31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

PTS se-Sumut Pilih Tetap Belajar Daring

Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD.
Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung, disikapi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Sumatera Utara dengan tetap memberlakukan sistim belajar dalam jaringan (daring). Sistem belajar daring rencananya tetap digelar hingga semester gasal (ganjil) tahun ajaran 2020/2021.

“PTS tidak terpengaruh dengan sistim belajar yang diberlakukan di PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Biasanya PTN lebih dahulu aktif kuliah dibandingkan PTS. PTS menyusul setelah PTN aktif. Saat ini kita masih menerapkan belajar daring seperti peraturan sebelumnya. Belum ada perubahan. Jadi masih aman (dari Covid-19, Red),” ujar Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD, kepada Sumut Pos di Medan,” Senin (3/8).

Sebisa mungkin, lanjutnya, kampus menggunakan jalur online untuk kuliah teori. Begitu juga untuk praktikum dan praktik lapangan. “Jika tidak bisa dan harus tatap muka (luring), maka protokol kesehatan diberlakukan secara ketat,” tegasnya.

Hasil observasi pihaknya, pada semester lalu, 90 persen PTS di Sumut menggunakan sistem belajar daring. Hanya beberapa saja yang kuliahnya menggunakan luring, itupun hanya saat praktikum dan praktik lapangan.

“Kita siap ikuti peraturan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), agar mahasiswa dan mahasiswi serta para dosen tidak terdampak Covid-19,” sebutnya.

Kuliah PTS semester gasal tahun ajaran 2020/2021 mulai aktif pada Agustus atau September. Sedangkan kuliah praktik lapangan atau praktikum dimundurkan di akhir semester. “Jika harus menggelar kuliah praktikum dengan tatap muka di kampus, protokol kesehatan dilakukan dan disusun secara lengkap. Ini juga berlaku untuk penerimaan mahasiswa baru,” tukasnya.

Guru Datangi Rumah Siswa

Masih tentang sistem belajar-mengajar pada masa pendemi Covid-19, seluruh sekolah di Sumatera Utara belum diizinkan untuk menggelar belajar tatap muka. Semua mesti daring. Kendalanya, masih ada siswa yang orang tuanya tidak memiliki handphone android.

Hal itu dirasakan oleh sejumlah siswa-siswa di SMP Negeri 29 Medan, yang beralamat di Jalan Benteng Hulu, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Ada sekitar 7 persen dari total keseluruhan siswa tidak bisa mengikuti belajar secara online. Apa solusinya?

“Dengan kondisi itu, guru berinisiatif mendatangi rumah para pelajar dimaksud. Jaraknya ggak gitu jauh, karena lingkungan sekolah kita itu rumah guru dan siswanya dekat-dekatan. Ada di Perumnas, ada Bandar Setia,” kata Kepala SMP Negeri 29 Medan, Masraya, kemarin. Tujuannya, agar para siswa tidak ketinggalan mengikuti pelajaran.

Untuk menghemat waktu, guru mengumpulkan sejumlah siswa yang tidak memiliki smartphone, di salahsatu rumah siswa. “Kalau guru yang mendatangi rumah siswa, biasanya sekaligus dua- tiga orang. Di sana, guru menerangkan pelajaran serta memberi tugas,” sebut Masraya.

Inisiatif para guru ini lantaran mengetahui kondisi ekonomi orangtua siswa yang didatanginya. Maklum, sebagian pelajar di sana berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah.

“Kadang- kadang pagi jam 4 subuh, orang tuanya udah pergi kerja. Jadi mereka didatangi guru biar si anak nggak main-main,” tutur Masyara. Namun rumah siswa yang didatangi guru difokuskan untuk para pelajar kelas VII, yang baru saja duduk di bangku SMP. (mag-1/gus)

Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD.
Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung, disikapi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Sumatera Utara dengan tetap memberlakukan sistim belajar dalam jaringan (daring). Sistem belajar daring rencananya tetap digelar hingga semester gasal (ganjil) tahun ajaran 2020/2021.

“PTS tidak terpengaruh dengan sistim belajar yang diberlakukan di PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Biasanya PTN lebih dahulu aktif kuliah dibandingkan PTS. PTS menyusul setelah PTN aktif. Saat ini kita masih menerapkan belajar daring seperti peraturan sebelumnya. Belum ada perubahan. Jadi masih aman (dari Covid-19, Red),” ujar Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD, kepada Sumut Pos di Medan,” Senin (3/8).

Sebisa mungkin, lanjutnya, kampus menggunakan jalur online untuk kuliah teori. Begitu juga untuk praktikum dan praktik lapangan. “Jika tidak bisa dan harus tatap muka (luring), maka protokol kesehatan diberlakukan secara ketat,” tegasnya.

Hasil observasi pihaknya, pada semester lalu, 90 persen PTS di Sumut menggunakan sistem belajar daring. Hanya beberapa saja yang kuliahnya menggunakan luring, itupun hanya saat praktikum dan praktik lapangan.

“Kita siap ikuti peraturan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), agar mahasiswa dan mahasiswi serta para dosen tidak terdampak Covid-19,” sebutnya.

Kuliah PTS semester gasal tahun ajaran 2020/2021 mulai aktif pada Agustus atau September. Sedangkan kuliah praktik lapangan atau praktikum dimundurkan di akhir semester. “Jika harus menggelar kuliah praktikum dengan tatap muka di kampus, protokol kesehatan dilakukan dan disusun secara lengkap. Ini juga berlaku untuk penerimaan mahasiswa baru,” tukasnya.

Guru Datangi Rumah Siswa

Masih tentang sistem belajar-mengajar pada masa pendemi Covid-19, seluruh sekolah di Sumatera Utara belum diizinkan untuk menggelar belajar tatap muka. Semua mesti daring. Kendalanya, masih ada siswa yang orang tuanya tidak memiliki handphone android.

Hal itu dirasakan oleh sejumlah siswa-siswa di SMP Negeri 29 Medan, yang beralamat di Jalan Benteng Hulu, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan. Ada sekitar 7 persen dari total keseluruhan siswa tidak bisa mengikuti belajar secara online. Apa solusinya?

“Dengan kondisi itu, guru berinisiatif mendatangi rumah para pelajar dimaksud. Jaraknya ggak gitu jauh, karena lingkungan sekolah kita itu rumah guru dan siswanya dekat-dekatan. Ada di Perumnas, ada Bandar Setia,” kata Kepala SMP Negeri 29 Medan, Masraya, kemarin. Tujuannya, agar para siswa tidak ketinggalan mengikuti pelajaran.

Untuk menghemat waktu, guru mengumpulkan sejumlah siswa yang tidak memiliki smartphone, di salahsatu rumah siswa. “Kalau guru yang mendatangi rumah siswa, biasanya sekaligus dua- tiga orang. Di sana, guru menerangkan pelajaran serta memberi tugas,” sebut Masraya.

Inisiatif para guru ini lantaran mengetahui kondisi ekonomi orangtua siswa yang didatanginya. Maklum, sebagian pelajar di sana berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah.

“Kadang- kadang pagi jam 4 subuh, orang tuanya udah pergi kerja. Jadi mereka didatangi guru biar si anak nggak main-main,” tutur Masyara. Namun rumah siswa yang didatangi guru difokuskan untuk para pelajar kelas VII, yang baru saja duduk di bangku SMP. (mag-1/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/