MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan dosen dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengikuti pelatihan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah dari Tanoto Foundation. Pelatihan ini diharapkan menjadi acuan dosen dalam mengajar di kampus.
Kordinator Nasional Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) Mitra, Ajar Budi Kuncoro mengatakan, Tanoto Foundation memiliki program untuk mengintegrasikan antara LPTK dengan sekolah. Pelatihan hari ini adalah latihan dosen berkaitan dengan pembelajaran aktif.
Apalagi, kata Budi, dosen mempunyai dua tugas utama yakni mempersiapkan calon guru dan mendampingi para guru yang ada di sekolah. Dengan pelatihan ini, dosen diharapkan bisa mengajarkannya kepada calon guru (mahasiswa) di kampus sehingga nantinya calon guru bisa mengajar secara profesional.
“Pelatihan pembelajaran aktif ini diikuti 76 dosen dan dilakukan selama 3 hari. Hari pertama teori, hari kedua persiapan praktik dan hari ke tiga praktik mengajar di kampus langsung,” katanya didampingi Teacher Training Institut (TTI) Coordinator Provinsi Sumut, Prof Dr Sri Minda Murni MS, di Medan, Sabtu (23/2).
Budi melanjutkan, dengan proses pembelajaran aktif ini, bukan lagi dosen yang aktif tetapi mahasiswanya. Dosen tidak menjadi satu-satunya sumber belajar tapi mahasiswa yang harus banyak berperan.
“Ketika dosen menerapkan pembelajaran aktif maka calon guru ini akan mempraktikan pembelajaran aktif. Dosen menjadi model, jika tidak mempersiapkan dengan baik pasti ketika mahasiswa menjadi guru maka mereka akan mengajar secara aktif,” tuturnya.
Wakil Rektor 1 UMSU, Dr Muhammad Arifin, M.Hum menambahkan, pihaknya berterimakasih kepada Tanoto Foundation yang telah memberikan kepercayaan untuk bermitra dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran pendidikan. Pelatihan pembelajaran aktif ini diharapkan bisa ditularkan kepada dosen yang lainny karena tidak seluruhnya bisa dibiayai oleh Tanoto Foundation.
“Selama ini pemikiran orang, dosen adalah sumber utama pembelajaran padahal itu harus dirubah. Mahasiswa harus berperan aktif, apalagi di bidang pendidikan mereka akan menjadi guru. Kita berharap, model pembelajaran aktif ini bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.
Sementara itu, Liaison Officer UINSU, Dr.Mardianto M.Pd menambahkan, sebelum tahun 2000, perguruan tinggi terbaik adalah yang paling banyak perpustakaan. Dan setelah tahun 2000, perguruan terbaik adalah yang dosennya banyak membawa masalah ke kampus dan bisa memecahkannya.
Tanoto Foundation, menjembatani itu. Di mana dosen-dosen diajak ke sekolah dan lembaga-lembaga melihat ternyata banyak masalah dan masalah ini dibawa ke kampus dan dipecahkan bersama dengan mahasiswa.
“Itulah yang kami dapat dari Tanono Foundation, membawa paradigma baru. Di UINSU ada sekitar 1.200 dosen dan yang sudah dilatih pembelajaran aktif sebanyak 30 dosen dan pembelajaran tersebut akan kami sebarkan,” tandasnya. (rel/ram)