MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesehatan mental merupakan tujuan ketiga dari 17 tujuan yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs). WHO mendefinisikan, kesehatan mental sebagai keadaan yang memungkinkan individu menyadari potensi dirinya, mengatasi tekanan normal pada hidupnya, produktif, dan dapat berkontribusi dalam komunitas.
Kasus kesehatan mental di Indonesia cenderung bertambah. Kondisi ini tidak sejalan dengan pelayanan yang belum merata di Indonesia, sehingga diperlukan upaya lain untuk mewujudkan kesehatan mental pada masyarakat Indonesia. Kesehatan mental sebagai permasalahan nasional pada dasarnya dapat ditangani di level lingkungan tempat tinggal (neighborhood).
Hal ini yang menjadi fokus dalam pengabdian Dosen USU yang digelar di Kecamatan Medan Sunggal. Mitra dalam pengabdian ini adalah Puskesmas Medan Sunggal yang membawahi salah Posyandu yang terletak di Kelurahan Sunggal.
Tim Pengabdian Dosen USU ini terdiri dari Ridhoi Meilona Purba SPsi MSi, Arliza Juairiani Lubis MSi Psikolog, Filia Dina Anggaraini MPd, dan Ir Morida Siagian MURP PhD. Tim peneliti dengan ragam latar belakang keilmuan yaitu dari psikologi sosial, psikologi klinis, psikologi pendidikan dan teknik arsitektur, berkolaborasi dengan Kepala Bagian Puskesmas DR H Indra Gunawan, Lurah Sunggal Siti Arnisah SE, dan Kepala Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Bonando Siagian SE, serta kader-kader dari puskesmas dan posyandu menginisiasi pembentukan kelompok referensi yang kemudian menyebut dirinya Perkumpulan Anak dan Remaja Bersatu (PARB).
Hal ini dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan para stakeholder untuk memulai pilot project pada satu lingkungan dengan program sehat mental bagi anak dan remaja. Kelompok PARB ini terdiri dari anak dan remaja dari Lingkungan IX Kelurahan Sunggal, yang setiap minggunya dibina oleh tim pengabdi hingga mampu mengambil peran melakukan perbaikan di lingkungannya, di level neighborhood.
Seluruh stakeholder mengambil peran juga untuk mendukung berjalannya pengabdian ini, baik dalam mempersiapkan tempat, pengumuman hal-hal penting, kordinasi dengan para orang tua anak dan remaja yang tergabung dalam PARB, serta banyak hal lain yang diperlukan. Bahkan kepala lingkungan IX,
Kedatangan tim pengabdian mendapat respon yang positif dari dengan antusiasme anak dan remaja PARB.
Terlihat dari kehadiran yang konsisten dari sebagian besar peserta, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat aktif dan terlihat riang. Rata-rata peserta yang hadir 20-23 orang anak dan remaja, disertai dengan beberapa orang tua dan kader.
Kegiatan pengabdian masih akan berlanjut pada penguatan pengetahuan dan ketrampilan kesehatan mental, yang juga akan dilaksanakan setiap minggunya hingga pertengahan November 2023. Dalam diskusi lanjutan, diketahui bahwa para stakeholder berharap bahwa tim pengabdi dapat berkelanjutan membina anak dan remaja di lingkungan mereka.
Anak dan remaja PARB juga berharap mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berhasil di masa yang akan datang, dan membawa perbaikan lingkungan yang lebih lagi di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka, yaitu Lingkungan IX Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. (rel/adz)