26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15699

Mendagri Thailand Tersandung Blackberry

BANGKOK- Menteri Dalam Negeri Thailand, Chavarat Chanweerakul, Senin (28/2) tersandung tudingan pembelian 873 unit Blackberry. Pembelian itu dilakukannya untuk kepala daerah secara nasional dan anggarannya diambil dari anggaran negara.

Namun, tudingan itu dibantah Chavarat seperti dilansir The Nation, Chavarat mengatakan, pelayanan hanya dibayarkan untuk biaya bicara kepada kepala distrik dan operator telepon selular. Selanjutnya, pihak operator memberikannya secara Cuma-cuma kepada  kepala daerah sebagai bagian dari kampanye pemasaran. “Operator memberikannya kepada kepala distrik untuk menggunakan model telpon yang sama, sebagai bagian kampanye,” katanya.

Sementara itu, Deputi Juru Bicara Pemerintah, Supachai Jaisamut mengatakan sejak peranti genggam kepala distrik sudah tua, operator menawarkan untuk mengganti peranti genggam mereka secara gratis sebagai bagian dari promosi. (bbs/jpnn)

30 Observer Indonesia Dikirim ke Perbatasan

Thailand vs Kamboja

JAKARTA – Setelah diminta sebagai tim perdamaian hubungan Thailand-Kamboja, Indonesia mengirimkan 30 orang observernya ke perbatasan kedua negara tersebut, Jumat (25/2) pekan lalu.

Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa saat ditemui di kementrian Luar Negeri, Senin (28/2). Disebutkannya, sudah ada Indonesian Observer Team (IOT), kemudian Indonesian Observer Team Thailand (IOTT), dan Indonesian Observer Team Cambodja (IOTC). 15 orang untuk IOTT dan 15 orang untuk IOTC, total 30 orang.

“Tim observer tersebut terdiri dari TNI, Kementerian Luar Negeri, dan kemungkinan juga dari Kementrian Pertahanan. Tapi dari sipil hanya dari KementrianLluar Negeri,” Marty menambahkan.

IOT membawa terms of reference (TOR) untuk masing-masing negara. TOR tersebut berisi mandat agar IOT membantu kedua negara tersebut untuk mengawasi gencatan senjata antara kedua negara tersebut.  TOR  tersebut juga mengatur sistem mandat, sistem pelaporan, mekanisme, dan modalitas, imunitas yang dimiliki oleh tim indonesia. “Saat ini kami masih menunggu tanggapan dari kedua negara tersebut,” ujarnya. (bbs/jpnn)

Wali Kota Takut Temui Korban Kebakaran

SIANTAR- Satu hari pasca kebakaran Pasar Parluasan, Senin (28/2) Wali Kota Pematangsiantar, Hulman Sitorus belum berkunjung ke lokasi. Padahal, puluhan pedagang yang kiosnya terbakar ingin mendapat dukungan moral dari orang nomor satu di Pemko Pematangsiantar tersebut.

Beredar informasi, ketidakhadiran Hulman Sitorus dikarenakan ‘takut’ dengan pedagang. Apalagi beredar juga kabar bahwa kebakaran ratusan kios itu, ada indikasi sengaja dibakar.

“Saya no comment lah untuk masalah itu, bapak tahu sendirikan situasinya, tadi malam (Minggu 27/2), mobil pemadam Pemko Pematangsiantar juga dilempari, tidak mungkinlah Wali Kota ke sana. Kita upayakan suasana kondusif dulu,” ungkap Kabag Humas Pemkosiantar, Daniel Siregar Senin (28/2).

Beda halnya dengan Ketua DPRD Kota Siantar Marulitua Hutapea. “Harusnya Wali Kota  turun ke sini melihat kondisi masyarakat. Saya sangat menyesalkan sikap pemko yang tidak turun ke Parluasan,” ungkap Marulitua.
Marulitua didampingi beberapa anggota DPRD yang lain melakukan kunjungan ke Pasar Parluasan sekitar pukul 13.00 WIB untuk melihat langsung penderitaan yang dialami masyarakat.  “Pemko tidak cepat menanggapi isu yang berkembang, sudah tahu situasi SOS (bahaya, Red) selama dua Minggu ini dengan adanya isu SMS yang ingin membakar Parluasan. Namun tidak juga mereka melakukan koordinasi dengan Muspida yang lain,” sesalnya.
Disebutkan dia, sesudah terjadi kebakaran pun, Pemko Siantar tetap tidak ada melakukan koordinasi dengan unsur Muspida baik Polresta Siantar maupun Kodim.

