SUMUTPOS.CO – Para siswa jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ramai-ramai mengungkapkan curahan hatinya kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.
Mereka berlomba menulis surat kepada menteri kabinet Merah Putih ini pada kegiatan festival literasi dan numerasi yang diadakan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara pada 3-6 November lalu.
Tiga peserta terbaik diberikan kesempatan membacakan isi surat yang akan dikirimkan pada menteri. Mereka adalah Hyori Levynka Audy (SD Swasta Methodist-2 Medan), Asyura Fadia Suasmi (SMP Negeri 3 Medan) dan Arkana Adzra Phalaenetia Putri (SMA Negeri 1 Medan).
Arkana Adzra Phalaenetia Putri dalam suratnya mengutarakan bahwa surat dituliskan dengan penuh cinta dan harapan bersumber dari hati dan keinginan yang tulus.
”Bapak menteri tersayang, bagi kami sekolah adalah rumah kedua. Taman bagi kami untuk tumbuh dan mekar. Tempat dimana kami menjejakkan langkah menuju masa depan,” kata siswi SMA Negeri 1 Medan. Namun dalam perjuangan itu, lanjut dia, kami merindukan suasana sekolah yang lebih sekadar bangunan dengan deretan meja dan kursi yang membisu.
”Kami mendambakan sekolah nyaman yang menyelimuti kami dengan kasih sayang dan rasa aman. Sekolah yang tidak hanya tempat belajar melainkan sebuah lingkungan yang peduli akan setiap jiwa yang bernaung didalamnya,” sebut Arkana Adzra Phalaenetia Putri.
Ia ingin hubungan guru dan siswa tidak hanya sebatas tugas dan tanggung jawab serta ingin guru menjadi mitra dalam setiap langkah pendidikan pendidikan.
”Kami merindukan sosok guru yang memiliki keberanian untuk menegur, mendidik dan menegakkan nilai-nilai tanpa dihantui rasa takut akan ancaman hukum dari mereka yang kurang mengerti hakekat pendidikan,” terangnya.
Arkana Adzra Phalaenetia Putri menambahkan bahwa para siswa menginginkan ilmu dari hati yang tulus dari pendidikan dan pendidik yang merasa terlindungi bukan yang terbatasi.
”Kami merindukan pendidik yang tak ragu untuk membentuk karakter karena negara memberikan perlindungan dan dukungan penuh dalam mengemban amanah yang mulia, katanya.
Untuk itu, ia pun meminta agar menteri dapat membuka hati untuk memberikan ruang dan perlindungan terhadap pendidik agar sekolah dapat kembali menjadi tempat belajar yang menyenangkan seperti yang dicita-citakan.
Sementara itu Asyura Fadia Suasmi, siswi Kelas IX SMP Negeri 3 Medan juga menyampaikan aspirasi dan harapan besar pada menteri Dikdasmen agar terwujud sekolah yang ideal dan menyenangkan.
”Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu dan pengetahuan. Tetapi tempat dimana para siswa merasa aman, nyaman dan didukung. Sekolah yang saya impikan adalah sekolah yang memiliki fasilitas yang baik dan modern,” imbuhnya.
Asyura Fadia Suasmi menegaskan bahwa para siswa akan secara bersama-sama untuk mewujudkan sekolah yang lebih baik. Ia berharap agar fasilitas sekolah dapat dibenahi. ”Kami siswa kelas VII dan IX harus berbagi kelas dengan siswa kelas VII. Siswa kelas VII dan IX masuk pagi, siswa kelas VII masuk siang,” katanya.
Sekolah yang ideal, menurut siswi SMP Negeri 3 Medan, adalah sekolah yang bisa mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Disekolahnya terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler antara lainfutsal, tari dan karate. Namun ekstrakurikuler tari tidak memiliki ruang khusus untuk berlatih.
Asyura Fadia Suasmi juga merasa resah dengan adanya tawuran pelajar di Medan. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan proses belajar mengajar. Ia juga meminta menteri menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta pembelajaran yang aktif dan interaktif.
Kemudian memberikan perhatian yang lebih pada sekolah di daerah tertentu serta memberi bantuan pada siswa yang kurang mampu dalam hal ekonomi termasuk memberikan seragam dan alat sekolah. Lalu memberi beasiswa pada siswa berprestasi.
”Bapak menteri, besar harapan Saya, agar Bapak menteri dapat mengatasi semua kendala ini. Semoga Bapak dapat mewujudkan sekolah yang diimpikan semua siswa. Melalui pendidikan yang lebih baik terciptalah Indonesia yang lebih maju,” harapnya.
Hyori Levynka Audy, siswi SD Methodist-2 Medan melalui surat kepada menteri mengatakan bahwa sekolahnya dikenal memiliki sistem pembelajaran yang bagus dengan tingkat kedisiplinan tinggi dan memiliki banyak kegiatan termasuk ekstrakurikuler yang melibatkan para siswa.
Di era globalisasi dimana ilmu pengetahuan senantiasa berkembang sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. ”Oleh karena itu, sekolah sebagai tempat menempa generasi penerus perlu meningkatkan kondisi sekolah yang dapat mendukung semangat belajar para siswa.
Siswa SD Methodist-2 Medan berharap kondisi sekolah haruslah menyenangkan karena suasana belajar yang nyaman dapat meningkatkan minat dan semangat para siswa.
”Menurut Saya dan teman-teman, sekolah menyenangkan adalah sekolah yang proses pembelajaran kreatif, inovatif, edukatif serta fasilitas sekolah yang memadai seperti lapangan untuk siswa berolahraga. Sebab di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat,” katanya.
Ia meminta buku-buku di perpustakaan juga perlu ditambah setiap tahun supaya wawasan siswa juga ikut bertambah. ”Harapan kami dapat meningkatkan kurikulum yang efektif dan efisien berbasis pembentukan moral dan karakter yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini,” harapnya.
Hyori Levynka Audy juga meminta adanya aplikasi yang berbasis permainan edukatif yang menarik. Ia berharap tersedia laptop yang bisa dipergunakan ketika belajar di bagi kelas.
”Saya berharap Bapak sebagai menteri Pendidikan saat ini bersedia untuk mempertimbangkannya. Saya yakin dengan kondisi sekolah yang menyenangkan tersebut kami dapat menjadi pelajar yang sehat jasmani rohani, kreatif dan dapat menjadi generasi Indonesia emas yang cerdas dan berkarakter,” harapnya. (dmp/han)