24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 156

Diduga Dikriminalisasi Penyidik PPA Polres Simalungun, Warga Medan Minta Keadilan

BERSAMA: Santo Daniel P Simanjuntak bersama Kuasa Hukumnya, Alansyah Putra Pulungan SH. Sumut Pos/Dokumen Pribadi
BERSAMA: Santo Daniel P Simanjuntak bersama Kuasa Hukumnya, Alansyah Putra Pulungan SH. Sumut Pos/Dokumen Pribadi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang warga Medan, Santo Daniel P Simanjuntak, yang berdomisili di Jalan Parwitayasa 2 Lingkungan 5, Tanjung Gusta Medan mengaku dikriminalisasi yang diduga dilakukan Penyidik PPA Kepolisian Resor (Polres) Simalungun, atas Laporan Polisi dengan Nomor: LP/B/43/II/2024/SPKT/POLRES SIMALUNGUN/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 20 Februari 2024, dengan pelapor atas nama Monica Maya Sari Sianipar.

Santo Daniel P Simanjuntak melalui Kuasa Hukumnya, Alansyah Putra Pulungan SH yang didampingi Rekannya Oka Ferari SH mengatakan, kejadian ini bermula saat pada Mei 2017, kliennya berkenalan dan dijodohkan dengan pelapor.

“Namun pada waktu perjodohan semakin dekat, pelapor membuat pengakuan kepada klien kami bahwa dirinya sebenarnya sedang hamil dari mantan pacar sebelumnya, dan pelapor bersama keluarganya mendatangi klien kami di rumahnya. Ibu pelapor memohon kepada keluarga klien kami, agar anaknya bisa dinikahi agar tidak malu melahirkan tanpa seorang ayah,” ungkapnya kepada Sumut Pos saat ditemui di Medan, Selasa (17/6).

Karena merasa kasihan, lanjut Alansyah, kliennya Santo dan keluarganya menerimanya tapi hanya dengan pernikahan secara agama saja. Dalam hal ini pemberkatan di gereja, tanpa dicatatkan di dinas kependudukan dan catatan sipil, sehingga tidak ada pengakuan negara atas pernikahan ini. Namun satu bulan setengah setelah pemberkatan pernikahan di gereja, pelapor meminta izin untuk keluar dari rumah dan pergi menemui ibunya yang sudah menunggu.

“Sejak kepergian itu, pelapor bak hilang ditelan bumi dan tidak diketahui di mana keberadaannya. Barulah kemudian pada 4 Maret 2024, datanglah surat undangan klarifikasi dari penyidik unit PPA Polres Simalungun untuk meminta keterangan klien kami atas adanya Laporan Polisi atas nama Monica Maya Sari Sianipar, dengan dugaan tindak pidana penelantaran anak dan panggilan sebagai tersangka pada 4 Juni 2025,” katanya.

Namun, sambungnya, ketika surat panggilan sebagai tersangka itu dibuka, surat tersebut tertanggal 2 Mei 2025 untuk pemeriksaan pada tanggal 5 Mei 2025, tetapi jika dilihat pada resi pengiriman pos, surat tersebut baru diterima pos pada tanggal 3 Juni 2025.

Alansyah memaparkan, dalam hal ini, tiga hal aneh sekaligus muncul. Pertama, di mata hukum dan negara, pelapor dan kliennya Santo bukanlah pasangan suami istri. Yang tentu saja dengan itu tidaklah saling memiliki hak dan kewajiban satu dengan yang lain. Kedua, kliennya tidak pernah tinggal atau berdomisili di Simalungun, dan selama bersama pelapor, mereka tinggal di Jalan Parwitayasa 2 Gaperta Ujung Medan, sampai dengan pelapor memaksa pergi sendiri dari rumah.

