya, bila sumber kekayaan alam dan potensi daerah yang dimiliki Karo seperti buah-buahan dan sayur dapat dapat diolah dengan baik.

Selain itu, tuntutan  untuk mewujudkan good governance dan clean government sudah menjadi hal penting sejak krisis finansial tahun 1997-1999 yang luas menjadi krisis multidimensi. Krisis tersebut telah mendorong arus balik yang menuntut perbaikan dalam bentuk reformasi penyelenggaraan negara, termasuk birokrasi pemerintahan.

Prilaku birokrasi yang cenderung mengedepankan kekuasaan dan kurang peka terhadap perkembangan masyarakat harus segera ditinggalkan dan kemudian diarahkan menjadi birokrasi yang terbuka, transparan, akuntabel, profesional dan mampu memberikan pelayanan publik berbasis customer service.

Di akhir acara, ketika hendak menutup sidang, Ketua DPRD Karo Siti Aminah menanggapi sambutan Plt Gubsu menyangkut soal penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten/Kota se-Sumut tahun 2009, berdasarkan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah tahun 2009 menempatkan Karo pada peringkat ke-22 dari 25 Kabupaten/Karo. (wan)

Tahanan Tewas Mendadak

KARO- Bangun Ginting tahanan Polres Karo, tewas Kamis (24/3) sekira pukul 23.00 WIB. Padahal, tahanan kasus pencurian angkutan umum jurusan Sigantang Sira ini, baru saja ditangkap anggota Sat Reskrim Tanah Karo, Kamis (23/3) sekira pukul 12.30.

Sebelum ditangani polisi, Bangun Ginting sudah dikeroyok oleh supir angkot yang tidak senang atas perbuatan Bangun Ginting. Penyebab kematian Bangun Ginting sejauh ini belum diketahui secara pasti.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang datang ke Tanah Karo dalam acara pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Karo periode 2011-2016, Jumat (25/3) mengaku terkejut mendapat kabar ada tahanan yang tewas.

Meski belum menerima laporan secara rinci, namun orang nomor satu di ajaran Poldasu ini, mengaku akan menindak tegas anggotanya  jika terbukti dalam kematian Bangun Ginting disebabkan kelalaian polisi dalam menjalankan tugas.

“Saya belum mendapat laporan tentang ini, tetapi jika ada anggota yang menganiaya, akan saya Propamkan. Saya tidak bela anak buah yang bersalah, bukan zamannya lagi. Jika ada saksi lapor ke Poldasu saja. Silakan koreksi, tetapi  jangan intervensi,” ujar Wisjnu Amat Sastro tegas.

Kapoldsu juga berjanji  akan mengajukan anak buahnya ke peradilan umum,  apabila dalam proses penyelidikan internal  Polri terbukti  melakukan tindakan di luar prosedur kerja, apalagi melakukan penganiayaan terhadap tahanan.

Sementara itu, saat Bangun Ginting digelandang ke Polres Karo, kondisnya tegar. Dia dikawal dua oknum polisi yang salah satunya Kanit Opsnal Satreskrim Polres Tanah Karo, Ipda Oscar S Tedjo.
Dan  sebelum tiba di Mapolres Karo, sesuai sejumlah keterangan saksi mata, saat diamankan polisi dari TKP bersama seorang saksi lain, Bangun Ginting terlihat dalam keadaan sehat.

Informasi yang beredar di kalangan masyarakat, setelah ditangkap Bangun Ginting bukan dibawa ke Polres Tanah Karo, melainkan dibawa berputar ke Jalan Lingkar melalui Jalan Irian dengan tujuan tidak begitu jelas, sampai di jalan tembus Desa Kacaribu-Lau Dah.

Tewasnya Bangun Ginting  menurut Kapolres Tanah Karo, AKBP Ig Agung Prasetyoko, SH, MH, jajarannya telah berusaha semaksimal mungkin menangani kasus ini, dengan pertimbangan dan rasa prihatin kepada tersangka yang terlebih dahulu terkena tindakan penganiayaan dari massa.(wan)

Baru 1,4 dari Rp150 Miliar

Dinas Pendapatan Dearah (Dispenda) Kota Medan memiliki target pendapatan dari sektor pajak untuk tahun 2011 khususnya melalui Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp150 miliar. Hingga 18 Januari lalu, telah diraup sebesar Rp1,4 miliar.

