29 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 608

Diduga Kaitan Berita, Wartawan Dianiaya Tiga Pria

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wartawan online, Tomy Nainggolan menjadi korban pengeroyokan yang diduga dilakukan Ro Cs diduga suruhan Oy, kelompok pengedar narkoba, yang terjadi di Jalan Kelambir Lima Gang Anas, Kacamatan Hamparanperak, Deliserdang. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka di lengan, bahu, dan kepala.

Korban pun membuat Laporan Pengaduan resmi di Polda Sumut, dengan bukti STTLP/B/153/II/2024/SPKT/Polda Sumut, setelah melakukan visum di rumah sakit, Kamis (8/2) sekitar Pukul 19.00. “Saya mendesak dengan hormat agar Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi memerintahkan anggotanya menangkap para pelaku sampai aktor -aktor di belakangnya, dalam masalah ini sebenarnya saya menjadi korban untuk menginformasikan masalah narkoba yang ada melalui berita, tentunya untuk mendukung program-program Pak Kapolda juga,” kata korban kepada rekan-rekan wartawan.

Menurut korban, perkembangan terkini dalam kasus tersebut, sejumlah warga tetangga korban mengirimkan video rekaman CCTV yang tertangkap dari rumah mereka. Terlihat tiga pelaku dengan mengendarai dua sepeda motor dan memakai masker dan helm berkeliling sebelum bergerak masuk ke halaman rumah, lokasi penganiayaan. “Ada lima titik CCTV yang menangkap para pelaku,” terang korban.

Ditegaskan Tomy, ketiga pelaku diduga kuat suruhan bandar narkoba dipanggil Oy, menyerang Tomy hingga tersungkur di tanah. Sedangkan pelaku dikenal bernama Ro meneriakkan agar berita yang dibuat Tomy dihapus segera. “Kau hapus cepat berita lembah itu, ku matikan kau nanti di sini,” kata Tomy menirukan ucapan Ro yang saat itu sambil membabibuta melibaskan borgol yang diambilnya dari belakang badan korban.

Merasa belum puas, Ro juga memindahkan borgol ke tangan kirinya lalu dengan tangan kanan mengambil benda mirip pistol, tetapi karena korban berteriak keras meminta tolong yang disahuti keluarganya dari dalam rumah, Ro memasukkan benda mirip pistol itu lagi.

Kemudian, kata korban, saat pelaku lengah, dia langsung kabur dan ditolong warga setempat. Selanjutnya para pelaku sudah tidak ada di lokasi.
Terpisah, Kasubdit Jahtanras Polda Sumut Kompol Bayu Samara Putra yang dikonfirmasi wartawan akan segera mencari para pelaku.

Sementara, Direktur Ditresnarkoba Polda Sumut Kombes Pol Yemi Mandagi mengatakan pihaknya akan menangkap Oy Cs dan bila mana terbukti akan diproses lanjut.(rel/dn/azw)

Suami Bunuh Istri Gegerkan Warga Paya Pasir

AMANKAN: Polres Tebingtinggi dan Polsek Tebingtinggi mengamankan lokasi kejadian pembunuhan di Desa Paya Pasir Kecamatan Tebing Syahbandar Kabupaten Sergai.

TEBINTINGGI, SUMUTPOS.CO- Warga Dusun V Desa Paya Pasir Kecamatan Tebing Syahbandar Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) dihebohkan dengan kejadian dugaan suami membunuh istrinya, Jumat (9/2/2024) petang.

Sang suami, Sukardio (65) mencoba membunuh isterinya, Ernawati (58). Setelah itu, pelaku mencoba melakukan aksi bunuh diri di kamar.

Kejadian ini bermula ketika anak korban, Mega (26), pulang kerja membuka pintu dapur karena pintu depan tertutup, setelah masuk di bagian dapur, Mega terkejut melihat sosok ibunya sudah tergeletak bersimbah darah.

Melihat kondisi ibunya, Mega langsung berteriak meminta tolong kepada tetangga, Reza (34).

