27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 15578

Uma Tobing, All By My Self

Pertarungan Uma Tobing dan Ale Soul hanya tinggal sehari lagi. Keduanya akan memperebutkan takhta sebagai anak paling berbakat tahun ini di acara yang disiarkan Trans TV Sabtu (26/2) dan Minggu (27/2) nantin
Sadar dengan peluang yang sama besar di malam grand final nanti, keluarga Uma Tobing, tak ingin jumawa. Apa pun hasilnya nanti, keluarga Uma berulang kali mengucapkan terima kasihnya kepada masyarakat Sumatera Utara dan warga asal Sumatera Utara yang mendukung siswi SMA Negeri 1 Medan itu sejak awal.

“Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat Sumatera Utara maupun masyarakat yang berasal dari Sumatera Utara atas restu dan dukunganya kepada Uma,” ucap ibu Uma, Agustina Br Sitorus, melalui Sumut Pos, kemarin (25/2).
Bagaimana dengan persiapan Uma? Saat ini Uma tengah berlatih membawakan sejumlah lagu yang akan dibawakannya di malam penentuan nanti.

Sabtu malam, Uma akan membawakanlagu pertama All By My Self  mendley Halo dan single Ladies. Lagu kedua, Uma akan berkolaborasi dengan JP Millenix peserta IMB 1, membawakan lagu  I Love Rock n Rool.
Keesokan malamnya, Uma akan berkolaborasi dengan Slank, membawakan lagu I Miss You But I Hate You, dan medley Kamu Harus Cepat Pulang. Sementara untuk persembahan kedua, Uma Tobing membawakan lagu Datang dan Kembali.
—-
Melihat jadwal dan judul lagu yang sudah dipersiapkan, tampaknya keinginan Uma untuk menyayikanlagu Bayak di panggung grand final IMB 2 akan tertunda. Bila keinginan itu tidak kesampaian, Uma berjanji memberi penghormatan khusus bagi masyarakat Sumatera Utara di luar panggung itu ketika masih di Jakarta, maupun ketika dia kembali ke Medan. “Uma akan mempersembahkan lagu khusus untuk Sumatera Utara. nanti baik sebelum maupun setelah sampai di Medan,” katanya.
Apa yang akan dilakukan setelah sampai di Medan? “Saya akan mengunjungi sekolah uma dulu,” jelas Uma.(mag-8)

Gabungkan Wisata, Amal dan Kampanye Berlalulintas

Rencana Keliling 8 Kepulauan di Indonesia dengan Motor Besar

Bosan bepergian dengan pesawat terbang, tiga rider IMBI Sumut dibantu sejumlah staf merencanakan tur keliling Indonesia menggunakan 3 motor besar. Bagaimana persiapannya?

INDRA JULI-Medan

Indonesia memiliki beragam kekayaan yang tak ternilai baik dari sisi budaya maupun sosial masyarakatnya. Sayang hal itu kurang mendapat perhatian pihak yang berkompeten untuk dikembangkan menjadi sebuah kebanggaan.
Beranjak dari hal itu, beberapa anggota Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Sumatera Utara (Sumut) menggelar kegiatan yang diberi judul Keliling Indoensia dengan Motor Besar. Rencananya kegiatan yang dimulai 9 April hingga 8 Juni 2011 ini akan melalui delapan kepulauan dengan jarak tempuh 12.000 Kilometer selama 60 hari.

Adapun rute yang akan dilalui dimulai dari Medan (start), Pekan Baru, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Madura, Banyuwangi, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Makasar, Toraja, Palu, Gorontalo, Manado, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Jakarta, Bandar Lampung, Bengkulu, Padang, Sidikalangan, Takengon, Banda Aceh, Lhokseumawe, dan kembali ke Medan.

Ditemui di Repvblik Kopi di Jalan Setia Budi No 84A Medan, rombongan yang terdiri dari tiga rider (Salimin Djohan Wang, Basri CH, dan Mito yang merangkap Mekanik), lima estafet rider (Rijanto, Fransciscus, Johannes, Herwanto Tris, dan Rudi Daslim), Benny Arwana sebagai Produser Film. Perjalanan panjang itu akan dilakoni dengan tiga motor besar jenis Enduro dengan kapasitas mesin 750 CC didampingi satu unit mobil SUV 4×4.

“Ya seperti sebelum-sebelumnya, ide ini spontanitas dari teman-teman yang suka melakukan perjalanan dengan motor besar. Ada kesan berbeda dibanding bepergian dengan menggunakan pesawat, atau mobil,” ucap rider Salimin Djohan Wang.

