24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 15725

Shahril-Baihakki Resmi ke Medan Chief

Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan resmi jadi pemain Medan Chiefs Deli Serdang. Kedua pemain timnas Singapura itu telah tiba di Medan  Selasa malam (23/2) sekitar pukul 20.20 Wib.

Kedua pemain yang sebelumnya bermain di Persib Bandung itu di sambut gembira oleh puluhan suporter Medan Chiefs yang menunggu kehadiran kedua pemain tersebut di Bandara Polonia.

Meskipun terancam akan dicoret dari Timnas Singapura karena memperkuat tim Liga Primer Indonesia, keduanya merasa siap dengan keputusan yang akan diterima.

Pernyataan  ini disampaikan kapten Timnas Saingapura, Shahril Ishak kepada wartawan saat temu pers di Bandara Polonia Medan.

“Kita sudah memikirkannya terlebih dahulu sebelum bergabung dengan tim ini. Jika pun kedepannya nama kita dicoret mungkin itu keputusan yang harus kita terima,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Baihakki Khaizana, menurutnya atmosfer pertandingan di Liga Primer Indonesia lebih baik dibanding Liga Indonesia yang diprakarsai PSSI. Sehingga dirinya siap mengambil resiko bergabung dengan Medan Cahiefs.

“Secara individu kami tetap ingin bermain secara professional. Meskipun harus diberikan sanksi larangan memperkuat Timnas, kita sudah siap,” ucapnya. Untuk target kedepanya, Baihakki tidak memasang target muluk untuk bisa membawa Medan Chaiefs juara. Yang penting hanyalah memberikan yang terbaik bagi klub yang sedarah dengan Pro Titan itu. (uma)

Dojang Krakatau Taekwondo Juara

MEDAN- Dojang Krakatau Taekwondo Club berhasil menjadi juara umum pada Kejuaraan Terbuka Taekwondo Laskar Merah Putih memperebutkan  Piala Walikota Pematang Siantar Ke-I yang berlangsung di Gor Serba Guna Pematang Siantar pada 18-20 Februari 2011 kemarin.

Dojang Krakatau meraih Juara Kampiun  setelah berhasil menggondol 18 medali emas, 10 Perak, dan 8 Perunggu.
Selain berhasil menajdi juara umum, takewondoin Krakatau Club A Swandana juga terpilih sebagai taekwondoin terbaik kelompok putri.

“Ini prestasi yang membanggakan. Seluruh taekwondoin bertarung tanpa rasa takut. Jadi wajar jika akhirnya kami tampil sebagai juara umum,” bilang Muhammad Rifa’i  MPd, Ketua Dojang Krakatau Taekwondo Club
Lebih lanjut Rifai menuturkan bahwa keberhasilan timnya tak terlepas dari polesan trio pelatih Suyono, Muhammad Said, dan Albar.

Meski mampu tampil sebagai juara umum, namun Rifai tetap berharap agar para taewondoinnya tidak berpuas diri. Apalagi dalam waktu dekat taekwondoin Krakatau Club akan mengikuti Kejuaraan Taekwondo Lantamal yang akan berlangsung di Belawan pada tanggal 6 Maret 2011 ini,” ujar Rifai

Adapun taekwondoin Krakatau Taekwondo Club yang meraih 18 medali emas yakni Muhammad Syahru Ramadhan, Muhammad Akmal Dhuha, Al Ridho Sahbana, Kevin F. Sinaga, Ronaldo Sigalingging, Rifqi Ikhsanul Akmal, Bambang Gunawan,  Mardiansyah, Febriyanti, Aisyah Nasution, Ali Muda Nasution, Chandra Perwira Sc Sinaga, Aditya Ramadhan, Putri Sri Ramadhani, Annisa Risqia Ramadhani, Pintor Nugroho Saragih, A. Swandana, dan Riskia Anggaraini Nasution. (omi)

Odong-odong Makan Korban

LABUHAN- Seorang siswi SLTP PGRI Medan Marelan,  Hariyanti (16) warga Jalan Kapten Rahmad Buddin Gang Jagung Kelurahan Terjun, tewas setelah terlindas ban odong-odong di Pasar IV Barat Marelan, sekira pukul 22.00,  Rabu (23/2).