Kemudian merasa curiga kepada bapaknya sebagai pelaku pembunuhan, Mega dan Reza langsung mencari keberadaan Sukardio, yang diketahui mengalami depresi sudah tahunan.

“Ketika saya bersama Mega mendobrak pintu kamar orang tua Mega, rupanya bapak itu mencoba melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pisau kebahagiaan tubuhnya. Langsung masyarakat sekitar di lokasi kejadian mengamankan pelaku,” jelas Reza warga di sana.

Kapolsek Tebingtinggi AKP Saifullah, Sabtu (11/2/2024) membenarkan kejadian tersebut, untuk motif masih dalam penyelidikan pihak Sat Reskrim Polres Tebingtinggi dan Polsek Tebingtinggi.

Menurut Kapolsek Tebingtinggi AKP Saifullah, hasil pemeriksaan sementara di tubuh korban ditemukan tanda lembam bekas penganiayaan dan beberapa luka tusukan benda tajam.

Sedangkan suami sebagai pelaku kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Tebingtinggi, sedangkan jenazah korban setelah dilakukan visum sudah diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.

“Polsek Tebingtinggi bersama Polres Tebingtinggi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan meminta keterangan para saksi,” bilangnya. (ian/ram)

Diberikan Sepatu oleh Bupati Sergai, Febri Anak Yatim Bercita Cita Jadi Pemain Nasional

SEPATU: Bupati Sergai Darma Wijaya didampingi Wakil Bupati menyerahkan sepatu bola kepada Febri. (istimewa/sumutpos.co)

SERDANGBEDAGAI, SUMUTPOS.CO- Bupati Serdangbedagai, Darma Wijaya menyerahkan sepasang sepatu bola untuk Febri Yaudah (11) di lapangan sepak bola PT Gotong Royong Jaya Kebun Mandaris A di Desa Laut Tador, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdangbedagai, Jumat (9/2/2024).

Febri mengaku sangat senang dan bangga mendapatkan sepatu bola dari Bupati Serdangbedagai. Dia berharap sepatu yang baru dapat mewujudkan cita-citanya menjadi pemain sepakbola nasional.

“Bangga sekali, apalagi yang memberikan pak Bupati langsung,” ucapnya.

Menurutnya, sejak usia 8 bulan sudah menjadi anak yatim, karena cita-citanya menjadi pemain sepakbola, Saat duduk di bangku kelas 4 SD Febri bergabung dengan SSB Bintang Timur di bawah naungan PT Gotong Royong Jaya kebun Mandaris A.

“Sepatu bola cuma satu, dengan ada sepatu yang baru, bisa ganti-ganti,” ungkap Febri.

Terpisah, Bupati Serdangbedagai, Darma Wijaya didampingi Wakil Bupati, Adlin Tambunan mengatakan, pemberian sepasang sepatu bola dan bola kaki sebagai dukungan Pemkab Serdangbedagai dan perhatian bagi anak yatim yang punya cita-cita menjadi pemain nasional.

“Semoga sepatu itu nantinya dapat bermanfaat dan cita-citanya menjadi pemain nasional dapat terwujud,” ungkapnya.

Sementara itu, Manager PT Gotong Royong Jaya kebun Mandaris A, Eto Sutopo terkejut dengan kepedulian Bupati Serdangbedagai, Darma Wijaya dan Wakil Bupati, Adlin Tambunan yang begitu peduli dengan olahraga dan pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Tebing Syahbandar.

“Kami pihak PT Gotong Royong Jaya kebun Mandaris A siap mendukung kinerja mereka dalam memajukan Kabupaten Serdang Bedagai,” bilangnya. (faud/ram)

Jelang Hari Pencoblosan, Elektabilitas Prabowo-Gibran Jauh Melampaui Dua Kandidat Lainnya

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Istimewa/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia periode 28 Januari-4 Februari 2024 lalu, elektabilitas Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih 51,8 persen.

Elektabilitas tersebut jauh melampaui kedua kandidat lainnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang hanya 24,1 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo-Mahmud MD sebesar 19,6 persen.

