26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Usung Lima Tema Prioritas, Kedaireka Rampungkan Program Matching Fund 2022

SUMUTPOS.CO – Pada September 2022 ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, melalui Kedaireka, telah resmi merampungkan program Matching Fund 2022. Selama 7 bulan sejak pembukaan pendaftaraan di 2022 ini, Kedaireka berhasil mengumpulkan 5.407 proposal reka cipta dari 509 perguruan tinggi, 27.184 dosen, serta 143.683 mahasiswa.

Program Matching Fund Kedaireka adalah program pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang melibatkan insan perguruan tinggi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan di dalam dunia industri, serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Platform Kedaireka sudah diluncurkan sejak 2020 lalu, dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (universitas, institut, dan sekolah tinggi) yang bekerja sama dengan DUDI. Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund.

Dari total 5.407 proposal yang masuk, terbagi menjadi 2 bagian, yakni 4.761 proposal kategori perguruan tinggi (dikti) dan 616 proposal kategori vokasi atau terapan (diksi). Angka tersebut meningkat 410 persen dibanding 2021, dengan jumlah proposal yang masuk sebanyak 1.231, terdiri dari 1.050 proposal dikti dan 181 proposal diksi.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, menyambut baik melonjaknya jumlah proposal reka cipta di 2022. Dia berharap, hal ini bisa menjadi indikator meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mau berinovasi dan mewujudkannya melalui kolaborasi.

“Saya mengucapkan terima kasih atas antusiasme yang begitu besar terhadap Program Matching Fund Kedaireka, khususnya periode ketiga di 2022 ini. Melalui kolaborasi perguruan tinggi dan industri, saya berharap inovasi akan segera menghilir dan masalah yang dialami industri segera menghulu ke agenda riset di perguruan tinggi. Semoga sinergi inovasi pentahelix (semangat Kampus Merdeka) betul-betul berdampak pada pembangunan ekonomi dan kedaulatan bangsa,” ungkap Nizam.

Pada penyelenggaraan Matching Fund Kedaireka 2022 ini, jumlah dana kolaborasi Dikti dan Mitra DUDI meningkat sebesar 420 persen dari 2021. Pada 2021 total dana kolaborasi yang terkumpul sebesar Rp2.670.107.369.726, sementara di 2022 meningkat menjadi Rp11.201.828.441.989.

Mengenai sebaran wilayah proposal di Matching Fund Kedaireka, beberapa daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 2021 ke 2022. Lonjakan terbesar datang dari daerah NTB, NTT, Maluku, dan Papua, yang semula hanya 20 proposal, namun naik 700 persen menjadi 145 proposal.

Sementara di tempat kedua, daerah Sumatera mengalami peningkatan sebesar 440 persen, dari 130 proposal menjadi 702 proposal. Menyusul Jawa dan Bali dengan kenaikan 351 persen, dari 914 proposal menjadi 4.122 proposal.

Di tempat keempat, daerah Sulawesi mengalami peningkatan 257 persen, dari 93 proposal menjadi 332 proposal. Adapun dari daerah Kalimantan juga bertambah dari 74 proposal menjadi 122 proposal, atau meningkat 65 persen.

Menurut Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie, bertambahnya dana kolaborasi yang terkumpul tidak lepas dari semakin banyak mitra DUDI yang ambil bagian seiring dengan meningkatnya jumlah proposal dari peserta.

“Sejauh ini sebanyak 5.407 proposal telah kami proses dengan maksimal. Harapan ke depannya, semoga semakin banyak insan perguruan tinggi dan mitra korporasi yang mendaftar untuk menciptakan sinergi antara perguruan tinggi dan industri,” tuturnya.

Senada dengan Tjitjik, Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Diktiristek, Didi Rustam, pun berharap kerja keras dari semua pihak dalam mengupayakan Program Matching Fund Kedaireka dapat bermanfaat melahirkan gagasan inovatif dan mendukung implementasinya dengan skema pendanaan matching fund. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang telah terlibat bersinergi di Kedaireka Matching Fund 2022.

“Program Matching Fund Kedaireka 2022 telah diselenggarakan dengan usaha yang luar biasa oleh semua pihak. Tentunya penyelenggaraan ini juga kami jadikan pembelajaran untuk menyelenggarakan program Matching Fund Kedaireka lebih baik lagi ke depannya. Saya harap insan perguruan tinggi dan mitra industri yang belum sempat mendaftar atau belum mendapat pendanaan di tahun ini masih terus bersemangat untuk mendaftar lagi di tahun depan,” imbau Didi.

Mengusung Lima Tema Prioritas

Selain itu, Matching Fund Kedaireka 2022 ini tetap mengusung 5 tema prioritas, terdiri dari Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kemandirian Kesehatan, dan Pariwisata. Matching Fund Kedaireka 2022 juga tetap membuka tema umum untuk proposal di luar kelima tema prioritas tersebut.

Ekonomi hijau meliputi pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya, energi terbarukan. Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut. Ekonomi digital berupa pengembangan industri gim dan animasi, pembuatan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM.

Tema kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal serta penanganan permasalahan stunting. Adapun pariwisata mencakup pengembangan dukungan program wisata di lima destinasi super prioritas, pengembangan platform dan database untuk melakukan kurasi budaya.