Awalnya, korban bersama sejumlah teman sekampungnya pergi berjalan-jalan mengelilingi Marelan dengan menumpangi odong-odong. Berkeliling dan terus menambah penumpangnya, membuat korban rela duduk berdesakan.  Di perjalanan menuju pangkalan odong-odong di Pasar IV Barat Marelan, korban bermaksud berpindah gerbong. Disaat itulah, secara bersamaan odong-odong belok di tikungan Pasar IV. Korban yang berdiri  di batas  gerbong terjatuh, kepala korban masuk ke kolong dan terlindas ban.  Pengemudi odong-odong, AA (21) langsung berhenti.

Kasat Lantas Polres Belawan, AKP Gunadi mengatakan, izin operasional odong-odong harus di koordinasikan. Karena ini sudah korban yang kedua kalinya. (mag-11)

Percayakan Striker Muda

Besar kemungkinan dua striker muda PSMS, Mahadi Rais dan Rinaldo akan menjadi starter di tur away PSMS kali ini. Hal itu dikarenakan minimnya striker PSMS, pasca mendepak Kurniawan Dwi Yulianto.

Pelatih PSMS, Suharto bahkan mengatakan kedua pemain muda PSMS itu ibarat bom waktu yang siap meledak. “Mereka pemain muda, kalau tidak sekarang diberi kesempatan, kapan lagi mereka akan berkembang? Mereka punya potensi yang cukup bagus di masa mendatang,” ujar Suharto optimistis.

Keyakinan itu pulalah yang membuat pria yang juga pernah membesut PSAD dan Persepara Palangkaraya itu lebih memilih memanfaatkan kemampuan Rinaldo dan Mahadi Rais daripada striker lokal yang belum tahu kualitasnya.
“Mereka hanya kurang pengalaman. Untuk itu perlu diasah. Daripada merekrut striker lokal setingkat tim Divisi Utama, lebih baik memaksimalkan potensi mereka, toh saya rasa tidak kalah,” ungkapnya.

Bagi Rinaldo dan Mahasi, kalau memang mereka dipercaya, maka akan dijadikan modal untuk memberikan yang terbaik bagi PSMS.(ful)

Rebuatan Pacar

Kesal pacarnya pacaran dengan teman sendiri, Vivi nekat menonjok wajah Nabila Novalia alias Lala (17), siswi Kelas III, Jurusan Pariwisata, SMK 7, Jalan STM Medan. Akibatnya, Lala melaporkan masalah ini ke polisi. Kemarin (22/2)n
Lala yang tinggal di Jalan Brigjen Katamso, bersama dua temannya Fitri Ayuni dan Naomi Natasha mendatangi Polsekta Patumbak. Kepada polisi, Lala mengungkapkan, kejadiannya saat jam istrirahat pertama. Dia duduk di kantin sekolahnya hendak membeli jajanan. Setelah itu, dia keluar. Saat bersamaan Vivi masuk ke kantin, sehingga mereka berpapasan di depan pintu kantin. Bahu keduanya bersenggolan.

Merasa tak senang, Lala dan Vivi pun bertengkar. Sangkin emosinya, Vivi menonjok wajah Lala bagian kanan dekat mata. “Aku mau melawan, tapi dipisah kawan-kawan yang lain,” kata Lala.

Vivi yang juga Kelas III Jurusan Perhotelan menetap di Jalan Jati XII, Perumnas Simalingkar, Medan Tuntungan lalu menghentikan pertikaian tersebut. “Sudah berdamai di sekolah, tapi kok tiba-tiba dia melapor kepolisi,” kata Nano keluarga Vivi. “Mereka minta damai, tapi mereka minta Rp3 juta,” sambung lelaki bertubuh tinggi itu lagi menjelaskan.
Sementara, Lala mengatakan, awalnya dia tak mengetahui apa sebab Vivi memukulnya. Namun belakangan, seorang temannya memberi tahu. “Aku dengar karena pacarnya dulu (Alin, Red), sekarang sudah pacaran sama aku,” kata anak bungsu ini.

Kanit Polsek Patumbak, AKP P Samosir saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut yang kini masih memintai keterangan. (eza/smg)

Shahril-Baihakki Resmi ke Medan Chief

Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan resmi jadi pemain Medan Chiefs Deli Serdang. Kedua pemain timnas Singapura itu telah tiba di Medan  Selasa malam (23/2) sekitar pukul 20.20 Wib.

Kedua pemain yang sebelumnya bermain di Persib Bandung itu di sambut gembira oleh puluhan suporter Medan Chiefs yang menunggu kehadiran kedua pemain tersebut di Bandara Polonia.

Meskipun terancam akan dicoret dari Timnas Singapura karena memperkuat tim Liga Primer Indonesia, keduanya merasa siap dengan keputusan yang akan diterima.

