30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 413

Audiensi Pemanfaatan Ceting Card Plus Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Kasus Stunting di Puskesmas Pantai Labu

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ceting Card Plus merupakan instrumen pengumpul dan pelaporan data stunting berbasis artificial intelligence dengan parameter TB/U (Permenkes Nomor 2 Tahun 2020). Tujuan Ceting Card Plus ialah untuk memudahkan pelaporan dan pengumpulan data kasus stunting bagi para kader dan petugas kesehatan yang menggunakannya.

Komponen data Ceting Card Plus memuat 3 hal, yakni status gizi, sanitasi, dan pola makan yang merupakan faktor penyebab langsung dan tidak langsung terjadinya kasus stunting. Kelebihan dari inovasi Ceting Card Plus ialah dapat diaplikasikan melalui smartphone.

Pemanfaatan kartu digital Ceting Card dapat memudahkan 80% kader dalam pendataan, pemantauan, pengembangan, serta pelaporan stunting yang berguna untuk pencegahan dan penanggulangan stunting. Hasil didapat dengan membandingkan pendataan stunting sebelum dan sesudah menggunakan ceting card.

Hasil wawancara terhadap petugas kesehatan menyatakan, pencatatan stunting yang dilakukan masih secara manual dan seringkali data yang mereka catat hilang. Data terkait faktor tidak langsung seperti cakupan sanitasi dasar juga terabaikan, sedangkan kader stunting dituntut untuk melaporkan kasus stunting segera setelah pencatatan.

Selain itu, hasil penelitian terdahulu tentang pemanfaatan Artificial intelligence “Ceting Card” telah dilakukan Indirawati dkk pada tahun 2023 sangat membantu bagi kader, namun perlu tindak lanjut untuk mensosialisasi hasil riset tersebut agar diterapkan pada petugas kesehatan dan parameter indikator yang diukur dalam menangani kasus stunting pada ceting card belum terpenuhi dengan lengkap.

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Mahasiswa Prodi Gizi dan Ilmu kesehatan masyarakat berjumlah 13 orang melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang merupakan program pengabdian masyarakat berlangsung selama 5 bulan dari Juni 2024, melakukan pengembangan inovasi dengan melengkapi komponen data ceting card plus.

Adapun peran dan aktivitas PPK Ormawa lainnya terkait pendataan dan pelaporan kasus stunting melalui implementasi Ceting Card Plus kepada masyarakat ialah penggunaan Ceting Card Plus sebagai inovasi di Desa Paluh Sibaji, memberikan pendampingan dan pelatihan kepada kader terkait penggunaan Ceting Card Plus, dan bekerjasama dengan pihak Puskesmas Pantai Labu dalam penerapan Ceting Card Plus.

Audiensi dengan UPT Puskemas Pantai Labu Desa Paluh Sibaji terkait program Ceting
Card Plus sebagai instrumen pengumpul dan pelaporan data stunting berbasis artificial
intelegence pada Hari Kamis, 29 Agustus 2024. Pemanfaatan Artificial Intelegence dengan
parameter TB/U (Permenkes Nomor 2 Tahun 2020) dan indikator Sanitasi dasar sebagai faktor tak langsung kejadian stunting dan instrumen dalam pendataan, pemantauan serta mempermudah sistem pelaporan.

Kepala Puskesmas Pantai Labu dr Benny L Bukit MKes mengatakan, program Ceting Card Plus ini sangat bermanfaat untuk para kader dan petugas kesehatan dalam pendataan, pemantauan serta mempermudah sistem pelaporan kasus stunting di desa ini. Tentunya dengan adanya ceting card plus ini dapat mewujudkan konsep Smart Puskesmas, dimana data kesehatan mengenai kasus stunting dapat diperoleh dengan efisien dan efektif.

“Kita juga akan melakukan gebrakan dengan mengundang bidan desa, 2 orang kader dari masing-masing desa untuk mengenalkan program ceting card dan melatih mereka sebagai narasumber untuk perpanjangan tangan program keberlanjutan ceting card plus. Nah, kegiatan ini akan kita lakukan pada minggu ke-3 bulan september,” kata dr Benny L Bukit MKes.

Dosen pembimbing Dr Sri Malem Indirawati, menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan
karunia Allah SWT, serta berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini, khususnya Direktur Direktorat Prestasi Mahasiswa dan Hubungan Kealumnian (Ditmawa) USU, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Pemerintahan Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, dan tentunya UPT Puskemas Pantai Labu.

