27 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Tanamkan Minat Baca Sejak Dini

Membaca buku, saat ini bukan lagi menjadi prioritas bagi anak-anak. Kegemaran membaca pada anak sudah semakin pudar dan mulai ditinggalkan, karena anak lebih menyukai tayangan yang disajikan televisi.

“Anak-anak saat ini sudah mulai meninggalkan kebiasaan membaca buku dan lebih memilih menghabiskan waktu menonton televisi atau bermain game,” kata Ketua Ikatan Putakawan Indonesia (IPI) Sofyan Tan dalam kegiatan peluncuran buku Memoar Teropong di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rabu (12/10).
Meskipun buku sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang harus dibaca setiap orang sejak usia dini, namun kata Sofyan Tan, justru hal itulah yang ditinggalkan anak-anak saat ini.

“Atas dasar inilah IPI mencanangkan Gerakan Pengumpulan Sejuta Buku untuk Anak-anak,” ujarnya.
Menurutnya, rajin membaca buku memiliki banyak manfaat yang diraih. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, juga meningkatkan kesejahteraan. Pasalnya, secara otomatis anak-anak yang suka membaca buku, punya pengetahuan yang luas dan akan membantunya nanti saat dewasa.

Melihat keprihatinan tersebut, IPI berencana menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang selama ini bergerak di bidang sosial maupun perusahaan-perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk mengumpulkan 1 juta buku.

“Buku-buku yang nantinya sudah terkumpul dari masyarakat maupun lembaga, baik buku baru maupun bekas akan disalurkan atau dibagikan kepada taman-taman bacaan yang ada di Sumatera Utara,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri menambahkan, kebiasan membaca buku merupakan suatu hal yang positif. Untuk itu, pihaknya terus-menerus mengajak siswa untuk aktif membaca buku.
“Kita sudah instruksikan kepada semua sekolah untuk tingkatkan sarana perpustakaan sekolah. Kalau siswa tidak mampu membeli buku, sekolah harus mampu menyediakan buku yang bermutu,” ucap Hasan.

Dengan pola dan didikan yang sudah diterapkan sekolah itu, kata Hasan, harus diimbangi di rumah. Orangtua harus mampu menciptakan suasana yang mengakrabkan anak dengan buku.

“Jangan dibiarkan terlalu lama mengkonsumsi televisi. Kalau pun diberi, waktu dia menonton diatur dan dibatasi. Sehingga tidak terkontaminasi pikirannya,” jelas Hasan.

Sementara itu, untuk peluncuran Buku Memoar Teropong yang telah diluncurkan sejak kemarin,  merupakan kumpulan cerita 16 mantan penggiat pers mahasiswa Teropong UMSU serta kisah suka duka hidup di Persma.(uma)

Membaca buku, saat ini bukan lagi menjadi prioritas bagi anak-anak. Kegemaran membaca pada anak sudah semakin pudar dan mulai ditinggalkan, karena anak lebih menyukai tayangan yang disajikan televisi.

“Anak-anak saat ini sudah mulai meninggalkan kebiasaan membaca buku dan lebih memilih menghabiskan waktu menonton televisi atau bermain game,” kata Ketua Ikatan Putakawan Indonesia (IPI) Sofyan Tan dalam kegiatan peluncuran buku Memoar Teropong di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Rabu (12/10).
Meskipun buku sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang harus dibaca setiap orang sejak usia dini, namun kata Sofyan Tan, justru hal itulah yang ditinggalkan anak-anak saat ini.

“Atas dasar inilah IPI mencanangkan Gerakan Pengumpulan Sejuta Buku untuk Anak-anak,” ujarnya.
Menurutnya, rajin membaca buku memiliki banyak manfaat yang diraih. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, juga meningkatkan kesejahteraan. Pasalnya, secara otomatis anak-anak yang suka membaca buku, punya pengetahuan yang luas dan akan membantunya nanti saat dewasa.

Melihat keprihatinan tersebut, IPI berencana menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang selama ini bergerak di bidang sosial maupun perusahaan-perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk mengumpulkan 1 juta buku.

“Buku-buku yang nantinya sudah terkumpul dari masyarakat maupun lembaga, baik buku baru maupun bekas akan disalurkan atau dibagikan kepada taman-taman bacaan yang ada di Sumatera Utara,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri menambahkan, kebiasan membaca buku merupakan suatu hal yang positif. Untuk itu, pihaknya terus-menerus mengajak siswa untuk aktif membaca buku.
“Kita sudah instruksikan kepada semua sekolah untuk tingkatkan sarana perpustakaan sekolah. Kalau siswa tidak mampu membeli buku, sekolah harus mampu menyediakan buku yang bermutu,” ucap Hasan.

Dengan pola dan didikan yang sudah diterapkan sekolah itu, kata Hasan, harus diimbangi di rumah. Orangtua harus mampu menciptakan suasana yang mengakrabkan anak dengan buku.

“Jangan dibiarkan terlalu lama mengkonsumsi televisi. Kalau pun diberi, waktu dia menonton diatur dan dibatasi. Sehingga tidak terkontaminasi pikirannya,” jelas Hasan.

Sementara itu, untuk peluncuran Buku Memoar Teropong yang telah diluncurkan sejak kemarin,  merupakan kumpulan cerita 16 mantan penggiat pers mahasiswa Teropong UMSU serta kisah suka duka hidup di Persma.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/