32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Menteri Yasonna Dibesarkan UHN

istimewa
BERSAMA: Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H Laoly PhD yang juga mantan Dekan FH UHN Medan foto bersama dengan Sekretaris Yayasan UHN Pdt Dr Pintor M Sitanggang, Rektor UHN Dr Haposan Siallagan SH MH di Depan Aula Gedung FK UHN Medan, kemarin.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Yasonna H Laoly PhD merasa bangga karena dapat menimba ilmu di Universitas HKBP Nommensen Medan.

“Ini (UHN) adalah kampus yang membesarkan saya. Tidak mungkin saya bisa ke Amerika Serikat kuliah dan lulus program S3 kalau tidak karena UHN Medan,” jelas Menteri Yasonna sebelum memberikan kuliah umum dengan topik Pengawasan Tenaga Kerja Asing bagi ratusan mahasiswa UHN Medan di Aula Fakultas Kedokteran, belum lama ini.

“Saya dibesarkan oleh UHN Medan. Saya beruntung menjadi anak didik Prof Dr Amudi Pasaribu,” sambung pria lulusan Doktor Hukum North Charolina State University USA.

Mantan Dekan Fakultas Hukum UHN ini juga tak segan memuji anak didiknya, Dr Haposan Siallagan SH MH yang kini terpilih sebagai Rektor UHN Medan. Selain Rektor, Dekan Fakultas Hukum UHN sekarang, Jinner Sidauruk MH pun anak didiknya.

Yasonna berharap, program kerja Rektor UHN Medan harus mampu menjadikan UHN sebagai excellent of center dalam bidang pendidikan dengan berbagai keunggulan akademik. “Kita harapkan UHN ini adalah perguruan tinggi yang terus mendorong peningkatan SDM dalam bidang apapun dengan satu tujuan, berguna untuk bangsa dan negara kita tercinta ini. Saya sangat mengharapkan UHN Medan yang punya SDM bagus, kualifikasi dosen S2 dan S3. Bahkan guru besar, serta punya fasilitas gedung hebat, bisa menjadi PTS yang terbaik di Sumatera Utara ini. Untuk itu, berikan hati dan pikiran anda untuk UHN yang kita cintai ini,” tegas Yasonna.

Dia menambahkan, Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. “Pengawasan keimigrasian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan, mengolah serta menyajikan data informasi keimigrasian warga negara indonesia dan orang asing dalam rangka memastikan dipatuhinya ketentuan peraturan perundang undangan,” tegas dia.

Kata Yasonna, Direktorat Jenderal Imigrasi mengalami sejumlah kendala dalam pengawasan orang asing. Seperti, luas wilayah NKRI yang sulit dijangkau, terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, masih ada ego sektoral pemangku kepentingan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hokum keimigrasian, melemahnya rasa nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karenanya, Yasonna mengajak sejumlah kendala ini harus diatasi secaara bersama.

“UHN sangat kita harapkan juga mampu mengambil peran dengan cara yang sangat terdidik dan membangun,” tambah Yasonna.

Sebelum kuliah umum ini dimulai, Rektor UHN Medan, Dr Haposan Siallagan SH MH didampingi Sekretaris Yayasan UHN Medan Pdt Pintor M Sitanggang mengatakan, mereka sangat bangga pada Menkumham RI. “Semoga ke depan, Laoly Laoly yang baru segera menyusul sebagai sebuah bukti bahwa UHN Medan mampu berkontribusi dan bersumbangsih pada negara yang kita cintai ini,” tandas Rektor.

Pada kesempatan ini, FBS dan FH UHN melakukan penadantangan MoU dengan Kanwil Kemenkumham Sumut yang membidangi keimigrasian. Diungkapkan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly pada Kuliah Umum dengan tema ‘Pengawasan Keimigrasian Terhadap Tenaga Kerja Asing di Sumut’ di Universitas HKBP Nomensen di Medan, Jum’at (1/3) siang. “Kalau 10 juta TKA Cina datang, datangnya dari mana?. Dari langit?. Data kita 1 juta seluruh data lintas imigrasi.10 juta TKA serbu Indonesia, sudah pasti hoax itu,” ungkap Yasonna.

Yasonna mengatakan jumlah TKA dari berbagai negara bekerja di Indonesia, lebih sedikit dari pada jumlah Warga Indonesia yang bekerja di luar negeri. Salah satu WNI yang banyak bekerja di Malaysia.