Pernyataan  ini disampaikan kapten Timnas Saingapura, Shahril Ishak kepada wartawan saat temu pers di Bandara Polonia Medan.

“Kita sudah memikirkannya terlebih dahulu sebelum bergabung dengan tim ini. Jika pun kedepannya nama kita dicoret mungkin itu keputusan yang harus kita terima,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Baihakki Khaizana, menurutnya atmosfer pertandingan di Liga Primer Indonesia lebih baik dibanding Liga Indonesia yang diprakarsai PSSI. Sehingga dirinya siap mengambil resiko bergabung dengan Medan Cahiefs.

“Secara individu kami tetap ingin bermain secara professional. Meskipun harus diberikan sanksi larangan memperkuat Timnas, kita sudah siap,” ucapnya. Untuk target kedepanya, Baihakki tidak memasang target muluk untuk bisa membawa Medan Chaiefs juara. Yang penting hanyalah memberikan yang terbaik bagi klub yang sedarah dengan Pro Titan itu. (uma)

Diduga Korupsi 2, 049 M

Baru Sepekan Jadi Kadis, Hanas Dibidik Kejari

MEDAN TIMUR- Tim Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan telah melakukan proses penyelidikan terhadap dugaan korupsi dalam penggunaan anggaran di Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Medan 2010 sebesar Rp2,049 miliar lebih. Total anggaran tersebut berasal dari APBD dan PAPBD 2010.
Beberapa pejabat teras di lingkungan Humas Setdako Medan telah dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai saksi oleh tim Pidsus Kejari Medan. Hal ini dikatakan Kasi Pidsus Kejari Medan, Dharmabella Timbasz kepada wartawan di Pengadilan Negeri Medan, kemarin. “Memang kita telah memulai proses penyelidikan terhadap adanya dugaan korupsi pada Bagian Humas Pemko Medan tersebut,” katanya.

Namun mengenai siapa yang sudah dipanggil pihak Pidsus Kejari Medan, Dharmabella belum bisa mempublikasikannya. Namun sejumlah pejabat di Bagian Humas Setdako Pemkon Medan sudah diperiksa selama dua pekan terakhir. “Pengaduan dan pemeriksaan ini sehubungan dengan adanya pengaduan dan laporan yang disampaikan elemen masyarakat kepada Pidsus Kejaksaan Negeri Medan,” ujarnya.

Dia kemudian menyebutkan beberapa item penggunaan anggaran yang diduga diselewengkan. Antara lain, anggaran penyediaan bahan-bahan bacaan dan perundang-undangan sebesar Rp910 juta, anggaran penyediaan bacaan buku kliping dari surat kabar, majalah dan tabloid sebesar Rp100 juta dan dinaikkan menjadi Rp 135 juta pada Perubahan APBD 2010.

Lalu anggaran penerbitan buku petunjuk telepon sebesar Rp104.280.000, anggaran peliputan penyelenggaraan kegiatan kepala daerah pada hari kerja dan hari libur sebesar Rp350 juta dan jumlahnya naik menjadi Rp450 juta pada PABPD 2010. “Pembelian buku undang-undang, misalnya. Seharusnya ini tidak perlu dianggarkan di APBD. Sebab kalau Bagian Humas perlu buku undang-undang, cukup memintanya kepada Bagian Hukum karena di Bagian Hukum tentu tersedia buku undang-undang dari buku A sampai buku Z,” tegasnya.

Alasan lain, tidak diperlukannya penganggaran pembelian buku undang-undang, lanjutnya, karena saat ini sudah era digital, Sehingga apabila Bagian Humas membutuhkan buku perundang-undangan tidak perlu lagi repot-repot membeli buku, cukup didownload melalui internet. “Segala yang dibutuhkan bisa langsung didapat, termasuk naskah UU,” tandasnya. Untuk kasus ini Dharmabela menyatakan, pihaknya akan segera menuntaskan pengusutan.
Wartawan koran ini kemarin melakukan konfirmasi kepada mantan Kabag Humas Pemko Medan, Hanas Hasibuan yang baru sepekan dilantik sebagai Kadispora Kota Medan. Hanas menjabat sebagai Kabag Humas sejak Januari 2010 hingga Februari 2011. Saat dikonfirmasi Hanas membantah ada penyimpangan di Humas Pemko Medan saat dipimpinnya.

