DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Desa Paluh Sibaji yang dipimpin Kepala Desa Nasri, terletak di pesisir pantai Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang. Permasalahan sanitasi yang minim, meliputi keterbatasan sarana air bersih dan fasilitas jamban, telah mengakibatkan berbagai masalah kesehatan berbasis lingkungan, termasuk penyakit kulit, diare, dan stunting.
Pada tahun 2023, tercatat ada 3 kasus stunting di Desa Paluh Sibaji. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya sanitasi layak sebagai faktor tidak langsung dalam mencegah stunting. Hal ini juga sejalan dengan tujuan SDG nomor 6 yaitu, air bersih dan sanitasi layak untuk semua.
Untuk membantu masyarakat Desa Paluh Sibaji dalam permasalahan ini, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU), melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, melaksanakan program pengabdian di desa itu sejak Bulan Juni hingga Agustus 2024.
Program pengabdian masyarakat dengan tema revitalisasi sarana sanitasi ini, diketuai Dr. Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si., dengan anggota Dr. Umi Salmah, SKM, M.Kes, Dr. Eka Lestari Mahyuni SKM., M.Kes, Izzah Dienillah Saragih, SKM. M.Epid dan Annisa Rizka Lestari, S.K.M, M.K.M.
Program ini juga melibatkan mahasiswa yakni Stepani Angeline Hutagaol dan Meryntha Andrey Tiara Sembiring. Mereka bekerja sama dengan pemerintah desa, dan masyarakat setempat untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian, dan komitmen masyarakat terhadap pentingnya sanitasi layak.
Ketua Pengabdian, Dr. Sri Malem Indirawati, SKM, M.Si menjelaskan, program ini memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya memberdayakan masyarakat untuk melakukan revitalisasi fasilitas air bersih dan jamban, serta meningkatkan manajemen pengelolaan fasilitas sanitasi dengan membentuk organisasi pengelolaan di tingkat dusun. “Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan mengadopsi model Healthy Euastary Settlement,” katanya.
Dia juga menjelaskan, metode yang digunakan dalam program ini meliputi sosialisasi, pendampingan, dan pengorganisasian masyarakat dalam pengelolaan sanitasi. “Kami melibatkan mahasiswa MBKM dalam kegiatan ini, untuk memberikan pengalaman di luar kampus dan mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi,” terangnya.
Dr Sri Malem juga menyebutkan, adapun sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat di Dusun IV Desa Paluh Sibaji, dengan target luaran berupa peningkatan kualitas sanitasi permukiman, pengetahuan, dan manajemen pengelolaan lingkungan permukiman.
Manfaat dari peningkatan manajemen pengelolaan sanitasi oleh masyarakat, sebut Sri Malem, adalah perbaikan tata nilai masyarakat yang pada akhirnya mendorong perubahan perilaku dalam upaya pemeliharaan fasilitas sanitasi bersama. “Diharapkan dengan adanya program ini, fasilitas sanitasi di Desa Paluh Sibaji dapat terus terpelihara dengan baik dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat setempat,” bebernya lagi.
Dr. Sri Malem juga menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT, serta berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini, termasuk Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, pemerintah desa dan masyarakat Desa Paluh Sibaji. “Dengan harapan besar, semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dan menginspirasi peningkatan pengelolaan lingkungan di sepanjang daerah pesisir lainnya,” pungkasnya. (adz)