Namun mengingat perjalanan yang ditempuh kali ini cukup panjang, rombongan pun mengaku menggelar persiapan jauh-jauh hari. Seperti menggelar persiapan fisik untuk memastikan stamina peserta kegiatan tetap fit. Begitu juga dengan persiapan suku cadang kendaraan yang sengaja didatangkan dari Singapura. Hal itu dilakukan agar perjalanan berlangsung lancar sehingga misi dan tujuan dari kegiatan dapat tercapai.

Ya, seperti yang disampaikan Djohan, perjalanan kali ini tidak hanya sekadar penyaluran hobi melakukan perjalanan dengan motor besar dari para peserta. Tapi lebih dari itu juga mengusung program IMBI Sumut pimpinan H Musa Rajecksah di bidang pariwisata dan sosial. Dengan demikian keberadaan IMBI dapat ikut dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya sosialisasi keselamatan berkendaraan (safety riding) dengan mengutamakan keamanan berkedara. Seluruh rombongan akan menggunakan perlengkapan keamanan seperti helm, jaket pelindung, dan mentaati peraturan lalu-lintas dan marka jalan.

Seperti yang disampaikan Basri CH penyelenggaraan event ini akan dirangkai dengan beberapa kegiatan bakti sosial. Untuk kegiatan ini rombongan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) yang akan menentukan bentuk kegiatan yang akan digelar. Salah satunya operasi katarak gratis kepada masyarakat atau bisa juga dalam bentuk penyerahan bantuan kepada masyarakat. Untuk itu rombongan membuka pintu bagi masyarakat yang ingin berperan dengan memberi sumbangan kepada PMI Indonesia.

“Ya, selain menyalurkan hobi, inti kegiatan ini kita juga ingin berbagi kasih dengan masyarakat yang kita lalui sepanjang perjalanan. Dengan demikian kita mencoba menghapus batas yang ada antara masyarakat dengan insan otomotif itu sendiri,” ucap Basri.

Selain bakti sosial tadi, bekerjasama dengan instansi dinas pariwisata Indonesia, rombongan juga mengusung program yang diharapkan dapat menunjang dunia kepariwisataan nasional. Hal itu akan diwujudkan dengan mengeksplorasi kekayaan daerah wisata di tiap daerah yang dilalui dalam sebuah dokumentasi.
Sejalan dengan itu perjalanan nantinya akan didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter yang diperankan masing-masing peserta tanpa scenario (real life). Bahkan untuk sebahagian perjalanan rombongan sengaja memilih tidak tidur di hotel melainkan menginap di rumah masyarakat.

“Dengan begitu kita dapat mengangkat cerita rakyat yang ada di tengah-tengah masyarakat beserta keunikannya. Seperti bagaimana kehidupan masyarakat di Pulau Komodo atau pun masyarakat Mentawai yang menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Ini hal-hal yang tentunya menambah petualangan selama perjalanan dan dengan publikasi yang nantinya akan kita lakukan baik di media cetak maupun internet dapat menunjang dunia pariwisata Indonesia,” jelas Benny Arwana.

Sebelumnya rombongan juga sudah menggelar beberapa perjalanan. Dimulai 2006 dengan rute yang tidak hanya nasional juga Asia Tenggara. Beberapa negara yang sudah dilalui antara lain Malaysia (Johor Baru-Malaka-Trengganu-Kelantan-Kedah-Perlin-Penang-Ipoh-Kuala Lumpur sejauh 2.900 Kilometer) 2007 lalu. Berlanjut di 2008 dengan rute Kuala Lumpur-Perlis-Chompon-Phuket-Hat Yai-Songkla-Danok-Kuala Lumpur sejauh 2.400 Kilometer. Di 2010 lalu rombongan juga menggelar perjalanan dengan rute North Thailand (Chiang mai-Mae Hong Son-Chiang Rai-Golden Triangle-Myanmar Border-Chiang Mai sejauh 1.400 Kilometer. Perjalanan kali ini pun akan menjadi yang pertama dilakukan secara team dan akan dicatatkan di rekor MURI. (*)

Pemerintah Bahrain Belum Menyerah

MANAMA- Demonstran anti pemerintah Bahrain belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah. Kelompok oposisi menyatakan pemerintah belum menerima syarat pra kondisi yang diajukan untuk melakukan dialog.
Demonstran tidak akan meninggalkan Lapangan Mutiara dan menyebut diri sebagai ‘Martir Bundaran’ atau Martyr’s Roundabout. Di bundaran persimpangan utama Ibu Kota Manama, demonstran mengibarkan bendera merah-putih disertai tujuh nama demonstran yang tewas dalam bentrokan terakhir dengan polisi.

