32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Siswa Membayar Perbaikan Listrik Rp198 Juta

MEDAN- Perbaikan instalasi listrik di SMAN7 Medan menghabiskan biaya senilai Rp198 juta, yang seluruh biayanya dibebankan kepada seluruh siswa.

Tingginya anggaran perbaikan instlasai tersebut,  mengharuskan setiap siswa  membayar Rp165 ribu.
Hal ini diakui kepala SMN7 Muhammad Daud, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/12).

Menurutnya, pengutipan dilakukan berdasarkan hasil musyawarah komite sekolah dan pihak wali murid yang diketahui pihak sekolah. “Besaran nilai yang diminta terhadap siswa sebesar 165 ribu, merupakan kebijakan komite sekolah dan wali murid sesuai besaran nilai perbaikan instalasi listrik,” ungkap Daud.

Menurut Daud, tahun sebelumnya, pihak komite juga telah meminta sumbangan terhadap siswa yang telah tamat, dan terkumpul biaya sebesar Rp30 juta.

Untuk kekurangan dsekitar Rp165 juta lebih, maka pihak komite sekolah mengambil kebijakan dengan mengutip setiap siswa sebesar Rp165 ribu.

“Selain sumbangan dari siswa yang telah tamat, sejauh ini sekitar 940 siswa yang telah membayar, dari 1000 lebih jumlah siswa SMN7 yang aktif. Diperkirakan kekurangan sekitar 25 juta lagi. Akan tetapi sejak Senin (5/12) telah dimulai untuk pengerjaan listrik baru dan diharapkan dua minggu kedepan bisa selesai,”terangnya.

Menurut pengakuan Daud, instlasi listrik tidak ada yang berfungsi(kadaluwarsa) akibat  banyaknya kabel yg terbakar, sejak 2009 lalu. Untuk alternatif, lanjutnya, dibuat jaringan darurat,  untuk penerangan ruang kepala sekolah, tata usaha, dan sebahagian ruang kelas.

Daud juga mengaku jika pihaknya telah mengajukan proposal ke Pemko Medan melalui Disdik sejak lima bulan lalu, namun belum juga ditanggapi. “Melihat kondisi itu, pengurus komite memutuskan melakukan musyawarah dengan wali murid yang diketahui pihak sekolah. Dalam pertemuan tersebut, dihasilkan nilai pembayaran yang harus disediakan siswa untuk perbaikan instalasi, dan kekurangan lainnya, dengan mencari stakeholder,” terangnya.

Namun Daud membantah terkait adanya bentuk paksaan yang dilakukan pihak sekolah yang tidak mengizinkan siswa mengikuti ujian mid semester, bagi yang tidak membayar uang perbaikan listrik.

Namun hal ini dibantah wali murid, Ismed Lubis,  yang anaknya tidak diperbolehkan mengikuti ujian sebelum melunasi uang iuran listrik tersebut. “Memang anak saya kemarin (bulan Mei) diperbolehkan ujian mid semester, tapi harus membuat perjanjian terlebih dahulu untuk melunasinya pada bulan Oktober.

Penegasan ini dilakukan agar anak saya bisa mengikuti ujian semester yang berlangsung pada hari kamis (8/12) nanti. Makanya saya datang kesekolah ini untuk memastikan apakah anak saya bisa ujian karena belum membayar iuran listrik tersebut,” ucap Ismed, yang turut  hadir di ruang kepala SMAN7.(uma)

MEDAN- Perbaikan instalasi listrik di SMAN7 Medan menghabiskan biaya senilai Rp198 juta, yang seluruh biayanya dibebankan kepada seluruh siswa.

Tingginya anggaran perbaikan instlasai tersebut,  mengharuskan setiap siswa  membayar Rp165 ribu.
Hal ini diakui kepala SMN7 Muhammad Daud, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/12).

Menurutnya, pengutipan dilakukan berdasarkan hasil musyawarah komite sekolah dan pihak wali murid yang diketahui pihak sekolah. “Besaran nilai yang diminta terhadap siswa sebesar 165 ribu, merupakan kebijakan komite sekolah dan wali murid sesuai besaran nilai perbaikan instalasi listrik,” ungkap Daud.

Menurut Daud, tahun sebelumnya, pihak komite juga telah meminta sumbangan terhadap siswa yang telah tamat, dan terkumpul biaya sebesar Rp30 juta.

Untuk kekurangan dsekitar Rp165 juta lebih, maka pihak komite sekolah mengambil kebijakan dengan mengutip setiap siswa sebesar Rp165 ribu.

“Selain sumbangan dari siswa yang telah tamat, sejauh ini sekitar 940 siswa yang telah membayar, dari 1000 lebih jumlah siswa SMN7 yang aktif. Diperkirakan kekurangan sekitar 25 juta lagi. Akan tetapi sejak Senin (5/12) telah dimulai untuk pengerjaan listrik baru dan diharapkan dua minggu kedepan bisa selesai,”terangnya.

Menurut pengakuan Daud, instlasi listrik tidak ada yang berfungsi(kadaluwarsa) akibat  banyaknya kabel yg terbakar, sejak 2009 lalu. Untuk alternatif, lanjutnya, dibuat jaringan darurat,  untuk penerangan ruang kepala sekolah, tata usaha, dan sebahagian ruang kelas.

Daud juga mengaku jika pihaknya telah mengajukan proposal ke Pemko Medan melalui Disdik sejak lima bulan lalu, namun belum juga ditanggapi. “Melihat kondisi itu, pengurus komite memutuskan melakukan musyawarah dengan wali murid yang diketahui pihak sekolah. Dalam pertemuan tersebut, dihasilkan nilai pembayaran yang harus disediakan siswa untuk perbaikan instalasi, dan kekurangan lainnya, dengan mencari stakeholder,” terangnya.

Namun Daud membantah terkait adanya bentuk paksaan yang dilakukan pihak sekolah yang tidak mengizinkan siswa mengikuti ujian mid semester, bagi yang tidak membayar uang perbaikan listrik.

Namun hal ini dibantah wali murid, Ismed Lubis,  yang anaknya tidak diperbolehkan mengikuti ujian sebelum melunasi uang iuran listrik tersebut. “Memang anak saya kemarin (bulan Mei) diperbolehkan ujian mid semester, tapi harus membuat perjanjian terlebih dahulu untuk melunasinya pada bulan Oktober.

Penegasan ini dilakukan agar anak saya bisa mengikuti ujian semester yang berlangsung pada hari kamis (8/12) nanti. Makanya saya datang kesekolah ini untuk memastikan apakah anak saya bisa ujian karena belum membayar iuran listrik tersebut,” ucap Ismed, yang turut  hadir di ruang kepala SMAN7.(uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/