“Sehingga sangat aneh, kalaupun terjadi peristiwa pidana, ketika pelapor dan klien kami tinggal bersama, harusnya perkara tersebut dilaporkan pada wilayah hukum Polrestabes Medan, dan Polres Simalungun tidak berhak untuk melakukan penyelidikan dan atau penyidikan terhadap perkara a quo,” tegasnya.

Ketiga, sebut Alansyah lagi, bahwa secara moral, kliennya Santo tidak pantas untuk disematkan tanggung jawab terhadap anak dari pelapor, karena pelapor telah hamil sebelum dilakukannya pemberkatan dengan kliennya yang sampai dengan saat ini tidak diketahui siapa bapak biologis dari anak tersebut.

Dari semua keanehan ini, tambah Alansyah, tampak jelas bahwa penyidik Polres Simalungun yang memeriksa perkara ini tidak netral, tidak profesional dan bahkan menjadi ancaman bagi kemanusiaan karena telah menetapkan seseorang yang tidak bersalah menjadi tersangka. Di tengah krisis kepercayaan terhadap Polri, hari ini tindakan Polres Simalungun tersebut membuat citra Polri turun sampai di bawak titik nadir paling rendah.

“Kami berharap perkara ini dapat diselesaikan secara rule of law dan membatalkan penetapan tersangka terhadap klien kami, dan segala perbuatan dari penyidik yang melanggar kode etik dan prosedur penanagan perkara haruslah di hukum agar menjadi perbaikan bagi wajah polri yang presisi,” harapnya.

Dalam hal ini, kata Alansyah, tersangka melalui penasihat hukumnya telah mengirimkan surat ke Irwasda Polda Sumut, Bidkum Polda Sumut dan Divpropam Mabes Polri, perihal perlindungan hukum dan mohon untuk dilakukannya gelar perkara khusus.

Saat dikonfirmasi melalui telepon selular dan WhatsApp (WA), Kasatreskrim Polres Simalungun, AKP Herison Manullang belum memberikan jawaban perihal kasus tersebut. (dwi/han)

Jalanin Kobarkan Semangat Pendidikan Bermakna di Batubara

BATUBARA, SUMUTPOS.CO— Sebuah langkah kecil dengan semangat besar mewarnai akhir pekan di Desa Tanjung Gading, Kabupaten Batu Bara. Perkumpulan Jejak Langkah Pendidikan (Jalanin) Indonesia Wilayah Sumatera Utara kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pendidikan yang bermakna dan berakar pada nilai-nilai kehidupan melalui sebuah pelatihan intensif bertajuk Training Fasilitator Kehidupan.

Bertempat di Tomaco Inalum, pelatihan ini menjadi ruang bertumbuh bagi para guru dari tiga kabupaten, Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai.

Sebanyak 40 peserta yang hadir bukan hanya datang sebagai pendidik, melainkan sebagai individu yang membawa harapan untuk menjadi agen perubahan nyata di tengah krisis makna dalam dunia pendidikan saat ini. Selama sehari penuh, mereka dibekali bukan sekadar teori, melainkan pendekatan pembelajaran yang membumi dan menyentuh sisi terdalam dari profesi seorang guru yakni menjadi fasilitator kehidupan.

Dalam suasana hangat dan reflektif, para peserta diajak untuk melihat kembali alasan mereka memilih jalan sunyi ini—menjadi guru yang hadir bukan hanya di ruang kelas, tetapi juga di ruang batin murid-murid mereka.

Kegiatan ini dipandu Ridho Erwinsyah, seorang pelatih yang dikenal luas dengan pendekatan yang humanis dan mendalam. Didampingi dua fasilitator pendamping, Ridho tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membongkar sekat-sekat rutinitas yang selama ini menumpulkan daya hidup dalam pendidikan.

Para guru didorong untuk menyelami kembali makna peran mereka, belajar mendengar, berbicara dengan empati, dan merancang pengalaman belajar yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menghidupkan jiwa.