“Siapa pun yang berpikir bahwa mereka bisa membubarkan kami dengan menawarkan sebuah dialog, semua itu hanya ilusi,” tulis sebuah poster yang ditambatkan di antara dua batang pohon palm di Lapangan Mutiara.
Ribuan demonstran yang mayoritas Syiah setiap hari membanjiri Lapangan Mitiara sejak 14 Februari. Sebagian dari mereka menuntut lengsernya dinasti Suni, Al-Khalifa, yang berkuasa di Bahrain selama lebih dari 200 tahun.
Kelompok oposisi utama telah berhenti menyuarakan tuntutan serupa. Mereka kemudian meminta dilakukannya reformasi, termasuk pemilihan umum bagi seorang perdana menteri dan penyusunan konstitusi monarki.
Dalam sebuah pernyataan resminya Rabu (23/2), koalisi oposisi menyatakan bahwa tawaran dialog oleh Pangeran Mahkota Sheikh Salman bin Hamad al-Khalifa sama sekali tidak berdasar.

“Dialog seharusnya dibangun dengan fondasi yang jelas,” tulis pernyataan tersebut. “(Tapi) Tidak ada satu pun hal mendasar yang disebutkan oleh pangeran dalam ajakan dialog tersebut,” tambahnya.
Oposisi menuntut seluruh pejabat pemerintah yang dipimpin oleh paman dari Raja Hamad, Sheikh Khalifa bin Salman, sebagai syarat pra-kondisi sebelum dialog dilakukan.

Koalisi oposisi Bahrain terdiri atas Asosiasi Islam Nasional Bersatu (INAA), kelompok Syiah terbesar di Bahrain, enam partai Syiah lainnya, liberal, kelompok garis kiri, dan nasionalis Arab. INAA menguasai 18 kursi di parlemen Bahrain yang terdiri atas 40 kursi.

Untuk menenangkan demonstran, Raja Hamad memerintahkan pembebasan sejumlah tahanan politik Syiah, dengan status diampuni oleh kerajaan. AFP melaporkan, mereka yang dibebaskan tersebut tampak telah bergabung dengan para demonstran di Lapangan Mutiara, Rabu malam (23/2) waktu setempat.

Para aktivis tersebut mengaku telah disiksa saat berada dipenjara. “Mereka menyiksa kami dengan setrum, pukulan, dan cacian,” ujar salah satu aktivis, Sheikh Mohammed Habib al-Muqdad, kepada harian lokal Al-Wasat. Salah satu aktivis yang diampuni adalah pimpinan gerakan Haq, Hassan Mashaima, ditahan di Lebanon saat akan pergi ke Manama dari Inggris.
Sejumlah ulama ternama Bahrain menyerukan demonstrasi lebih besar hari ini, Jumat (25/2) untuk mengenang para korban tewas. Mereka juga meminta demonstran tidak bergeser dari Lapangan Mutiara. Setelah terjadi penggerebekan oleh polisi, pekan lalu, kini, otoritas melarang penggunaan kekerasan kepada para demonstran. (cak/dos/jpnn)

Korsel Minta Korut Hentikan Program Nuklir

SEOUL-Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, Kamis (24/2), mengimbau Korea Utara berhenti mengembangkan persenjataan nuklir. Ia menambahkan, Korsel lebih mementingkan penjaminan perdamaian dan stabilitas di Asia timur laut.

Menyebut bahwa pengembangan senjata nuklir Korea Utara (Korut) sebagai ancaman serius bagi perdamaian di kawasan itu dan bagi rezim non-proliferasi masyarakat internasional, Presiden Lee mengatakan, Korut harus meninggalkan program nuklirnya dan membuka diri untuk kebaikan sendiri. “Sangat penting bahwa Korut membongkar gudang senjata nuklirnya dan mengambil jalan keterbukaan serta pembangunan, seperti yang China dan Vietnam telah lakukan,” kata Lee.rensi internasional di Seoul.

“Itulah satu-satunya alternatif bahwa Pyongyang dapat mengambil tindakan untuk kepentingan diri sendiri,” ucapnya.

Demi penyatuan kembali kedua Korea, Lee mengatakan, kedua belah pihak harus mengakhiri konfrontasi militer dan bekerja sama untuk membangun rezim perdamaian dan satu masyarakat ekonomi. Pyongyang sebelumnya mengecam latihan militer besar mendatang antara Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) sebagai perbuatan gila. Korut mengatakan tindakan itu memperbesar bahaya perang.