Penetapan target ini dikatakan Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan, Syahrul Harahap, berdasarkan realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp131 miliar dari target Rp101 miliar (lengkapnya lihat grafis). Dia juga memaparkan bahwa mereka sudah menyiapkan semua keperluan dan mengatasi berbagai kendala selama ini. SDM dan perangkat untuk mengelola BPHTB pun sudah dipersiapkan. “Ini dikarenakan penerbitannya sudah cepat. Selama ini pengurusan BPHTB memakan waktu satu bulan,” ujarnya.

Rp158 miliar merupakan bagian dari target umum bidang pajak sebesar Rp742.994.575.752. Nah, per tanggal 18 Januari kemarin, realisasi yang telah diperoleh Dispenda sebesar Rp3.860.385.507.24.  Selain BPHTB, yang paling banyak sumbangsihnya adalah dari sektor pajak restoran dengan sumbangan sebesar Rp2.187.866.000. Untuk sumbangan pajak per 18 Januari yang masih terkecil adalah pajak  parkir yang baru menyumbangkan Rp97.706.078.000.

Syahrul Harahap mengaku, pihaknya siap dan berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan target tersebut. “Secara akumulatif, pecapaian pada tahun 2010 lalu sudah melebihi target. Kita dibebani pendapatan sebesar Rp589 miliar, dan nyatanya kita bisa meraih Rp609 miliar. Ini melebihi target sebesar 103 persen” ungkap Syahrul Harahap di ruang kerjanya belum lama ini. (ari)

99 Persen Pemda Siap Pungut BPHTB

Sudah Pasti, Daerah Ingin Mencari Pajak

Sebanyak 368 Pemda sudah menyelesaikan paraturan daerah (Perda) tentang pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara, 87 pemda masih dalam proses penyusunan. Hanya 37 daerah yang belum memproses Perdanya.

D    irektur Jenderal (Dirjen)  Keuangan Daerah Ke mendagri, Yuswandi A Te menggung menyebutkan, dengan data itu maka 99 persen Pemda sudah siap melakukan pemungutan BPHTB.  “Dan hanya 1,2 persen saja yang belum siap. Jadi jumlahnya yang siap sudah sangat signifikan,” terang Yuswandi Tumenggung kepada Sumut Pos di kantornya, Jumat (25/3).

Dari data yang didapatkan dari Kemenkeu itu, lanjut Yuswandi, sebenarnya tidak ada ketimpangan dengan jumlah potensi BPHTB ketika masih ditangani pusat, dengan ketika diserahkan ke daerah, sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). “Karena sudah pasti daerah juga ingin sekali mencari pajak,” ujar Yuswandi.
Sebelumnya, Dirjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu, Marwanto menjelaskan, meski sudah dialihkan untuk dikelola Pemda per 1 Januari 2011, ternyata hingga saat ini tidaka semua Pemda siap mengelola BPHTB.

Negara, lanjut Marwoto, berpotensi mengalami kerugian hingga ratusan miliar lantaran sebagian belum melakukan pemungutan BPHTB. “Padahal pemungutan BPHTB ini tidak berlaku mundur. Artinya kalau Perda baru muncul tahun depan, artinya tahun 2011 tidak bisa dipungut. Ini berpotensi merugikan negara ratusan miliar,’’ kata Marwanto, Kamis (24/3).

Marwanto juga menjelaskan, dalam transfer anggaran pusat ke daerah tahun 2011, Kemenkeu akan melakukan eksekusi sanksi bagi 27 Pemda yang terlambat menyampaikan APBD mereka ke pemerintah pusat. Batas waktu yang disepakati antara Kemenkeu dan Kemendagri, paling lambat 24 Maret 2011. Sanksi atas keterlambatan penyampaian APBD, adalah penundaan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 25 persen per bulan.

Menurut Yuswandi, data yang diperoleh dari Marwoto, hingga Jumat (25/3) siang, tinggal 19 Pemda yang belum menyerahkan Perda APBD-nya. Yuswandi membenarkan, memang jika terlambat, pembayaran DAU akan ditunda. Ini sesuai ketentuan PP Nmor 65 Tahun 2010.