Suasana pelatihan menjadi semakin istimewa dengan dilaksanakannya pelantikan tiga pengurus daerah Jalanin Indonesia. Prosesi ini menjadi simbol ekspansi dan penguatan jaringan Jalanin di daerah, yang diyakini sebagai titik strategis perubahan pendidikan.

Mukhlis, S.Pd.I resmi dikukuhkan sebagai Ketua Jalanin Batubara, Jiah Mila Kurnia Pane, SS memegang amanah sebagai Ketua Jalanin Asahan, dan Iswani Hayati dipercaya menahkodai Jalanin Tanjungbalai. Ketiganya adalah figur-figur yang telah membuktikan diri sebagai penggerak pendidikan di wilayah masing-masing.

Pelantikan dilakukan Ketua Wilayah Jalanin Sumatera Utara, Rahmadani Lubis, S.Si. Dalam sambutannya yang menggugah, Rahmadani menekankan bahwa pelatihan ini bukan semata-mata kegiatan peningkatan kapasitas, melainkan sebuah misi kolektif untuk menyiapkan pemimpin pendidikan masa depan—mereka yang mampu menghadirkan nilai-nilai kehidupan di tengah tekanan angka, kurikulum, dan standar formal. “Kita tidak hanya sedang melatih guru, tetapi sedang menyiapkan pemimpin pendidikan masa depan yang mampu membumikan nilai-nilai kehidupan di ruang kelas,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Pelatihan ini menjadi titik tolak dari sebuah gerakan yang lebih besar: menjadikan pendidikan sebagai jalan pembebasan, menjadikan guru sebagai pelita, bukan sekadar pengantar materi. Di tengah dinamika dunia yang serba cepat dan dangkal, Jalanin hadir untuk mengingatkan bahwa akar dari pendidikan sejati ada pada hubungan manusia—pada keberanian untuk hadir sepenuhnya, mendengarkan sepenuh hati, dan mendidik dengan sepenuh jiwa.

Karena pada akhirnya, pendidikan bukan tentang siapa yang tercepat mencapai target, tetapi tentang siapa yang paling mampu menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang nyaris padam. (adz)

PMS Minta Kearifan Lokal Simalungun Diperdakan

FOTO BERSAMA: Pengurus PMS Siantar foto bersama dengan Wesly Silalahi. FOTO: ISTIMEWA/SUMUT POS
FOTO BERSAMA: Pengurus PMS Siantar foto bersama dengan Wesly Silalahi. FOTO: ISTIMEWA/SUMUT POS

SIANTAR, SUMUTPOS.CO- DPC Partuha Maujana Simalungun (PMS) Kota Pematangsiantar, meminta agar Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi SH MKn mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) Muatan Lokal Berdasarkan Kearifan Lokal Simalungun.

Permintaan tersebut disampaikan pengurus DPC PMS Kota Pematangsiantar yang diketuai Alex H Damanik, yang juga anggota DPRD Kota Pematangsiantar, saat audiensi dengan Wesly, di rumah dinas Wali Kota Pematangsiantar, Jalan MH Sitorus Kelurahan Teladan Kecamatan Siantar Barat, Senin (16/6/2025) sore.

Pengurus DPC PMS Kota Pematangsiantar yang mengenakan pakaian adat Simalungun, juga mengharapkan kolaborasi PMS dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar dapat terus ditingkatkan demi mewujudkan Kota Pematangsiantar yang Cerdas, Sehat, Kreatif dan Selaras.

Wakil Sekretaris DPC PMS Kota Pematangsiantar Dr Risjunardi Damanik menjelaskan, dalam Perda Muatan Lokal tersebut akan ada kurikulum muatan lokal yang bertujuan melestarikan dan mengembangkan budaya Simalungun; mengenal dan mencintai alam, sosial, dan budaya dan spritual Simalungun di Kota Pematangsiantar; meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai ciri khas, potensi, keunggulan, dan kearifan lokal Simalungun; serta penguatan pendidikan karakter anak dalam mengenal dan mencintai budaya Simalungun di Kota Pematangsiantar.