“Semua pejabat pemerintah yang menggunakan anggaran APBD memang harus diaudit. Begitu pula pers, LSM dan pihak lainnya yang menggunakan anggaran dari APBD. Jadi, semuanya yang ada di Humas telah dialokasikan ke setiap kebutuhan masing-masing,” jelasnya.

Lebih lanjut Hanas mencontohkan, misalnya untuk anggaran bahan-bahan bacaan dan perundang-undangan sebesar Rp910 juta itu adalah untuk biaya pembayaran koran, kliping dan sebagainya.

“Kalau anggaran bahan bacaan itu ya biaya pembayaran koran. Dulu saya pikir juga bukan itu. Kemudian anggaran peliputan penyelenggaraan kegiatan kepala daerah pada hari kerja dan hari libur sebesar Rp350 juta, juga telah dialokasikan. Misalnya uang triwulan wartawan telah saya berikan kepada koordinator wartawan di Pemko.

Kemudian Pemko juga ada MoU untuk media televisi dan sebagainya. Jadi, tidak ada yang diselewengkan,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri yang juga dikonfirmasi Sumut Pos usai menghadiri rapat dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di dalam pintu lift Lantai III Ruang Rapat III Lantai IV Balai Kota Medan menuturkan, jika memang ada penyelewengan dan dilengkapi dengan berkas yang lengkap, hal tersebut akan diajukan pada pemeriksaan secara hukum. “Kita akan telusuri dan diproses secara hukum,” tegasnya.
Bagaimana dengan status dari Kadispora Medan Hanas Hasibuan yang baru menjabat beberapa hari ini? Mengenai hal itu, Syaiful Bahri tidak memberikan jawaban yang signifikan. Dirinya kembali menyatakan, jika dugaan tersebut dilengkapi dengan data yang kuat maka penyelewengan itu akan diproses secara hukum. “Kita akan tindaklanjuti secara hukum. Kita ketahui dulu hasil pemeriksaannya, baru bisa diambil sikap dan tindakan,” tuturnya.

Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin di tempat yang sama saat dikonfirmasi Sumut Pos terlihat kaget dengan berita itu. Eldin hanya mengatakan, agar Sumut Pos kembali menegaskan dugaan penyelewengan tersebut kepada oknum terkait. “Haa, betul itu? Coba tanya lagi yang bersangkutan, apa benar dia seperti itu,” tutupnya.(rud/ari)

19 Sekolah Numpang UN di Sekolah Lain

MEDAN-Sekolah atau Madrasah penyelenggara Ujian Nasional (UN) 2011 kali ini harus didasari peraturan operasional standar (POS) yang mengacu pada peraturan BSNP Nomor 0148/SK-POS/BSNP/I/2011. Selain itu pada UN 2011 ini semua peraturannya berdasar dari Permendiknas No 46 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan UN 2010/2011.

Pada peraturan tersebut, mewajibkan penyelenggara UN tingkat kabupaten/kota harus diikuti siswa kelas tertinggi atau akhir. Penyelenggara UN tersebut juga ditentukan
berdasarkan jenjang akreditasi serta aspek-aspek kelayakan satu sekolah. Diantaranya, satu sekolah harus berakreditasi A, B dan C. Juga memiliki peserta UN sedikitnya 20 orang siswa. Sekolah penyelenggara UN harus memiliki

Dari data pokok pendidikan Disdik Sumut periode 2010/2011 terdapat 9.364 sekolah dari tingkat TK hingga SMA sederajat yang tak terakreditasi. Sementara jumlah total sekolah yang berada di 33 kabupaten/kota di Sumut berjumlah 17.790 sekolah. Sisanya 8.426 sekolah telah terdaftar dalam data akreditasi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM).

Ketua Panitia UN 2011 Ilyas Sitorus mengatakan, hal tersebut disebabkan keterbatasan kuota untuk Sumut dalam mengajukan akreditasi sekolah ke BAN SM setiap tahunnya. “Selain banyak yang belum diakreditasi, banyak juga sekolah tak bisa memerpanjang izin akreditasinya. Ini juga disebabkan keterbatasan kuota tersebut,” terangnya Selasa (22/2).


Saat ini jumlah dan jenjang sekolah di Sumut yakni untuk TK/RA berjumlah 723 (negeri 71, swasta 652), 11.108 SD/MI (negeri 9.039, swasta 2.069), 3.537 SMP/MTs (negeri 1.315, swasta 2.222), 1.586 SMA/MA (negeri 417, swasta 1.169) dan 836 SMK (negeri 159, swasta 677). “Khusus sekolah yang telah diakreditasi, masing-masing, 629 TK/RA, 4.212 SD/MI, 1.853 SMP/MTs, 964 SMA/MA, 758 SMK/MAK, dan sembilan SLB,” papar Ilyas.

