MEDAN, SUMUTPOS.CO – Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek, adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita). Kondisi ini disebabkan kekurangan gizi kronis dan dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu janin hingga usia 23 bulan.
Anak tergolong stunting, apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Stranas Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024).
Sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kelurahan Belawan Sicanang serta mengurangi resiko stunting pada anak, Dosen Institut Kesehatan Sumatera Utara yang diketuai Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep dan anggota Dewi Astuti Pasaribu, S.Kep, Ners, M.Kep dan Lisna Tumanggor, S.Pd, M.Si melakukan pengabdian masyarakat.
Pengabdian kali ini mengangkat tema “Gerakan Revolusi Protein Hewani dalam Upaya Pencegahan Stunting Berbasis Isi Piringku dengan Metode Pendampingan PMT Ibu Baduta di Belawan Sicanang”. Artinya, memberikan konsumsi sebutir telur sehari selama 30 hari kepada anak usia bawah dua tahun (baduta) beserta susu.
Dengan adanya pemberian telur dan susu dalam program pengabdian kepada masyarakat, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi pada anak serta dapat menurunkan angka stunting dengan cepat di Kelurahan Belawan Sicanang.
Selain itu, juga dilakukan beberapa penyuluhan kesehatan. Diantaranya penyuluhan kesehatan tentang telur sebagai sumber protein hewani murah dan mudah didapat sebagai upaya pencegahan stunting kepada orang tua yang memiliki anak stunting dan beresiko stunting di Kelurahan Belawan Sicanang. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB) pencegahan stunting. Dan penyuluhan kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi pendekatan personal kepada masyarakat beresiko stunting tentang Manfaat ASI ekslusif dan Kolostrum sebagai upaya pencegahan stunting.
Selain itu, juga dilakukan pembagian buku resep makanan pencegah stunting tinggi protein hewani. Juga dilakukan layanan pengukuran tinggi badan dan berat badan bagi baduta. “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, dapat meningkatkan resiliensi dan ketangguhanibu yang memiliki anak stunting dan resiko stunting agar berdaya dalam meningkaatkan kesejahteraan dan kesehatan anaknya,” kata Elyani Sembiring S.Kep, Ners, M.Kep.
Kegiatan ini dihadiri Lurah Belawan Sicanang Deby Fauziah SSos MAP, Sekretaris Lurah Belawan Sicanang Pasu Fransiska SE, anggota PKK yang juga Kader Posyandu Belawan Sicanang Sri Wanti serta orang tua baduta stunting dan resiko stunting penerima PMT tinggi protein hewani, dan perangkat Kelurahan Belawan Sicanang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertempat di Aula Kontor Lurah Kelurahan Belawan Sicanang. Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari hingga hari Selasa 17 September 2024.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan dengan baik. Peserta dalam kegiatan ini adalah anak baduta dengan stunting dan resiko stunting yang ada di wilayah Kelurahan Belawan Sicanang yaitu sebanyak 48 orang anak. Terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Direktorat yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini,” pungkas Elyani Sembiring. (rel/adz)