Menurut salah seorang pengurus DPC PMS Kota Pematangsiantar Akri Saragih, Wesly Silalahi bukan sosok yang asing bagi masyarakat etnis Simalungun. Ia mengaku salut dengan Wesly yang masih fasih berbahasa Simalungun, dan turut membangun GKPS di Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba. Untuk itu, ia berharap Perda Muatan Lokal Berdasarkan Kearifan Lokal Simalungun dapat menjadi salah satu prioritas Wesly dalam memimpin Kota Pematangsiantar.

Di momentum silaturahmi tersebut, DPC PMS Kota Pematangsiantar juga menyampaikan akan menggelar syukuran untuk Wesly sebagai Wali Kota Pematangsiantar.

Wali Kota Wesly Silalahi mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada para pengurus DPC PMS Kota Pematangsiantar yang sudah bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemko Pematangsiantar.

Wesly juga merespon positif usulan Perda Muatan Lokal, dan akan dikoordinasikan dengan pihak terkait, termasuk DPRD Kota Pematangsiantar.

Terkait rencana syukuran yang akan digelar DPC PMS Kota Pematangsiantar, Wesly menyatakan siap mendukung kegiatan tersebut.

Menutup pertemuan, Wesly mengucapkan terima kasih kepada DPC PMS Kota Pematangsiantar atas masukan-masukan yang telah disampaikan.

“Teruslah berperan aktif dalam mendukung program-program pembangunan di Kota Pematangsiantar, demi mewujudkan Pematangsiantar yang Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras,” tandasnya,

Turut hadir dalam pertemuan ini, sejumlah pengurus DPC PMS Kota Pematangsiantar seperti, Hasudungan Purba Siboro, Esra Eduward Sinaga, Anton Suradi Haloho, Abitsen Damanik, Rammel Damanik, Yusri Edwin Damanik, Ferry W Purba, Jamanner Damanik, serta pengurus DPP PMS Indra Jayanti Damanik, Friado Damanik, Evra Sassky Damanik, dr Rajin Saragih, dan Roy Freddy Siregar. (mag7/han)

Tutup Turnamen Futsal U-19, Penrad Siagian Tegaskan Pentingnya Olahraga Membentuk Karakter Pemuda Nias

NIAS, SUMUTPOS.CO— Turnamen Futsal U-19 se-Kepulauan Nias memperebutkan Piala Pendeta Penrad Siagian sukses digelar. Penutupan turnamen yang diikuti tim-tim futsal putra dan putri dari berbagai wilayah di Kepulauan Nias ini dihadiri Anggota DPD RI Pendeta Penrad Siagian bersama sejumlah tokoh masyarakat, pelatih, pembina, dan stakeholder, Senin, 16 Juni 2025.

Dalam sambutannya, Penrad menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras demi suksesnya penyelenggaraan turnamen ini. “Kita sudah panjang bertemu dan berdiskusi, sehingga acara ini bisa berjalan dengan baik. Juga kepada pembina dan pelatih, Sowua FC yang merupakan bagian dari tim. Terima kasih atas semua jeri lelahnya. Acara ini sudah selesai, dan bagi saya ini sudah berhasil,” kata Penrad di hadapan peserta dan penonton yang memadati lokasi pertandingan.

Penrad menegaskan, keberhasilan turnamen ini sangat penting karena menjadi cerminan dari komitmen bersama dalam membina generasi muda. Ia yakin, keberhasilan kegiatan perdana ini akan menjadi batu loncatan bagi kerja-kerja selanjutnya.

“Saya selalu bilang begini. Kalau pengalaman pertama gagal, tidak akan ada yang percaya. Pengalaman pertama harus berhasil, agar semua orang percaya, Dan ini berhasil,” tegasnya.