“Indonesia mengirimkan orang asing, di Malaysia Indonesia 3 juta orang, Pendudukan Malaysia 70 jutaan. Di Hongkok, warga Indonesia 200 ribu lebih. Belum lagi, di Singapura dan belum lagi, di Amerika,” tutur Politis PDI-P. (ted/gus/azw)

istimewa
BERSAMA: Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H Laoly PhD yang juga mantan Dekan FH UHN Medan foto bersama dengan Sekretaris Yayasan UHN Pdt Dr Pintor M Sitanggang, Rektor UHN Dr Haposan Siallagan SH MH di Depan Aula Gedung FK UHN Medan, kemarin.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Yasonna H Laoly PhD merasa bangga karena dapat menimba ilmu di Universitas HKBP Nommensen Medan.

“Ini (UHN) adalah kampus yang membesarkan saya. Tidak mungkin saya bisa ke Amerika Serikat kuliah dan lulus program S3 kalau tidak karena UHN Medan,” jelas Menteri Yasonna sebelum memberikan kuliah umum dengan topik Pengawasan Tenaga Kerja Asing bagi ratusan mahasiswa UHN Medan di Aula Fakultas Kedokteran, belum lama ini.

“Saya dibesarkan oleh UHN Medan. Saya beruntung menjadi anak didik Prof Dr Amudi Pasaribu,” sambung pria lulusan Doktor Hukum North Charolina State University USA.

Mantan Dekan Fakultas Hukum UHN ini juga tak segan memuji anak didiknya, Dr Haposan Siallagan SH MH yang kini terpilih sebagai Rektor UHN Medan. Selain Rektor, Dekan Fakultas Hukum UHN sekarang, Jinner Sidauruk MH pun anak didiknya.

Yasonna berharap, program kerja Rektor UHN Medan harus mampu menjadikan UHN sebagai excellent of center dalam bidang pendidikan dengan berbagai keunggulan akademik. “Kita harapkan UHN ini adalah perguruan tinggi yang terus mendorong peningkatan SDM dalam bidang apapun dengan satu tujuan, berguna untuk bangsa dan negara kita tercinta ini. Saya sangat mengharapkan UHN Medan yang punya SDM bagus, kualifikasi dosen S2 dan S3. Bahkan guru besar, serta punya fasilitas gedung hebat, bisa menjadi PTS yang terbaik di Sumatera Utara ini. Untuk itu, berikan hati dan pikiran anda untuk UHN yang kita cintai ini,” tegas Yasonna.

Dia menambahkan, Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. “Pengawasan keimigrasian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan, mengolah serta menyajikan data informasi keimigrasian warga negara indonesia dan orang asing dalam rangka memastikan dipatuhinya ketentuan peraturan perundang undangan,” tegas dia.

Kata Yasonna, Direktorat Jenderal Imigrasi mengalami sejumlah kendala dalam pengawasan orang asing. Seperti, luas wilayah NKRI yang sulit dijangkau, terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, masih ada ego sektoral pemangku kepentingan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hokum keimigrasian, melemahnya rasa nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karenanya, Yasonna mengajak sejumlah kendala ini harus diatasi secaara bersama.

“UHN sangat kita harapkan juga mampu mengambil peran dengan cara yang sangat terdidik dan membangun,” tambah Yasonna.

Sebelum kuliah umum ini dimulai, Rektor UHN Medan, Dr Haposan Siallagan SH MH didampingi Sekretaris Yayasan UHN Medan Pdt Pintor M Sitanggang mengatakan, mereka sangat bangga pada Menkumham RI. “Semoga ke depan, Laoly Laoly yang baru segera menyusul sebagai sebuah bukti bahwa UHN Medan mampu berkontribusi dan bersumbangsih pada negara yang kita cintai ini,” tandas Rektor.

Pada kesempatan ini, FBS dan FH UHN melakukan penadantangan MoU dengan Kanwil Kemenkumham Sumut yang membidangi keimigrasian. Diungkapkan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly pada Kuliah Umum dengan tema ‘Pengawasan Keimigrasian Terhadap Tenaga Kerja Asing di Sumut’ di Universitas HKBP Nomensen di Medan, Jum’at (1/3) siang. “Kalau 10 juta TKA Cina datang, datangnya dari mana?. Dari langit?. Data kita 1 juta seluruh data lintas imigrasi.10 juta TKA serbu Indonesia, sudah pasti hoax itu,” ungkap Yasonna.

Yasonna mengatakan jumlah TKA dari berbagai negara bekerja di Indonesia, lebih sedikit dari pada jumlah Warga Indonesia yang bekerja di luar negeri. Salah satu WNI yang banyak bekerja di Malaysia.

“Indonesia mengirimkan orang asing, di Malaysia Indonesia 3 juta orang, Pendudukan Malaysia 70 jutaan. Di Hongkok, warga Indonesia 200 ribu lebih. Belum lagi, di Singapura dan belum lagi, di Amerika,” tutur Politis PDI-P. (ted/gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/