“Latihan itu membuktikan Korsel penghasut perang dan akan lebih gila dalam memprovokasi perang serta lepas dari keinginan masyarakat untuk berdialog dan perdamaian,” kata surat kabar pemerintah, Pyongyang Minju Joson, seperti dikutip AFP.

Latihan tahunan “Penyelesaian Penting/Anak Elang” dimulai Senin (1/3) depan dan berakhir pada 10 Maret 2011. Latihan itu berlangsung di tengah ketegangan tinggi di semenanjung setelah dua insiden perbatasan yang mematikan tahun lalu.

Korut menembaki sebuah pulau perbatasan Korea Selatan, Yeonpyeong, November 2010 lalu, yang menewaskan empat orang, termasuk warga sipil, dan memicu  ketakutan perang.
Seoul mengatakan, Pyongyang juga menorpedo salah satu kapal perangnya, Cheonan, di dekat perbatasan  Laut Kuning yang disengketakan pada Maret lalu meskipun tuduhan itu dibantah.
Surat kabar tersebut, dikutip oleh kantor berita resmi Korut, KCNA, mengatakan,”Pihak berwenang Korsel telah menjawab saran kami untuk melakukan pembicaraan luas dengan latihan militer.”    (net/jpnn)

Ber-Twitter tanpa Hard Feeling

Jika Anda memiliki akun di situs mikrobloging Twitter, dapat dipastikan pekan lalu mengetahui perseteruan politikus PKS Fahri Hamzah dengan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief.

Politikus PKS Fahri Hamzah mengaku, saat berkicau di Twitter tidak ada rasa sakit hati. Bagi dia, di Twitter tidak boleh ada rasa sakit hati.

“Buat apa sakit hati. Kita tidak boleh masuk hati,” katanya.Hanya saja, Fahri menegaskan, jika berkicau telah masuk ranah tuduhan atau fitnah bagi dirinya sudah kelewatan. “Boleh berkicau tapi tidak boleh memfitnah,” cetus Fahri.

Justru Fahri berencana mengadukan tudingan Andi Arief ke aparat kepolisian karena dianggap memfitnah dirinya. “Itu semua saya catat dan saya kumpulkan. Itu masuk delik aduan,” cetusnya.
Fahri mengaku, saat dirinya diserang Andi Arief justru di saat bersamaan data penting terkait sepak terjang Andi Arief dikirimkan kepada dirinya oleh pihak lainnya.

“Ada data sangat personal terkait Andi Arief,” akunnya tanpa merinci data yang dimaksud.
Sebagaimana dimaklumi, pekan lalu, Staf Khusus Presiden Andi Arief menuding Fahri Hamzah saat di Komisi VI DPR melakukan pemerasan. Andi Arief melalui akun @AndiAriefNews, menuliskan, “Saya undang @fahrihamzah di kantor atau kediaman, untuk saya pertemukan dengan orang yang pernah berurusan dengan PTP di Jatim yang anda janjikan”.
Sebaliknya, Fahri Hamzah melalui akun @fahrihamzah menuliskan, “Bung @AndiAriefNews kalau ada 1 orang saja yang pernah saya peras. Bawa sore ini (16.00 saya dah balik) ke pressroom DPR (kita konpers bareng).” (net/jpnn)

Pelatihan Militer di Aceh Ibadah

Ba’asyir Berkhutbah di Pengadilan

JAKARTA- Terdakwa kasus pendanaan dan penggerak latihan teroris di Aceh Abu Bakar Ba’asyir, “berkhutbah” di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin (24/2). Di persidangan pembacaan eksepsi atau bantahan tersebut, Ba’asyir menolak dakwaan jaksa yang berujung ancaman mati atau penjara seumur hidup baginya.
Naskah eksepsi yang dibacakan Ba’asyir itu, setebal lebih dari 50 halaman lebih. Dalam naskah tersebut, Ba’asyir menyitir hampir seratus firman Allah dalam Alquran. Selain itu, ustad 72 tahun itu juga mengutip lebih dari 50 hadis Nabi Muhammad. Dengan ilmu agama yang dia miliki, Ba’asyir bersikukuh latihan teroris di Aceh tersebut sebagai ibadah.