“Saya juga tidak tahu caranya koordinasi dengan wali kota. Nomor HP pun saya tidak tahu. Saya tadi malam hingga jam tiga dinihari masih d isini, tidak ada saya lihat pejabat Pemko Pematangsiantar yang datang. Untung Brimob bisa mengamankan situasi,” jelasnya di Pasar Parluasan.

Sementara itu, sebelumnya sekitar pukul 11.00 WIB, tiga utusan pedagang dari dua organisasi pedagang di Parluasan yaitu Himpunan Pedagang Pasar Dwikora (HIPPDA)  dan Ikatan Pedagang Pasar Dwikora (IPPD) mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Siantar di Kantor Wali Kota Jalan Merdeka.
Usai pertemuan H Pangribuan, Sekretaris HIPPDA menuturkan, wali kota juga bingung kenapa bisa terjadi kebakaran di Pasar Parluasan. Ditanya alasan ketidakhadiran wali kota menjumpai pedagang yang tertimpa musibah mulai awal kebakaran hingga Senin sore.

“Mungkin dia (wali kota) takut dimassa, amarah pedagang tinggi sekali tadi malam. Dia kan sudah berjanji tidak ada pembakaran, dan itu dia bersumpah atas nama Tuhan,” jelasnya.
Inti pertemuan itu, para pedagang membersihkan sendiri dagangannya dan pembangunan kios dilakukan secara sendiri-sendiri oleh para pedagang dengan syarat bangunan seragam terbuat dari batu dan atap seng.(ral/smg)

Pemulung Panen

Di tengah kebakaran, ratusan pemulung mengais rezeki di Pasar Dwikora Parluasan. Mereka mengumpulkan barang-barang bekas (botot) sisa kebakaran. Mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa sampai orangtua, terlihat ramai di Pasar Dwikora.

Firman S (14) pemulung, mengatakan barang bekas bakaran masih bisa dijadikan uang. Sayang, kalau dibiarkan terbuang begitu saja. Barang pecah belah dan besi, masih bisa dijual ke tukang botot.

“Masih banyak sisa bakaran bisa dijadikan uang.  Besi, alumunium, kuningan dan barang pecah belah. Memang kalau bagi pemilik kios, itu tidak ada artinya. Tapi bagi kami, barang bekas ini adalah rezeki,” katanya sembari memasukkan paku ke dalam goninya.  Siswa kelas II SMP salah satu swasta di Pematangsiantar ini, mengaku mengumpulkan barang bekas sudah dilakoni sejak SD.  Akibatnya Firman sering ketinggalan mata pelajaran.  Selain barang bekas, para pemulung dan masyarakat sekitar juga mencari emas, sebab ada beberapa toko mas yang terbakar.

Masyarakat mencari emas dengan cara mendulang.  Mereka mengambil abu  sisa-sisa bakaran dan meletakkannya di dalam batok kelapa. Selanjutnya sisa bakaran yang bercampur tanah tersebut diayak menggunakan air pipa dari saluran PDAM.(mua/smg)

Lepas dari Gendongan, Bocah Jatuh ke Sungai

SIDIMPUAN- Sari Anggina Napitupulu (2,5 tahun) warga Lingkungan I, Kelurahan Wek II, Kecamatan Padangsidimpuan (Psp) Utara, ditemukan meninggal dunia, setelah hanyut dibawa air Sungai Batang Ayumi Senin (28/2) sekitar pukul 10.30 WIB.

Animar Boru Piliang (56), tetangga korban mengatakan, Sari dan ibunya, Linda Boru Siregar (35) hendak pulang ke rumahnya, dari rumah saudaranya di Jalan Serma Lion depan Koramil Kota, Kelurahan Kantin, Kecamatan Psp Utara. Saat Sari dan Linda keluar dari rumah Linda menggendong Sari di sebelah kiri. Karena licin, Sari terlepas dan jatuh ke parit yang kemudian Linda juga terjatuh ke parit.