Dari survei tersebut, sebanyak 4,5 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin menjelaskan, hasil survei ini membuka peluang pemilihan presiden hanya berlangsung satu putaran. Mengingat, elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan mencapai 50 persen lebih.

“Survei ini margin of error sekitar 2,9 persen. Artinya, elektabilitas Prabowo-Gibran secara riil masih berpotensi berada di bawah 50 persen,” ungkapnya.

Survei ini sendiri melibatkan 5.500 responden pemilih yang diambil secara acak menggunakan metode multistage random sampling.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumatera Utara (Sumut), Ade Jona Prasetyo sendiri menyambut positif hasil survei ini. Menurutnya, peningkatan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran menggambarkan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat.

Pasangan ini merupakan cerminan dari dukungan yang kuat terhadap visi dan misi mereka untuk memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Keberhasilan Pak Prabowo dan Mas Gibran dalam meraih dukungan yang signifikan mencerminkan rasa optimisme dan harapan masyarakat akan perubahan yang berkelanjutan di bawah kepemimpinan yang kokoh dan berintegritas,” katanya.

Sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI dari Sumut, Ade Jona Prasetyo berkomitmen untuk terus mendukung Prabowo-Gibran dalam upaya mereka untuk membawa perubahan positif bagi Sumatera Utara dan Indonesia secara keseluruhan.

Dengan peningkatan elektabilitas yang signifikan, dirinya yakin bahwa pasangan ini mampu menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa serta mewujudkan cita-cita bersama untuk Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera. (dwi/ram)

Jubir TKD Sumut: Bobby Tak Menyindir Siapapun, Jadi Jangan Baper

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Juru bicara Tim Kemenangan Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumatera Utara (Sumut), Ricky Prandana menegaskan kepada pihak tertentu untuk tidak membawa perasaan atas apa yang disampaikan tokoh muda Indonesia asal Sumut, Bobby Nasution, saat konser musik Koalisi Indonesia Maju, di Stadion Baharoeddin Siregar, Deliserdang, kemarin.

Menurutnya, apa yang disampaikan Bobby tentang Gibran yang juga bangun stadion di Solo tidak bermaksud menyindir seseorang. Sebab, apa yang disampaikan Bobby sesuai fakta. Di mana, beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) sedang membangun stadion.

“Saya ada di lokasi acara. Saya saksi dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan Bang Bobby. Apa yang disampaikan Bang Bobby tidak ada maksud menyindir siapapun. Jadi, tidak usah baper apalagi nyinyir,” tegasnya, Sabtu (10/2/2024).

Ricky juga mengungkapkan, Bobby hanya menjadikan Gibran sebagai umpama bahwa pembangunan stadion bertaraf Internasional dilakukan hampir setiap pemda saat ini. Selain itu, pembangunan stadion atas nama pemerintah, bukan nama pribadi.

“Apa yang disampaikan Bang Bobby itu tidak ada salahnya. Kan memang benar, selama ada anggarannya semua bisa bangun stadion bertaraf Internasional. Jadi, gak ada yang perlu disombongkan. Itukan nama pemerintah, bukan nama pribadi. Bang Bobby itu mencotohkan Mas Gibran karena ada di lokasi. Kalau ada yang lain mungkin disebut juga sama Bang Bobby,” sebutnya.

Begitu juga, lanjutnya, terkait siapa yang membangun. Seharusnya tidak terlalu dipersoalkan. Apakah melibatkan tenaga asing atau pekerja lokal. Menurutnya, bila ingin membangun sesuatu yang berlinsensi Internasional, tidak salah melibatkan ahli dari luar. Sebab, mereka yang lebih paham bagaimana membangun agar mendapatkan sertifikasi bertaraf Internasional dan pembangunan tidak menjadi sia-sia.

“Dengan melibatkan tenaga asing, bukan berarti tidak mengakui kemampuan tenaga lokal. Seseorang itu dinyatakan visioner. Karena dia ingin hasilnya benar benar berkualitas dan mendapatkan lisensi dari pihak terkait dan hasilnya bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.

