31.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Seminar Nasional Parade Bulan Merdeka Belajar Mewujudkan SDM Bermartabat dan Berwawasan Global

SUMUTPOS.CO – MEMERIAHKAN Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023, guru dan kepala SMK/SMA di Sumut menghadiri seminar nasional Parade Bulan Merdeka Belajar Mewujudkan SDM Bermartabat Berwawasan Global, Selasa (2/5).

Seminar nasional di Aula Tengku Rizal Nurdin pada Rumah Dinas Gubsu ini menghadirkan tiga guru besar yakni Prof Dr H Syahrin Harahap MA (UIN Sumatera Utara), Prof Dr Muryanto Amin MSi (USU) dan Prof Dr Syawal Gultom MPd (Unimed). Kemudian Dr Tarmidi Dadeh, Dr Dedi Saputra MA dan Fitri K Tandjung BSc. Sedangkan moderator Dr Joharis Lubis.

Kepala Dinas Pendidikan Provsu mengutarakan dalam Hardiknas digelar empat dialog pendidikan. Yakni dialog ruhaniyah pada 1 Mei 2023 dengan ziarah ke taman makam pahlawan yang teruji ketulusannya untuk kemerdekaan agar anak bangsa dapat merdeka belajar dan merdeka mengajar.

Setelah dialog aqliyah berupa seminar nasional 2 Mei, kepala Dinas Pendidikan Provsu juga mengagendakan dialog lintas generasi dengan tokoh senior pendidikan berusia 80 tahun. Tujuannya menggali ilmu dan pengalaman mewujudkan SDM bermartabat. Juga harapan terhadap pendidikan di Sumut.

”Tradisi sowan baik pada tokoh yang masih hidup maupun pada leluhur pejuang bangsa yang luar biasa jasanya pada pendidikan,” ujarnya.

Sedangkan acara puncak adalah dialog publik pendidikan, expo SMK, gebyar SMA dan pemberian apresiasi terhadap kepala sekolah inspiratif. Empat dialog ini ikhtiar dan upaya menuju pendidikan Sumut bermartabat,” kata Asren Nasution.

Kepala dinas mengapresiasi kehadiran semua pembicara seminar nasional. Menurut dia, dengan kemampuan daya pikir akademisi, praktisi, pengamat pendidikan dan media massa untuk merumuskan masa depan pendidikan Sumut.

Terkait Hardiknas, kepala Dinas Pendidikan Provsu menginginkan kesiapan seluruh komponen pendidikan untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didik di Sumut. ”Anak-anak sekolah agar melihat keseriusan guru dan kepala sekolah memikirkan mereka. Kita minta mereka untuk serius,” katanya.

Diakhir seminar, Dr H Asren Nasution berterima kasih pada pemateri dan peserta seminar nasional sebagai refleksi Hardiknas. ”Seminar ini penting dan strategis yang memberikan spirit baru untuk menatap masa depan pendidikan yang bermartabat,” imbuhnya.

Ia pun merinci bahwa lebih sepuluh ribu siswa SMA/SMK berhasil masuk perguruan tinggi negeri (PTN) berbasis prestasi. Torehan ini mengantarkan Sumut menjadi provinsi urutan keempat dengan siswa terbanyak masuk dibawah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Salah seorang pemateri, Prof Dr H Syahrin Nasution MA kepada Sumut Pos mengatakan bahwa meski ada tugas rutin administratif, guru tak hanya sebagai tenaga pengajar namun harus tetap menjadi pendidik.

Syahrin Harahap menambahkan bahwa pendidikan harus mengutamakan aplikasi dan aktualisasi daripada sekedar teori dan konsepsi. Kemudian dapat mengembangkan talenta.

Untuk itu, lanjut dia, perlu upaya-upaya sistematis meningkatkan ideologi keguruan dan ideologi kependidikan. Tenaga pendidik harus fokus pada ideologi kependidikan sebagai suatu kewajiban berkontribusi besar pada bangsa.