“Program Ceting Card Plus yang diinisiasi mahasiswa AIMGI FKM USU semoga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dan menginspirasi terhadap permasalahan Stunting di Desa Paluh Sibaji,” pungkasnya. (rel/adz)

Gelapkan Sepeda Motor Teman, Sobar Meringkuk di Balik Jeruji Besi

DIAMANKAN: Tersangka Sobar saat diamankan. (FAJAR/SUMUT POS)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO- Gelapkan sepeda motor dan uang temannya, Sobar (28) warga Jalan Baru By Pass, Kelurahan Sirandorung, Kecamatan Rantau Utara, diciduk polisi di Jalan Lintas, Kelurahan Siringo-Ringo, Senin (2/9) malam.

Tersangka digelandang ke Mapolres Labuhanbatu akibat pengancaman yang dilakukannya kepada korban AMH ( 22) .

Berawal saat korban mendatangi tersangka pada 7 Agustus lalu, untuk menagih utang dan sepeda motor yang dipinjam tersangka.

“Ketika ditanya, pelaku mengaku menggadaikan motor tersebut dan langsung marah ketika korban juga menagih uang sebesar Rp550 ribu yang juga dipinjam pelaku,” kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP Bernhard L Malau melalui melalui Kasi Humas AKP Syafrudin, Selasa (3/9) di Mapolres setempat.

Utangnya ditagih, tersangka emosi dan mengancam korban dengan kata-kata kasar. Bukan itu saja, tersangka juga mengancam korban dengan sebillah parang.

Merasa nyawanya terancam, korban pun langsung mencari perlindungan ke rumah warga.

Selanjutnya, korban pun membuat laporan ke polisi. Hingga akhirnya tersangka Sobar berhasil diciduk polisi(fdh/han)

Meski Kasus Cacar Monyet Belum Ditemukan di Medan, Komisi II Minta Dinkes Lakukan Langkah Preventif

Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan langkah-langkah preventif guna mencegah terjadinya kasus cacar monyet atau yang dikenal secara global dengan istilah monkeypox (Mpox).

Menurut politik Partai NasDem yang akrab disapa Rendy tersebut, kasus cacar monyet harus bisa dicegah dengan terus melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat.

“Sosialisasi pencegahan penyebaran cacar monyet harus dilakukan agar langkah-langkah preventif bisa maksimal,” ucap Rendy kepada Sumut Pos, Senin (2/9/2024).

Dikatakan Rendy, Kota Medan harus bersyukur sebab hingga saat ini tidak ditemukan adanya kasus cacar monyet di Kota Medan. Pun begitu, Dinas Kesehatan Kota Medan diminta untuk tetap waspada.

“Alhamdulillah, hingga saat ini kita belum menemukan adanya kasus cacar monyet di Kota Medan. Namun kita jangan lengah, pastikan kasus cacar monyet tidak sampai masuk ke Kota Medan,” ujarnya.

Rendy menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Medan harus melakukan deteksi dini dan gerak cepat dalam mewaspadai masuknya kasus cacar monyet. Pasalnya, Kemenkes RI mengungkapkan penyakit cacar monyet atau Mpox di Indonesia sudah sebanyak 88 kasus selama 2022 – 2024. Diantaranya 74 kasus hingga 2023, dan 14 kasus di 2024.

Bahkan, Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengatur terkait langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan penyakit ini. Kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menetapkan sebagai darurat kesehatan global.

“Kita berharap Dinkes Medan dapat bergerak cepat dan mewaspadai masuknya kasus cacar monyet di Kota Medan. Sebab indikasi penularannya melalui droplet pernafasan, walaupun cacar monyet tidak bertransmisi melalui udara dalam waktu singkat, penyakit ini bisa menyebar dari kontak langsung dengan pasien,” jelasnya.

Rendy pun meminta masyarakat Kota Medan untuk mengikuti imbauan dari Kemenkes RI untuk menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, lenting isi air di kulitnya.

Rendy juga meminta kepada masyarakat jika mendapati gejala atau tanda cacar monyet seperti sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit punggung, tubuh lemah, agar segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.

“Hal ini harus di lakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Kita harus tetap waspada, berhati-hati, dan selalu menjaga kebersihan diri,” pungkasnya.(map/han)

Ketua Mamre GBKP: Datangnya Paus Fransiskus Pengakuan terhadap Keberagaman dan Toleransi di Indonesia

Ramen A Purba.(ISTIMEWA)

SUMUTPOS.CO – PAUS Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia setelah 35 tahun sebelumnya.

Kehadiran pemimpin umat Katolik dunia tersebut dalam rangkaian perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Indonesia menjadi negara pertama yang dituju Paus Fransiskus.

