31 C
Medan
Wednesday, August 21, 2024

Dosen UMN Al-Washliyah Berdayakan Masyarakat Melalui Program Hibah DRTPM 2024 Kemendikbudristek

SUMUTPOS.CO – DOSEN Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Nusantara (FEB UMN) Al-Washliyah mengucapkan terima kasih atas dukungan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek atas program skema Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) anggaran 2024.

Ucapan serupa juga disampaikan kepada Rektor UMN Al-Washliyah Dr H Firmansyah MSi dan Kepala Lembaga Pengabdian dan Inovasi Masyarakat (LPIM) UMN Al-Washliyah Dr Alistraja Dison Silalahi MSiatas dukungan pada kegiatan PKM pemberian bantuan peralatan untuk ektraksi propolis.

Bantuan berupa shaker incubator untuk pencampuran propolis mentah dengan etanol. Kemudian seperangkat alat penunjang proses produksi ekstrak propolis kelompok Sapo Ben Ben Desa Batu Jong Jong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Tim PKM UMN Al-Washliyah ini dipimpin Dr Yayuk Yuliana MSi beserta anggota Yayuk Putri Rahayu SSi MSi dan Diana Sopha SS MHum serta melibatkan dua orang mahasiswa.

Kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (7/8/), Ketua Tim PKM UMN Al-Washliyah Dr Yayuk Yuliana MSi menyampaikan bahwa persoalan yang dihadapi kelompok Sapo Ben Ben adalah masalah produksi yaitu proses ekstraksi propolis yang memerlukan pengetahuan dasar pengelolaan laboratorium sederhana.

”Mitra perlu mendapatkan pelatihan pengelolaan dasar laboratorium dan proses ektraksi propolis dari bahan mentah menjadi ekstrak propolis yang bisa dimanfaatkan atau dikonsumsi. Berbagai peralatan dan bahan yang dibutuhkan juga tidak semua bisa dengan mudah dicari dipasaran,” katanya.

Dr Yayuk Yuliana MSi menerangkan bahwa masyarakat Desa Batu Jong-Jong pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Sejak tahun 2017 juga mulai membudidayakan lebah madu tanpa sengat atau yang dikenal dengan jenis trigona. Atau dalam bahasa Karo disebut benben.

Para pembudidaya trigona di Desa Batu Jong-Jong tergabung dalam Kelompok Sapo Ben Ben. Saat ini para pembudidaya trigona masih terfokus pada produk madu yang dihasilkan.

”Lem atau propolis mentah dibuat dari getah yang dikumpulkan pekerja dari pucuk-pucuk pohon tertentu. Selanjutnya, getah ini diproses dalam mulut lebah sehingga menghasilkan lem,” urai Dr Yayuk Yuliana MSi.

Propolis, jelas ketua Tim PKM UMN Al-Washliyah, mengandung antioksidan alami seperti asam fenolik dan flavonoid (Kurek-Górecka et al. 2014). Sejak zaman dulu, propolis sudah digunakan sebagai herbal.

”Propolis mampu melawan efek stres antioksidan yang mendasari banyak penyakit. Seperti kanker, diabetes dan aterosklerosis serta hipertensi (Kadek Desi Lasminiati and Rini Noviyani 2023),” ujarnya.

Propolis hasil ekstraksi kerap diolah menjadi suplemen atau bahkan menjadi produk yang dioleskan langsung ke kulit. ”Melalui PKM dan sosialisasi pengabdian masyarakat, Kelompok Sapo Ben Ben berkolaborasi dengan Tim PKM FEB UMN Al-Washliyah.

Dalam hasil observasi Dr Yayuk Yuliana MSi beserta tim menemukan kelompok ini belum mampu memproduksi ekstrak propolis karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan. ”Hasil PKM, mitra berhasil meningkatkan kuantitas dan pengetahuan proses pengolahan propolis mentah menjadi ekstrak propolis,” katanya.

Pelaksanaan PKM ini dimonitoring dan dievaluasi langsung atau Monev lapangan oleh Kepala LPIM UMN Al-Washliyah Dr Alistraja Dison Silalahi MSi beserta jajaran.

PKM ini, kata Dr Alistraja Dison Silalahi MSi, diharap berdampak positif pada bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Batu Jong-jong. ”UMN Al-Washliyah harus dapat memberi manfaat dan bersinergi dengan masyarakat melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi,” ucapnya.