Penrad juga mengaku bangga kepada para peserta, khususnya tim-tim yang lolos ke babak semifinal dan final. “Adik-adik kami semua yang sudah lolos semifinal dan final turnamen ini, selamat atas keberhasilannya,” katanya.

Penrad juga menjelaskan, turnamen ini bukan hanya ajang unjuk kebolehan di lapangan futsal, melainkan memiliki tujuan sosial yang lebih dalam. Ia ingin, kegiatan ini menjadi sarana untuk mencegah anak-anak muda dari pengaruh negatif yang merusak masa depan.

“Ada banyak hal yang ingin kita capai melalui turnamen ini. Kita tahu di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia ini, kejahatan-kejahatan yang menggoda anak muda kita sangat banyak, baik dalam bentuk narkoba, judi, tawuran, perkelahian, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Penrad juga menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan semangat tim di tengah era digital yang serba individualistik. Ia berharap turnamen ini menjadi bagian dari upaya menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut di tengah masyarakat, khususnya generasi muda.

“Sudah hampir hilang semangat kebersamaan, gotong royong, persaudaraan, tim, dan kerja sama. Semua sudah hampir hilang, apalagi di era digitalisasi ini. Nah, salah satu tujuan turnamen ini adalah untuk menyemangati kembali semangat-semangat yang sudah hampir luntur itu,” ucapnya.

Menurutnya, peserta turnamen yang mayoritas berusia 19 tahun berada pada titik penting dalam hidup mereka, di mana mereka akan mulai melanjutkan pendidikan atau bekerja di luar Pulau Nias. Karena itu, ia berharap nilai-nilai yang ditanamkan dalam turnamen ini dapat mereka bawa dalam kehidupan di luar daerah.

“Adik-adik ini akan tamat SMA. Mereka mungkin akan ada yang melanjutkan study atau merantau ke luar kota atau ke luar Pulau Nias. Saya ingin, walaupun saya tidak yakin ini akan dijadikan indikator berhasil, paling tidak semangat sportivitas, kebersamaan, semangat mampu menghadapi tantangan, dan semangat juang ini akan mereka bawa,” ujarnya.

Penrad menyampaikan, kegiatan seperti ini tidak boleh berhenti hanya satu kali, melainkan harus terus dilanjutkan dan ditanamkan sebagai bagian dari kebiasaan generasi muda di Nias. “Ini harus menjadi sebuah kultur, habitus, atau habitat yang harus dibangun di generasi muda kita di Pulau Nias ini,” katanya.

Ia juga menyinggung hasil pertemuannya dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara beberapa waktu lalu, di mana ia menekankan pentingnya tiga pilar utama dalam membangun masa depan anak-anak muda: pendidikan, kesehatan, dan semangat olahraga.

“Kemarin saya bertemu dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, baik itu kepala dinas dan lain-lain. Saya mengatakan bahwa pendidikan, kesehatan, dan semangat olahraga ini adalah faktor untuk menyemangati generasi muda. Itu harus kita bangun bersama-sama,” tutupnya.

Acara penutupan turnamen ini berlangsung penuh semangat dan antusias. Para peserta dan masyarakat tampak menyambut baik kegiatan ini dan berharap turnamen serupa dapat digelar secara rutin setiap tahunnya. Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momen kebangkitan semangat anak-anak muda Nias dalam menyongsong masa depan yang lebih baik. (adz)

Irjen Kemdiktisaintek Turun Ke Medan, Rektor UDA Apresiasi dan Ucapkan Terima Kasih..

Dr. Lilis R Gultom.
Dr. Lilis R Gultom.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek), akhirnya turun ke Kota Medan. Kedatangan Irjen Kemdiktisaintek, Chatarina Muliana Girsang tersebut guna mendapatkan informasi dari dua belah pihak yayasan yang tengah bertikai, yakni Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA) versi Partahi Siregar dan versi Hana Nelsri Kaban.