Untuk tingkat provinsi, dari 33 provinsi, Aceh belum menyerahkan. “Sedangkan untuk kabupaten dan kota akan dievaluasi oleh provinsi dan diserahkan ke Kemenkeu,” terang Yuswandi. Dia menjelaskan, untuk raperda APBD Aceh, masih dalam proses pembahasan dengan DPRD-nya. (sam)

Sharp Menyediakan Sistem Tenaga Surya untuk Daerah yang Terkena Dampak Gempa di Timur Laut (Tohoku) Samudera Pasifik

Sharp Corporation ingin menyampaikan simpati yang sedalam-dalamnya kepada semua orang yang telah dirugikan oleh gempa di area Timur Laut (Tohoku) Samudera Pasifik, dan Sharp berharap untuk pemulihan cepat dari semua daerah yang terkena dampak.

Sharp Corporation dan Shin-Kobe Electric Machinery Co. Ltd bersama-sama menyiapkan 250 unit sistem tenaga surya untuk dikirim ke daerah terkena gempa bumi dan tsunami.

Bekerjasama dengan Departemen Pertahanan Jepang, kedua perusahaan berencana agar sistem dapat dipasang dan beroperasi di tempat penampungan darurat mulai tanggal 25 Maret 2011.

Sejak bencana pertama terjadi, Sharp telah mempertimbangkan bagaimana sistem tenaga surya dapat membantu, dan dengan dukungan dari Shin-Kobe Electric Machinery dan mitra bisnis lainnya, Sharp mampu secara cepat  merakit sistem tenaga surya yang dirancang untuk daerah-daerah yang dilanda bencana.

Sampai saat ini, pengiriman dan transportasi ke daerah-daerah bencana sangat sulit. Namun saat ini sistem telah diatur oleh Departemen Pertahanan untuk pengangkutan barang atas permintaan pemerintah prefektur, perusahaan seperti Sharp dapat mengirim persediaan bantuan.

Sistem tenaga surya adalah sistem energi mandiri yang terdiri dari sel surya Sharp, baterai penyimpanan dari Shin-Kobe Electric Machinery, dan AC power strip. Daya yang dihasilkan dapat digunakan untuk macam-macam tujuan, seperti penerangan dan pengisian baterai ponsel agar memudahkan petugas dan masyarakat berkomunikasi.

Tujuan utama dari sistem tenaga surya adalah untuk membantu mereka yang berada di daerah di mana penyimpanan fasilitas tenaga listrik yang tidak dapat dipulihkan untuk beberapa waktu ke depan.

Sharp Corporation juga menyumbangkan uang sebesar 100 juta yen melalui Palang Merah Jepang. Selain itu Sharp Corporation menyumbangkan produk-produknya, seperti LCD TV, lemari es, mesin cuci, microwave, rice cooker, dan air purifier, masing-masing berjumlah 250 unit.
Karyawan Sharp seluruh dunia pun ikut andil memberikan sumbangan untuk para korban sebagai rasa solidaritas. (*)

Dapat Uang, Selamatkan Bumi

TEBING TINGGI–Kata pemulung identik dengan pencari barang-barang bekas. Kehidupannya pun jadi kotor dan penuh bakteri. Namun, siapa duga kalau mereka bisa dijadikan pahlawan bagi keberlangsungan bumi ini. Buktinya, apa yang mereka kutip adalah sampah rumah tangga berupa bahan-bahan plastik yang kalau dibuang ke tanah tidak bisa terurai dengan tanah sampai ratusan tahun.

Sayangnya, beberapa pemulung malah tidak begitu mengerti dengan apa yang telah mereka lakukan untuk bumi ini. Setidaknya, ini adalah pengakuan pasangan suami istri, R Hutabarat (37) dan K Br Lubis (32) yang dikunjungi Sumut Pos, Minggu (13/2). Ya, pasangan yang tinggal di Jalan Baja, Lingkungan II, Kelurahan Damar Sari, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ini sudah lima tahun menjalani hidup sebagai pemulung. “Kami hanya mencari sesuap nasi. Kebetulan nafkah kami berasal dari sampah plastik yang tidak bisa terurai dengan tanah sampai ratusan tahun,” ujar K Br Lubis.

Diakui oleh K Br Lubis, plastik yang dikumpulkan banyak dari warga dengan sengaja mencari-cari di lubang-lubang sampah dan juga di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Lanjutnya, ada sebanyak 16o jenis plastik yang tak bisa mengurai dengan tanah. “Bahkan tanah tersebut apabila ditanami tanaman akan mati atau tumbuh tapi tidak subur,” kata Br Lubis lagi.