Untuk itulah, Ricky meminta hal ini idak terlalu dipersoalkan. Sebab, tidak ada yang disindir. “Jelang pencoblosan ini seharusnya tidak menimbulkan kegaduhan. Marilah sama-sama kita membangun negeri. Siapa yang menang merangkul yang kalah. Siapa yang kalah cepat move on. Sebab, siapapun yang terpilih nanti itulah yang terbaik. Jangan, belum apa-apa sudah saling menyalahkan. Itulah nanti ke depannya apa yang dibuat selalu diperdebatkan. Kami di TKD Sumut tetap berjalan sesuai arahan Pak Prabowo, mengedepakan kata-kata yang santun dan tidak menebar kebencian,” pungkasnya. (dwi/ram)

Lomba Kreafor Pemuda Piala Wali Kota Medan, Ajang Mengasah Ketangkasan Pelajar Dalam Baris Berbaris

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 20 Tim Pelajar dari perwakilan sekolah tingkat SMA, SMK dan MA mengikuti lomba Kreafor (Kreasi Formasi) Pemuda yang memperebutkan piala Wali Kota Medan Bobby Nasution di lapangan Cadika, Medan Johor, Sabtu (10/2/2024). Selain piala Wali Kota Medan, pemenang dalam lomba Kreafor Pemuda yang digelar Dispora Kota Medan ini juga akan mendapatkan piagam dan uang pembinaan.

Pembukaan lomba Kreafor Pemuda ini ditandai dengan upacara yang dipimpin Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Kadispora Damikrot Harahap yang diikuti seluruh peserta lomba. Hadir Kabid Layanan Kepemudaan Dispora Muhammad Rizki Husni, Tim Juri dari Kodim 0201/Medan dan Kopasgat Medan serta pendamping peserta lomba Kreafor Pemuda.

Dalam sambutannya Kadispora Damikrot Harahap mengatakan lomba kreasi pasukan baris-berbaris merupakan kegiatan ekstrakurikuler positif di kalangan para pelajar sekolah menengah.

“Kegiatan lomba Kreafor ini tidak hanya mengasah pelajar dalam ketangkasan baris-berbaris, formasi barisan maupun sistematika tata Upacara, lomba kreasi ini juga merupakan sarana latihan kedisiplinan kita sikap mental dan perilaku fisik prima serta semangat dan kekompakan antar sesama pelajar”, jelasnya.

Ditambahkan Damikrot, lomba Kreafor ini tidak hanya membentuk pengetahuan sikap dan perilaku tetapi juga ditambahkan akan nilai-nilai estetika yang berangkat dari kreativitas setiap peserta untuk dapat menunjukkan nilai-nilai positif.

“karena saya yakin kalian adalah siswa-siswi yang terbaik yang diutus oleh sekolah kalian masing-masing”, kata Damikrot seraya menambahkan kegiatan ini juga upaya dalam mewujudkan visi misi bapak Wali Kota Medan Bobby Nasution khususnya di bidang Kepemudaan.

Dijelaskan Damikrot, kegiatan lomba kreasi memperebutkan piala Wali Kota Medan ini juga sudah menjadi ajang tahunan namun pernah terhenti dikarenakan wabah Covid-19. Oleh karena itu Dispora berharap bagi para siswa yang ikut lomba agar mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin serta upayakan apa yang akan ditampilkan nanti memiliki nilai orisinalitas.

“Kepada yang peserta yang ikut lomba saya berpesan agar terus menjaga sportivitas, jadikanlah persaingan untuk menambah pertemanan antar sesama kalian. Artinya lomba ini menjadikan kalian untuk memiliki orientasi akan nilai persatuan dan kesatuan kepada sesama rekan satu sekolah tetapi juga persatuan dan kesatuan antar sekolah yang berbeda, sehingga jadikanlah kegiatan ini sebagai sarana untuk membina persahabatan dan saling kenal”, sebut Damikrot.