Kedatangan Paus Fransiskus momen yang akan senantiasa dikenang oleh Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu menjadi sejarah tersendiri dengan hadirnya Paus Fransiskus. Kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia sei negara yang menghormati dan menghargai keberadaan agama lain.

”Indonesia merupakan negara yang damai dan rukun, meskipun ditengah perbedaan. Indonesia bukan merupakan negara yang menakutkan,” kata Ramen A Purba yang aktif melayani sebagai ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Klasis Medan-Namorambe.

Meskipun Paus Fransiskus pemimpin tertinggi umat Katolik, tetapi kunjungannya ini memberikan makna tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga seluruh warga Indonesia. ”Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan membawa berbagai dampak positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dapat diartikan sebagai pengakuan dunia atas Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman,” ujar Ramen A Purba.

Selain itu di tengah keberagaman, menurut ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Indonesia mampu memberikan ruang bagi berkembangnya berbagai agama dan budaya.

Ia mengutarakan bahwa toleransi beragama sering kali menjadi isu yang sensitif, terutama di negara-negara dengan populasi yang sangat beragam. Namun, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat dan dihormati.

”Ini jugalah yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi destinasi yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus,” kata Ramen A Purba yang belum lama ini dilantik sebagai salah satu Pengurus Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kota Medan 2024-2029.

Datangnya Paus Fransiskus, lanjut Ramen A Purba, merupakan momentum menunjukkan keberagaman dan toleransi dijunjung tinggi di Indonesia. Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Indonesia. ”Tentulah harus mendapatkan pemandangan yang baik. Harus ditunjukkan bahwa Indonesia merupakan miniatur keberagaman dan toleransi,” ujarnya.

Ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dengan ragam agama, ragam budaya dan adat istiadat. Tetapi seluruh penduduknya dapat hidup berdampingan dengan tentram dan damai.

Kedepan, lanjutnya, Indonesia tentu harus lebih lagi dalam hal tolerasi dan menghargai keberagaman. Pandangan dan nilai-nilai dalam deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Syekh Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus dalam Human Fraternity Meeting di Abu Dhabi haruslah disebarluaskan.

”Deklarasi tersebut memuat 12 poin tentang kehidupan beragama, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, kesehatan, tentang perempuan dan anak-anak, serta terorisme global,” ujar Ramen yang juga sekretaris umum Permata GBKP 2004-2006.

Dibagian akhir, ia berharap Indonesia akan semakin damai dan dan berkeadilan. Nilai-nilai persaudaraan akan semakin bertumbuh. Solidaritas dan komitmen kebangsaan dengan prinsip mengacu kepada nilai-nilai Pancasila semakin hidup dan berkembang. ”Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang senantiasa menjadi energi Indonesia untuk mencapai peradaban dunia,” harapnya.

Datangnya Paus Fransiskus akan memberi nilai positif bagi dunia internasional untuk Indonesia. ”Selamat datang Paus Fransiskus. Kobarkan dan serukan terus iman, persaudaraan dan bela rasa,” tutup Ramen A Purba yang pernah aktif ber-GAMKI dan Parkindo. (dmp)

Institut Kesehatan Deli Husada Delitua Gelar Pengabdian kepada Masyarakat, Cegah Penyakit Degeneratif dan Tingkatkan Pola Hidup Sehat

BERSAMA: Dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua diabadikan bersama masyarakat saat menggelar program pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Talunkenas Gunung Rintih, Kecamatan Sinembah, Tanjungmuda Hilir, Kabupaten Deliserdang, baru-baru ini.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Institut Kesehatan Deli Husada Delitua melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Talunkenas Gunung Rintih, Kecamatan Sinembah, Tanjungmuda Hilir, Kabupaten Deliserdang, baru-baru ini.

Adapun kegiatan yang dilakukan, yakni sosialisasi terkait pencegahan penyakit degeneratif, dengan fokus kepada diabetes, kolesterol, dan hipertensi yang biasa diderita oleh para lanjut usia (lansia), karena faktor genetik maupun pola hidup tak sehat.

Seperti diketahui, pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini melibatkan penggunaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya untuk mengatasi permasalahan sosial, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memberdayakan komunitas.

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada ini, merupakan tindakan nyata untuk berbagi ilmu, keterampilan, dan waktu, demi kesejahteraan bersama bagi warga setempat. Pengabdian kepada masyarakat ini juga kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan secara langsung dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Puskesmas Talunkenas merupakan Puskesmas rawat inap yang sudah terakreditasi paripurna. Pada Puskesmas tersebut, juga sudah dibentuk kader untuk dilatih pengetahuan dan pengalamannya dalam mengetahui penyakit degeneratif, dan melakukan sosialisasi untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif.

