SENTRA tanaman cabai di Desa Lubukcuik Kabupaten Batubara merupakan yang terbesar kedua setelah Kabupaten Karo Sumatera Utara. Total luas lahan yang digunakan sebagai tanaman cabai adalah seluas 1.092 hektar.
Produksi dari tanaman cabai ini nantinya sebagian besar akan diolah menjadi pasta cabai sehingga bernilai ekonomi lebih tinggi di pabrik Rumah Produksi Bersama (RPB). Sayangnya, adanya pabrik pasta cabai ini tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah produksi cabai merah dikawasan ini karena beberapa permasalahan seperti menurunnya kondisi kesuburan tanah, mahalnya harga pupuk kimia dikarenakan pengurangan harga subsidi pupuk dan kurangnya curah hujan dikawasan ini.
Untuk menjawab berbagai persoalan petani, baru baru ini tim dari Universitas Sumatera Utara (USU) diketuai Prof Dr Ir Ilmi Abdullah MSc melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Turut serta dalam kegiatan ini dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
Dr Suherman MT.
Dosen USU memberikan pelatihan dan pendampingan kepada anggota koperasi Berkah abadi Jaya (Baja) di Desa Lubukcuik, Kecamatan Limapuluhpesisir dalam memproduksi Pupuk Organik Padat (POP) dari campuran Kotoran Hewan (Kohe) dan humus daun.
Dalam proses pengomposan sisa landscape (daun) dan Kohe, tim menerapkan teknologi nano untuk mempercepat proses pengomposan. Dari yang biasanya membutuhkan waktu 1-3 bulan, dengan teknologi ini hanya memerlukan waktu 14 hari.
Daun dan Kohe dikumpulkan dalam windrow, selanjutnya disemprotkan dengan teknologi Yanysis. Setelah dua minggu kompos daun siap untuk dicacah. Untuk memudahkan anggota koperasi dalam pencacahan kompos daun, tim juga menyerahkan mesin pencacah dengan kapasitas besar 100 kg/jam.
Pada kegiatan ini juga telah dilakukan uji coba pupuk yang telah diproduksi pada ditanam cabai merah, dimana menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan dengan volume produksi yang menyamai pupuk kimia.
Pada kesempatan lain, Dr Ahmad Fauzi MSi selaku ketua pengawas koperasi berterima kasih kepada tim dari USU yang perduli terhadap petani dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek yang telah membiayai kegiatan pengabdian ini pada tahun anggaran 2024. (dmp)