”Perlu adanya orientasi ideologi kependidikan. Harus ada debirokratisasi administrasi kependidikan. Kemudian ada political will pemerintah untuk mengembangkan talenta peserta didik sehingga guru sebagai moderator,” imbuhnya. (dmp)

SUMUTPOS.CO – MEMERIAHKAN Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023, guru dan kepala SMK/SMA di Sumut menghadiri seminar nasional Parade Bulan Merdeka Belajar Mewujudkan SDM Bermartabat Berwawasan Global, Selasa (2/5).

Seminar nasional di Aula Tengku Rizal Nurdin pada Rumah Dinas Gubsu ini menghadirkan tiga guru besar yakni Prof Dr H Syahrin Harahap MA (UIN Sumatera Utara), Prof Dr Muryanto Amin MSi (USU) dan Prof Dr Syawal Gultom MPd (Unimed). Kemudian Dr Tarmidi Dadeh, Dr Dedi Saputra MA dan Fitri K Tandjung BSc. Sedangkan moderator Dr Joharis Lubis.

Kepala Dinas Pendidikan Provsu mengutarakan dalam Hardiknas digelar empat dialog pendidikan. Yakni dialog ruhaniyah pada 1 Mei 2023 dengan ziarah ke taman makam pahlawan yang teruji ketulusannya untuk kemerdekaan agar anak bangsa dapat merdeka belajar dan merdeka mengajar.

Setelah dialog aqliyah berupa seminar nasional 2 Mei, kepala Dinas Pendidikan Provsu juga mengagendakan dialog lintas generasi dengan tokoh senior pendidikan berusia 80 tahun. Tujuannya menggali ilmu dan pengalaman mewujudkan SDM bermartabat. Juga harapan terhadap pendidikan di Sumut.

”Tradisi sowan baik pada tokoh yang masih hidup maupun pada leluhur pejuang bangsa yang luar biasa jasanya pada pendidikan,” ujarnya.

Sedangkan acara puncak adalah dialog publik pendidikan, expo SMK, gebyar SMA dan pemberian apresiasi terhadap kepala sekolah inspiratif. Empat dialog ini ikhtiar dan upaya menuju pendidikan Sumut bermartabat,” kata Asren Nasution.

Kepala dinas mengapresiasi kehadiran semua pembicara seminar nasional. Menurut dia, dengan kemampuan daya pikir akademisi, praktisi, pengamat pendidikan dan media massa untuk merumuskan masa depan pendidikan Sumut.

Terkait Hardiknas, kepala Dinas Pendidikan Provsu menginginkan kesiapan seluruh komponen pendidikan untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didik di Sumut. ”Anak-anak sekolah agar melihat keseriusan guru dan kepala sekolah memikirkan mereka. Kita minta mereka untuk serius,” katanya.

Diakhir seminar, Dr H Asren Nasution berterima kasih pada pemateri dan peserta seminar nasional sebagai refleksi Hardiknas. ”Seminar ini penting dan strategis yang memberikan spirit baru untuk menatap masa depan pendidikan yang bermartabat,” imbuhnya.

Ia pun merinci bahwa lebih sepuluh ribu siswa SMA/SMK berhasil masuk perguruan tinggi negeri (PTN) berbasis prestasi. Torehan ini mengantarkan Sumut menjadi provinsi urutan keempat dengan siswa terbanyak masuk dibawah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Salah seorang pemateri, Prof Dr H Syahrin Nasution MA kepada Sumut Pos mengatakan bahwa meski ada tugas rutin administratif, guru tak hanya sebagai tenaga pengajar namun harus tetap menjadi pendidik.

Syahrin Harahap menambahkan bahwa pendidikan harus mengutamakan aplikasi dan aktualisasi daripada sekedar teori dan konsepsi. Kemudian dapat mengembangkan talenta.

Untuk itu, lanjut dia, perlu upaya-upaya sistematis meningkatkan ideologi keguruan dan ideologi kependidikan. Tenaga pendidik harus fokus pada ideologi kependidikan sebagai suatu kewajiban berkontribusi besar pada bangsa.

”Perlu adanya orientasi ideologi kependidikan. Harus ada debirokratisasi administrasi kependidikan. Kemudian ada political will pemerintah untuk mengembangkan talenta peserta didik sehingga guru sebagai moderator,” imbuhnya. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/