Inti dalam pembacaan eksepsinya, Ba’asyir mengelak jika latihan militer di hutan belantara Aceh adalah tindakan terorisme. “Latihan itu adalah ibadah,” tandas Ba’asyir di depan majelis hakim yang diketuai Herry Suwantoro Itu.
Ba’asyir menyebut latihan teroris yang ber-budged  Rp1 miliar lebih itu dengan istilah i’dad. Menurut ustad di pondok pesantren Al Mukmin Ngruki itu, i’dad berfungsi untuk menggetarkan kafir-kafir musuh Allah.
“Kafir itu adalah Amerika dan kroni-kroninya,” tutur Ba’asyir diikuti pekikan takbir dari pendukungnya di dalam dan luar gedung persidangan.

Lantas kenapa Ba’asyir menggerakkan orang ikut dan mendanai i’dad itu? Ba’asyir menjelaskan dia khawatir umat Islam yang mendominasi di Indonesia ini hancur oleh serangan musuh. Dia mencontohkan nasib umat Islam yang berada di Bosnia dan konflik Poso dulu.

“Betapa kejinya umat Islam dihancurkan,” katanya.
Selain persoalan latihan teroris di Aceh tersebut, Ba’asyir juga menjelaskan ada rekayasa kepadanya untuk terus hidup di dalam penjara.

“Setelah skenario pertama dan kedua dulu, ini adalah skenario ketiga menjebloskan saya ke penjara,” aku Ba’asyir. Dalam menerangkan skenario ini, Ba’asyir juga menyebut-nyebut keterlibatan Megawati yang saat itu menjadi Presiden RI.

Ketika dirinya bebas setelah menjalani hukuman pemalsuan KTP dan dokumen imigrasi, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Tom Ridge berkunjung ke Indonesia menemui Megawati, Kapolri yang saat itu dijabat Da’i Bachtiar, dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam), Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam pertemuan tersebut, Tom Ridge disebut mengatakan Ba’asyir harus disidang kembali dengan dakwaan lainnya. Akhirnya, Ba’asyir kembali masuk pengadilan dengan dakwaan menjadi otak Bom Bali I dan JW Marriot. Dakwaan ini berujung pada vonis penjara 2,5 tahun.

Skenario lain juga muncul ketika penyusunan berkas acara pemeriksaan (BAP) oleh penyidik Densus 88 Mabes Polri. Indikasi muncul diantaranya dari proses penyidikan yang dilakukan oleh Densus 88 kepada beberapa terpidana teroris.

Misalnya yang dialami oleh trio bom Bali I Muhlas, Amrozi, dan Imam Samudra. Baasyir menjelaskan, ketiga teroris yang sudah dieksekusi mati itu menandatangi BAP dalam ancaman dan tekanan.
“Ditekan dan disiksa agar menandatangani BAP yang dibuat polisi. Yang isinya mengakui bahwa yang memerintahkan bom Bali I adalah saya,” kata dia.

Sementara pada kasus latihan teroris, Ba’asyir juga mencium ada tindakan serupa. Yaitu ketika beberapa saksi yang juga mengalami siksaan dan tidak boleh memakai pengacara tim pembela muslim (TPM).
“Saya yakin tidak ragu sedikitpun bahwa Densus 88 dan stafnya adalah musuh Allah,” tandasnya, yang kembali menyulut emosi pendukungnya untuk meneriakkan takbir. Dia kembali mengelak jika latihan bersenjata di Aceh yang menjeratnya adalah kegiatan terorisme.

Selain menyebutkan sanggahan atas dakwaan dari tim jaksa penuntut umum (JPU), di akhir eksepsinya juga mengeluarkan tadzkiroh atau seruan kepada pemerintah, penengak hukum, dan masyarakat. Dia menjelaskan, tentang hakekat Islam, iman, tauhid, dan syirik.
Ba’asyir tetap kukuh dengan pendiriannya jika negeri ini harus menjadi negara Islam atau Daulah Islamiyah. Dia juga menyerukan kepada masyarakat tidak terpengaruh hasutan negara asing, yang mengatakan para mujahidin adalah teroris. (wan/jpnn)

Dakwaan bak Roman Picisan

Tim kuasa hukum Ba’asyir juga menyiapkan nota keberatan setebal 30 halaman lebih. Nota tersebut dibacakan secara bergantian di antara delapan kuasa hukum Ba’asyir dari TPM.

Titik tekan dalam nota keberatan tersebut, tim kuasa hukum menilai dakwaan JPU tidak fokus, kabur, tidak jelas, tidak cermat, dak tidak lengkap. “Dakwaan tersebut tidak ubahnya seperti roman picisan belaka,” tutur salah satu kuasa hukum sesuai nota keberatan.