Melalui tema-tema ini, perguruan tinggi dan mitra industri di Tanah Air diberi kesempatan berkolaborasi untuk dapat menghasilkan karya reka cipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat. (rel/adz/saz)

SUMUTPOS.CO – Pada September 2022 ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, melalui Kedaireka, telah resmi merampungkan program Matching Fund 2022. Selama 7 bulan sejak pembukaan pendaftaraan di 2022 ini, Kedaireka berhasil mengumpulkan 5.407 proposal reka cipta dari 509 perguruan tinggi, 27.184 dosen, serta 143.683 mahasiswa.

Program Matching Fund Kedaireka adalah program pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang melibatkan insan perguruan tinggi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan di dalam dunia industri, serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Platform Kedaireka sudah diluncurkan sejak 2020 lalu, dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (universitas, institut, dan sekolah tinggi) yang bekerja sama dengan DUDI. Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund.

Dari total 5.407 proposal yang masuk, terbagi menjadi 2 bagian, yakni 4.761 proposal kategori perguruan tinggi (dikti) dan 616 proposal kategori vokasi atau terapan (diksi). Angka tersebut meningkat 410 persen dibanding 2021, dengan jumlah proposal yang masuk sebanyak 1.231, terdiri dari 1.050 proposal dikti dan 181 proposal diksi.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, menyambut baik melonjaknya jumlah proposal reka cipta di 2022. Dia berharap, hal ini bisa menjadi indikator meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mau berinovasi dan mewujudkannya melalui kolaborasi.

“Saya mengucapkan terima kasih atas antusiasme yang begitu besar terhadap Program Matching Fund Kedaireka, khususnya periode ketiga di 2022 ini. Melalui kolaborasi perguruan tinggi dan industri, saya berharap inovasi akan segera menghilir dan masalah yang dialami industri segera menghulu ke agenda riset di perguruan tinggi. Semoga sinergi inovasi pentahelix (semangat Kampus Merdeka) betul-betul berdampak pada pembangunan ekonomi dan kedaulatan bangsa,” ungkap Nizam.

Pada penyelenggaraan Matching Fund Kedaireka 2022 ini, jumlah dana kolaborasi Dikti dan Mitra DUDI meningkat sebesar 420 persen dari 2021. Pada 2021 total dana kolaborasi yang terkumpul sebesar Rp2.670.107.369.726, sementara di 2022 meningkat menjadi Rp11.201.828.441.989.

Mengenai sebaran wilayah proposal di Matching Fund Kedaireka, beberapa daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 2021 ke 2022. Lonjakan terbesar datang dari daerah NTB, NTT, Maluku, dan Papua, yang semula hanya 20 proposal, namun naik 700 persen menjadi 145 proposal.

Sementara di tempat kedua, daerah Sumatera mengalami peningkatan sebesar 440 persen, dari 130 proposal menjadi 702 proposal. Menyusul Jawa dan Bali dengan kenaikan 351 persen, dari 914 proposal menjadi 4.122 proposal.

Di tempat keempat, daerah Sulawesi mengalami peningkatan 257 persen, dari 93 proposal menjadi 332 proposal. Adapun dari daerah Kalimantan juga bertambah dari 74 proposal menjadi 122 proposal, atau meningkat 65 persen.

Menurut Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie, bertambahnya dana kolaborasi yang terkumpul tidak lepas dari semakin banyak mitra DUDI yang ambil bagian seiring dengan meningkatnya jumlah proposal dari peserta.

“Sejauh ini sebanyak 5.407 proposal telah kami proses dengan maksimal. Harapan ke depannya, semoga semakin banyak insan perguruan tinggi dan mitra korporasi yang mendaftar untuk menciptakan sinergi antara perguruan tinggi dan industri,” tuturnya.

Senada dengan Tjitjik, Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Diktiristek, Didi Rustam, pun berharap kerja keras dari semua pihak dalam mengupayakan Program Matching Fund Kedaireka dapat bermanfaat melahirkan gagasan inovatif dan mendukung implementasinya dengan skema pendanaan matching fund. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang telah terlibat bersinergi di Kedaireka Matching Fund 2022.

“Program Matching Fund Kedaireka 2022 telah diselenggarakan dengan usaha yang luar biasa oleh semua pihak. Tentunya penyelenggaraan ini juga kami jadikan pembelajaran untuk menyelenggarakan program Matching Fund Kedaireka lebih baik lagi ke depannya. Saya harap insan perguruan tinggi dan mitra industri yang belum sempat mendaftar atau belum mendapat pendanaan di tahun ini masih terus bersemangat untuk mendaftar lagi di tahun depan,” imbau Didi.

Mengusung Lima Tema Prioritas

Selain itu, Matching Fund Kedaireka 2022 ini tetap mengusung 5 tema prioritas, terdiri dari Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kemandirian Kesehatan, dan Pariwisata. Matching Fund Kedaireka 2022 juga tetap membuka tema umum untuk proposal di luar kelima tema prioritas tersebut.

Ekonomi hijau meliputi pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya, energi terbarukan. Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut. Ekonomi digital berupa pengembangan industri gim dan animasi, pembuatan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM.

Tema kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal serta penanganan permasalahan stunting. Adapun pariwisata mencakup pengembangan dukungan program wisata di lima destinasi super prioritas, pengembangan platform dan database untuk melakukan kurasi budaya.

Melalui tema-tema ini, perguruan tinggi dan mitra industri di Tanah Air diberi kesempatan berkolaborasi untuk dapat menghasilkan karya reka cipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat. (rel/adz/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/