26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Kunjungi Hutan Bakau di Sumut Bareng Ilmuwan USU

Foto: Istimewa
HUTAN BAKAU: Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, mengunjungi hutan bakau di Sumut, Rabu (20/3/2019).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, mengunjungi hutan bakau di Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (20/3/2019). Dalam kunjungan itu, Rob Fenn bersama ilmuwan Universitas Sumatera Utara (USU) yang sedang meneliti perlindungan hutan bakau bekerjasama dengan ilmuwan Aberystwyth University di Britania Raya.

“Perlindungan hutan bakau penting untuk mengurangi efek-efek dari bencana alam, perubahan iklim, dan mendorong industri perikanan,” kata Rob Fenn saat mengunjungi hutan bakau yang direhabilitasi oleh komunitas lokal, bekerjasama dengan dua ilmuwan dari USU Medan dan ilmuwan Inggris.

Kedua peneliti USU tersebut adalah Dr Irda Safni (mengerjakan riset peningkatan produksi padi di bawah kemitraan Kemenristekdikti dan British Council) dan Dr Muhammad Basyuni (mengerjakan riset ekosistem hutan bakau di bawah kemitraan DIPI/LPDP dan UK Research and Innovation).

Sedangkan penelitian hutan bakau di Sumatera Utara yang dilakukan oleh Dr Mohammad Basyuni dari USU dan Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University mendapatkan dana riset sebesar 11,5 miliar rupiah.

Adapun pendanaan rehabilitasi hutan bakau tersebut berasal dari Newton Fund dan DIPI & LPDP. Newton Fund adalah dana bantuan pemerintah Inggris untuk kemitraan UK-Indonesia Science & Technology Partnership, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial.

Melalui kerjasama Newton Fund ini, Inggris bekerjasama dengan beberapa lembaga pendanaan riset seperti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Foto: Istimewa
Peneliti USU yang menerima bantuan dana riset dari Newston Fund, akan meneliti mengenai hutan bakau di Indonesia.

Selain meneliti mengenai hutan bakau, para peneliti yang menerima dana dari Newton Fund tersebut, juga akan mempelajari bagaimana meningkatkan produksi padi di Sumatra Utara melalui keasaman tanah.

Usai mengunjungi USU dan hutan bakau, Rob Fenn juga dijadwalkan bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Kamis (21/3), untuk berdiskusi aspek-aspek kerjasama di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama pemerintah Inggris dan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan: “Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan dapat kita gali untuk kerjasama yang lebih erat. Melalui kerjasama di bidang riset, saya berharap Inggris dapat membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumatera Utara dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya. Inggris menanam investasi di Indonesia sebesar 1,7 triliun rupiah untuk mendukung iklim bisnis dan mengembangkan teknologi digital. Melalui program second cities, kami ingin memastikan bahwa dampak dari dukungan yang kami berikan dapat juga dirasakan oleh wilayah-wilayah di luar Jakarta.”

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, mengatakan: “Sebuah kebanggaan bagi kami bahwa para peneliti Sumatera Utara berhasil mendapatkan pendanaan dari kemitraan riset dan inovasi pemerintah Inggris dan Indonesia. Kesempatan ini tidak hanya akan membantu mengembangkan potensi dan kapasitas para periset, tapi juga berdampak nyata – baik dalam peningkatan produksi padi dan perlindungan hutan bakau, hingga ke pengembangan ekowisata yang memacu perekonomian daerah Sumatera Utara.” (rel/mea)

Foto: Istimewa
HUTAN BAKAU: Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, mengunjungi hutan bakau di Sumut, Rabu (20/3/2019).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Dubes Inggris dan Timor Leste, Rob Fenn, mengunjungi hutan bakau di Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (20/3/2019). Dalam kunjungan itu, Rob Fenn bersama ilmuwan Universitas Sumatera Utara (USU) yang sedang meneliti perlindungan hutan bakau bekerjasama dengan ilmuwan Aberystwyth University di Britania Raya.

“Perlindungan hutan bakau penting untuk mengurangi efek-efek dari bencana alam, perubahan iklim, dan mendorong industri perikanan,” kata Rob Fenn saat mengunjungi hutan bakau yang direhabilitasi oleh komunitas lokal, bekerjasama dengan dua ilmuwan dari USU Medan dan ilmuwan Inggris.

Kedua peneliti USU tersebut adalah Dr Irda Safni (mengerjakan riset peningkatan produksi padi di bawah kemitraan Kemenristekdikti dan British Council) dan Dr Muhammad Basyuni (mengerjakan riset ekosistem hutan bakau di bawah kemitraan DIPI/LPDP dan UK Research and Innovation).

Sedangkan penelitian hutan bakau di Sumatera Utara yang dilakukan oleh Dr Mohammad Basyuni dari USU dan Dr Peter Bunting dari Aberystwyth University mendapatkan dana riset sebesar 11,5 miliar rupiah.

Adapun pendanaan rehabilitasi hutan bakau tersebut berasal dari Newton Fund dan DIPI & LPDP. Newton Fund adalah dana bantuan pemerintah Inggris untuk kemitraan UK-Indonesia Science & Technology Partnership, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam perekonomian dan sosial.

Melalui kerjasama Newton Fund ini, Inggris bekerjasama dengan beberapa lembaga pendanaan riset seperti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Foto: Istimewa
Peneliti USU yang menerima bantuan dana riset dari Newston Fund, akan meneliti mengenai hutan bakau di Indonesia.

Selain meneliti mengenai hutan bakau, para peneliti yang menerima dana dari Newton Fund tersebut, juga akan mempelajari bagaimana meningkatkan produksi padi di Sumatra Utara melalui keasaman tanah.

Usai mengunjungi USU dan hutan bakau, Rob Fenn juga dijadwalkan bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Kamis (21/3), untuk berdiskusi aspek-aspek kerjasama di bidang pendidikan, investasi, teknologi dan lingkungan.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerjasama pemerintah Inggris dan pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan: “Dengan potensi yang gemilang dari Sumatera Utara, banyak kesempatan dapat kita gali untuk kerjasama yang lebih erat. Melalui kerjasama di bidang riset, saya berharap Inggris dapat membangun lebih banyak kolaborasi dengan Sumatera Utara dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya. Inggris menanam investasi di Indonesia sebesar 1,7 triliun rupiah untuk mendukung iklim bisnis dan mengembangkan teknologi digital. Melalui program second cities, kami ingin memastikan bahwa dampak dari dukungan yang kami berikan dapat juga dirasakan oleh wilayah-wilayah di luar Jakarta.”

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, mengatakan: “Sebuah kebanggaan bagi kami bahwa para peneliti Sumatera Utara berhasil mendapatkan pendanaan dari kemitraan riset dan inovasi pemerintah Inggris dan Indonesia. Kesempatan ini tidak hanya akan membantu mengembangkan potensi dan kapasitas para periset, tapi juga berdampak nyata – baik dalam peningkatan produksi padi dan perlindungan hutan bakau, hingga ke pengembangan ekowisata yang memacu perekonomian daerah Sumatera Utara.” (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/