Dari beberapa keberatan yang disusun, tim kuasa hukum Ba’asyir meminta majelis hakim mengabulkannya. Selain itu, mereka meminta surat dakwaan JPU dibatalkan demi hukum. Selanjutnya mereka meminta terdakwa dibebaskan dari segala dakwaan JPU.  Sementara itu, Toto Bambang salah satu tim JPU menanggapi negatif eksepsi Ba’asyir dan nota keberatan TPM.

“Dakwaan sudah sesuai BAP. Tidak ada rekayasa,” ujarnya setelah persidangan. Dia menyebutkan, penyusunan BAP sudah matang dengan pertimbangan dari BAP yang disetor oleh polisi. Toto tidak mau disebut jika ada tekanan dari pihak lain selama penyusunan dakwaan.

Setelah mendengar pembacaan nota keberatan, Ketua Majelis Hakim Herry memutuskan sidang mendengar tanggapan dari JPU terhadap nota keberatan tim kuasa hukum Ba’asyir digelar 7 Maret mendatang. Selanjutnya sidang putusan sela digelar 10 Maret.

Sementara itu, selama pembacaan eksepsi suasana di luar gedung pengadilan sempat ricuh. Ratusan massa pendukung Ba’asyir sempat terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian. Tetapi, kericuhan tersebut akhirnya bisa diredam setelah pendukung Ba’asyir diperbolehkan masuk dengan pemeriksaan ketat. Selain itu, untuk berjaga-jaga sniper dari Brimob Polda Metro Jaya ditempatkan di beberapa sudut pengadilan. (wan/jpnn)

Susno Duga Sjahril Larikan Uang Suap Rp500 Juta

JAKARTA- Komisaris Jenderal Susno Duadji menduga uang Rp500 juta yang didengung-dengungkan sebagai uang suap untuknya telah dibawa kabur oleh Sjah ril Djohan. Susno menegaskan, semua bukti dan saksi tidak ada yang menyebut Sjahril menyampaikan uang tersebut ke Susno.

“Saya justru curiga jangan-jangan uangnya diambil Sjahril Djohan sendiri. Sebab, tidak ada satupun pengawal, sespri, ajudan dan supir yang melihat Sjahril Djohan masuk ke rumah saya di Abuserin. Juga tidak ada yang melihat Sjahril keluar,” kata Susno dalam plodoinya yang dibacakan di PN Jakarta Selatan, Kamis (24/2).

“Lewat mana Sjahril Djohan masuk dan keluar rumah? Apakah karena itu malam Jumat Kliwon, di mana orang yang sedang berilmu menjajal kesaktiannya? “ imbuh Susno.

Fakta lain yang menguatkan dugaan Susno yakni satu jam setelah menerima uang itu dari Haposan Hutagalung, Sjahril melapor ke Haposan telah menyerahkan uang ke Susno.

“Satu jam setelah menerima uang dari Haposan, Sjahril Djohan menelpon Haposan menyatakan uangnya telah diserahkan ke saya di Abuserin. Padahal, Sjahril Djohan belum sampai. Bisa jadi uang itu diambil Sjahril Djohan dengan menjual nama Susno Duadji,” terang Susno.

Dengan fakta tersebut, Susno berusaha meyakinkan hakim bahwa keterangan Sjahril Djohan penuh kebohongan. Sebab, berdasar kebohongan itu, jaksa menuntut Susno dihukum 7 tahun penjara.

“Kesaksian uang telah diberikan ke saya adalah bohong besar. Saya bingung, berdasar teori pembuktian mana jaksa menuntut saya?” tandas Susno. Susno membaca pledoi 50 halamannya dengan berdiri tegap menghadap hakim. Dia menggunakan seragam jenderal lengkap dengan 3 bintang di bahu. (net/jpnn)

19 KK Pengikut Ahmadiyah di Asahan dan Batu Bara

KISARAN-Jemaah Ahmadiyah ada di Kabupaten Asahan dan Batubara. Kapolres Asahan, AKBP J Didiek DP SH melalui Kasat Intelkam, AKP Alfin Saragih saat dikomfirmasi METRO ASAHAN (grup Sumut Pos) mengaku, sesuai hasil pemantauannya Ahmadiyah ada diwilayah itu.

“Untuk wilayah Kabupaten Asahan terdapat di satu Kecamatan sementara di Kabupaten Batubara ada di dua kecamatan,” bebernya. Jemaah Ahmadiyah masih kecil, sesuai data yang kami miliki ada sekitar 19 kepala keluarga. Walau masih kecil, pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak terus memantau, mengingat kejadian-kejadian yang terjadi di tanah air.