Sementara itu suaminya , R Hutabarat mengatakan sampah plastik tersebut setelah dicuci bersih kemudiaan dijemur, lalu dipisahkan menurut jenisnya. Setelah dipisahkan dan dimasukan ke karung atau goni  masing-masing baru dijual kepada agen yang berada di Medan.

Dari satu kilo plastik kering, mereka akan mendapat bayaran Rp2800. “Tanpa ada pemulung plastik, maka kota tidak akan bersih dari sampah rumah tangga yang tidak bisa terurai dengan tanah seperti plastik ini,” tegas Hutabarat. (mag-3)

19 Ribu Pohon untuk Nelayan

LUBUK PAKAM-Demi tekad melestarikan dan juga menyelamatkan alam, segala pihak memang wajib dilibatkan. Maka, bukan sesuatu yang baru ketika demi alam tak mengenal jender, usia, dan profesi atawa pekerjaan.

Seperti yang diungkapkan Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan di hadapan Ketua DPP HNSI Mayjen TNI Marinir (Purn) Yusuf Solichien MPhD, Ketua DPD HNSI Sumut H Syah Affandin SH, pada acara “Kenduri Laut” serta pelantikan pengurus DPC HNSI Deli Serdang priode 2010-2015, di Pantai Wisata Putra Deli Pantai Labu, Sabtu (12/2) lalu. Ya, dalam kesempatan itu, Amri Tambunan mengajak kaum nelayan untuk ikut serta melestarikan lingkungan pesisir pantai dengan cara menanam pohon.

Ada sekitar 19 ribu benih pohon berasal dari Pemkab Deli Serdang diberikan kepada nelayan yang berada di empat kecamatan pesisir pantai meliputi Pantai Labu, Hamparan Perak, Percut Seituan, dan Labuhan Deli.

“Kegiatan menanam pohon selain memberikan manfaat di kemudian hari juga merupakan sarana pendidikan bagi generasi muda. Bahkan, jangan hanya memikirkan hasil dari laut tetapi pinggiran pesisir juga memiliki potensi ekonomis,” katanya.

Pemberian bantuan benih tanaman pohon dalam rangka penanaman 1 miliar pohon. Pada kesempatan itu, Amri Tambunan bersama Muspida Deli Serdang, Ketua DPRD Deli Serdang, Ketua TP PKK Deli Serdang Hj Anita Amri Tambunan, Sultan Serdang Drs T Ahmad Talaa, Ketua DPP HNSI, Ketua DPD HNSI Sumut, Danlantamal Belawan, diiringi Kadis INFOKOM Deli Serdang Drs Neken Ketaren melakukan penanaman pohon di lokasi wisata pantai Putra Deli tersebut. (btr)

Klose Bidik Rekor

UJUNG tombak Bayern Munich Miroslav Klose menyampaikan gambaran mengenai masa depan karirnya bersama  tim nasional Jerman.

“Sangat menyenangkan ketika saya terkenang dengan masa lalu. Itu masa yang mengagumkan. Gol perdana, semuanya seperti mimpi, seperti dongeng,” ujar Klose.

Satu dekade kemudian, Klose telah mengoleksi 59 gol bagi negaranya, tertinggal sembilan gol dari rekor legenda Jerman Gerd Mueller. Pada usia 32 tahun, mantan pemain Kaiserslautern itu.

Sejak menjalani debut di Bundesliga bersama Kaiserslautern, Klose telah tampil sebanyak 301 kali, mencetak 121 gol. Sedangkan bersama tim nasional, 59 golnya dihasilkan dari 106 laga.
“Mencapai rekor itu merupakan ambisi besar saya. Mungkin saya bisa melakukannya sebelum Piala Eropa 2012,” kata Klose.

“Merupakan hal yang spesial pada perayaan ini menjalani pertandingan di Betzenberg (di Kaiserslautern). Di sana saya menjadi besar. Klub itu ada di hati saya. Stadion bakal penuh, dan saya yakin atmosfirnya akan bagus,” bilang pemain yang telah mencetak enam gol selama babak kualifikasi Euro 2012 ini.

Selain masalah rekor gol, Klose juga menyampaikan masa depannya bersama tim nasional. “Saya ingin bermain di tim nasional selama mungkin. Jika masih sehat di 2012 setelah Piala Eropa, saya masih ingin lanjut. Bermain di Piala Dunia 2014 akan menjadi target atraktif,” ungkap Klose. (bbs/jpnn)