Lebih rinci lagi, ilyas memaparkan, TK/RA yang memiliki akreditasi A mencapai 16 sekolah, B 346 unit, C 255 unit dan 12 tak terakreditasi. Jenjang SD/MI, sebanyak 48 sekolah berakreditasi A, 1.791 berakreditasi B, 2.222 unit berakreditasi C dan tak terakreditasi mencapai 151 unit.

“Sementara itu, jenjang SMP/MTs, sekolah yang berkareditasi A berkisar 176 unit, B 1.084 unit, C sebanyak 556 unit dan tak terakreditasi berkisar 37 unit. Pada jenjang SMA/MA, sekolah yang berakreditasi A berkisar 93 unit, B 618 unit, C 251 unit dan tak terakreditasi hanya dua unit. Dan  jenjang SMK, akreditasi A sebanyak 78 unit, B 526 unit dan C sebanyak 154 unit. Untuk SLB, tak ada sekolah yang berakreditasi A, sedangkan akreditasi B sebanyak empat unit dan C empat unit,” tuturnya Ilyas.

Lebih lanjut Ilyas menerangkan, walau tak terakreditasi atau izin akreditasinya belum diperpanjang, siswa di sekolah-sekolah tersebut tetap bisa mengikuti Ujian Nasional (UN). “Namun, mereka harus menumpang ujian di sekolah-sekolah yang masih berakreditasi tentunya sesuai rayonnya masing-masing,” terangnya seraya mengimbau bagi sekolah yang belum diakreditasi ulang, bisa mengajukan surat kepada Disdik Sumut untuk bisa menyelenggarakan  UN di sekolahnya.

Sementara itu, Kepala Disdik Medan Hasan Basri didampingi beberapa Kasi Kurikulum dan Kesiswaan tingkat TK/SD Abdul Johan, SMP Syahrial, SMA Sahrul dan SMK Zulhanif mengatakan, banyaknya peserta UN yang akan mengikuti UN di kategori gabungan menurutnya dikarenakan 3 aspek. Yakni pertama banyaknya sekolah baru yang belum mendafrtarkan diri ke BAN SM, kedua banyaknya sekolah yang memang belum memperpanjang status akreditasinya, ketiga banyaknya sekolah yang tak mampu memenuhi prasyarat kelayakan satu sekolah untuk menjadi penyelenggara UN dan yang terakhir banyaknya sekolah yang pesertanya tak mencukupi jumlah minimal untuk berhak menyelenggarakan UN.

“Jika ditilik dari aspek pertama dan kedua, ini disebabkan kuota yang diberikan BAN SM Pusat setiap tahunnya tak sebanding, atau berbanding jauh dengan jumlah sekolah yang sama sekali belum mendaftarkan diri dan sekolah yang belum memperpanjang akreditasinya,” jelas Hasan.

Sementara untuk aspek yang terakhir, ini disebabkan memang jumlah sekolah yang semakin banyak tak diminati atau tak lagi dipercayai masyarakat. “Ini terbukti dari jumlah siswa yang semakin tahun semakin sedikit jumlahnya di sekolah tersebut. Karena untuk menjadi penyelenggara UN peserta dari sekolah tersebut minimal 20 siswa,” terang Hasan.

Menurut Hasan, aspek terakhir ini juga dipengaruhi aspek ketiga yang memang sangat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap kemampuan sekolah untuk menghasilkan siswa dengan mutu yang diharapkan.

Hasan juga menjelaskan, siswa yang melaksanakan UN di sekolah satu rayonnya atau bergabung, maka ijazah yang dikeluarkan adalah melalui sekolah penyelenggara UN. “Namun, di Ijazah tersebut tetap dicantumkan nama asal sekolahnya,” ujarnya.

Dari masing-masing Kasi Kurikulum Kesiswaan Disdik Medan, dapat dijabarkan secara rinci jumlah sekolah penyelenggara, sekolah bergabung dan jumlah peserta dati tiap satuan pendidikan.

Terapkan Kurikulum Berbasis Life Skill

SMA Swasta Harapan Medan

Mempersiapkan diri dan pengalaman untuk membuka usaha secara mandiri adalah prinsip entrepreneurship. Itu pula yang diterapkan Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) Kampus I SMA Swasta Harapan 1 Medan Jalan Imam Bonjol No 35 Medan.