Sementara itu menurut Kepala Kesbanglinmas Asahan, Buwon Pramana pihaknya juga telah me ngantongi data jamaah Ahmadiyah yang ada di Asahan. Menurut Buwono, Bupati Asahan telah menginstruksikan kepada seluruh camat untuk melakukan pendataan jemaah Ahmadiyah di wilayahnya masing masing.

“Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keadaan jangan sampai kecolongan seperti yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia,” tandasnya.

Sementara, Darma Ginting, Sekretaris Kesbang Kabupaten Asahan saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, Kesbang sudah melakukan pendataan ke setiap kecamatan dan kelurahan, sejauh ini kami menemukan kelompok Ahmadyah yang terdiri dari 6 kartu keluarga (KK) yang berdomisili di Desa Piasa Hulu Kecamatan Tinggi Raja yang di Ketuai bermarga Damanik.

“Kami mengimbau kepada mus pika setempat untuk terus memantau kegiatan kelompok Ahmadiyah, agar tidak terjadi yang tidak diinginkan seperti terjadi di Pulau Jawa,” tambahnya. Muspika setempat juga akan mengadakan pertemuan antarmasyarakat dan kelompok Ahmadiyah agar tidak terjadi kerecokan.

Menurut Darma, masyarakat sekitar daerah tersebut masih tetap rukun dengan kelompok Ah madiyah dan tidak ada campur baur. “Kami mengkhawatirkan adanya pihak ketiga di antara mereka untuk memanasi masyarakat,” ungkapnya. (mag-2/mag-3/smg)

Wali Guncang Kota Binjai

BINJAI- Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru, baik dari Binjai mapun Langkat, tumpah di tanah lapang merdeka Kota Binjai, guna menyaksikan aksi grup band Wali, yang berlangsung Rabu (22/2).

Antusias ribuan penonton yang ingin menyaksikan gurp band ini ternyata sangat besar. Pasalnya, sejak sore hari masyarakat sudah sibuk untuk mencari tempat. Bahkan, begitu menjelang malam, kendaraan sepeda motor sudah tampak memadati sejumlah ruas jalan di Kota Binjai.

Pantawan wartawan koran ini di lokasi, ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan aksi grup band Wali ini, yang sejak sore sudah berkumpul seakan tak sabar menyaksikan secara langsung aksi Faank vokalis dari grup band Wali tersebut.
Ribuan masyarakat yang sudah tumpah ditanah lapang merdeka Binjai, bak seperti lautan manusia yang sudah tak memiliki jarak satu dengan yang lainnya. Sebelum grup band Wali menunjukan aksinya, ribuan masyarakat terlebih dahulu dihibur oleh grup band lokal.

Setelah grup band lokal menyumbangkan sejumlah lagu, akhirnya grup band yang dinanti-nanti oleh ratusan masyarakat keluar dari belakang panggung. Bahkan, susana tampak meriah saat gurp band Wali ingin menunjukan aksinya, dengan panggilan ribuan masyarakat yang menyebut-nyebut nama grup band tersebut.
Sebelum keluar, lampu yang menerangi panggung dimatikan untuk manambah rasa penasaran ribuan masyarakat yang sudah lama menanti grup band itu. Berbarengan dengan hidupnya lampu, akhirnya vokalis gurp band Wali keluar dengan gayanya yang menarik perhatian ribuan masyarakat. Melihat vokalis gurp band itu keluar sambil menyanyikan lagu wanita berkerudung.(dan)

Pembunuh Dian Diduga Warga Sekitar

SIMALUNGUN- Warga Nagori Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, marah saat mendengar informasi kalau pelaku pembunuhan Dian (32) adalah warga sekitar. Parahnya, amukan masyarakat sampai melakukan penyerangan ke salah satu rumah milik warga yakni Ucok Gurning (27).

Sutrisno (48) seorang masyarakat mengatakan, telah mencurigai Ucok, pelaku atas kematian Dian. Karena menurut saksi mata yang melihat kejadian, ciri-cirinya menyerupai dengan Ucok. Anehnya, setelah kejadian, Ucok tidak pernah kelihatan. Apalagi Ucok, sangat terkenal di kampung ini sebagai pencuri ulung. Setelah Ucok sering ketangkap tangan mencuri ayam milik warga.

Menurut Sutrisno alias si Puntung, sebelum penemuan mayat Dian di kamar mandi rumahnya. Keponakannya yang bernama Awai (24) sempat melihat seorang laki-laki di dalam rumah tersebut.  Sekitar pukul 10.30 WIB, Awai suami dari Sugiarto (28) ingin mengisi pulsa ke warung ke lontong rumah Dian.