Diketahui, Irjen Kemdiktisaintek bersama rombongan bertemu dengan YPDA pimpinan Partahi Siregar di kantor L2Dikti, Sabtu (14/6/2025). Pertemuan tersebut dihadiri Rektor ISTP Semangat Debataraja ST, MT, Dr. Lilis R. Gultom, Wakil Rektor 1 UDA sekaligus Penjabat Rektor dan Pembantu Rektor 1 ISTP, Torang Simanjuntak SE, MM.

Sementara itu, Prof. Suwardi yang merupakan Rektor UDA versi Yayasan Hana dan Direktur APP Ivan Benedicta, SE MM yang diundang dalam pertemuan tersebut tidak hadir.

Dr. Lilis R Gultom kepada wartawan Selasa (17/6/2025), mengutarakan apresiasinya dan ucapan terima kasih kepada Irjen Kemdiktisaintek yang telah datang ke Medan untuk menyelesaikan konflik YPDA. Dia berharap konflik ini dapat segera selesai, mengingat sejak munculnya permasalahan internal, yayasan suasana belajar mengajar di UDA menjadi tidak kondusif.

“Kita yakin Irjen Kemdiktisaintek bisa memilah mana yang seharusnya memimpin YPDA mengingat sebelumnya proses belajar mengajar dan penerapan tri darma perguruan tinggi di UDA berjalan dengan baik dan nyaman,” ujarnya.

Mantan PR 1 UDA itu juga menjelaskan, sejak terjadinya konflik yayasan, para mahasiswa penerima bea siswa KIP juga menjadi terhalang dalam menerima bantuan dana uang kuliah dari pemerintah.

“Banyak hal menjadi terganggu karena konflik yayasan ini tapi kami percaya Irjen Kemdiktisaintek akan membuat kesimpulan yang terbaik demi terciptanya cita-cita luhur UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya.
(map/han)

Pemkab Langkat Komit Dorong Penguatan Industri Lokal

Diskominfo Langkat/Sumut Pos HKN: Wabup Langkat, Tiorita br Surbakti bertindak sebagai pembina dalam upacara hari kesadaran nasional.
Diskominfo Langkat/Sumut Pos HKN: Wabup Langkat, Tiorita br Surbakti bertindak sebagai pembina dalam upacara hari kesadaran nasional.

STABAT, SUMUTPOS.CO- Pemerintah Kabupaten Langkat Komit mendorong penguatan indsutri lokal. Itu terungkap dalam upacara memperingati Hari Kesadaran Nasional yang dipimpin Wakil Bupati Langkat, Tiorita br Surbakti.

Dalam pidatonya, Tiorita menekankan pentingnya Hari Kesadaran Nasional sebagai momentum untuk meneguhkan komitmen Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

“Upacara ini bukan sekadar rutinitas bulanan, tapi menjadi pengingat bagi seluruh ASN untuk terus meningkatkan kinerja dan integritas dalam menjalankan tugasnya,” ujarnya.

Ia menyebut, Pemkab Langkat saat ini mengelola 26 pasar tradisional melalui dinas perindustrian dan perdagangan. Pasar-pasar ini menjadi pusat transaksi sekaligus alat ukur dalam pemantauan harga bahan pokok.

Pemerintah juga terus melaksanakan operasi pasar, khususnya pada momen hari besar keagamaan, guna menjaga stabilitas harga beras sebagai bahan pokok penting (Bapokting). Ia juga mengajak seluruh ASN untuk turut berkontribusi dalam mengurangi inflasi dengan melakukan diversifikasi pangan dalam lingkungan keluarga.

Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya penguatan sektor industri melalui implementasi Perda Nomor 6 Tahun 2023 tentang Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Langkat (RPIK) yang dipusatkan di Kecamatan Pangkalan Susu. Menurutnya, perangkat daerah harus berperan aktif dalam penerapan RPIK agar target pembangunan industri dapat tercapai.