Damikrot juga berpesan kepada para pelajar yang mengikuti lomba untuk selalu menjauhi narkoba karena narkoba adalah batu sandungan bagi prestasi kalian, artinya semakin banyak generasi muda yang bebas narkoba maka kota Medan memiliki harapan untuk lebih berkembang di masa mendatang.

“Selamat mengikuti lomba Kreafor pasukan baris-berbaris bagi para pemuda kota Medan dan pada seluruh peserta tampilkanlah yang terbaik demi mengharumkan nama sekolah dan tetap menjaga nama baik nama baik sekolah kalian masing-masing”, pintanya.

Sebelumnya Kabid Layanan Kepemudaan Dispora Muhammad Rizki Husni, mengungkapkan lomba Kreafor Pemuda ini diikuti 20 tim Pelajar/ Pemuda dari perwakilan SMA, SMK dan MA di kota Medan. Peserta yang mengikuti lomba yang memperebutkan piala Wali Kota Medan ini tidak dikenakan biaya alias gratis.

“Terdapat empat kategori dalam lomba Kreafor Pemuda yaitu kreasi formasi, kostum terbaik, komandan terbaik dan suporter terbaik. Masing-masing dari pemenang nantinya akan mendapatkan tropi, piagam dan sejumlah uang pembinaan dengan total hadiah sebesar Rp 30 juta”, jelas Rizki.

Sementara itu salah satu peserta lomba Kreafor Pemuda,dari SMA Negeri 19 Medan, Muhammad Hadian Raffi, mengaku sangat senang bisa mengikuti lomba Kreafor Pemuda ini, sebab melalui kegiatan ini kami bisa mengasah kemampuan dan skill dalam kreasi narasi dan gerakan formasi.

“Sebelum mengikuti lomba kami sudah latihan sekitar satu Minggu. Dalam lomba ini kami membentuk formasi tentang kepemimpinan dengan jumlah anggota 13 orang”, jelasnya.(rel/sih)

Ahok Jadi “Senjata” Ganjar untuk Lawan Prabowo-Gibran

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengamat politik, Ujang Komarudin meyakini, munculnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat masa kampanye Pemilu 2024, menjadi “senjata” bagi PDIP untuk menyerang pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Sejak mundur dari Komisaris Utama Pertamina, Ahok langsung turun mengkampanyekan pasangan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024. Pada kampanye yang dijalaninya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengeluarkan beberapa pernyataan kontroversial yang salah satunya menyebut Gibran tak bisa bekerja.

Pernyataan tersebut lalu dianggap Ujang sebagai ciri khas Ahok, karena kerap berbicara dengan nada tinggi dan tendensius. “Ahok itu kontroversi gitu ya. Dia mulutnya nggak bisa dijaga, tembak sana tembak sini,” kata Ujang dalam keterangannya, Jumat (9/2/2024).

“Dirinya sendiri punya banyak kekurangan dan kelemahan. Ya apapun itu, itu adalah pilihan Ahok, pendukung Ganjar-Mahfud, karena dia kader PDIP,” imbuhnya.

Ujang melanjutkan dengan keberadaan Ahok di tengah masa kampanye juga sebagai amunisi PDIP menyerang pasangan Prabowo-Gibran. “Saya lihat dia ada di PDIP, karena dia kader PDIP. Dan suka tidak suka, senang tidak senang harus mendukung Ganjar-Mahfud kan di situ,” ucapnya.

“Lalu, apakah Ahok senjata Ganjar-Mahfud untuk menggerus pasangan Prabowo-Gibran? Nah kelihatannya (memang) menjadi salah satu amunisi ya dari PDIP, dari Ganjar-Mahfud untuk menyerang Prabowo-Gibran,” jelasnya lagi.

Kendati meyakini Ahok menjadi penyerang untuk PDIP, Ujang melihat pernyataan-pernyataan tersebut tidak akan menggerus elektabilitas Prabowo-Gibran. “Jadi, kayanya dari senjata menjadi amunisi Ganjar-Mahfud untuk menyerang Prabowo-Gibran terus menyerang Jokowi. Terus, apakah nada sumbang Ahok membuat pindah pemilih Prabowo-Gibran? Enggak. Enggak gampang, enggak ada pengaruhnya gitu,” ujarnya.

