JAKARTA, SUMUTPOS.CO – BUMN didorong untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren (ponpes). Hal itu untuk guna mewujudkan kemajuan peradaban dan perekonomian Indonesia.
“Kita tidak mau umat (Islam) yang mayoritas hanya menjadi buih dalam ekonomi Indonesia, tapi kita harus menjadi ombak yang menjaga fondasi negara kita,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, baru-baru ini.
Erick menyebutkan, ponpes sangat penting bagi perekonomian nasional. Untuk itu, BUMN terus mendorong agar pendidikan di ponpes terus dikembangkan.
“Hasilnya tidak hanya membangkitkan ekonomi umat, tapi juga ekonomi kerakyatan,” tuturnya.
Pemerintah mencanangkan program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN di Jawa Timur. Kegiatan itu berpusat di Pondok Pesantren Qomaruddin, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jumat (10/6) lalu.
Kegiatannya berupa program bisnis terapan atau vokasi PesantrenPreneur bagi 26 pondok pesantren di Jawa Timur dan bantuan untuk masyarakat Madura, dengan melibatkan 42 perusahaan pelat merah.
Program yang diinisiasi Kementerian BUMN itu diawali dengan kegiatan Training of Trainer (ToT) PesantrenPreneur 2022 yang diikuti sebanyak 78 guru pengasuh.
TOT merupakan kegiatan pelatihan bagi para guru pengasuh untuk meningkatkan kualitas hard skill sebagai bekal ilmu dan pengalaman untuk diajarkan kepada para santri di pondok pesantren. Materi yang diajarkan meliputi teknologi dan rekayasa, teknologi dan informasi, kesehatan, agrobisnis, perikanan, agroteknologi, bisnis dan manajemen serta tata rias, dan tata boga.
“Saya ingin membangun kemandirian pesantren dan meningkatkan keterampilan santri agar memiliki jiwa kewirausahaan, dapat melihat peluang usaha, memanfaatkan jaringan untuk berkolaborasi, dan menerapkan teknologi berbasis digital,” kata Erick.
Lebih lanjut Erick berharap, program itu menjadi satu jalan agar industri halal di dalam negeri kian berkibar mengingat Indonesia merupakan muslim di dunia.
Selain pelatihan, tiga perusahaan pelat merah, yakni Semen Indonesia, PLN, dan Pelindo, yang mewakili 31 BUMN melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
MoA itu meliputi pendampingan implementasi pendidikan bisnis terapan dari BUMN dan Universitas Airlangga bagi pondok pesantren di Jawa Timur selama satu tahun.
Sedangkan, 21 BUMN lainnya memberikan bantuan TJSL bagi masyarakat di Pulau Madura, khususnya di Kabupaten Sampang. Bantuan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat itu diberikan dalam bentuk sarana air bersih, renovasi dermaga rakyat, rehabilitasi mangrove, dan pengembangan 15 UMKM serta BUMDesa. (jpc/saz)