25 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Rektor Institut Kesehatan Helvetia Ingatkan Pentingnya Peningkatan Kompetensi SDM Tenaga Kesehatan di Era Disrupsi

INSTITUT Kesehatan Helvetia mewisuda 636 lulusan di Gedung Selecta Jalan Listrik Medan, Selasa (24/9). Wisuda mengambil tema: Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Kesehatan di Era Disrupsi.

Kegiatan ini dihadiri Pemilik sekaligus Pembina Yayasan Helvetia Dr dr Razia Begum Suroyo MKes beserta H Suroyo, Ir Hj Abidah Suroyo, Dr Hj Hanifa Suroyo MKes, Dr dr Hj Arriva Devi Fitriana MKes dan H Darma Setia, Ketua Yayasan Institut Kesehatan Helvetia Iman Muhammad SE SKom MM MKes, rektor, wakil rektor, dekan, ketua program studi serta keluarga para wisudawan/wisudawati.

Kepala LLDikti Wilayah I Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD dan Wakil Ketua Aptisi Sumut Dr Wardayani MSi dan Ketua BPH Institut Kesehatan Helvetia Prof Dr H Bahdin Nur Tanjung MM yang hadir pada acara ini secara khusus memberikan motivasi dan apresiasi terhadap para lulusan dan pimpinan Institut Kesehatan Helvetia.

Rektor Institut Kesehatan Helvetia Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi mengingatkan para lulusan tidak hanya sebagai tenaga profesional, melainkan
juga sebagai agen perubahan di era disrupsi.

”Yaitu periode perubahan besar dan mendasar
yang terjadi akibat inovasi teknologi. Menggeser cara-cara tradisional dalam melakukan berbagai aktivitas. Era disrupsi sering kali menuntut kemampuan adaptasi yang tinggi dari individu, organisasi dan pemerintah untuk tetap
relevan dan kompetitif,” kata rektor.

Perubahan ini berdampak besar pada sektor kesehatan. Perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), big data, robotika dan telemedicine telah mengubah cara pelayanan kesehatan diberikan. ”Proses diagnosis, pengobatan hingga pemantauan pasien, kini bisa dilakukan secara lebih efisien dengan bantuan teknologi tersebut,” sebut Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Sebagai insan akademis dan praktisi kesehatan, rektor meminta para lulusan bisa beradaptasi dan tetap relevan dengan perkembangan tersebut.

”Peningkatan kompetensi SDM tenaga kesehatan menjadi hal yang mutlak. Kompetensi tidak hanya terbatas pada pengetahuan medis, para tenaga kesehatan dituntut untuk
mengembangkan keterampilan baru, memperdalam
pengetahuan dan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap teknologi baru,” pesannya.

Selain keterampilan teknis, menurut rektor, kompetensi interpersonal juga
harus menjadi perhatian. ”Kita harus mampu menjalin komunikasi yang baik, mendengar keluhan pasien dan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami,” kata Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Ia menambahkan bahwa empati dan keterampilan komunikasi yang baik akan membuat pasien merasa lebih nyaman dan terlayani
dengan baik.

”Lembaga pendidikan tinggi kesehatan, termasuk Institut
Kesehatan Helvetia, memegang peranan yang sangat penting
dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan zaman,” tegasnya.

Dijelaskan rektor, visi Institut Kesehatan Helvetia yakni berbasis riset, sains dan teknologi yang unggul di tingkat internasional. Institut Kesehatan Helvetia memiliki tiga fakultas yakni fakultas kesehatan masyarakat, fakultas farmasi dan kesehatan sera fakultas kedokteran dengan 18 program studi.

”Kami telah berkomitmen sebagai pendidikan tinggi kesehatan berkualitas. Terus melakukan berbagai pengembangan dan terus berinovasi dalam kurikulum. Mengintegrasikan praktik klinis dengan teknologi terkini serta mempersiapkan lulusan yang mampu menghadapi kompleksitas dunia kesehatan di masa
depan,” katanya.

Rektor menambahkan Yayasan Helvetia juga mempersiapkan lima rumah sakit di Medan dan satu rumah sakit di Pangkaloinang bertaraf internasional yang
menunjang wahana praktik mahasiswa dan juga sebagai pengguna lulusan Institut Kesehatan Helvetia.

”Kami yakin, dengan bekal pendidikan yang telah diperoleh di Institut Kesehatan Helvetia, para lulusan akan mampu bersaing di dunia kesehatan global, sekaligus menjadi pemimpin perubahan di
era disrupsi,” ujar Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Lulusan Institut Kesehatan Helvetia terdiri 57 orang dari S2 Kesmas, 64 orang dari S1 Kesmas, 39 orang dari S1 gizi, 26 orang dari S1 ARS, enam orang dari S1 psikologi, enam orang dari D4 K3, 115 orang dari S1 farmasi, 121 orang dari S1 bidan, 118 orang dari profesi bidan, dua orang dari profesi perawat, 22 orang dari D3 perawat, 33 orang dari D3 farmasi dan 27 orang dari D3 bidan. (dmp)

INSTITUT Kesehatan Helvetia mewisuda 636 lulusan di Gedung Selecta Jalan Listrik Medan, Selasa (24/9). Wisuda mengambil tema: Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga Kesehatan di Era Disrupsi.