“Jadi kembali kepada serangan Ahok, apakah nanti akan berpindah pemilih suara dari Prabowo ke Ganjar? Enggak. Karena saat ini, masyarakat sudah memiliki pilihan masing-masing termasuk pilihan memilih Prabowo-Gibran,” pungkasnya. (adz)

Revisi UU Desa, Dedi Iskandar Ingatkan Peningkatan SDM Hingga Pengelola Dana Desa

Anggota DPD RI, Dedi Iskandar Batubara.(ist/ Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi demontrasi Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia atau Apdesi yang berlangsung selama ini membuahkan hasil persetujuan revisi Undang-Undang (UU) Desa. Pada Selasa (6/2) kemarin, tergambarkan rasa syukur atas upaya memperjuangkan aspirasi dari perangkat pemerintahan terkecil di negeri ini.

Tuntutan penambahan masa jabatan menjadi satu dari beberapa aspirasi agar revisi UU Desa segera dilakukan oleh lembaga legislatif. Hal tersebut menurut Anggota DPD RI, Dedi Iskandar Batubara telah membawa angin segar, sehingga para demonstran dari Apdesi mengungkapkan rasa syukur atas langkah itu.

Alasannya adalah, sesuai dengan semangat ‘Membangun Desa Menata Kota’, agar masyarakat memperoleh manfaat dari pembangunan secara langsung.

“Semangat ini tentu menjadi perhatian kita, bahwa berdasarkan pengalaman, keberadaan UU Desa tahun 2014, masih belum cukup mengoptimalkan perkembangan pembangunan di tingkat pedesaan. Walaupun secara fisik, sebagian besar mengalami peningkatan dengan adanya dana desa yang dikelola langsung oleh Pemdes,” ujar Dedi Iskandar Batubara, Sabtu (10/2).

Sambutan itu, kata Dedi Iskandar Batubara, tentu seiring dengan ekspektasi (harapan) yang besar sekaligus tuntutan kebutuhan bagi pembangunan desa yang berkelanjutan. Sehingga tujuan ‘Desa yang Mandiri, bukan hanya dari segi fisik, tetapi menyeluruh dan membawa masyarakatnya menjadi sejahtera.

Penambahan masa jabatan kepala desa dari yang sebelumnya 6 tahun menjadi 8 tahun, menurut Dedi bukan hanya soal waktu, kewenangan dan keleluasaan mengurus desa. Namun di balik itu, justru tersimpan tanggungjawab yang besar, agar revisi UU Desa ini, bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Terutama yang selama ini belum dirasakan optimal atas pengelolaan dana desa tersebut.

“Semangatnya kan untuk stabilitas dan keberlanjutan pembangunan, hingga mengurangi biaya pelaksanaan pemilihan kepala desa yang jumlahnya 74 ribu desa. Karenanya kita berharap revisi Undang-Undang ini, didukung dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam hal pengelolaan dana desa oleh perangkat desa. Utamanya adalah perencanaan pembangunan,” ungkap Ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI ini.

Dari aspek perencanaan tersebut, Dedi Iskandar Batubara berharap pemerintah memberikan pendampingan yang lebih serius dan profesional. Apalagi pengelolaan dana desa, menurutnya sudah harus selevel kualitasnya dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tingkat kabupaten.

“Ada rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes), oleh Kepala Desa bersama BPD dan perangkat desa, termasuk kepala dusun. Semuanya terlibat dalam menentukan program pembangunan di desa. Sehingga aspirasi ini tidak dianggap sebagai ajang mengakomodir kepentingan kekuasaan seorang kepala desa,” kata Ketua PW Al-Washliyah Sumut ini.

Terkait itu, Dedi mengingatkan juga tentang pembangunan sektor potensial di desa. Setelah selama ini, yang ditampilkan adalah peningkatan infrastruktur jalan, hingga yang berbau fisik. Beberapa menggunakan dana desa membangun badan usaha milik desa (BUMDes), namun belum terlihat maksimal.

