26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nias Paling Sulit Belajar Gunakan Daring

BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19. Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai Juli mendatang. Pembelajaran tatap muka hanya dibolehkan di daerah zona hijau.
Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) mengatakan, belajar dari rumah melalui jaringan online (daring) merupakan satu-satunya bagi siswa yang melaksanakan pendidikan. Baik siswa yang naik kelas dan siswa baru tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sumut untuk tahun ajaran 2020/2021.

Hal itu dikatakan Kabid SMA Disdik Sumut, Ihsan Lubis, yang diwakili Staf Bidang Kurikulum SMA Disdik Sumut, Maripa Manulang kepada Sumut Pos di Medan, Selasa (4/8).

Namun, kata Maripa, hal ini tidak menutup kemungkinan dengan banyaknya kendala tang dihadapu. “Untuk kendala saat ini yang dikeluhkan masyarakat adalah dalam hal memenuhi jaringan internet, sementara di masa Covid-19, pendapatan orangtua siswà mulai berkurang, bahkan ada yang menganggur (putus pendapatan) sama sekali,” ujarnya.

Memang, lanjutnya, untuk proses belajar daring seperti saat ini, merupakan sistim belajar yang maksimal buat anak-anak usia sekolah, yang masih rentan terhadap penularan Covid-19. “Sehingga, dengan sistim belajar daring, penularan virus ini lebih bisa diminimalisir,” ucapnya.

Sedangkan, tambah Maripa, solusi bagi anak yang tidak ada jaringan. Terutama anak-anak yang berdomisili di Nias adalah dengan cara, si anak harus datang ke kota agar mendapatkan jaringan internet untuk belajar secara daring. Pihaknya selalu memberikan dukungan atau motivasi bagi anak-anak agar tetap semangat untuk belajar. “Ini adalah kendala yang paling sulit, sebab kita juga belum dapat memecahkan permasalahan tersebut,” ungkapnya.

Menurutnya, kendala ini juga sama dengan waktu pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Tetapi, jenjang SMA/ SMK ini kebanyakan di kota, kecuali tingkat SD dan SMP yang kebanyakan di desa.
“Jika memang ada keinginan dan niat belajar, saya rasa tidak adà masalah bagi anak-anak untuk datang ke kota buat belajar daring. Memang pasti melelahkan, tapi mau bagaimana lagi, ini demi peraturan untuk memutuskan penularan Covid-19,” imbuhnya.

Ia mengùngkapkan, belum bisa memastikan sampai kapan peraturan daring ini berlangsung, sebab ini adalah wewenang dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provsu dan Pusat, serta wewenang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).

“Kita hanya bisa berikan solusi untuk anak-anak belajar daring, dengan adanya bantuan dana pulsa dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan ini sama dengan dana BOS sebelumnya di awal tahun 2020 lalu. Dan itu juga sesuai peraturan dari pusat,” pungkasnya. (mag-1/azw)

BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19. Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai Juli mendatang. Pembelajaran tatap muka hanya dibolehkan di daerah zona hijau.
Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) mengatakan, belajar dari rumah melalui jaringan online (daring) merupakan satu-satunya bagi siswa yang melaksanakan pendidikan. Baik siswa yang naik kelas dan siswa baru tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sumut untuk tahun ajaran 2020/2021.

Hal itu dikatakan Kabid SMA Disdik Sumut, Ihsan Lubis, yang diwakili Staf Bidang Kurikulum SMA Disdik Sumut, Maripa Manulang kepada Sumut Pos di Medan, Selasa (4/8).

Namun, kata Maripa, hal ini tidak menutup kemungkinan dengan banyaknya kendala tang dihadapu. “Untuk kendala saat ini yang dikeluhkan masyarakat adalah dalam hal memenuhi jaringan internet, sementara di masa Covid-19, pendapatan orangtua siswà mulai berkurang, bahkan ada yang menganggur (putus pendapatan) sama sekali,” ujarnya.

Memang, lanjutnya, untuk proses belajar daring seperti saat ini, merupakan sistim belajar yang maksimal buat anak-anak usia sekolah, yang masih rentan terhadap penularan Covid-19. “Sehingga, dengan sistim belajar daring, penularan virus ini lebih bisa diminimalisir,” ucapnya.

Sedangkan, tambah Maripa, solusi bagi anak yang tidak ada jaringan. Terutama anak-anak yang berdomisili di Nias adalah dengan cara, si anak harus datang ke kota agar mendapatkan jaringan internet untuk belajar secara daring. Pihaknya selalu memberikan dukungan atau motivasi bagi anak-anak agar tetap semangat untuk belajar. “Ini adalah kendala yang paling sulit, sebab kita juga belum dapat memecahkan permasalahan tersebut,” ungkapnya.

Menurutnya, kendala ini juga sama dengan waktu pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Tetapi, jenjang SMA/ SMK ini kebanyakan di kota, kecuali tingkat SD dan SMP yang kebanyakan di desa.
“Jika memang ada keinginan dan niat belajar, saya rasa tidak adà masalah bagi anak-anak untuk datang ke kota buat belajar daring. Memang pasti melelahkan, tapi mau bagaimana lagi, ini demi peraturan untuk memutuskan penularan Covid-19,” imbuhnya.

Ia mengùngkapkan, belum bisa memastikan sampai kapan peraturan daring ini berlangsung, sebab ini adalah wewenang dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provsu dan Pusat, serta wewenang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).

“Kita hanya bisa berikan solusi untuk anak-anak belajar daring, dengan adanya bantuan dana pulsa dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan ini sama dengan dana BOS sebelumnya di awal tahun 2020 lalu. Dan itu juga sesuai peraturan dari pusat,” pungkasnya. (mag-1/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/