31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Lulus Penelitian, Dipasarkan ke Masyarakat Umum

Siswa SMK Negeri 3 Ciptakan Sabun Cair

Berawal dari praktik pembuatan bahan kimia, kini siswa  SMK  Negeri 3 Medan sudah mampu menciptakan sabun cair. Seperti apa ceritanya?

Kesuma Ramadhan, Medan

Mahasiswa program studi Kimia Analis ini sudah mampu menciptakan sepuluh item produk yang siap pakai.
Kesepuluh item produk itu diantaranya cairan pencuci piring, pengharum pakaian, pembersih lantai, shampoo kendaraan, karbol, sabun krim, sabun transparan, parfum non alkohol, parfum sprai, dan minyak kayu putih.
“Melihat potensi yang ada dari awal kali pembuatan produk sabun pencuci piring, maka guru pembimbing memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengembangkan inovasi produk lainnya,” ungkap Ketua Unit Produksi SMK Negeri 3 Medan Dra Yasmurni Zebua, saat ditemui di ruang praktik laboratorium, Sabtu (11/9).

Namun setiap produk yang dikembangkan oleh siswa bilang Yasmurni, terlebih dahulu harus melewati proses penelitian di laboratorium dengan bimbingan guru. Hal ini untuk memastikan apakah produk yang dikembangkan telah memiliki standarisasi kesehatan atau tidak.

Alhasil dengan keseriusan dan kerja keras para siswa, kini produk yang diciptakan siswa SMK Negeri 3 Medan telah dipasarkan di berbagai daerah.

“Seluruh produk yang diciptakan oleh siswa telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan telah memiliki ISO untuk katagori quality managemen system. Sehingga seluruh produk yang telah diciptakan siswa dapat dipasarkan,” terangnya.

Untuk keterlibatan siswa, Yusmarni mengatakan pembuatan produk itu sendiri melibatkan seluruh siswa yang mewakili masing-masing kelas dan setidaknya kini kegiatan siswa tersebut telah memiliki 24 anggota.
Sedangkan untuk unit produksinya sendiri, menurutnya merupakan bagian dari salah satu unit kegiatan ekstrakulikuler siswa yang diberi nama Unit Produksi Teknik (UPT).

Inovasi siswa yang telah ada sejak 2007 silam itu kini semakin berkembang dan bisa meraih keuntungan bersih minimal Rp2juta setiap bulan.

“Sebenarnya produk ini  bisa berkembang lebih besar lagi, hanya saja kita masih memiliki keterbatasan dana dalam menyediakan peralatan untuk menyiapkan formula yang akan dikembangkan menjadi sebuah produk yang menghasilkan. Selain itu kita juga masih terkendala dalam hal dana untuk menyempurnakan produk yang lebih baik lagi baik dari segi kualitas maupun kemasannya,” ungkap Yusmarni.(*)

Siswa SMK Negeri 3 Ciptakan Sabun Cair

Berawal dari praktik pembuatan bahan kimia, kini siswa  SMK  Negeri 3 Medan sudah mampu menciptakan sabun cair. Seperti apa ceritanya?

Kesuma Ramadhan, Medan

Mahasiswa program studi Kimia Analis ini sudah mampu menciptakan sepuluh item produk yang siap pakai.
Kesepuluh item produk itu diantaranya cairan pencuci piring, pengharum pakaian, pembersih lantai, shampoo kendaraan, karbol, sabun krim, sabun transparan, parfum non alkohol, parfum sprai, dan minyak kayu putih.
“Melihat potensi yang ada dari awal kali pembuatan produk sabun pencuci piring, maka guru pembimbing memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengembangkan inovasi produk lainnya,” ungkap Ketua Unit Produksi SMK Negeri 3 Medan Dra Yasmurni Zebua, saat ditemui di ruang praktik laboratorium, Sabtu (11/9).

Namun setiap produk yang dikembangkan oleh siswa bilang Yasmurni, terlebih dahulu harus melewati proses penelitian di laboratorium dengan bimbingan guru. Hal ini untuk memastikan apakah produk yang dikembangkan telah memiliki standarisasi kesehatan atau tidak.

Alhasil dengan keseriusan dan kerja keras para siswa, kini produk yang diciptakan siswa SMK Negeri 3 Medan telah dipasarkan di berbagai daerah.

“Seluruh produk yang diciptakan oleh siswa telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan telah memiliki ISO untuk katagori quality managemen system. Sehingga seluruh produk yang telah diciptakan siswa dapat dipasarkan,” terangnya.

Untuk keterlibatan siswa, Yusmarni mengatakan pembuatan produk itu sendiri melibatkan seluruh siswa yang mewakili masing-masing kelas dan setidaknya kini kegiatan siswa tersebut telah memiliki 24 anggota.
Sedangkan untuk unit produksinya sendiri, menurutnya merupakan bagian dari salah satu unit kegiatan ekstrakulikuler siswa yang diberi nama Unit Produksi Teknik (UPT).

Inovasi siswa yang telah ada sejak 2007 silam itu kini semakin berkembang dan bisa meraih keuntungan bersih minimal Rp2juta setiap bulan.

“Sebenarnya produk ini  bisa berkembang lebih besar lagi, hanya saja kita masih memiliki keterbatasan dana dalam menyediakan peralatan untuk menyiapkan formula yang akan dikembangkan menjadi sebuah produk yang menghasilkan. Selain itu kita juga masih terkendala dalam hal dana untuk menyempurnakan produk yang lebih baik lagi baik dari segi kualitas maupun kemasannya,” ungkap Yusmarni.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/