“Dengan masa jabatan 8 tahun, kita berharap kepala desa bersama perangkatnya dapat mengelola dana desa, untuk kepentingan yang substansial. Sehingga persoalan mendasarnya adalah perencanaan, melalui fokus RPJMDesa. Kebanyakan kita tidak melihat arah pembangunan, kecuali dalam bentuk fisik,” sebut Dedi Iskandar Batubara.

Namun tidak hanya kapasitas dan kualitas SDM perangkat desa atau perencanaan pembangunan yang berkelanjutan, Dedi Iskandar Batubara juga melihat bahwa persoalan hukum masih menjadi momok seram bagi keberadaan kepala desa dengan adanya dana desa yang dikelola sendiri. Sebab sudah banyak contoh kasus yang menjerat aparatur Pemdes.

“Saya sebenarnya tidak mau melihat itu dari sisi tindak pidana, apakah korupsi dan lain sebagainnya. Tetapi bagaimana peluang (curang) itu dikunci melalui dua faktor utama tadi, ditambah dukungan lembaga hukum yang mendampingi. Ini agar kepala desa tidak khawatir atau waswas dalam menajalankan programnya,” sebut Calon DPD RI Nomor urut 7 asal Sumut.

Pandangan lainnya menurut Dedi Iskandar Batubara adalah bagaimana kegiatan-kegiatan pelatihan yang memakan biaya, berlangsung serius dan bukan seremonial. Bahkan bila perlu, pemerintah menyiapkan sumber daya pelatih di bidangnya masing-masing untuk megedukasi perangkat desa.

“Jadi pendamping desa yang sudah ada selama ini, juga bisa terbantu dengan uluran tangan pemerintah menurunkan semacam mentor ya. Jadi pelatihan dengan jumlah ratusan orang, yang dibuka oleh kepala daerah, seperti dilakukan selama ini, kan merepotkan. Harus persiapan besar, yang biayanya mahal. Saya kira langkah-langkah yang lebih substansial sangat jauh lebih berguna daripada seremonial,” jelasnya.

Untuk itu, Dedi Iskandar Batubara menyampaikan apresiasi atas revisi UU Desa ini. Sekaligus mengharapkan agar kehadiran Pemerintah Desa membawa kemaslahatan bagi masyarakatnya, menuju desa yang mandiri.

Tidak hanya itu, sebelumnya Dedi Iskandar Batubara juga mengusulkan agar aspirasi terkait kejelasan status perangkat desa, yang perlu diperjuangkan hingga tertuang dalam Undang-Undang tentang Desa (revisi UU Nomor 6/2014 tentang Desa).

“Ini momentum yang tepat menurut saya, dalam rangka usulan perubahan Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa, yang sebelum ini tidak memperjelas status perangkat desa. Apakah mereka PNS, PPPK atau honor. Karenanya saya kira, revisi ini menjadi sangat strategis,” ujar Dedi Iskandar Batubara.(gus)

Prabowo Subianto Bantu Kaki Palsu Penyandang Disabilitas

KAKI PALSU: Prabowo Subianto menyerahkan kaki palsu dan pembiayaan perobatan lanjutan Nabila Febrianti dan belasan Penyandang Disabilitas (ist)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO- Ketua Barisan Pengusaha Pejuang (BPP) Labuhanbatu, Chepy Aditya mengapresiasi kebijakan Calon Presiden (Capres) RI, Prabowo Subianto menyerahkan kaki palsu dan pembiayaan perobatan lanjutan Nabila Febrianti, anak perempuan yang tertabrak truk saat menyelamatkan kucing di Kabupaten Labuhanbatu.

Chepy Aditya merasa terharu dengan kepedulian sosok Prabowo Subianto dalam membantu pengobatan Nabila sejak dibawa ke Jakarta hingga sampai sekarang.