Pada kegiatan itu, dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua juga melakukan pengecekan gula darah, tensi, kolesterol, dan asam urat selama dua pekan sekali kepada masyarakat setempat. Tim pengabdian kepada masyarakat juga memberikan buku saku kepada masyarakat, yang berisikan tentang pemanfaatan bahan alami yang dapat diolah untuk sehari-hari di rumah untuk menguragi penyakit degeneratif. Adapun bahan alami tersebut, seperti daun asam jawa (tamarindus indica linn), dan sereh kampung (cymbopogon citratus). Kedua tanaman herbal tersebut, biasa digunakan dalam pengobatan tradisional, karena manfaatnya yang beragam untuk kesehatan.

“Dengan saling membantu dan berbagi, maka dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung untuk pencegahan penyakit degeneratif, yang banyak dialami oleh masyarakat, terutama pada warga yang sudah tua ataupun lansia,” ungkap seorang dosen yang merupakan bagian dari tim pengabdian kepada masyarakat.

Dengan dilasanakannya pengabdian kepada masyarakat tersebut, warga setempat turut merasa senang dan ingin lebih mengetahui tentang pengobatan dan pencegahan penyakit degeneratif.

“Bagaimana penyakit degeneratif dapat diderita seseorang, padahal tidak memiliki riwayat keturunan?” tanya seorang ibu, yang hadir dalam kegiatan itu.

“Penyakit degeneratif dapat dialami karena faktor pola hidup yang tidak sehat. Mulai umur 25 tahun ke atas, pola hidup akan mempengaruhi kesehatan seseorang, khususnya penyakit degeneratif,” jawab seorang dosen Institut Kesehatan Deli Husada Delitua. (rel/saz)

 

Kejari Sergai Gelar Upacara Peringatan HUT ke-79 Kejaksaan RI

HUT: Kajari Sergai Rufina Ginting saat bacakan amanat Jaksa Agung RI pada peringatan HUT ke-79 Kejaksaan RI. ( FADLY/SUMUT POS )

SERGAI, SUMUTPOS.CO- Kejaksaan Negeri (Kejari) Serdang Bedagai (Sergai) menggelar upacara peringatan hari jadi ke 79 Kejaksaan RI Tahun 2024, di Halaman Kejari Sergai, Kecamatan Seirampah, Senin (2/9).

Upacara tersebut dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Negeri Serdang Bedagai Rufina Ginting, dengan Kepala Seksi Intelijen Romel Tarigan, bertindak sebagai Komandan Upacara.

Dalam upacara tersebut, Rufina Ginting membacakan amanat Jaksa Agung Republik Indonesia ST Burhanuddin. Dalam amanatnya, Ia menekankan pentingnya peran Kejaksaan dalam menjaga kedaulatan hukum sejak awal kemerdekaan Indonesia.

“Tepat pada hari ini, 79 tahun yang lalu, institusi yang kita cintai ini dilahirkan. Penentuan Hari Lahir Kejaksaan pada tanggal 2 September 1945 memiliki urgensi, di antaranya untuk menegaskan keberadaan Kejaksaan sebagai lembaga yang berdiri sejak awal kemerdekaan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penegakan hukum,” ujarnya.

Rufina juga menekankan pentingnya memperkuat soliditas dan semangat kebersamaan di kalangan insan Adhyaksa, serta mewujudkan komitmen Kejaksaan untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan hadir di tengah masyarakat melalui penegakan hukum yang berkeadilan.

Tema yang diusung pada peringatan tahun ini adalah “Hari Lahir Kejaksaan sebagai Simbol Terwujudnya Kedaulatan Penuntutan dan Advocaat Generaal,” yang mencerminkan komitmen Kejaksaan dalam menjaga kedaulatan hukum dan perannya sebagai Advocaat Generaal.

Di akhir sambutannya, Rufina Ginting mengucapkan selamat Hari Jadi ke 79 Kejaksaan RI dan berharap agar Korps Adhyaksa semakin baik, tangguh, dan jaya.

Upacara peringatan ini diikuti oleh para Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian Pembinaan Kejaksaan Negeri Sergai, Kasubsi, Jaksa Fungsional, Pegawai, honorer. ( fad/han )

Tingkatkan Kapasitas dan Daya Saing UKM di wilayah Sentra IKM PIK Menteng Melalui Digitalisasi

DIGITALISASI: Pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UKM di wilayah Sentra IKM PIK Menteng melalui digitalisasi.

UNTUK meningkatkan kapasitas dan daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pelaku usaha di wilayah Sentra Industri Kecil Menengah Pusat Industri Kecil (IKM PIK) Menteng Kota Medan.

Pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) USU dilaksanakan di Gedung UPT Pelayanan Sentra IKM Denai, Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pada 24 Juli 2024.

Tim pengabdian diketuai Onan M Siregar MSi dengan anggota Ainun Mardhiyah MAB dibantu beberapa mahasiswa program sarjana administrasi bisnis.

Kegiatan pengabdian dibuka Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan diwakili Sekretaris Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Erwin Saleh SSTP MAP didampingi Kepala UPT Pelayanan Sentra IKM Denai Fitriana Harahap SE MM.

Sekretaris dinas menyambut baik kegiatan pengabdian yang dilakukan tim pengabdian masyarakat dari USU. Ia mengatakan bahwa kegiatan pelatihan dalam bentuk pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi peserta pelatihan.

Erwin Saleh SSTP MAP juga akan terus mendukung kegiatan pengabdian yang diberikan kepada pelaku usaha yang ada di wilayah sentra IKM Denai agar pangsa pasar dapat meningkat lebih cepat dan memiliki daya saing yang lebih baik di tingkat Kota Medan bahkan di tingkat nasional.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kata Onan M Siregar MSi,
dimulai dari kegiatan sosialisasi kepada pelaku usaha UKM mengenai pentingnya digitalisasi dalam kegiatan bisnis, melaksanakan demonstrasi dan praktik.
Kegiatan pengabdian oleh dosen USU diharapkan dapat meningkatkan kapasitas, daya saing dan kemampuan pelaku usaha dalam menjalankan usahanya melalui digitalisasi. (dmp)

Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP Ingatkan Pentingnya Pencegahan Diabetes Sedini Mungkin

LANGKAT: Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP (8 kiri) pada sosialisasi pencegahan diabetes sedini mungkin di Sekretariat DPRD Langkat, Senin (2/9).(ISTIMEWA)

DOSEN Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKes) Mitra Husada Medan Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP mengingatkan pentingnya pencegahan diabetes sedini mungkin di Ruang Rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Langkat, Senin (2/9).

Pertemuan ini sebagai wujud pengabdian masyarakat dalam bentuk tridarma perguruan tinggi, pengecekan darah dan minum susu diabetasol secara gratis dihadiri. Peserta sosialisasi adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN serta Ibu-ibu Dharma Wanita DPRD Langkat.

Sekretaris DPRD Langkat Drs Basrah Pardomuan mengapresiasi kegiatan sosialisasi dan workshop mengenal, mencegah dan melawan diabetes tersebut yang disampaikan Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP yang juga dosen Universitas Medan Area (UMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara tersebut.

”Kegiatan ini merupakan suatu pencerahan yang bermanfaat terkait penyakit diabetes. Siap menjadi garda terdepan bagi keluarga sekretariat DPRD Langkat. Menjadikan ‘dokter’ minimal bagi diri sendiri maupun keluarga,” ungkap Drs Basrah Pardomuan.

Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP, penderita diabetes melitus yang dikenal aktif menyampaikan sosialisasi di Sumut berbagi pengetahuan dan pengalaman agar tak semakin banyak yang sakit diabetes. Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Medan dengan tegas mengajak peserta sosialisasi untuk melawan dan mencegah diabetes melitus.

Siapa yang berisiko diabetes? Dari riset diabetes Asia Empowering Communities Lead Healthier Live (2020) diketahui bahwa sekitar 6,7 persen penduduk Indonesia (10,3 juta jiwa) menderita diabetes usia 20-79 tahun.

”Dari penelitian yang sama juga didapati bahwa 24,4 persen penduduk Indonesia memiliki kelebihan berat badan. Sebanyak 5,7 persen tergolong obesitas dan 22,8 persen berisiko terkena diabetes karena kurangnya aktivitas fisik,” urai Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP.

Untuk pencegahan dan pengobatan diabetes, Assoc Prof Dr H Syafruddin Ritonga MAP diperlukan lima hal penting. ”Pertama: edukasi melalui penyuluhan. Kedua: menjaga pola makan bergizi dan seimbang. Ketiga: hidup aktif dan sehat. Keempat: minum obat atau suntik. Kelima: kontrol gula darah,” urainya.

Dosen pada tiga perguruan tinggi ternama di Sumut ini juga memaparkan data daerah di Sumut dengan jumlah penderita terbanyak. Yakni Medan, Deliserdang dan Langkat.

Ia pun mengingatkan langkah pencegahan diabetes. Meliputi: mempertahankan berat badan ideal, kurangi minuman manis dan bersoda, aktif berolahraga serta mengkonsumsi buah dan sayur. (dmp)