29 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

BKKBN Sumut Road Show Goes to Universitas Haji Sumatera Utara Sosialisasi Stunting dan Usia Pernikahan Ideal Bagi Remaja

SUMUTPOS.CO – BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut melaksanakan road show goes to Universitas Haji Sumatera Utara. Kegiatan diisi dengan kuliah umum sosialisasi stunting dan usia pernikahan ideal remaja

Road show pada 22 Juli lalu menghadirkan nara sumber Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng (deputi Pengendalian Penduduk Republik Indonesia). Demikian disampaikan Hermanto SE (kepala humas Universitas Haji Sumatera Utara) kepada Sumut Pos, Kamis (1/8).

Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng didampingi Dr Indra Murty Surbakti MA (direktur kerja sama pendidikan kependudukan BKKBN) memaparkan materi kuliah umum dihadapan 200 peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Haji Sumatera Utara.

Acara dibuka Rektor Universitas Haji Sumatera Utara Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD diwakili Bd Juita Sari SST SKM MKes (wakil rektor bidang akademik).

Bd Juita Sari SST SKM MKes mengucapkan terima kasih kepada nara sumber dan tim dari BKKBN yang hadir memberikan kuliah umum di Universitas Haji Sumatera Utara.

”Kita patut bersyukur karena Universitas Haji Sumatera Utara menjadi salah satu kampus di Sumut yang terpilih menjadi mitra BKKBN dalam pencegahan dan penanggulangan stunting,” kata wakil rektor.

Dalam kuliah umum, mahasiswa Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Sumatera Utara bertanya mengenai penanganan stunting sebaiknya dilakukan sebelum atau sesudah bayi dilahirkan?

Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng menyampaikan bahwa penanganan stunting dilakukan dengan cara kedua-duanya. Baik sebelum bayi lahir dan sesudah bayi dilahirkan.

Ada yang disebut dengan pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dapat dilakukan dari calon pengantin yang harus memiliki kesehatan yang maksimal. ”Usia pernikahan yang ideal bagi perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” ujarnya.

Sesuai data SKI 2023, Sumut berada di urutan sembilan dengan angka prevalensi stunting terendah se-Indonesia. Angka prevalensi Sumut tersebut juga berada di bawah angka prevalensi nasional yakni 21,5 persen.

Selama tahun 2023, Pemprovsu telah melakukan berbagai upaya kolaboratif untuk menekan angka stunting. Upaya tersebut berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,2 persen.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars BKKBN, sambutan wakil rektor, pemaparan materi dan tanya jawab.

Turut hadir dalam kuliah umum ini, Fitriani Fadillah SKep Ns MKep (wakil rektor bidang kemahasiswaan) dan Yetti Fauziah Silalahi SKep Ns MKep (dekan fakultas ilmu kesehatan). (dmp)

SUMUTPOS.CO – BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut melaksanakan road show goes to Universitas Haji Sumatera Utara. Kegiatan diisi dengan kuliah umum sosialisasi stunting dan usia pernikahan ideal remaja

Road show pada 22 Juli lalu menghadirkan nara sumber Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng (deputi Pengendalian Penduduk Republik Indonesia). Demikian disampaikan Hermanto SE (kepala humas Universitas Haji Sumatera Utara) kepada Sumut Pos, Kamis (1/8).

Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng didampingi Dr Indra Murty Surbakti MA (direktur kerja sama pendidikan kependudukan BKKBN) memaparkan materi kuliah umum dihadapan 200 peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Haji Sumatera Utara.

Acara dibuka Rektor Universitas Haji Sumatera Utara Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD diwakili Bd Juita Sari SST SKM MKes (wakil rektor bidang akademik).

Bd Juita Sari SST SKM MKes mengucapkan terima kasih kepada nara sumber dan tim dari BKKBN yang hadir memberikan kuliah umum di Universitas Haji Sumatera Utara.

”Kita patut bersyukur karena Universitas Haji Sumatera Utara menjadi salah satu kampus di Sumut yang terpilih menjadi mitra BKKBN dalam pencegahan dan penanggulangan stunting,” kata wakil rektor.

Dalam kuliah umum, mahasiswa Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Sumatera Utara bertanya mengenai penanganan stunting sebaiknya dilakukan sebelum atau sesudah bayi dilahirkan?

Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto MEng menyampaikan bahwa penanganan stunting dilakukan dengan cara kedua-duanya. Baik sebelum bayi lahir dan sesudah bayi dilahirkan.

Ada yang disebut dengan pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dapat dilakukan dari calon pengantin yang harus memiliki kesehatan yang maksimal. ”Usia pernikahan yang ideal bagi perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” ujarnya.

Sesuai data SKI 2023, Sumut berada di urutan sembilan dengan angka prevalensi stunting terendah se-Indonesia. Angka prevalensi Sumut tersebut juga berada di bawah angka prevalensi nasional yakni 21,5 persen.

Selama tahun 2023, Pemprovsu telah melakukan berbagai upaya kolaboratif untuk menekan angka stunting. Upaya tersebut berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,2 persen.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars BKKBN, sambutan wakil rektor, pemaparan materi dan tanya jawab.

Turut hadir dalam kuliah umum ini, Fitriani Fadillah SKep Ns MKep (wakil rektor bidang kemahasiswaan) dan Yetti Fauziah Silalahi SKep Ns MKep (dekan fakultas ilmu kesehatan). (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/