Kegiatan ini dihadiri Pemilik sekaligus Pembina Yayasan Helvetia Dr dr Razia Begum Suroyo MKes beserta H Suroyo, Ir Hj Abidah Suroyo, Dr Hj Hanifa Suroyo MKes, Dr dr Hj Arriva Devi Fitriana MKes dan H Darma Setia, Ketua Yayasan Institut Kesehatan Helvetia Iman Muhammad SE SKom MM MKes, rektor, wakil rektor, dekan, ketua program studi serta keluarga para wisudawan/wisudawati.

Kepala LLDikti Wilayah I Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD dan Wakil Ketua Aptisi Sumut Dr Wardayani MSi dan Ketua BPH Institut Kesehatan Helvetia Prof Dr H Bahdin Nur Tanjung MM yang hadir pada acara ini secara khusus memberikan motivasi dan apresiasi terhadap para lulusan dan pimpinan Institut Kesehatan Helvetia.

Rektor Institut Kesehatan Helvetia Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi mengingatkan para lulusan tidak hanya sebagai tenaga profesional, melainkan
juga sebagai agen perubahan di era disrupsi.

”Yaitu periode perubahan besar dan mendasar
yang terjadi akibat inovasi teknologi. Menggeser cara-cara tradisional dalam melakukan berbagai aktivitas. Era disrupsi sering kali menuntut kemampuan adaptasi yang tinggi dari individu, organisasi dan pemerintah untuk tetap
relevan dan kompetitif,” kata rektor.

Perubahan ini berdampak besar pada sektor kesehatan. Perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), big data, robotika dan telemedicine telah mengubah cara pelayanan kesehatan diberikan. ”Proses diagnosis, pengobatan hingga pemantauan pasien, kini bisa dilakukan secara lebih efisien dengan bantuan teknologi tersebut,” sebut Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Sebagai insan akademis dan praktisi kesehatan, rektor meminta para lulusan bisa beradaptasi dan tetap relevan dengan perkembangan tersebut.

”Peningkatan kompetensi SDM tenaga kesehatan menjadi hal yang mutlak. Kompetensi tidak hanya terbatas pada pengetahuan medis, para tenaga kesehatan dituntut untuk
mengembangkan keterampilan baru, memperdalam
pengetahuan dan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap teknologi baru,” pesannya.

Selain keterampilan teknis, menurut rektor, kompetensi interpersonal juga
harus menjadi perhatian. ”Kita harus mampu menjalin komunikasi yang baik, mendengar keluhan pasien dan memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami,” kata Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Ia menambahkan bahwa empati dan keterampilan komunikasi yang baik akan membuat pasien merasa lebih nyaman dan terlayani
dengan baik.

”Lembaga pendidikan tinggi kesehatan, termasuk Institut
Kesehatan Helvetia, memegang peranan yang sangat penting
dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan zaman,” tegasnya.

Dijelaskan rektor, visi Institut Kesehatan Helvetia yakni berbasis riset, sains dan teknologi yang unggul di tingkat internasional. Institut Kesehatan Helvetia memiliki tiga fakultas yakni fakultas kesehatan masyarakat, fakultas farmasi dan kesehatan sera fakultas kedokteran dengan 18 program studi.

”Kami telah berkomitmen sebagai pendidikan tinggi kesehatan berkualitas. Terus melakukan berbagai pengembangan dan terus berinovasi dalam kurikulum. Mengintegrasikan praktik klinis dengan teknologi terkini serta mempersiapkan lulusan yang mampu menghadapi kompleksitas dunia kesehatan di masa
depan,” katanya.

Rektor menambahkan Yayasan Helvetia juga mempersiapkan lima rumah sakit di Medan dan satu rumah sakit di Pangkaloinang bertaraf internasional yang
menunjang wahana praktik mahasiswa dan juga sebagai pengguna lulusan Institut Kesehatan Helvetia.

”Kami yakin, dengan bekal pendidikan yang telah diperoleh di Institut Kesehatan Helvetia, para lulusan akan mampu bersaing di dunia kesehatan global, sekaligus menjadi pemimpin perubahan di
era disrupsi,” ujar Assoc Prof Dr H Ismail Efendy MSi.

Lulusan Institut Kesehatan Helvetia terdiri 57 orang dari S2 Kesmas, 64 orang dari S1 Kesmas, 39 orang dari S1 gizi, 26 orang dari S1 ARS, enam orang dari S1 psikologi, enam orang dari D4 K3, 115 orang dari S1 farmasi, 121 orang dari S1 bidan, 118 orang dari profesi bidan, dua orang dari profesi perawat, 22 orang dari D3 perawat, 33 orang dari D3 farmasi dan 27 orang dari D3 bidan. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/