Malam itu hujan deras sehingga aliran air di parit ini membesar.
Lalu keduanya terseret aliran sungai Minggu (27/2).

Linda berteriak minta tolong dan langsung ditemukan warga 200 meter dari lokasi pertama terjatuh. Sedangkan Sari, tidak ditemukan.

Kemudian pencarian dilakukan Senin (28/2) oleh warga Lingkungan I dan juga ayah korban, Hasman Napitupulu (37) yang sudah bercerai dengan ibunya sekitar 3 tahun lalu. Kemudian jasad Sari ditemukan 10 meter di bawah jembatan Sihitang.

Selanjutnya jasad Sari dibawa ke rumah Ayahnya Desa Salambue untuk dimakamkan, namun ibunya menolak.
Dengan mediasi yang dilakukan Kapolres Psp, AKBP Andi S Taufik maka jenazah Sari dimakamkan di TPU  tempat tinggal ibunya. Penolakan ini, kata Linda disebabkan perlakukan mantan suaminya yang kasar dengannya.
Bahkan Linda mengaku, diceraikan suaminya saat usia Sari dalam kandungan 3 bulan. (phn/smg)

Sewa Kamar di Rutan Rp400 Ribu

LANGKAT- Cerita sewa kamar di rumah tahanan (rutan) bukan hal baru, termasuk di Rutan Kelas II B Tanjung Pura. Malah di rutan ini, bukan hanya pemilik uang yang diistimewakan, warga kurang mampu pun disebut-sebut diwajibkan membayar sewa kamar sebesar Rp400 ribu per orang.

Seperti dialami JF (16) dan DM (18) warga Paya Remis, Kecamatan Batang Sarangan, Langkat. Kedua bocah ini, dimintai uang sewa kamar oleh petugas rutan Tanjung Pura, sebesar Rp400 ribu per orang.

Menurut penuturan Ismail (36) paman kedua anak kepada koran ini, kemarin (27/2) menyebutkan,  karena adanya permintaan petugas rutan tadi, kedua keponakannya itu melaporkan hal tersebut kepada Ismail. Kebetulan saat itu, Ismail tengah menjenguk kedua keponakannya.

“Waktu saya menjenguk, ada petugas rutan meminta uang sewa kamar Rp400 ribu per orang. Semula, mereka meminta uang sewa itu sebesar Rp800 ribu, tapi kami tidak punya uang, akhirnya nego jadi Rp400 ribu per orang,”bebernya.
Kapala Rutan Tanjung Pura, Sartowali melalui Kepala Pengaman Rutan (KPR) Kamaruddin Manik ketika dihubungi membantah melakukan pungutan uang kamar terhadap para terpidana.(ndi)

Koordinator Togel Benturkan Kepala ke Kaca

SERGAI- Erli Susanto alias Erli (31) warga Dusun XII, Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Sergai  ditangkap Polsek Firdaus, karena tertangkap tangan menjalankan judi togel, Senin (28/2) sekira pukul 13:00 WIB.
Anehnya, ketika tersangka diperiksa di ruang sentra pelayanan kepolisian (SPK), pria turunan Tionghoa itu nekat membenturkan kepalanya ke kaca kantor Polsek. Akibatnya kepala Erli berdarah dan benjol kemudian kaca SPK Polsek pecah.

Menurut keterangan Erli, dia sudah dua bulan bisnis togel di wilayah Kecamatan Sei Bamban dan sekitarnya.
“Aku sudah dua bulan bisnis togel dengan omzet setiap putarannya mencapai Rp1 juta dengan keuntungan 20 persen,” bilang Erli.

Ia juga menyebutkan, selain menjual togel, dia juga merangkap sebagai kordinator yang bertugas mengumpulkan rekapan togel dari beberapa juru tulis dan menyetorkannya kepada bandar Ationg warga Perbaungan.
Kapolsek Firdaus, AKP Helmi ketika dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan Erli adalah target operasi (TO). “Dari tersangka kita mengamankan barang bukti uang tunai Rp234 ribu dan ponsel yang berisi nomor tebakan,” terang Kapolsek.(mag-15)

Tewas Diduga Korban Malapraktik

KISARAN- Reni Rianti (43), warga Dusun III Desa Pulau Rakyat Tua, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, diduga korban malapraktik salah satu klinik bersalin di kota Kisaran, akhirnya tewas, Minggu ( 27/2 ) sekitar pukul 23.00 WIB.