MEDAN- Kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut, memasukkan muatan lokal yang berbasis entrepreneurship atau kewirausahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menerapkan lifeskill kepada siswa. “Kurikulum ini sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional. Jadi tak hanya di sekolah kejuruan yang mendapatkan lifeskill bagi para siswanya,” terang Kepala SMA Swasta Harapan 1 Medan Drs H Sofyan Alwi MHum, Rabu (23/2).

Namun, lanjut Sofyan, kurikulum yang diterapkan tersebut tak serupa dengan sekolah kejuruan. Karena, menurutnya, dengan kurikulum tersebut siswa SMA Swasta Harapan 1 Medan dicetak untuk bisa membuka peluang kerja, paling tidak untuk dirinya sendiri. “Mereka dicetak bukan untuk menjadi pekerja,” jelasnya.

Dengan kurikulum berbasis entrepreneutship ini, setelah siswa lulus diharapkan bisa membuka usaha secara mandiri. Namun, tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Karena pembinaan atau proses pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa secara akademik juga tak kalah saing dengan proses pemberian lifeskill ini,” kata Sofyan.

Muatan lokal yang diterapkan pada kurikulum berbasis entrepreneurship ini yakni, tata boga, tata rias, home industry, desain grafis, kaligrafi, cinematography, budidaya tanaman hias, teknisi komputer dan otomotif. “Jadi ini bukan merupakan kegiatan ekstrakurikuler, penilaiannya masuk ke dalam rapor siswa. Jadi, siswa memang dituntut harus serius seperti mengikuti pelajaran lain di kelasnya. Muatan lokal ini juga memiliki jadwal khusus, yakni pada setiap Sabtu selama dua jam pelajaran,” tutur Sofyan.

Karena lanjut Sofyan, pada kegiatan pembelajaran muatan lokal ini pihaknya lebih menitikberatkan pembelajaran pada praktiknya. “Siswa tak terlalu membutuhkan teori yang berlebihan, tapi harus menguasainya secara baik pada saat praktiknya,” ujarnya.

Lebih lanjut Sofyan mengatakan, untuk memberikan hasil terbaik, pihaknya juga bekerjasama dengan pihak institusi pendidikan tinggi sebagai instruktur muatan lokal tadi. “Untuk setiap muatan lokal, kita memberdayakan guru yang ada dulu. Nah, untuk muatan lokal yang kita sendiri tak memiliki sumber daya yang layak, baru kita melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dan para ahli yang kami anggap berkompeten untuk menjadi instruktur pada muatan lokal tersebut,” jelasnya.

Sekolah yang memiliki jumlah siswa 827 orang ini diasuh oleh 47 guru yang telah sarjana dan 7 diantaranya telah berstatus S-2.

SMA Swasta Harapan 1 Medan juga mendapatkan predikat sebagai Sekolah Model (Percontohan) Nasional yang secara langsung ditetapkan oleh Ditjen Dikmen Subdit Pembinaan SMA Kemendiknas. Sekolah dengan predikat ini, hanya terdapat 132 sekolah di seluruh Indonesia. “Predikat ini didasarkan dari pemenuhan delapan standar nasional sekolah,” jelasnya.

Di SMA Swasta Harapan 1 Medan, guru juga wajib memahami informasi teknologi (IT). Untuk panduannya sekolah menanganinya langsung seperti memberikan pelatihan berupa workshop dan seminar-seminar.
Enrichment atau pengayaan juga diterapkan kepada siswa, seperti tambahan uji coba kemampuan, kuis, pembinaan olimpiade sains, aplikasi kurikulum yang bersifat praktik yang dikaitkan dengan dunia nyata. “Program kami ini telah diterapkan selama tiga tahun. Dan ini dimaksudkan untuk fokus menciptakan kemandirian siswa untuk membuka peluang kerja,” kata Sofyan. (saz)

Kera Berjanggut

Spesies kera baru yang berciri janggut merah ditemukan di Amazon, diumumkan para peneliti minggu ini, tapi kera ini juga berada dalam ancaman kepunahan. Kera jenis titi bernama latin Callicebus caquetensis ini berukuran seekor kucing dan memiliki bulu coklat keabu-aban, dan memiliki janggut merah berantakan di sekitar dagunya.
Tak seperti kera lain yang dihubung-hubungkan dengan jenisnya, Callicebus caquetensis tak memiliki garis putih di keningnya.(net/jpnn)