“Kita pantau perkembangan industri, khususnya industri kecil dan rumah tangga, melalui Aplikasi SIINas. Dengan begitu, pelaku industri lokal dapat difasilitasi dalam penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang menjadi syarat utama dalam belanja barang dan jasa pemerintah melalui E-Katalog,” jelasnya.

Ia pun menegaskan agar setiap perangkat daerah memperhatikan nilai TKDN dalam pengadaan barang. Kepada dinas teknis, Tiorita meminta pendampingan penuh kepada pelaku industri kecil, termasuk dalam pengurusan NIB, PIRT, izin edar BPOM, sertifikat halal, label, merek, dan kemasan.

Peringatan Hari Kesadaran Nasional tidak hanya menjadi kegiatan seremonial semata. Namun, menjadi pengingat akan pentingnya pelayanan prima dan kecintaan terhadap produk dalam negeri.

“Sebagai ASN, kita harus menjadi contoh bagi masyarakat dengan mengedepankan penggunaan produk lokal dan mencintai hasil karya anak bangsa,” katanya. (ted/han)

Ini Nama-nama Pemenang Lomba Desain Logo HUT Kota Medan ke-435

DIABADILAM: Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas diabadikan bersama para pemenang lomba desain logo HUT Kota Medan ke-435. foo: ISTIMEWA/SUMUT POS
DIABADILAM: Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas diabadikan bersama para pemenang lomba desain logo HUT Kota Medan ke-435. foo: ISTIMEWA/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Dinas Pariwisata Kota Medan mengumumkan pemenang lomba desain logo Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan ke-435 yang dilaksanakan di Deli Park Podomoro Medan, Selasa (17/6/2025). Nantinya, desain tersebut akan dijadikan logo resmi HUT Kota Medan ke-435 yang diperingati pada 1 Juli 2025 nanti.

Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas mengatakan, lomba desain logo HUT Kota Medan ke-435 ini menjadi simbol semangat insan kreatif di Kota Medan.

“Mari kita dukung insan kreatif di Kota Medan. Inilah sumbangsih para insan kreatif untuk Kota Medan tercinta ini,” ucap Rico.

Terkait para ratusan peserta yang mengikuti lomba desain logo itu, Rico Waas menilai semua hasil karya peserta sangat bagus.

“Jadi, yang menang ini bukan karena lebih baik tapi lebih berkah dari segi kreatif, colour, narasi desainnya dan lainnya,” ujarnya.

Disinggung apakah hasil karya pemenang lomba itu sudah mewakili ciri khas Kota Medan, Rico mengatakan bahwa hasilnya memang harus memunculkan semangat kemajuan di Kota Medan.

“Mewakili semangatnya. Kalau ciri khas, kan banyak ciri khas di Medan. Jadi, kita punya semangat yang baru untuk memajukan Kota Medan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M Odi Anggia Batubara, menyebutkan nama Muhammad Mirza Azhmi berhasil memenangkan lomba desain HUT Kota Medan setelah menyingkirkan 124 peserta yang telah mengirimkan hasil karya mereka kepada panitia yang dibuka mulai 30 Mei hingga 11 Juni 2025 lalu.

“Pada lomba desain logo HUT Kota Medan yang baru kali pertama dilaksanakan ini sebanyak 348 peserta yang mendaftar,” katanya.

Adapun dalam lomba tersebut, Muhammad Mirza Azhmi berhasil keluar sebagai juara. Selain itu, dalam kesempatan itu juga diumumkan 4 nominasi lainnya yaitu Rinaldi Effendi perseorangan, Ade Putra Baharsyah Siregar, Surya Handoko, Tansmita Anzela (kelompok), Muhammad Rifki (perseorangan), Heris Inda Mirsa serta Fadlan Minallah (kelompok).

Seperti diketahui, pemenang lomba diberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp15 juta dan 4 nominasi lainnya masing-masing mendapatkan uang sebesar Rp1 juta.(map/han)