Korban sempat dirujuk ke rumah sakit di Medan, namun pihak rumah sakit di Medan tidak sanggup lagi. Keluarga membawanya kembali ke kampung halaman dan meninggal. “Tidak ada yang bisa diperbuat lagi, akhirnya putri kami menghembuskan nafas terakhir,. Kami pasrah” tutur Poniyah ( 65 ), ibu korban.

Menurut Poniyah, awalnya perut putrinya membesar. Diagnosa  dokter di kampungnya, Reni mengalami benjolan di perutnya kemudian dioperasi. Usai menjalani operasi putrinya tidak bisa buang air kecil, tapi dokter yang menanganinya selalu bilang lihat perkembangan. (mag-2/smg )

PKL Stadion Baharuddin Ditertibkan

LUBUK PAKAM- Sat Pol PP Deli Serdang, menggusur para pedagang yang berjualan di Komplek Stadion Baharuddin Lubukpakam, Senin (28/2). Penertiban yang dipimpin Camat Lubukpakam Citra Capah itu, berkaitan penilaian Adipura.
”Untuk memperebutkan piala Adipura, terpaksa kami digusur. Padahal berjualan satu-satunya sumber pendapatan keluarga,” ungkap Antia (42), pedagang  yang ikut digusur.

Bukan hanya Anita, Joni pedagang lainnya mengalami nasib yang sama. Padahal, sepekan silam petugas trantib telah menggusur lapak dagangannya. ”Bila terus digusur. biasa-biasa kami sekeluarga tidak makan. Demi Adipura kami orang kecil dikorbankan,” ketus pedangang bakso itu.(btr)

Pembunuh Humas Kayu Divonis 6 Tahun

LANGKAT- Enam terdakwa pembunuhan humas cukong kayu, Okor Ginting, akhirnya divonis 6 tahun di PN Stabat oleh majelis hakim yang diketuai Ahmad Taufiq SH, kemarin (28/2). Mereka masing-masing Bukti Ginting (26), Rudi Sitepu (28), Sodrik, (32), Jenda Pulung Sembiring (35), Trapengena Sembiring (56) dan Legimin (45) tampak tenang duduk di kursi pesakitan menunggu majelis hakim datang.

Karena pelaku utama Ilyas Sembiring dan Indra Sembiring (DPO), maka keenam terdakwa dijerat pasal 170 ayat 1,2 ke 3 jo 351 ayat 3 yo 358 KUHpidana yang secara bersama-sama melakukan penganiayaan hingga hilangnya nyawa orang lain.  (ndi)

Anak SD Nyaris Diculik

HAMPARAN PERAK–  Aksi penculikan anak masih saja terus terjadi. Kali ini korbannya, Anggelika Thalia (9) warga Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak, siswi SD Kelas II  Perguruan Teladan Klambir Lima, Senin (28/2).
Kejadian ini bermula saat, Anggelika yang mau berangkat ke sekolah tiba-tiba dihampiri  laki-laki dengan  mengenderai sepeda motor sambil mengajaknya diantarkan ke sekolah. Kebetulan Anggelika jalan kaki ke sekolah.

Lalu Anggelika ikut dengan laki-laki tersebut, karena sudah dirayu untuk mengantarkan ke sekolah.  Namun saat, Anggelika dibonceng orang tidak dikenal tersebut, tiba-tiba laki-laki tersebut bercerita bahwasanya mengenal keluarganya. Namun, Anggelika tidak kunjung sampai di sekolah malah dibawa menuju arah ke Perkebunan Tebu milik PTPN II Klumpang Hamparan Perak. Warga yang merasa curiga terhadap OTK, lalu melakukan pengintaian.  Karena ketahuan, Anggelika diturunkan di kebun tebu dan diambil warga. Lalu kejadian dilaporkan ke polisi.(mag-11)