Saat itu kedai kelontong Dian dalam keadaan tertutup tapi tidak terkunci. Kemudian Awai teriak memanggil Dian selama 4 kali. Tapi tidak ada jawaban.

Selajutnya, Awai yang ketika itu naik sepedamotor, kemudian mendorong pintu gerbang warung Kelontong Dian. Di dalam kelontong, Awai melihat seorang laki-laki sedang menarik sesuatu  ke arah kamar mandi.

“Saat itu Awai melihat laki-laki menarik sesuatu dari warung ke kamar mandi. Tapi, karena tertutupi meja panjang tinggi sekitar 1 meter, Awai mengira kalau yang ditarik pria itu adalah beras. Tak mau menggaggu, kemudian Awai langsung meningglkan kelontong itu,” kata Sutrisno menirukan keponakannya. Rabu (23/2) tengah malam, ratusan masyarakat menyerbu kediaman Ucok. Sayangnya, Ucok saat itu tidak berhasil ditemukan di rumahnya.  “Nyawa harus tukar nyawa,” teriak warga ditirukan si Puntung.

Puntung bilang, amukan massa tak terbendung saat itu. Sehingga massa nekat melakukan pengerusakan rumah tempat tinggal Ucok.

Saat massa berhasil masuk kedalam rumah, tak satu pun foto Ucok ditemukan. Kaca di bagian rumah Ucok, hancur terkena lemparan massa.

Malam itu, bapak Ucok, R Gurning dari Kerasaan langsung tiba dilokasi. Ucok adalah anak tunggal. Sedangkan Mamaknya M br Butar-Butar telah meninggalkan sekitar 8 tahun lalu.

Selama ditinggal Mamaknya, Ucok tinggal sendiri di dalam rumah permanen ukuran 5 x 20 meter.  “Soal curiga kepada anak saya boleh. Tapi jangan main hakim sendiri. Agar kalian tahu semuanya, sebulan terahir anak Saya, Ucok tinggal ditempat famili di Raya. Tidak mungkin Ucok pelakunya,” tegas G Gurning kepada massa.
Sementara, masyarakat tidak langsung percaya. Masyarakat minta agar Ucok dihadirkan. Kalau memang Ucok tidak bersalah, masyarakat akan memperbaiki rumahnya yang telah dirusaki.

“Ucok dan Rusli (dimintai keterangan di Polsek Bangun), diketahui sudah dua kali ketangkap basah mencuri ayam.
Masyarakat belum puas kalau belum bertemu di Ucok. Ucok dan Rusli sudah dikenal sangat kompak. Kalau memang ucok tidak pelakunya, suruh saja pulang. Ngapain takut,” tegasnya.(osi/smg)

Mimpi, Ibu Masuk Jurang

Sementara itu, sehari sebelum pembunuhan Dian, anaknya Mely (10) pernah bermimpi. “Saya bermimpi, menolong Mamak masuk jurang. Saya dan Dwie (7) berhasil menolong Mamak. Tapi belum pernah ceritakan mimpi itu, kepada Bapak,” ujarnya, Kamis (24/2)

Menurut Mely, kenangan terakhir diberikan sang Mama adalah Kalung, baju dan Gelang kaki. Tapi gelang kaki itu sudah putus. Lalu, Dian juga pernah janji, akan memasak kolak untuk mereka. “Di hari Ulang Tahun ku ke 9 nanti. Ibu berjanji akan memberikan baju. Kemudian makan Roti dan ayam goreng di Kepsi, tepatnya tanggal 4 Maret nanti. Tapi Mamak bilang tidak akan merayakan seperti sebelumnya. Memang sebelumnya, Ulang Tahun ku selalu di rayakan,” katanya menangis.

Masih kata Mely, sebulan lalu Mamaknya pernah mengatakan untuk mengantikannya kalau sudah tidak ada lagi. Ucapan itu keluar dari mulut Dian, ketika Mely dan Dwie berkelahi saling cubit-cubitan.

“Saat Mely dan Dwie berkelahi, saling cubit. Mamak belahin Mely. Mamak bilang, Mely harus mengalah. Mamak bilang kalau dia mati, Kak meli yang menggantikan,” katanya.

Anehnya, Mely dan Dwie menolak permintaan keluarga untuk mencium Dian, sebelum dibawa ke kuburan. Menurut Mely, kalau melihat Mamaknya merasa katakutan. (osi/smg)