Kepala desa pun sangat mengapresiasi kegiatan PKM UMN Al-Washliyah mendukung pengembangan UMKM usaha pemanfaatan propolis mentah di lokasi mitra. ”Semoga sinergisitas ini tetap terjalin dimasa depan,” katanya. (dmp)

SUMUTPOS.CO – DOSEN Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Nusantara (FEB UMN) Al-Washliyah mengucapkan terima kasih atas dukungan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek atas program skema Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) anggaran 2024.

Ucapan serupa juga disampaikan kepada Rektor UMN Al-Washliyah Dr H Firmansyah MSi dan Kepala Lembaga Pengabdian dan Inovasi Masyarakat (LPIM) UMN Al-Washliyah Dr Alistraja Dison Silalahi MSiatas dukungan pada kegiatan PKM pemberian bantuan peralatan untuk ektraksi propolis.

Bantuan berupa shaker incubator untuk pencampuran propolis mentah dengan etanol. Kemudian seperangkat alat penunjang proses produksi ekstrak propolis kelompok Sapo Ben Ben Desa Batu Jong Jong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Tim PKM UMN Al-Washliyah ini dipimpin Dr Yayuk Yuliana MSi beserta anggota Yayuk Putri Rahayu SSi MSi dan Diana Sopha SS MHum serta melibatkan dua orang mahasiswa.

Kepada Sumut Pos di Medan, Rabu (7/8/), Ketua Tim PKM UMN Al-Washliyah Dr Yayuk Yuliana MSi menyampaikan bahwa persoalan yang dihadapi kelompok Sapo Ben Ben adalah masalah produksi yaitu proses ekstraksi propolis yang memerlukan pengetahuan dasar pengelolaan laboratorium sederhana.

”Mitra perlu mendapatkan pelatihan pengelolaan dasar laboratorium dan proses ektraksi propolis dari bahan mentah menjadi ekstrak propolis yang bisa dimanfaatkan atau dikonsumsi. Berbagai peralatan dan bahan yang dibutuhkan juga tidak semua bisa dengan mudah dicari dipasaran,” katanya.

Dr Yayuk Yuliana MSi menerangkan bahwa masyarakat Desa Batu Jong-Jong pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Sejak tahun 2017 juga mulai membudidayakan lebah madu tanpa sengat atau yang dikenal dengan jenis trigona. Atau dalam bahasa Karo disebut benben.

Para pembudidaya trigona di Desa Batu Jong-Jong tergabung dalam Kelompok Sapo Ben Ben. Saat ini para pembudidaya trigona masih terfokus pada produk madu yang dihasilkan.

”Lem atau propolis mentah dibuat dari getah yang dikumpulkan pekerja dari pucuk-pucuk pohon tertentu. Selanjutnya, getah ini diproses dalam mulut lebah sehingga menghasilkan lem,” urai Dr Yayuk Yuliana MSi.

Propolis, jelas ketua Tim PKM UMN Al-Washliyah, mengandung antioksidan alami seperti asam fenolik dan flavonoid (Kurek-Górecka et al. 2014). Sejak zaman dulu, propolis sudah digunakan sebagai herbal.

”Propolis mampu melawan efek stres antioksidan yang mendasari banyak penyakit. Seperti kanker, diabetes dan aterosklerosis serta hipertensi (Kadek Desi Lasminiati and Rini Noviyani 2023),” ujarnya.

Propolis hasil ekstraksi kerap diolah menjadi suplemen atau bahkan menjadi produk yang dioleskan langsung ke kulit. ”Melalui PKM dan sosialisasi pengabdian masyarakat, Kelompok Sapo Ben Ben berkolaborasi dengan Tim PKM FEB UMN Al-Washliyah.

Dalam hasil observasi Dr Yayuk Yuliana MSi beserta tim menemukan kelompok ini belum mampu memproduksi ekstrak propolis karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan. ”Hasil PKM, mitra berhasil meningkatkan kuantitas dan pengetahuan proses pengolahan propolis mentah menjadi ekstrak propolis,” katanya.

Pelaksanaan PKM ini dimonitoring dan dievaluasi langsung atau Monev lapangan oleh Kepala LPIM UMN Al-Washliyah Dr Alistraja Dison Silalahi MSi beserta jajaran.

PKM ini, kata Dr Alistraja Dison Silalahi MSi, diharap berdampak positif pada bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Batu Jong-jong. ”UMN Al-Washliyah harus dapat memberi manfaat dan bersinergi dengan masyarakat melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi,” ucapnya.

Kepala desa pun sangat mengapresiasi kegiatan PKM UMN Al-Washliyah mendukung pengembangan UMKM usaha pemanfaatan propolis mentah di lokasi mitra. ”Semoga sinergisitas ini tetap terjalin dimasa depan,” katanya. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/