“Ini bentuk sosok seseorang yang peduli dengan rakyatnya. Menyempatkan waktu di balik kesibukannya selama kampanye pilpres ada tetap hadir diantara orang yang membutuhkan. Bahwa, perhatian welas asih Prabowo kepada Nabila juga adalah simbolik kepribadiannya terhadap masyarakat kecil,” kata Chepy Aditya, Jumat 9 Februari 2024 di Rantaupapat.

Chepy mendapat informasi bersama belasan penyandang disabilitas lainnya, Nabila Febrianti mendapat perhatian empati dari Prabowo Subianto. Penyerahan kaki palsu dilakukan Kamis 8 Februari 2024 di Rumah Sakit Kemenhan RI Dr Suyoto. Nabila menjalani pengobatan dan pasca pengobatan selama 8 bulan di RS Suyoto.

Kaki Nabila bocah di Kabupaten Labuhanbatu ini harus diamputasi karena kakinya hancur terlindas truk saat menyelamatkan kucingnya di Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, pada 21 Juli 2023 lalu.

Saat kejadian, kucing peliharaan korban tiba-tiba berlari menyeberangi jalan. Korban pun sontak berlari untuk menyelamatkan kucingnya itu. Namun, naas, pada saat yang bersamaan, sebuah truk melintas hingga akhirnya melindas kaki korban.

Sosok Nabila Febrianti harus dilakukan perawatan lanjutan di Rumah Sakit milik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Dr Suyoto. Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) sempat menjenguk Prabowo Nabila ketika Sabtu (12/8/2023) itu.

Prabowo membawa boneka beruang coklat untuk Nabila. Dia pun menyampaikan kata-kata penyemangat untuk Nabila, serta memegang bahu Nabila. (fdh/ram)

Hormati Peran Pers, Prabowo Sosok yang Menjujung Tinggi Kebebasan Berpendapat

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Istimewa/Sumut Pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumatera Utara (Sumut), Ade Jona Prasetyo mengungkapkan, Prabowo Subianto merupakan sosok yang menghormati peran pers bagi masyarakat. Calon presiden nomor urut 02 itu sangat menjunjung tinggi nilai kebebasan berpendapat dan para jurnalis adalah pilar utamanya.

“Pak Prabowo sempat mengunjungi PWI pada 4 Januari silam. Ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan Hari Pers Nasional. Peran pers dalam memberikan informasi, memengaruhi masyarakat, mengedukasi masyarakat dan memberikan hiburan sangat vital,” ungkap pria yang akrab disapa Jona ini, Jumat (9/2/2024).

Pria yang maju di Pileg DPR RI Dapil Sumut 1, nomor urut 2 dari Partai Gerindra tersebut menjelaskan, Prabowo menjunjung tinggi pers yang bebas. Menurutnya, pasangan Gibran itu mengerti asas demokrasi. Sehingga kebebasan pers merupakan sebuah keniscayaan.

“Saya tahu betul Pak Prabowo maupun Mas Gibran. Keduanya sangat menjunjung tinggi kebebasan pers. Marah sekali beliau ini kalau tahu ada dengar pers yang dibungkam kebebasannya. Pokoknya untuk Pak Prabowo, kebebasan pers ini mutlak dan tidak bisa ditawar. Pers adalah bagian dari edukator primer, khususnya di era teknologi sekarang,” sebutnya.

Dia menambahkan, keyakinan dan semangat Prabowo merupakan tekad yang harus dijaga bersama. Jona juga bersedia menjadi bagian dari kebebasan demokrasi dengan cara mendorong kebebasan pers sebagai pahlawan demokrasi.

“Di mata Pak Prabowo, pers ini pahlawan demokrasi. Kami TKD Prabowo-Gibran Sumatera Utara dan para relawan sepakat akan hal ini. Di era teknologi ini pers punya peran besar untuk penyebaran informasi secara merata. Ini juga bagian dari patriotisme kita. Sebab, pers sudah diakomodasi oleh UU Nomor 40 tahun 1999. Bersama Prabowo-Gibran, Insya Allah kebebasan pers sebagai pilar demokrasi akan terus kita dorong,” tambahnya. (dwi/ram)