SUMUTPOS.CO – DOSEN Universitas Medan Area (UMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Assoc Prof Dr Syafruddin Ritonga MAP menggelar sosialisasi pencegahan diabetes sedini mungkin di MIS dan SMP Terpadu Al-Ikhwan Tanjungmorawa (3/8).
Seminar kesehatan ini sebagai pembuka kegiatan Pertemuan Orangtua Murid dan Guru (POMG) MIS dan SMP Terpadu Al-Ikhwan di Jalan Lokasi Desa Bangunsari, Kecamatan Tanjungmorawa.
Assoc Prof Dr Syafruddin Ritonga MAP merupakan penderita diabetes selama 45 tahun yang rutin berbagi pengetahuan dan pengalaman agar penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin. Saat ini, ia diamanahi sebagai ketua Persatuan Diadetes (Persadia) Cabang Kota Medan.
Meski ada penyakit diabetes, Assoc Prof Dr Syafruddin Ritonga MAP tak mau berhenti berkarya nyata dengan beragam aktivitas pendidikan, sosial dan kemanusiaan. Ia saat jadi dosen di S1 Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, S2 Psikologi dan S2 Administrasi Publik UMA serta S3 Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sumatera Utara.
Mengawali paparannya, ia memutar vidio operasi amputasi kaki penderita diabetes. Operasi ini pilihan memilukan akibat penyakit gula tersebut.
”Siapa yang berisiko diabetes? Data dari riset Diabetes in Asia: Empowering Communities to Healthier Live (2020) diketahui bahwa sekitar 6,7 persen penduduk Indonesia menderita diabetes usia 20-79 tahun,” katanya.
Dari penelitian yang sama, lanjut Assoc Prof Dr Syafruddin Ritonga MAP, didapati 24,4 persen penduduk Indonesia mengalami kelebihan berat badan dimana 5,7 persen tergolong diabetes dan 22,8 persen berisiko terkena diabetes karena kurang aktivitas fisik,” paparnya.
Indonesia pun menjadi negara urutan kelima terbesar di dunia untuk jumlah penderita diabetes. Bila pendidikan Indonesia tak mampu menjaga mulut untuk makan dan minum tak terkontrol akan membawa Indonesia menjadi negara nomor satu untuk jumlah penderita diabetes terbesar di dunia.
Assoc Prof Dr Syafruddin Ritonga MAP berulangkali mengingatkan untuk tidak berprilaku sedentari atau bermalas-malasan. ”Menurut FM Voltaire: Setengah kehidupan kita mengorbankan kesehatan untuk mendapatkan uang. Setengah lainnya, mengorbankan uang untuk mendapatkan kembali kesehatan,” ungkapnya.
Dalam seminar yang diwarnai dengan sesi tanya jawab ini, pemateri juga menjabarkan tips pengobatan dan pencegahan diabetes. Antara lain mengikuti arahan dari edukasi, penyuluhan dan nasehat baik yang disampaikan dokter, tenaga kesehatan maupun pihak yang peduli pada kesehatan.
Kemudian memperhatikan pola makan bergizi dan seimbang, hidup aktif dan sehat, minum obat atau suntik serta kontrol gula darah. ”Mulailah dari keluarga. Diet makan perhatikan jadwal makan serta jumlah dan jenis makanan,” pesannya.
Salah satu materi yang jadi perhatian serius para orangtua murid adalah terkait edukasi dan intervensi dini mencegah diabetes pada generasi muda.
Prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dan mencapai dua per 100 ribu jiwa per Januari 2023. Ada 1.645 anak dengan diabetes tersebar di 13 kota di Indonesia termasuk Medan.
Sementara itu Ketua Yayasan Al-Karim MIS dan SMP Terpadu Al-Ikhwan Tanjungmorawa Siti Rahmah SPd MSi berterima kasih atas banyaknya pengetahuan dan pengalaman pada seminar kesehatan sehingga bisa menjadi bahan pembelajaran.
”Banyak informasi yang didapatkan orangtua murid tentang penyakit tersebut. Kita jadi paham apa yang ngak boleh dilakukan. Kita harus melek untuk hidup sehat dan terhindar dari diabetes. Peduli pada keluarga dan kesehatan,” ucap ketua yayasan.
Guna mengantisipasi berkembangnya diabetes pada anak, lanjut Siti Rahmah SPd MSi, pihaknya juga telah senantiasa mengingatkan anak murid dan pengelola kantin sekolah untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. (dmp)